Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehDoddy Bambang Hartanto Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Sejarah Film 1872 : Leland Standford & Eadweard Muybridge merekam gerak dan gaya kuda dengan memanfatkan 12 kamera foto yang ditempatkan secara sejajar di sekililing lintasan pacuan, namun percobaan tersebut gagal dikarenakan gambar dari 12 kamera tsb tidak fokus. 1877 : Leland Standford, Eadweard Muybridge & John D. Isaacs, dengan melibatkan Isaacs yang seorang insinyur, mereka melakukan percobaan yang sama, namun kali ini Issacs menambahkan jumlah kameranya menjadi 24 kamera foto yang tempatkan secara sejajar dan dihubungkan ke sebuah alat elektronik batrai. Pada percobaan kali ini mereka berhasil merekam gerakan langkah dan lari seekor kuda.
2
1882 : Etienne Jules Merrey seorang doktor psikologi asal Prancis menyempurnakan apa yang dilakukan oleh Muybridge dan Isaccs dengan menggunakan alat photographic gun. Alat ini mendokumentasikan gerak hewan dengan lebih detil dengan kemampuan merekam 12 gambar dalam setiap detiknya
3
1895 : dikenal sebagai tahun dimana awal adanya sebuah sinema. Pada tanggal 28 des 1895, Lumiere bersaudara Louis dan Auguste mempertunjukan cinematograph untuk pertama kalinya kpd masyarakat Paris di sebuah cafe hanya dengan membayar 1 franc. Jadi hingga saat ini hal itulah yang dianggap menjadi hari dimana sebuah sinema itu ada.
4
David Bordwell & Kristin Thompson
Definis Dokumenter David Bordwell & Kristin Thompson Menurutnya bahwa inti dari film dokumenter adalah untuk menyajikan informasi yang faktual tentang dunia di luar film itu sendiri. Bedanya dengan fiksi adalah dalam pembuatannya tidak ada rekayasa baik dari tokohnya (manusia), ruang (tempat), waktu dan juga peristiwanya. Misbach Yusabiran dokumenter adalah suatu dokumentasi yang diolah secara kreatif dan bertujuan untuk mempengaruhi (melakukan persuasi) kepada penontonnya. Dengan definisi ini, film dokumenter seringkali menjadi sangat dekat dengan film-film yang bernuansa propaganda.
5
Membedakan Dokumenter
FILM DOKUMENTASI FILM DOKUMENTASI adalah sebuah perekaman gambar dan suara yang hanya merekam kejadian faktual dan aktual tanpa ada pretensi apapun terutama penceritaan. Intinya hanya sekedar merekam belaka tanpa ada ‘embel-embel’ tertentu dan tidak memiliki ideologi yang ingin disampaikan kepada penontonnya. JUNALISTIK TELEVISI JUNALISTIK TELEVISI adalah sebuah tayangan yang menggunakan perekaman gambar dan suara yang faktual, namun biasanya tayangan tersebut sudah melalui unsur editing untuk disesuaikan dengan naskah pemberitaan. Jadi dalam jurnalistik televisi sudah ada ideologi dan tujuannya, artinya biasanya saat merekam sudah terjadi pemilihan / seleksi gambar dan suara, tentu saja yang sesuai dengan ideologi dan tujuan tayangan tersebut.
6
FILM DOKUMENTER FILM DOKUMENTER adalah sebuah film yang menggunakan perekaman gambar dan suara yang faktual dan aktual. Film tipe ini juga memiliki tujuan dan ideologi, sehingga seringkali dikaitkan dengan jurnalistik. Namun yang membedakan antara dokumenter dengan tipe audio-visual lainnya adalah storytelling (penceritaan) di mana jurnalistik dan dokumentasi tidak memilikinya.
7
Laporan Perjalanan Sejarah Potret atau biografi Perbandingan
Bentuk Bertutur Laporan Perjalanan Sejarah Potret atau biografi Perbandingan Kontradiksi Ilmu Pengetahuan Rekonstruksi Investigasi Buku Harian Dokudrama
8
Gaya Tipe pemaparan eksposisi (expository documentary)
Tipe ini terhitung konvensional, umumnya merupakan tipe format dokumenter televisi yang menggunakan naratir sebagai penutur tunggal, karena itu narasi atau narator disini disebut sebagai voice of God, karena aspek subjektivitas narator. Contoh, kemasan umum Discovery Chanel dan National Geographic Tipe observasi (observational documentary) Tipe ini cenderung tidak menggunakan narator. Konsentrasinya pada dialog antar subjek-subjek. Pada tipe ini sutradara menepatkan posisinya sebagai observator
9
Tipe interaktif Sutradara berperan aktif dalam filmnya, sehingga komunikasi si sutradara dengan subjeknya ditampilkan dalam gambar. Tujuannya untuk memperlihatkan adanya interaksi langsung antara sutradara dengan subjek. Contoh, Citizen four, karya laura poitras. Tipe refleksi Tipe ini cenderung menekankan bahwa mata film yang merekam berbagai realita yang disusun kembali berdasarkan pecahan pecahan shot yang dibuat. Contoh, Film Shape of the Moon, karya Leonard Retel Helmrich Tipe Performatif Gaya ini yang mendekati film fiksi, karena yang lebih diperhatikan adalah kemasannya harus semenarik mungkin. Sangat mementingkan alur penuturan dan plot. Contoh, Film Bella Vita, Karya Jason Baffa
10
Riset Data tulisan Buku, majalah, suratkabar, surat, selebaran
Data visual Foto, film, video, lukisan, poster, patung, ukiran Data suara Bunyi bunyian, musik, lagu Data mengenai subjek, narasumber, informan Data lokasi Tempat kejadian atau peristiwa
11
Fenomena akulturasi Budaya Tema
Tahapan Produksi *Dari Film South Coast Diary, karya Amin Panji Wijaya* A. Pra Produksi Judul Film : South Coast Diary Ide Pokok : Fenomena akulturasi Budaya Tema Tentang Ombak di Cimaja yang menarik perhatian dunia sehingga menciptakan fenomena budaya di daerah tersebut
12
Premis Film Sejak akhir tahun 80 an ombak di pantai Cimaja mulai dikenal oleh para peselancar dunia sebagai salah satu ombak yang atraktif dan konsisten. Bagi masyarakat lokal, potensi alam ini menjadi salah satu pemeran dalam membentuk karakter masyarakat di kehidupan sosial. “Keterbukaan” sebagian masyarakat Cimaja dalam kehidupan sehari hari telah menciptakan nilai nilai positif dalam proses percampuran budaya.
13
Film Statement Film dokumenter South Coast Diary yang berdurasi menit ini akan di produksi dengan menggunakan media digital berwarna. South Coast Diary memaparkan tentang kehidupan atau gaya hidup sejumlah masyarakat yang hidup dari ombak dan olahraga selancar air di salah satu pantai selatan Indonesia. Karya ini akan didistribusikan melalui festival film selancar internasional, website komunitas selancar air dan pemutaran film lokal dengan sasaran penonton yang terdiri dari masyarakat usia produktif, baik nasional maupun internasional. Untuk eksibisi nasional, film ini diharapkan mampu menjadi refleksi bagi masyarakat yang tinggal di kota atau daerah lain di Indonesia tentang arti pentingnya keterbukaan. Dan bagi masyarat internasional, keterbukaan dan keindahan yang tergambar di setiap scenenya akan menjadi promosi pariwisata dan budaya.
14
Treatment Film South Coast Diary Nuansa kehidupan Masyarakat pesisir Pantai Selatan
Pagi hari dalam perjalananya menuju suatu tempat di Cimaja, Alexis, Pemuda 24 tahun yang lahir dari percampuran budaya antara Sunda dan Jerman, sambil mengendarai Volkswagen Seri Combinya menceritakan tentang kehadiran nya kembali di kampung halaman yang telah ditinggalkannya selama 15 tahun, lalu dia memutar sebuah lagu lewat perangkat suara yang ada di dalam mobilnya Pagi hari di sekitar pantai terlihat beberapa wisatawan asing yang berbaur dengan pemuda lokal tengah mempersiapkan diri untuk menari diatas ombak yang menggeliat bersama papan surfing nya ( Credit ).
15
Sore hari tidak jauh dari Pantai, di sebuah cafe, Nurda seorang nenek yang sudah 20 tahun lebih menikah dengan pria Australia sedang mempersiapkan dirinya untuk “show” menjamu para tamunya dimalam hari, sembari merias wajahnya, Nurda bercerita tentang bagaimana Ombak Cimaja telah berdampak pada kehidupannya hingga sekarang. Nurda adalah sosok yang berhasil dalam membina rumah tangga dan usahanya bersama suaminya. Ketika malam tiba, di Café yang telah dia bangun selama bertahun tahun bersama suaminya, Nurda sudah siap dengan mikrofonnya menyanyikan tembang “rock n roll” tahun 80an. Alexis bersama dengan pemuda lokal lainnya dan para wisatawan asing tengah ber joget ria menikmati alunan lagu yang dinyanyikan Nurda, Semuanya berbaur menikmati malam diatas lantai dansa sambil melepas lelah setelah seharian menari diatas ombak.
16
Adzan Subuh berkumandang, setelah menyelesaikan Sholat subuh berjamaah, Iman Gimbal(1) bersiap siap dengan aktifitasnya mengantar anak kesekolah dan pergi ke pantai untuk bermain Selancar. Iman adalah peselancar lokal yang mampu menafkahi satu orang istri dan dua orang anaknya hanya dengan bermain selancar. Dalam perjalanannya menuju ke Pantai Iman bercerita tentang bagaimana dia menjalani hari harinya tinggal di pesisir selatan. Mengimbangi gaya hidup ketika berada diluar rumah dengan urusan rumah tangga adalah tantangan tersendiri bagi Iman. Akibat gaya hidupnya di pantai, percecokan dengan istri pun tak jarang terjadi. Dari kejauhan Evan warga Australia dan suami dari Nurda tampak menyaksikan Iman sedang berselancar. Evan teringat akan masa mudanya dulu ketika pertama kali menginjakan kakinya di Cimaja, Evan menceritakan keramahan daerah tersebut sehingga membuatnya lebih memilih untuk tinggal di “surga” para peselancar, Cimaja.
17
Dibagian pantai lainnya tampak beberapa bocah berusia dibawah 12 tahun mewarnai pemandangan sore hari, berbagi ombak dan papan seluncur adalah aktifitas rutin yang mereka lakukan sepulang sekolah. Bagi anak anak pesisir, gadget tidak lebih menarik daripada menari mengikuti ombak diatas papannya. Tak lama kemudian Alexis, Iman (2) dan beberapa wanita asing datang untuk bergabung bersama anak anak menyatu dengan deburan ombak pantai selatan, Keakraban yang terjalin antara anak anak lokal dan wisatawan asing menjadi salah satu ciri khas daerah tersebut.
18
Di bibir pantai menjelang malam, setelah lelah berselancar Iman (2), Alex dan beberapa peselancar yang lain bersantai bersama mengitari api unggun yang menerangi senja. Iman yang besar di pesisir pantai menceritakan suka duka nya selama berselancar, terutama cerita tentang kehidupan keluarganya. Suatu ketika, Iman(2) yang menikah dengan wanita asal Hawai, berkeinginan untuk menghadiri pesta ulang tahun anaknya di negeri seberang. Namun karena berbagai alasan Iman tidak dapat mewujudkanya dikarenakan masalah birokrasi imigrasi, dengan rasa sedih Iman hanya mampu menyaksikan pesta tersebut dari video yg di unggah ke media sosial. Sambil mengendarai mobilnya, Alexis merenungkan kembali cerita dan kehidupan orang orang yang ditemuinya di Cimaja (para narasumber), memutuskan untuk kembali ke Jerman atau menetap di Indonesia menjadi pilihan yang berat buat Alexis. Ending (credit tittle)
19
A. Proposal Penjelassan mengenai film (film statement) Latar belakang dan kebutuhan setting/lokasi Pendekatan, struktur dan gaya Jadwal produksi Biaya (estimasi budget) Penonton dan pendistribusian Curriculum vitae
20
Produksi Proses Syuting Pascaproduksi Naskah Editing
21
Pascaproduksi Naskah Editing
22
Offline Online Scorring Foley Artist Audio Mixing Married Print Film ReleasePromosi Eksibisi
Presentasi serupa
© 2025 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.