Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Upper and Lower Limbs Anatomi

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Upper and Lower Limbs Anatomi"— Transcript presentasi:

1 Upper and Lower Limbs Anatomi
Create By: Hendra Kuganda

2 Upper Limb

3 Dislokasi art. Acromioclavicula. Terjadi bila terjadi
Winged Scapula: Cedera n. thoracis longus  paralisis m. serratus anterior  bagian medial-inferior scapula bergerak ke lateral dan posterior menjauhi dinding thorax  scapula tampak seperti sayap (terutama saat mengangkat lengan). Shoulder Separation: Dislokasi art. Acromioclavicula. Terjadi bila terjadi ruptur lig. acromioclavicular dan lig. coracoclavicular  bahu terpisah dari clavicula dan jatuh. Shoulder Separation Grade 2 Grade 3

4 Dislokasi art. glenohumeral:
Dislokasi >> ke arah inferior, krn ada arcus coraco-acromial dan rotator cuff  cegah dislokasi ke superior. Dibagi menjadi: dislokasi anterior dan posterior, tergantung gerakan caput humeri thd tuberculum infraglenoidale. Tendinopathy and Impingement of rotator cuff: Rotator cuff muscles: m. supraspinatus, m. infraspinatus, m. teres minor, dan m. subscapularis  fiksasi art. glenohumeral. Cedera >> pada tendo m. supraspinatus  tidak bisa menginisiasi abduksi. Degenerative tendinitis of rotator cuff: krn repetitive use (misal baseball pitcher) Impingement of rotator cuff: m. rotator cuff bergesekan dgn arcus coracoacromial  inflamasi.

5 Fraktur clavicula: >> di 1/3 lateral, pada anak2. Fragmen medial clavicula terangkat krn m. SCM, fragmen lateral jatuh (shoulder drop), dan proksimal humerus tertarik ke medial krn m. pectoralis major. Pada anak, fraktur terjadi inkomplit, disebut greenstick fracture. Fraktur Humerus: >> di collum chirurgicum, pada lansia osteoporosis. Pada tuberculum majus : avulsion fracture. Direct contact bagian humerus dgn nervus: collum chirurgicum: n. axillaris, sulcus radialis: n. radialis, akhir distal: n. medianus, epicondylus medial: n. ulnaris Fraktur scapula: Banyak terjadi pada acromion. Fraktur scaphoid: Fraktur carpal tersering. Fraktur – avaskuler – nekrosis – degenerasi; diTx bedah penyatuan os carpal = arthrodesis Fraktur hamatum: Bisa melukai n. et a. ulnaris Fraktur metakarpal: Fraktur metakarpal 5 (boxer’s fracture) Fraktur falang: Distal – comminuted, painful hematome. Proksimal – hati2 tendon flexor

6 Humeral fracture Clavicle fracture Scaphoid fracture

7 Galleazzi’s Fracture:
Colles’ Fracture: Fraktur distal radius dimana fragmen distal terdorong ke dorsal, sering disertai fraktur proc. styloideus ulna  dinner fork deformity. >> wanita tua, osteoporosis, jatuh bertumpu pd tangan (dorsifleksi). Smith’s Fracture: Fraktur distal radius dimana fragmen distal terdorong ke ventral/anterior (kebalikan Colles) Galleazzi’s Fracture: Fraktur corpus radius dengan dislokasi ujung distal ulna Monteggia’s Fracture: Fraktur corpus ulna dengan dislokasi caput radii. Subluksasi caput radii (Incomplete dislocation): = Nursemaid’s elbow, pulled elbow >> Anak kecil, perempuan. Nursemaid’s elbow

8 Monteaggi’s fracture Galeazzi’s fracture

9 Claw Hand (main en griffe):
Karena lesi n.ulnaris bagian distal  atrofi m. interosseus tangan dengan hiperekstensi art. metacarpophalangeal dan fleksi art. interphalangeal Drop Hand/ Wrist Drop: Karena lesi pada n. radialis  paralisis extensor pergelangan tangan dan jari2 Ape hand: Karena lesi n. medianus  deformitas dgn ekstensi ibu jari di bidang yg sama dgn telapak dan jari Drop Hand Ape Hand

10 Obstetrical Hand (accoucheur’s hand):
Posisi tangan pada tetanus atau muscular dystrophy; jari terfleksi pada art. metacarpophalangeal dan terekstensi pada art. phalangeal, dengan ibu jari terfleksi dan adduksi ke telapak tangan, seperti tangan saat vaginal exam. Volkmann’s Contracture: Deformitas fleksi pada jari tangan, dan kadang pergelangan tangan, tungkai bawah, juga kaki. Compartment syndrome → ischemia → nekrosis irreversibel jaringan otot → pemendekan otot secara permanen → fleksi terus menerus.

11 Dupuytren’s Contracture
Lateral humeral epicondylitis (tennis elbow): Penggunaan berulang otot2 extensor superficial antebrachii → inflamasi epicondylus lateral (tempat perlekatan dari tendo otot2 extensor) Tennis Elbow Dupuytren’s Contracture Dupuytren’s Contracture: Fascia dan aponeurosis palmaris memendek, menebal, dan fibrosis → menarik jari 4 dan 5 sehingga mengalami fleksi parsial. Grade 1 Grade 2 Grade 3

12 Cubital Tunnel syndrome:
Penekanan n. ulnaris saat melewati cubital tunnel. Cubital tunnel = saluran yang terbentuk oleh arcus tendineus m. flexor carpi ulnaris yang mengubungkan humerus dan ulna. Tanda gejala: lesi n. ulnaris pada sulcus ulnaris di posterior epycondylus medialis. Guyon Tunnel Syndrome: Penekanan n. ulnaris saat melewati canalis ulnaris (Guyon tunnel). Guyon tunnel = saluran yanng dibentuk oleh os pisiform dan hammulus os hammati Carpal Tunnel Syndrome: Penekanan struktur-struktur yang melewati carpal tunnel (canalis carpalis), terutama n. medianus. Canalis carpalis = saluran yang berada di pergelangan tangan dan dibentuk oleh os carpal dan retinaculum flexorum. Tanda gejala: paresthesia, hypoesthesia, atau anesthesia pada 3 ½ lateral jari tangan

13 Cubital Tunnel Syndrome
GuyonTunnel Syndrome Carpal Tunnel Syndrome

14 Polydactyly : Jumlah jari tangan/kaki >5
Ectrodactyly Polydactyly : Jumlah jari tangan/kaki >5 Syndactyly: Jari-jari menyatu, bisa membranosa (dihubungkan membran, seperti kaki bebek) atau osseosa (tulangnya ikut menyatu). Ectrodactyly: Kelainan kongenital dimana tidak terdapat 1/lebih jari. Disebut juga split hand/foot, atau capit lobster. Polydactyly Syndactyly

15 Phocomelia Amelia: Tidak ada salah satu anggota gerak atau keduanya secara kongenital. Meromelia: Ada anggota gerak, tapi tidak sempurna (kongenital), misal: phocomelia, hemimelia. Phocomelia: Anomali meromelia yang ditandai dengan tidak adanya bagian proksimal 1 ekstremitas / lebih  kaki/tangan langsung melekat pada batang tubuh melalui tulang kecil yang ireguler.

16 Lower Limb

17 Penurunan sudut inklinasi antara collum femoris dan corpus femoris.
Coxa vara (<120O) Normal (120O -135O) Coxa valga (>135O) Coxa vara: Penurunan sudut inklinasi antara collum femoris dan corpus femoris. Coxa valga: Peningkatan sudut inklinasi antara collum femoris dan corpus femoris. Fraktur femur: >> di collum femoris, terutama pada wanita tua dgn osteoporosis. Bisa juga terjadi interthrochanterica, intracapsular, spiral (di corpus), dll. Fraktur caput femoris: rotasi lateral lower limb & gangguan supply darah → aseptic vascular necrosis. Femoral neck fracture

18 Fraktur tibia: >> di corpus pada bagian 1/3 distal (paling sempit) Tipe fraktur: 1) open, 2) transverse stress (march), atau 3) diagonal. Fraktur calcaneus: Biasanya comminuted fracture (remuk) krn jatuh pada tumit Fraktur fibula: >> di bagian distal (2-6 cm proksimal dari malleolus lateralis) dan berhubungan dengan ankle injury Fraktur malleolus medial (tibia) et lateral (fibula) → >> pada pemain sepakbola dan basket

19 Clergyman’s knee: edema yang terjadi pada ujung proximal tibia, yang terjadi pada bursitis infrapatela subcutan yang disebabkan oleh friksi berlebih antara kulit dan tuberositas tibia Housemaid’s knee: prepatelar bursitis dengan distensi bursa karena penumpukan dan membentuk pembengkakan didepan lutut. Patellar dislocation: Dislokasi patella, biasanya ke arah lateral.

20 Aspirasi articulatio genu (sendi lutut):
Knee arthroscopy: Visualisasi bagian dalam cavitas synovialis sendi lutut. Bisa juga digunakan untuk debridement dan perbaikan ligamen. Aspirasi articulatio genu (sendi lutut): Mengambil cairan pada sendi, misalnya pada effusi sendi. Knee replacement arthroplasty: Prosedur penggantian sendi lutut dengan sendi buatan, misalnya pada osteoarthritis Arthroscopy Aspirasi Arthroplasty

21 Genu valgum (knock-knee):
Angulasi lateral dari tungkai bawah terhadap paha. Karena tekanan di bagian lateral lutut jadi lebih besar maka bagian ini jadi rawan mengalami arthrosis (destruksi kartilago sendi). Genu varum (bowleg) : Angulasi medial dari tungkai bawah terhadap paha. Karena tekanan di bagian medial lutut jadi lebih besar maka bagian ini jadi rawan mengalami arthrosis (destruksi kartilago sendi).

22 Ankle Sprain merupakan injury pada ligamentum pada ankle. Dibagi menjadi eversion dan inversion sprain Inversion Sprain Terjadi saat pedis mengalami putar paksa di mana telapak kaki mengarah ke medial Letak cedera : ligamentum lateral Eversion Sprain Terjadi saat pedis mengalami putar paksa di mana telapak kaki mengarah ke lateral Letak cedera : ligamentum medial Inversion sprain Eversion sprain

23 Pott’s fracture Peregangan ligamentum deltoideum yang kuat → fraktur malleolus medialis → talus bergeser ke lateral → mengikis lepas malleolus lateralis, atau menyebabkan patahnya fibula di bagian proksimal dari articulatio tibiofibularis inferior. Dislokasi-fraktur pada pergelangan kaki ini sering disebut Pott’s Fracture

24 Compartement syndrome :
Peningkatan tekanan jaringan dalam ruang anatomis berbatas → jepit vasa dan saraf → otot ischemia→ nekrosis → nyeri, kelemahan otot, hilangnya sensorik, dan ketegangan yang dapat diraba pada ruang yang bersangkutan. Fasciotomy : Prosedur bedah insisi/ transeksi fascia dengan tujuan dekompresi (mengurangi tekanan di kompartemen)

25 Intramuscular Gluteal Injection:
Aman bila dilakukan pada kuadran superolateral gluteus atau superior terhadap garis penguhubung antara SIAP dan trochanter mayor. Dapat dilakukan juga pada daerah anterolateral, dimana jarum menembus pada tensor fascia lata. Jari telunjuk ditempelkan pada SIAS,jari tengah menempel di tuberculum illiacum  injeksi di area segitiga antara jari tengah dan telunjuk.

26 Plantar Fasciitis Inflamasi pada fascia plantaris, biasanya disebabkan overuse. Nyeri dirasa paling parah setelah duduk atau memulai berjalan di pagi hari. Pes Cavus (claw foot): Arcus longitudinal kaki sangat tinggi, bisa karena kongenital atau kontraktur ataupun gangguan keseimbangan otot. Pes Valgus: Eversi permanen dari kaki Pes Varus: Inversi permanen dari kaki Clubfoot (talipes equinovarus): Kaki inversi, ankle plantar fleksi, dan forefoot adduksi (menuju midline secara abnormal)

27 Clubfoot Pes cavus (claw foot) Pes valgus Pes varus

28 Pes planus (flatfeet):
Tidak ada arcus longitudinalis medialis pada permukaan palmar kaki. Flexible: loose/ degenerasi ligamen intrinsik → flat saat menumpu beban, tetapi terlihat normal saat biasa. Rigid: flat meskipun tidak menumpu beban Acquired: sekunder akibat disfungsi m. tibialis posterior. Pediatric flatfoot Drop foot Normal pediatric foot Drop Foot: Terkulainya kaki akibat lesi n. peronealis atau n. tibialis → kelumpuhan otot anterior betis

29 Hallux valgus : Deviasi lateral dari hallux (ibu jari kaki), krn tekanan dari sepatu atau degenerative joint diseases. Terkadang terjadi inflamasi pada kulit yang menebal pada proximal interphalang joint, terutama di kelingking (corn). Hallux valgus Bunion: Penonjolan abnormal sisi dalam capitulum metatarsal I, disertai pembentukan bursa dan dapat disebabkan / menyebabkan hallux valgus. Bunion

30 Hammer toe: Phalanx proximal mengalami dorsofleksi permanen pada art. metatarsophalangea, sedangkan phalanx media mengalami plantarfleksi permanen pada art. interphalangea proximal. Claw toe: Hiperekstensi art. metatarsophalangea dan fleksi art. interphalangea distal Hammer toe Claw toe Mallet toe

31 Arthritis : Proses inflamasi pada sendi Goutyarthritis : inflamasi pada sendi disebabkan akumulasi kristal asam urat . Biasanya di Metatarsophalang I (jempol kaki) Osteoarthritis : Inflamasi pada sendi karena proses degenerasi kartilago Biasanya di sendi lutut,hip, dan DIP Rheumathoid arthritis : inflamasi kronis degeneratif pada sendi, ada proses autoimmun. Biasanya di sendi PIP, MCP

32


Download ppt "Upper and Lower Limbs Anatomi"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google