Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

RESPONSI PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "RESPONSI PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN"— Transcript presentasi:

1 RESPONSI PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN
ASSISTANT OF FISHERIES BIOLOGY TIM ASISTEN PRAKTIKUM FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2017

2 WARNING ! This Presentation is a creation and copyright of
BIOPER UNPAD’17™Production. It is free, everyone can put on and share to others without changing partly or totality this presentation, or changing/ removing the copyright phrase inside without license from TKG UNPAD’17™ Incorporated staffs. This Presentation can not be edited any more for surety of data originality. This presentation has been protected for surety of data originality. All rights Respected All trademarks include are the properties of their respective owners TKG™ Corporation© ENERGIZE YOUR WORLD

3 Dosen Mata Kuliah Koordinator : Dra. Titin Herawati, M.Si
Dr. Ir. Ayi Yustiati, M.Sc Dr. Yuli Andriani, S.Pi., M.Si Ujang Subhan, S.Pi,. M.Si Ibnu Bangkit, S.Pi,. M.Si

4 Tim Asisten Rika Mustikawati 230110130125 Adhardiansyah 230110130135
Sona Yudha Diliana Indra Adiwiguna (PJ kelas A) line : indraadiwiguna22 Isnaeni Faizah (PJ kelas B) line : isnaenifaizah Rizki Nugraha S (PJ kelas C) line : rizki_ns14

5 Jadwal Praktikum Waktu Praktikum : Senin Perikanan A : 09.50 – 11.50
Perikanan B : – 15.00 Perikanan C : – 09.45 Ket : Waktu Tentatif, jika belum selesai dilanjut setelah selesai kuliah.

6 Tata Tertib Kehadiran wajib 100% (tidak ada susulan)
Praktikan diwajibkan datang tepat waktu Praktikan menggunakan jas laboratorium dan sandal sebelum memasuki ruangan praktikum Praktikan wajib mengumpulkan logbook praktikum sebelum memasuki laboratorium Dalam waktu 2 kali pertemuan, diadakan pre-test selama 10 menit sebelum praktikum dimulai (bagi praktikan yang terlambat hadir tidak dapat mengikuti pre- test) Praktikan wajib menandatangani daftar kehadiran Mengikuti seluruh kegiatan praktikum dengan cepat, tertib, dan cermat Berpartisipasi aktif baik dalam kegiatan praktikum maupun pembuatan laporan praktikum Bertanggung jawab atas peralatan praktikum yang digunakan Bersedia mengganti kerusakan alat praktikum yang disebabkan oleh kelalaian yang bersangkutan Bagi praktikan yang tidak berpartisipasi dalam kegiatan dan pembuatan laporan praktikum akan mendapatkan sanksi yang dapat ditentukan Sikap (Afektif) termasuk kedalam penilaian praktikum

7 PENENTUAN MORFOMETRIK IKAN

8 Fork Length (FL) : 1 -9 Standard Length (SL): 1-8 Dorsal Body Depth (DBD) : 4-16 Body Depth (BD) : 4 vertikal Head Length (HL) : 1-3 Snout Length (SNL) : 1-20 Orbit Diameter (OD) : 10-19 Postorbital Length (POL) : 19-3 Caudal Peduncle Depth (CPD) Caudal Peduncle Length (CPL) : 12-8 Predorsal Length (PDL) : 4-1 Dorsal Fin Base (DFB) : 4-6 Anal Fin Base (AFB) : 13-12 Ventral Fin Length (VFL) Lingkar Kepala Lingkar Tubuh Letak Mulut Tipe Mulut Bentuk Tubuh

9 ANALISIS ASPEK PERTUMBUHAN

10 Pengukuran Panjang Panjang standar/ Standard length (SL)
Panjang forskal/ Fork length (FL) Panjang total/ Total length (TL)

11 Pengukuran Berat

12 Hubungan Panjang dan Berat
Berat dapat dianggap sebagai suatu fungsi dari panjang, dirumuskan : W = a . Lb atau Log W = log a + b . Log L Y = a + b . X Keterangan : W = berat L = panjang, a dan b = konstanta

13 Regresi Pertumbuhan Kelompok L (TL) W (Bobot) Log L (X) Log W(Y)
Log L.Log W 1 2 3 4 5 6 ..... ∑ log L ∑ log W ∑ (Log L)2 ∑ (Log W)2 ∑Log L.Log W

14 Regresi Pertumbuhan 𝐥𝐨𝐠 𝐚= 𝐥𝐨𝐠 𝐖× ( 𝐥𝐨𝐠 𝐋 ) 𝟐 − 𝐥𝐨𝐠 𝐋 × ( 𝐥𝐨𝐠 𝐋× 𝐥𝐨𝐠 𝐖) 𝐍 × ( 𝐥𝐨𝐠 𝐋 ) 𝟐 − ( 𝐥𝐨𝐠 𝐋 ) 𝟐 𝐛 = 𝐥𝐨𝐠 𝐖 −(𝐍× 𝐥𝐨𝐠 𝐚) 𝐥𝐨𝐠 𝐋 𝐑 𝟐 = ( 𝐍)( 𝐥𝐨𝐠 𝐋.𝐥𝐨𝐠 𝐖)−( 𝐥𝐨𝐠 𝐋)( 𝐥𝐨𝐠 𝐖 ) 𝟐 [(𝐍( 𝐥𝐨𝐠 𝐋 𝟐 ) − 𝐥𝐨𝐠 𝐋 𝟐 ][(𝐍( 𝐥𝐨𝐠 𝐖 𝟐 ) − 𝐥𝐨𝐠 𝐖 𝟐 ]

15 Hubungan panjang dan berat dapat dilihat dari nilai konstanta b (Effendi 1997) :
Bila b = 3, hubungan yang terbentuk adalah isometrik (pertambahan panjang seimbang dengan pertambahan berat). Bila b ≠ 3 maka hubungan yang terbentuk adalah allometrik, dimana ; Bila b > 3 maka hubungan yang terbentuk adalah allometrik positif yaitu pertambahan berat lebih cepat daripada pertambahan panjang, menunjukkan keadaan ikan tersebut montok. Bila b < 3, hubungan yang terbentuk adalah allometrik negatif yaitu pertambahan panjang lebih cepat daripada pertambahan berat, menunjukkan keadaan ikan yang kurus.

16 ANALISIS ASPEK REPRODUKSI

17 ASPEK REPRODUKSI Rasio Kelamin Tingkat Kematangan Gonad
Indeks Kematangan Gonad Hepatosomatic Indeks (HSI) Fekunditas Ikan Diameter Telur Posisi Inti Telur (Tingkat Kematangan Telur)

18 Ciri Sekunder Ikan Jantan dan Betina

19

20 Sumber : Haryono, 2015 Karakter Jantan Betina Bentuk tubuh
Tubuh pipih memanjang dan lebih ramping Tubuh pipih memanjang dan membulat Bentuk kepala Meruncing Membulat Profil punggung Tidak terdapat lekukan antara kepala dengan punggung Cenderung melekuk antara kepala dan punggung Buncak pada pipi Ada. Tampak jelas, mulai dari pipi dekat bibir dan kepala bagian atas Tidak ada. Pipi dan kepala bagian atas halus Sirip perut Bentuk lebih kokoh. Umumnya mempunyai warna oranye yang lebih menyala dan tidak terputus Bentuk sirip tidak kokoh. Warna oranye pudar dan terputus Sirip dada Jari-jari pertama (duri) kasar Jari-jari pertama (duri) halus Bentuk saluran genital Pada ikan yang matang gonad bentuk saluran genital meruncing, warna putih Pada ikan yang matang gonad bentuk saluran genital membulat, warna kemerahan Sumber : Haryono, 2015

21 Rasio Kelamin Berdasarkan fungsi reproduksinya, ikan terbagi menjadi 2 yaitu jantan dan betina. Ciri seksual primer ditandai dengan adanya testis pada ikan jantan dan ovarium pada ikan betina. Perbandingan rasio kelamin dinyatakan dalam bentuk persentase dan juga perbandingan yang digunakan untuk memahami sifat-sifat alamiah reproduksi seperti adanya poligami dan poliandri pada ikan, sehingga dapat menentukan langkah-langkah strategis pengelolaan.

22 Tingkat Kematangan Gonad
Merupakan tahapan pada saat perkembangan gonad sebelum memijah. Tingkat kematangan gonad menurut Kesteven (Bagenal dan Braum, 1968) : Dara Dara berkembang Perkembangan 1 Perkembangan 2 Bunting Mijah Mijah/salin Salin Pulih salin Tingkat kematangan gonad menurut Effendie (1979) : TKG I TKG II TKG III TKG IV TKG V

23 Indeks Kematangan Gonad
Suatu nilai dalam persen sebagai hasil perbandingan bobot gonad dengan bobot tubuh ikan dikalikan 100%. Rumusnya : 𝐈𝐊𝐆= 𝐁𝐠 𝐁𝐰 ×𝟏𝟎𝟎%

24 Hepatosomatic Indeks HSI merupakan perbandingan bobot hati dengan bobot tubuh ikan dikalikan 100%. Rumus : 𝐇𝐒𝐈= 𝐁𝐡 𝐁𝐰 ×100%

25 Fekunditas Merupakan jumlah telur masak sebelum dikeluarkan pada waktu ikan memijah. Cara menghitung telur : cara menjumlah langsung, cara volumetrik , cara gravimetrik dan cara gabungan.

26 Cara Volumetrik Menghitung volume gonad keseluruhan (dapat dilakukan dengan memasukannya pada gelas ukur berisi air, dan menghitung selisih volume awal air saja dan volume akhir, yaitu air dan gonad). (V) Membagi kedua gonad dalam 3 bagian (anterior A, tengah T, dan posterior, P) Menghitung volume ke-3 bagian gonad tersebut di setiap gonad (jadi ada 6 bagian). (seperti pada cara yang pertama). (v) Menghitung telur pada 6 bagian telur tersebut secara manual. (x) Menghitung fekuinditas dengan memasukannya pada rumus. (X) X :  x = V : v Keterangan : X/F = Jumlah telur yang akan dicari x = Jumlah telur dari sebagian gonad V = Volume seluruh gonad v = Volume sebagian gonad contoh

27 Diemeter Telur Diameter telur digunakan sebagai pertimbangan penentuan tingkat kematangan gonad.

28 Posisi Inti Telur Posisi inti telur digunakan sebagai pertimbangan penentuan tingkat kematangan gonad. Posisi inti telur : inti ditengah, inti di kutub dan melebur.

29 ANALISIS ASPEK FOOD AND FEEDING HABITS

30 Food Habits Kebiasaan makan dan cara makan ikan secara alami bergantung kepada lingkungan tempat ikan itu hidup Kebiasaan makan ikan dipengaruhi antara lain oleh ukuran tubuh ikan, bentuk organ pencernaan, umur, lingkungan hidup ikan, dan penyebaran organisme pakan. Tingkat kesukaan makanan mencakup jenis, kualitas dan kuantitas makanan yang dimakan oleh ikan. Umumnya makanan pertama semua ikan pada fase juvenil adalah plankton (Effendie 1997).

31 Feeding Habits Cara makan (feeding habits) adalah tingkah laku ikan dalam mendapatkan makanan hingga masuk ke dalam mulut. Tingkah laku ikan berbeda-beda yang sering dihubungkan dengan bentuk tubuh yang khusus dan fungsional morfologis (Effendie 1997). Adaptasi morfologis dan tingkah laku ikan berkaitan erat dengan makanan yang dikonsumsinya (Malcolm 1995 dalam Sadiah 2006).

32 Keterangan : IPi = Index of preponderan Vi = Persentase volume satu macam makanan Oi = Persentase frekuensi kejadian satu macam makanan ∑(Vi x Oi) = Jumlah Vi x Oi dari semua jenis makanan Indeks of Preponderan (Effendie 1979) Setiap kelompok pakan dapat dikategorikan berdasarkan nilai Indeks Preponderan (IP) yaitu sebagai kelompok pakan utama bagi ikan apabila IP lebih besar dari 25%, pakan pelengkap apabila 5% ≤ IP ≤ 25% dan pakan tambahan apabila IP kurang dari 5% (Nikolsky1963).

33 Nilai indeks pilihan ini berkisar antara +1 sampai -1, apabila 0 < E < 1 berarti pakan digemari, dan jika nilai -1 < E < 0 berarti pakan tersebut tidak digemari oleh ikan. Jika nilai E=0 berarti tidak ada seleksi oleh ikan terhadap pakannya. Indeks Pilihan (Effendie 1979)

34 Tingkat Trofik Luas Relung
Tingkat trofik ikan dikategorikan menjadi tingkat trofik 2 yaitu untuk ikan yang bersifat herbivora, tingkat 2,5 untuk ikan yang bersifat omnivora dan tingkat trofik 3 atau lebih untuk ikan yang bersifat karnivora (Caddy dan Sharp 1986). Tingkat Trofik Tidak ada kriteria nilai luas relung, karena ikan yang memilki nilai luas relung yang luas berarti ikan tersebut dapat memanfaatkan makanan yang tersedia dalam jumlah besar (generalis), dan ikan yang memilki luas relung yang sempit berarti ikan tersebut selektif dalam memilih makanan yang tersedia di perairan (spesialis). Luas Relung

35 Tumpang Tindih Relung (Niche Overlap)
Tumpang tindih relung (niche overlap) terjadi jika terdapat dua atau lebih organisme memanfaatkan sumberdaya makanan yang sama. Perhitungan tumpang tindih relung (niche overlap) pakan menggunakan “Simplified Morisita Index” (Krebs, 1989 Tumpang Tindih Relung (Niche Overlap)

36 = Gambar. Kompetisi Ikan yang Tertangkap Berdasarkan Kesamaan Pemanfaatan Pakan Alami

37 Pengolahan terhadap kesamaan makanan utama yang di konsumsi oleh ikan menggunakan software minitab 15 english dengan kisaran 90% dan dihasilkan menjadi tiga kelompok, yaitu : 1) Kelompok I, yaitu terdiri dari ikan nilem, ekor pedang, nila, mujair, golsom, senggal, genggehek, paray, sepat dan sapu, mempunyai peluang kompetisi tertinggi karena mengkonsumsi fitoplankton sebagai makanan utama. 2) Kelompok II, yaitu ikan mas yang mempunyai peluang kompetisi terhadap kelompok makan zooplankton. 3) Kelompok III, yaitu ikan Bogo yang tidak mempunyai peluang kompetisi terhadap makanan dengan ikan yang lain karena ikan ini mampu memanfaatkan semua sumberdaya makanan yang ada di perairan sehingga ikan ini bersifat generalis.

38 SILAHKAN AKSES : Instagram.com/tkgunpad Follow us @sonayudha @adharrun @isnaenifaizah @indraadiwiguna @rizkinugraha_s

39 TERIMA KASIH


Download ppt "RESPONSI PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google