Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

EPIDEMIOLOGI DAN DIAGNOSIS DIABETES MELITUS TYPE II

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "EPIDEMIOLOGI DAN DIAGNOSIS DIABETES MELITUS TYPE II"— Transcript presentasi:

1 EPIDEMIOLOGI DAN DIAGNOSIS DIABETES MELITUS TYPE II
SARNIWATY KAMISSY

2 Definisi dan etimologi
Diabetes mellitus, DM  diabaínein (bhs yunani): διαβαίνειν,, tembus atau pancuran air Mellitus (bahasa Latin): rasa manis dikenal di Indonesia dengan istilah penyakit kencing manis

3 Definisi Diabetes Melitus merupakan kelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Brunner & Suddarth, 2001). Diabetes Melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetik dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat (Price, Slyvia Anderson, 1995). Diabetes Melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula atau glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Soegondo, 2002).

4 Menurut American Diabetes Association, diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin (resistensi insulin), atau kedua-duanya. Etiologi Fungsi sel pankreas dan sekresi insulin yang berkurang Perubahan karena lanjut usia sendiri yang berkaitan dengan resistensi insulin, akibat kurangnya massa otot dan perubahan vaskular. Aktivitas fisik yang berkurang, banyak makan, badan kegemukan. Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress, operasi. Sering menggunakan bermacam-macam obat-obatan. Adanya faktor keturunan.

5 Epidemiologi Secara global, pada 2010, diperkirakan 285 juta orang menderita diabetes, dengan tipe 2 sekitar 90% dari kasus insiden DM meningkat dengan cepat, dan pada tahun 2030, jumlah ini diperkirakan hampir dua kali lipat. Diabetes mellitus terjadi di seluruh dunia, namun lebih umum (terutama tipe 2) di negara-negara yang lebih maju. Peningkatan terbesar dalam prevalensi, diperkirakan terjadi di Asia dan Afrika, di mana kebanyakan pasien mungkin akan ditemukan pada tahun 2030 Peningkatan kejadian di negara berkembang mengikuti tren urbanisasi dan perubahan gaya hidup. Beberapa juga meyakini adanya faktor lingkungan, tapi masih sedikit pemahaman tentang mekanismenya.

6 Epidemiologi WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. berdasarkan pola pertambahan penduduk, diperkirakan pada tahun 2030 nanti akan ada 194 juta penduduk yang berusia di atas 20 tahun dan dengan asumsi prevalensi DM pada urban (14,7%) dan rural (7,2%) maka diperkirakan terdapat 12 juta penyandang diabetes di daerah urban dan 8,1 juta di daerah rural. Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, menunjukkan : prevalensi nasional DM berdasarkan pemeriksaan gula darah pada penduduk usia >15 tahun diperkotaan 5,7%. Prevalensi nasional Obesitas umum pada penduduk usia >= 15 tahun sebesar 10.3% dan sebanyak 12 provinsi memiliki prevalensi diatas nasional, prevalensi nasional Obesitas sentral pada penduduk Usia >= 15 tahun sebesar 18,8 %  dan sebanyak 17 provinsi memiliki prevalensi diatas nasional. prevalensi TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) pada penduduk usia >15 tahun di perkotaan adalah 10.2% dan sebanyak 13 provinsi mempunyai prevalensi diatas prevalensi nasional. proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7%. Dan daerah pedesaan, DM menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%.

7 Gb.1 Perkiraan jumlah orang dewasa dengan DM menurut kelompok umur untuk negara maju dan negara berkembang

8 Gambar 2. Prevalensi DM global menurut usia dan jenis kelamin untuk tahun 2000

9

10 Ranking Negara tahun 2000 Orang dengan DM (juta)
Tabel 1. Daftar negara dengan jumlah perkiraan kasus DM terbanyak untuk tahun 2000 dan 2030 Ranking Negara tahun 2000 Orang dengan DM (juta) Rangking Negara tahun 2030 India Cina AS Indonesia Jepang Pakistan Federasi Rusia Brasil Italia Banglades 31,7 20,8 17,7 8,4 6,8 5,2 4,6 4,3 3,2 Filipina Mesir 79,4 42,3 30,3 21,3 13,9 11,3 11,1 8,9 7,8 6,7

11 Tipe Diabetes Melitus Diabetes Tipe 1 Diabetes Tipe 2
Diabetes dalam Kehamilan Diabetes Tipe Lain

12 Klasifikasi WHOmengklasifikasikan bentuk diabetes mellitus berdasarkan perawatan dan gejala : Diabetes tipe 1 : Disebabkan rusaknya sel beta di dalam pankreas yang disebabkan atau menyebabkan autoimunitas, dan bersifat idiopatik (tidak khas). Diabetes tipe 2: yang diakibatkan oleh defisiensi sekresi insulin, seringkali disertai dengan sindrom resistansi insulin Diabetes gestasional: meliputi gestational impaired glucose tolerance, GIGT dan gestational diabetes mellitus, GDM. Diabetes tipe lain

13 Klasifikasi DM Diabetes tipe 1
- kerusakan sel β mengarah kepada defisiensi insulin absolut A. Imun B. Idiopatik Diabetes tipe 2 (80%) - defisiensi insulin relatif sampai yang predominan gangguan sekresi insulin bersama resistensi insulin Tipe spesifik lainnya A. Defek genetik dari fungsi sel β B. Defek genetik pada kerja insulin C. Penyakit pankreas eksokrin D. Endokrinopati E. Induksi obat atau bahan kimiawi F. Infeksi G. Bentuk tidak umum dari diabetes dimediasi imun H. Sindroma genetik lainnya DM kehamilan (Gestational DM)

14 Klasifikasi & Karakteristik Diabetes Melitus
Diabetes melitus tipe I: Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut baik melalui proses imunologik maupun idiopatik. Pasien diabetes tipe ini mewarisi kerentanan genetik yang merupakan predisposisi untuk kerusakan autoimun sel beta pankreas. Respon autoimun dipacu oleh aktivitas limfosit, antibodi terhadap sel pulau langerhans dan terhadap insulin itu sendiri.

15 Diabetes melitus tipe II:
Bervariasi mulai yang predominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang predominan gangguan sekresi insulin bersama resistensi insulin. Jumlah insulin normal, tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang sehingga glukosa yang masuk ke dalam sel sedikit dan glukosa dalam darah menjadi meningkat.

16 DM tipe 2 Pada tahap awal kelainan yang muncul adalah berkurangnya sensitifitas terhadap insulin, yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula di dalam darah. namun semakin parah penyakit, sekresi insulin pun semakin berkurang, dan terapi dengan insulin kadang dibutuhkan

17 Ada beberapa teori yang menyebutkan penyebab pasti dan mekanisme terjadinya resistensi ini, namun obesitas sentral diketahui sebagai faktor predisposisi terjadinya resistensi terhadap insulin, dalam kaitan dengan pengeluaran dari adipokines ( suatu kelompok hormon) itu merusak toleransi glukosa. Obesitas ditemukan pada kira-kira 90% dari pasien dunia didiagnosis DM tipe 2. Faktor lain adalah riwayat keluarga

18 glukosa Energi sel

19 PERAN INSULIN “The Best Prescription is Knowledge”
Copyright©.MediFa2004/Adip/Witri

20 60 ng/ml Individu normal Insulin plasma F A S E 1 F A S E - 2 3-5 mnt 50-60 menit waktu Penderita DM tipe-2 (Tumpul) Insulin plasma (Lebih tinggi dan lama) F A S E - 2 F A S E - 1 Waktu (Delayed Insulin secretion)

21 Glukosa dapat masuk ke dalam sel dengan mudah
Kelainan pada DM tipe 2 Penderita DM tipe 2: Glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel karena sel resisten terhadap insulin Orang normal: Glukosa dapat masuk ke dalam sel dengan mudah “The Best Prescription is Knowledge” Copyright©.MediFa2004/Adip/Witri

22 Rubin E, Reisner HM. Essential of rubin’s pathology [e-book]. 5th ed

23 Patofisiologi DM tipe 2 Bahan kuliah dr. Makbul M Aman. Diabetes melitus. Palu: FK UNISA; 2010.

24 Faktor Risiko Diabetes Mellitus
Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan Riwayat diabetes dalam keluarga Umur Jenis kelamin Faktor risiko yang dapat dikendalikan Kegemukan Tekanan darah tinggi Kadar kolesterol Toleransi glukosa terganggu Kurang gerak

25 Beberapa faktor pemicu DM:
Defek genetik sel β-cell Maturity onset diabetes of the young Mutasi Mitochondrial DNA Defek genetik pada pemrosesan insulin atau kinerja insulin Defects in proinsulin conversion Insulin gene mutations Insulin receptor mutations Defek pada pankreas Chronic pancreatitis Pancreatectomy Pancreatic neoplasia Cystic fibrosis Hemochromatosis

26 Beberapa faktor pemicu DM
Kelainan endokrin Growth hormone excess (acromegaly) Sindrom Cushing Hyperthyroidism Infeksi Cytomegalovirus Coxsackievirus B Obat-obatan Glucocorticoids /steroid Hormon Thyroid β-adrenergic agonists Statins (obat kholesterol)

27 DIAGNOSIS Berbagai keluhan dapat ditemukan pada penyandang diabetes.
Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan klasik DM seperti di bawah ini: Keluhan klasik DM berupa: poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya Keluhan lain dapat berupa: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita

28 DM TIPE II Sukar terjadi ketoasidosis Pengobatan tidak harus dengan insulin Onset lambat Gemuk atau tidak gemuk Biasanya terjadi pada umur > 45 tahun Tidak berhubungan dengan HLA Tidak ada antibodi sel islet 30%nya ada riwayat diabetes pada keluarga ± 100% kembar identik terkena DM TIPE I Mudah terjadi ketoasidosis Pengobatan harus dengan insulin Onset akut Biasanya kurus Biasanya terjadi pada umur yang masih muda Berhubungan dengan HLA-DR3 dan DR4 Didapatkan antibodi sel islet 10%nya ada riwayat diabetes pada keluarga 30-50 % kembar identik terkena

29 DIAGNOSIS 1.. Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu >200 mg/dL sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM 2. Pemerksaan glukosa plasma puasa≥ 126 mg/dL dengan adanya keluhan klasik Tes toleransi glukosa oral (TTGO). Meskipun TTGO dengan beban 75 g glukosa lebih sensitif dan spesifik dibanding dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa, namun pemeriksaan ini memiliki keterbatasan tersendiri. TTGO sulit untuk dilakukan berulang-ulang dan dalam praktek sangat jarang dilakukan karena membutuhkan persiapan khusus

30 DIAGNOSIS

31 TEST TOLERANSI GLUKOSA ORAL (T.T.G.O)
1.Makan minum seperti biasa 3 hari sebelum pemeriksaan 2.Kegiatan jasmani dilakukan seperti biasa 3.Berpuasa jam sebelum pemeriksaan 4.Pagi diperiksa KGD puasa 5. Minum larutan 75 gr glukosa dalam 250cc air (5 menit) 6.Pasien menunggu selama 2 jam dan tidak merokok 7.Diperiksa KGD 2 jam sesudah minum larutan glukosa TGT : KGD puasa normal. KGD 2 jam paska pembebanan 75 gram glukosa antara mg% GDPT: KGD Puasa mg%

32 Tanda dan Gejala Diabetes Melitus Melitus
poliuria, polidipsia, polifagia

33

34 Diagnosis

35 TERIMA KASIH


Download ppt "EPIDEMIOLOGI DAN DIAGNOSIS DIABETES MELITUS TYPE II"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google