Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehYuliana Hermawan Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Gasoline Campuran senyawa hidrokarbon
(C5 - C9 ) dengan titik didih 30 – 150 ° C dan diperoleh dari proses pengolahan crude oil Sebagai bahan bakar motor yang menggunakan busi.
2
Spesifikasi Batas minimum dan atau maksimum dari sifat-sifat produk yang diperbolehkan bagi suatu produk untuk dapat dipakai sehingga tidak mengakibatkan terjadinya kerusakan. Spesifikasi, dibuat dengan tujuan untuk melindungi alat / mesin, keselamatan pemakai serta akrab dengan lingkungan.
3
Gasoline diperoleh dari proses :
Distilasi atmosferik minyak bumi → straight run naptha Alkilasi → alkilat Isomerisasi → isomerate Cracking → cracked gasoline Reforming → reformate
4
Agar gasoline memenuhi spesifikasi
Maka dilakukan : Penambahan zat additive Blending terhadap beberapa komponen gasoline yang diperoleh dari beberapa proses.
5
Klasifikasi gasoline Berdasarkan Angka Oktana : Premium ( AO = 88 )
Pertalite ( AO = 90 ) Pertamax ( AO = 92 ) Pertamax Plus ( AO = 95 )
6
Spesifikasi gasoline, sebagai bahan bakar meliputi:
Sifat pembakaran Sifat penguapan Sifat pengkaratan Sifat kestabilan & kebersihan
7
Sifat pembakaran Pembakaran yang sempurna, yaitu : jika pembakaran yang dinyalakan oleh busi merambat lancar keseluruh ruang pembakaran untuk menghasilkan tenaga dan tidak menimbulkan ketukan ( knocking ) dalam mesin. Mutu pembakaran ditentukan oleh angka oktan riset.
8
Angka oktan riset ( research octane number )
Kualitas anti ketuk yang dimiliki bahan bakar Ketukan disebabkan pembakaran tidak sempurna Makin tinggi angka oktana → mutu lebih baik
9
Untuk menaikkan angka oktan :
Menambahkan additive, seperti : TEL ( tetra etyl lead ), MTBE ( metyl tersier butyl eter ), TML (tetra metyl lead ). Angka oktan ditentukan dengan uji standar ASTM D-2699, menggunakan mesin CFR F-1( Cooperative Fuel Research ).
10
Penambahan additive TEL yang terlalu berlebihan → umur pemakaian busi lebih pendek, menghasilkan deposit yang berlebihan sehingga merugikan dalam ruang pembakaran. Selain itu TEL dan sisa hasil pembakarannya juga bersifat racun logam berat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan → pencemaran udara lingkungan sekitarnya.
11
Ringkasan metode : Angka oktan mogas ditentukan dengan membandingkan ketukannya dengan tendensi ketukan antara camp. Isooktan dan normal heptana yang telah diketahui angka oktannya yaitu dengan membandingkan pembacaan knock meter dari contoh dan pembacaan knock meter dari dua campuran pembanding yang mengapit.
12
Sifat penguapan Diharapkan bahan bakar akan teruapkan sempurna dan terdistribusi merata didalam ruang bakar → pembakaran sempurna yang mengakibatkan mudahnya starting, pemanasan pendahuluan dan akselerasi. Bahan bakar sukar menguap → mesin sulit dihidupkan timbulkan karbon deposit Bahan bakar mudah menguap → vapor lock pembentukan butir es dlm karburator
13
Pengujian sifat penguapan :
Distilasi ASTM D-86 Reid Vapor Pressure ( RVP ) ASTM D-323.
14
Distilasi, ASTM D-86 10% volume penguapan (10% evaporation to).
Distilasi pada 10% volume penguapan memegang peranan dalam kemudahan menghidupkan mesin pada kondisi dingin. Makin rendah temperatur 10% volume penguapan pada uji distilasi, makin mudah motor dinyalakan pada kondisi dingin dan sebaliknya. 50% volume penguapan (50% evaporation to) Temperatur 50% volume penguapan bahan bakar bensin dimaksudkan untuk kecenderungan pemanasan motor (warm up).
15
90% volume penguapan (90% evaporation to)
Temperatur yang didapat pada uji distilasi 90% volume penguapan diatur untuk distribusi bahan bakar ke setiap silinder motor. Makin tinggi temperatur 90% volume penguapan pada uji distilasi, makin tidak merata distribusi bahan bakar di setiap silinder motor Titik Didih Akhir ( end point) Pengujian titik didih akhir bahan bakar dimaksudkan untuk mengetahui adanya fraksi berat yang tercampur dengan bahan bakar . Bila titik didih akhir melewati batas tersebut, maka fraksi berat bahan bakar ini akan jatuh kedalam karter, sehingga merusak pelumas.
16
Kandungan Residu (Residue)
Kandungan residu dalam bahan bakar dibatasi maksimum 2% volume agar pada aplikasinya tidak terjadi pengotoran yang berlebihan di ruang bakar motor Tekanan Uap Reid (Reid Vapour Pressure) Tekanan uap (RVP) mogas bahan bakar bensin dimaksudkan agar tidak terjadi pembentukan es pada karburator (icing carburator), vapor lock
17
Vapor lock Gelembung-gelembung yang merupakan uap dari hidrokarbon didalam saluran bahan bakar yang akan mengakibatkan penyumbatan dan menghentikan aliran bahan bakar.
18
Ringkasan metode Distilasi ASTM D-86
10 ml contoh yg telah didinginkan, diuapkan dalam labu distilasi dengan dipanaskan. Uap minyak labu didinginkan dengan media pendingin dan ditampung pada gelas penampung yang berskala, dan dibaca temperatur uapnya terhadap kenaikan % volume yang tertampung pada gelas penampung . Titik kritis yang diperhatikan ialah pada volume kondensat 10 %, 20 %, 50 % 90 % dan end point.
19
Sifat korosifitas Pada pembakaran bahan bakar, senyawa sulfur teroksidasi oleh oksigen → oksida sulfur. Oksida sulfur bereaksi dengan uap air menghasilkan asam sulfat. Asam sulfat dapat bereaksi dengan logam, terutama dalam gas buang.
20
Proses korosi S + O2 ( udara ) → SO2 SO2 + O2 ( udara ) + H2O → H2SO4
( korosif )
21
Pengujian sifat korosifitas :
Kandungan sulfur, ASTM D-1266 Doctor test, IP-30 Copper Strip Corrosion, ASTM D-130
22
Sifat kestabilan & kebersihan
Senyawa olefin dan nitrogen dalam penimbunan merupakan penyebab terjadinya gum ( getah ), sedang logam Fe & Cu merupakan katalis yang dapat mempercepat terbentuknya Existent gum. Dalam pemakaian gum akan mengendap pada saluran bahan bakar sehingga dapat mengganggu aliran bahan bakar. Sifat kebersihan Salah satu sifat kebersihan yang berhubungan dengan keselamatan dalam pemakaian, yaitu : tidak boleh korosif yang dapat menimbulkan keausan dan kerusakan pada mesin.
23
Pengujian sifat kestabilan Mogas
Existent gum, ASTM D-381 Induced Period, ASTM D-525
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.