Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
ILMU DAN LOGIKA 3 2 Sept 13 Metil/DN
2
Ilmu Berasal dari Bahasa Latin, scientia, artinya mengetahui.
Ilmu adalah rangkaian telaahan dalam mencari penjelasan dan pemahaman tentang suatu fenomena secara rasional-empiris dan sistematis. 2 Sept 13 Metil/DN
3
Logika Berasal dari Bahasa Yunani, logos = kata, fikiran atau berfikir logika berarti berkata benar, tepat, jernih, dan lurus serta dapat diterima akal sehat (fikiran). 2 Sept 13 Metil/DN
4
Ilmu dan Logika Ilmu adalah rangkaian telaahan dalam mencari penjelasan dan pemahaman tentang suatu fenomena secara rasional-empiris dan sistematis. logika berarti berkata benar, dan tepat, serta dapat diterima akal sehat 2 Sept 13 Metil/DN
5
Logika Sederhana/ Natural Kompleks/ Artifisial
2 Sept 13 Metil/DN
6
E.g.: Pakaian akan basah bila kena air
Logika Sederhana logika yang hanya dapat digunakan untuk mengemukakan atau membeda- kan masalah yang tidak terlalu kompleks. E.g.: Pakaian akan basah bila kena air Logika Kompleks logika yang direkayasa sedemikian rupa sehingga dapat mengungkapkan masalah yang sulit dan tersembunyi. E.g.: Merokok dapat merusak kesehatan. Rajin pangkal pandai i Md Inv Y C 2 Sept 13 Metil/DN
7
Logika Pengertian Dalil Pendapat Tiga pilar logika 2 Sept 13 Metil/DN
8
Pengertian: kata atau kelompok kata yang memiliki makna tertentu
Pendapat: hubungan dari dua pengertian atau lebih (copula) Dalil: hubungan antara dua pendapat atau lebih (silogisme) 2 Sept 13 Metil/DN
9
Dalam Pendapat: pengertian yang satu disebut subjek, pengertian yang lain disebut predikat.
Contoh Pendapat: Aristoteles adalah Bapak Filsafat. Aristoteles Subjek adalah Copula Bapak Filsafat Predikat Copula “adalah” menentukan keseluruhan arti dari pendapat “Aristoteles adalah Bapak Filsafat”. 2 Sept 13 Metil/DN
10
Contoh Dalil (silogisme):
Setiap negara memiliki pemerintah yang sah Indonesia adalah negara Indonesia memiliki pemerintah yang sah Kalimat 1 : adalah pendapat yang sifatnya umum (premis mayor). Kalimat 2 : adalah pendapat yang sifatnya khusus (premis minor). Kalimat 3 : adalah kesimpulan. 2 Sept 13 Metil/DN
11
Logika senantiasa tepat, namun sesuatu yang tepat tidak selalu benar.
Pada dasarnya logika hanya mempersoalkan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai kebenaran, namun tidak menjamin tercapainya kebenaran. Logika senantiasa tepat, namun sesuatu yang tepat tidak selalu benar. Ketepatan merupakan syarat mutlak untuk mencapai kebenaran, namun ketepatan saja tidak cukup untuk mencapai kebenaran. 2 Sept 13 Metil/DN
12
4 Prinsip Logis Principium identitatis dalam suatu uraian, suatu istilah hendaknya digunakan secara identik, yaitu hanya melambangkan suatu pengertian tertentu saja. Principium contradictionis dalam suatu uraian, hendaknya tidak digunakan dua atau lebih pendapat yang maknanya bertentangan (kontradiktif). Principium exclusi tertii dalam suatu uraian, hanya ada pendapat yang BENAR atau SALAH, tidak ada pendapat ketiga (tertium nondatur). Pricipium rationis sifficiensis dalam suatu uraian, kebenaran suatu pendapat harus memiliki dasar rasional yang cukup. 2 Sept 13 Metil/DN
13
DEFINISI Untuk memahami pengertian tentang suatu “hal” diperlukan adanya DEFINISI mengenai “hal” tersebut, karena tidak semua hal dapat difahami dengan mudah. DEFINISI adalah pengertian yang lengkap dengan suatu “hal”, yang mencakup semua unsur yang menjadi ciri utama “hal” tersebut. 4 Pendekatan 2 Sept 13 Metil/DN
14
Definisi Demonstratif, e.g. “gadis itu cantik”, “rumah ini mewah”.
Definisi Biverbal, e.g. “lembu adalah sapi”, “pengarang lagu adalah pencipta lagu”. Definisi Extensif, e.g. “manusia adalah makhluk hidup yang mampu berfikir”. Definisi Deskriptif, e.g. “sado adalah alat transportasi tradisional, ditarik oleh seekor kuda dan dikendalikan oleh seorang kusir”. 2 Sept 13 Metil/DN
15
Fallacy Yaitu kebohongan yang disengaja dengan maksud tertentu.
2 Sept 13 Metil/DN
16
Lima Fallacy utama yang perlu diperhatikan:
Penggunaan kata-kata yang telah dibiasakan, e.g. “Marilah kita mengabadikan peristiwa ini”. Penggunaan kata-kata yang memiliki arti lain, e.g. “Bulan itu tiga puluh hari”, “Bulan bersinar di langit”. Jadi, “Bulan tiga puluh hari bersinar di langit”. Pengunaan deduksi yang salah, e.g. “Kuda itu hewan”, “Sapi bukan kuda”. Jadi, “Sapi bukan hewan”. Pengunaan pengertian mutlak dengan pengertian terbatas, e.g. “Pepes yang kita makan sekarang adalah ikan yang dibeli kemarin”, karena ikan yang dibeli kemarin adalah ikan mentah, maka “Pepes yang kita makan sekarang adalah ikan mentah”. Manipulasi angka, e.g = 5, angka 2 adalah genap, angka 3 adalah ganjil, maka genap + ganjil = 5. 2 Sept 13 Metil/DN
17
Terima Kasih 2 Sept 13 Metil/DN
18
Makna tertentu kata atau istilah tersebut tidak memiliki arti lain selain dari yang telah ditentukan. Contoh Pengertian: Fakultas Pertanian. Jurusan Budidaya Pertanian. Rumah Sakit Jiwa. Suku Anak Dalam. 2 Sept 13 Metil/DN
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.