Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehLanny Sugiarto Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
M. Hariansyah, lahir di Balikpapan pada tanggal 17 Maret 1968
M. Hariansyah, lahir di Balikpapan pada tanggal 17 Maret Pendidikan sarjana di Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor, lulus pada tahun Tahun 2007 lulus dari Program Studi Teknik Elektro ISTN ( Institut Saint dan Teknologi Nasional) di Jakarta dan Tahun 2014 lulus dari Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Program Doktor peminatan Teknik Kontrol. Tahun , karyawan PT. Powel Trafo Asia. Tahun Mendirikan PT. Basuh Power Electric.
2
PENERAPAN PLC ( PROGRAM LOGIC CONTROL) PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) BINARY CYCLE DIENG
3
LATAR BELAKANG Penggunaan energi listrik di Indonesia pada Tahun 2012 sebesar 84,43 TWh. Pada tahun 2013 naik menjadi 90,48 Tera Watt hour (TWh) rata-rata peningkatan mencapai 8,3% / tahun. PLTP binari atau ORC (Organic Rankine Cycle) adalah sebuah proses konversi panas bersuhu rendah dengan menggunakan fluida kerja tertentu untuk membangkitkan tenaga listrik. Perlu melakukan pembangunan Pembangkit Energi Listrik terutama Energi Baru Terbarukan. Salah satunya adalah PLTP binari.
4
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP)
PLTP BINARY CYCLE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) BINARY CYCLE DIENG
5
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP)
BINARY CYCLE DIENG
6
HEAT BALANCE PLTP BINARY CYCLE
7
HEAT BALANCE PLTP BINARY CYCLE
8
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP)
BINARY CYCLE DIENG
9
SISTEM KERJA PLTP BINARY CYCLE KONDISI OPERASI
Menstabilkan aliran N-Pentane di dalam kondenser Pada kondisi sistem PLTP Binary mulai dijalankan, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut Motor N-Pentane ON memompakan cairan N-Pentane CV 3 OFF, CKV 1 (check valve) ON dan CV 6 ON difungsikan untuk menstabilkan sirkulasi N-Pentane dalam kondisi cair Motor sirkulasi air dan cooling tower dalam keadaan OFF
10
SISTEM KERJA PLTP BINARY CYCLE
2. Menstabilkan aliran N-Pentane di dalam Preheater dan Evaporator Point 1 tetap dipertahankan CV 3 ON, CKV 1 ON dan CV 6 ON difungsikan untuk menstabilkan sirkulasi N-Pentane dalam kondisi cair Motor sirkulasi air dan cooling tower dalam kondisi OFF
11
3. Proses pemanasan N-Pentane
Posisi point 2 tetap dipertahankan kecuali CV 1 dan CV 2 dibuka secara perlahan lahan serta motor sirkulasi air dan cooling tower ON Jika setting point temperatur (T) dan tekanan (P) tercapai (N-Pentane berubah menjadi uap) maka CV 5 OFF, CV 6 OFF dan CV 4 ON secara perlahan-, dalam kondisi ini turbin sudah berputar pada putaran normal
12
Pressure Value (bar) Temperature Value (0C) CONTROL SYSTEM ORC RANKINE
OPTIMALLY SYSTEM AND MAXIMUM POWER OF ORC RANKINE CYCLE
13
BAHAN DAN PERALATAN SISTEM KONTROL
CONTROL PANEL Control panel merupakan lemari peletakan komponen-komponen kontrol yang terintegrasi dan bekerja sesuai sistem pengendali Pembuatan panel control
14
BAHAN DAN PERALATAN PENELITIAN
2. PERALATAN KONTROL Control valve Pressure Transmitter Thermocouple PLC FX Series FX 2N - 4AD FX 2N - 4DA HMI (GOT)
15
PROGRAM PLC KONDISI PERTAMA
Pada program diatas CV6 bekerja terlebih dahulu dengan sistem pembukaan secara langsung pada 100% untuk mensirkulasikan N-Pentane. Dengan timing tertentu program akan mengaktifkan CV3 untuk memperluas area sirkulasi N-Pentane
16
PROGRAM PLC KONDISI BRINE MEMASUKI SISTEM
Pada program diatas CV1 dan CV2 memasukan brine ke dalam sistem. CV1 dan CV2 bekerja berdasarkan sistem PID. Dalam hal ini pembukaan dan penutupan CV1 dan CV2 bergantung kepada temperatur dan tekanan media kerja.
17
PROGRAM PLC KONDISI MEDIA KERJA MEMASUKI TURBIN
CV5 mendapat aktivasi dari suhu nominal media kerja saat terjadi perubahan fasa. CV5 mendapat pengaturan penutupan dan pembukaan dari RPM meter dan diproteksi oleh gas detector. CV6 bekerja jika mengalami gangguan pada turbin.
18
KONDISI SISTEM MENGALAMI GANGGUAN
CV 1 dan CV 2 OFF difungsikan untuk menghentikan alran brine ke dalam Preheater dan Evaporator CV 4 OFF dan CV 5 ON secara perlahan-lahan difungsikan untuk mengalirkan fluida kerja ke dalam kondensor untuk proses kondensasi fasa uap menjadi fasa cair Setelah fluida kerja menjadi cair, maka motor N-Pentane OFF, motor sirkulasi OFF dan Colling tower OFF
19
SENSOR TEKANAN DAN TEMPERATUR
PRESSURE TRANSMITTER Pressure max 40 bar Output 4 – 20 mA Transducer pressure THERMOCOUPLE Thermocouple tipe K Max suhu 400 derajat Output analog Thermocouple
20
ANALISIS CONTROL VALVE
21
SISTEM INPUT-OUTPUT PARAMETER P-T PADA CONTROL VALVE
Tekanan dan temperatur di sensor oleh Pressure transmitter (tekanan) dan thermocouple (suhu) Thermocouple akan memberi sinyal analog ke FX2N – 4 AD TC dan Pressure transmitter akan memmberi sinyal analog ke FX2N- 4 AD FX2N – 4 AD dan FX2N – 4 AD TC akan memberi sinyal digital ke PLC untuk pengolahan data PLC akan memberi sinyal masukan ke FX2N – 4 DA FX2N – 4DA akan memberi masukan 4 – 20 mA ke Control Valve sesuai batas Tekanan dan Temperatur yang diinginkan untuk CV membuka/menutup 0 s.d 100 %
22
PROGRAMMING MONITORING DENGAN HUMAN MACHINE INTERFACE
Setelah melakukan programming, maka sistem set point dan monitoring dilakukan dengan sistem Human Machine Interface (HMI). Monitoring HMI
23
TAMPILAN PADA HUMAN MACHINE INTERFACE
24
SISTEM JARINGAN TEGANGAN RENDAH PLTP BINARY CYCLE
25
SISTEM JARINGAN TEGANGAN RENDAH PLTP BINARY CYCLE
No. Hasil Konsultasi Tindak Lanjut 1 Berdasarkan hasil diskusi antara Tim P3TKEBTKE dengan PT. PLN Area Distribusi Purwokerto, PT. PLN menetapkan: Sistem interkoneksi tidak menggunakan jaringan 20 kV Vektor grup transformator Yny0 ( sesuai Jawa Tengah) Tiang distribusi yang digunakan : Untuk gardu portal 350 daN, tinggi 12 meter Sistem interkoneksi atau sistem sinkronisasi dilakukan pada sisi tegangan rendah (TR) Memesan transformator sesuai kode vektor grup yang diminta Pekerjaan tegangan menengah 20 kV diganti menjadi tegangan rendah
26
Perubahan sistem sinkronisasi (interkoneksi) rencana dilaksanakan pada Tegangan Menegah 20 kV menjadi Tegangan Rendah 380 Volt mengakibatkan adanya perubahan desain, Sehingga material yang diajukan juga mengalami pergantian, antara lain: Kubikel 20 kV tidak digunakan, diganti dengan Panel Tegangan Rendah 2 jurusan, yang terpasang pada tiang gardu portal. Pekerjaan Tegangan Menegah 20 kV, menggunakan penghantar kabel A3C, 70 mm2 beserta perlengkapannya diganti tegangan rendah TR 380 V, menggunakan kabel TIC 3x35mm2 + N, beserta perlengkapanya. Dengan pemindahan gardu portal ke dekat tiang akhir milik PLN, jumlah tiang bertambah 1 (satu) set, dari 5 set menjadi 6 set. Transformator yang ditawarkan mempunyai Vektor grup Dyn5 harus diganti dengan vektor grup yang umum digunakan di Jawa Tengah (Ynyn0 ) atau (Yyn0), sehingga sinkronisasi rencananya menggunakan 1 modul, harus ditambah 1 modul sinkronisasi.
27
PERENCANAAN JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (DESAIN AWAL)
Transformator Portal Jaringan tegangan menengah 20 kV dengan trnasformator portal berada didekat Power House
28
Jaringan tegangan rendah 380 volt dengan trnasformator
PERENCANAAN JARINGAN TEGANGAN RENDAH KONTRUKSI PEMASANGAN TIANG DAN KABEL TEGANGAN RENDAH Jaringan tegangan rendah 380 volt dengan trnasformator portal berada pada SUTM PLN.
29
TRAFO PORTAL DAN PANEL TR
30
TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.