Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehHarjanti Tan Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Arca Wishnu, berasal dari Kediri, abad ke-12 dan ke-13.
KERAJAAN HINDU - BUDHA KERAJAAN KEDIRI Arca Wishnu, berasal dari Kediri, abad ke-12 dan ke-13.
2
RAJA-RAJA ZAMAN KERAJAAN KEDIRI
Sri Samarawijaya, merupakan putra Airlangga yang namanya ditemukan dalam prasasti Pamwatan (1042). Sri Jayawarsa, berdasarkan prasasti Sirah Keting (1104). Tidak diketahui dengan pasti apakah ia adalah pengganti langsung Sri Samarawijaya atau bukan. Sri Bameswara, berdasarkan prasasti Padelegan I (1117), prasasti Panumbangan (1120), dan prasasti Tangkilan (1130). Sri Jayabhaya, merupakan raja terbesar Panjalu, berdasarkan prasasti Ngantang (1135), prasasti Talan (1136), dan Kakawin Bharatayuddha (1157). Sri Sarweswara, berdasarkan prasasti Padelegan II (1159) dan prasasti Kahyunan (1161). Sri Aryeswara, berdasarkan prasasti Angin (1171). Sri Gandra, berdasarkan prasasti Jaring (1181). Sri Kameswara, berdasarkan prasasti Ceker (1182) dan Kakawin Smaradahana. Kertajaya, berdasarkan prasasti Galunggung (1194), Prasasti Kamulan (1194), prasasti Palah (1197), prasasti Wates Kulon (1205), Nagarakretagama, dan Pararaton. Sumber: Wikipedia
3
KERAJAAN KEDIRI Kerajaan Panjalu atau Kediri adalah kerajaan yang bercorak Hindu di Jawa bagian timur, berdiri sekitar tahun M. Nama-nama lainnya yang juga dikenal untuk menyebut kerajaan ini adalah Kerajaan Dhaha. Kerajaan ini merupakan salah satu dari dua kerajaan pecahan Kahuripan pada tahun 1045 (satu lainnya adalah Janggala), yang dipecah oleh Airlangga untuk dua puteranya. Airlangga membagi Kahuripan menjadi dua kerajaan untuk menghindari perselisihan dua puteranya, dan ia sendiri turun tahta menjadi pertapa. Wilayah Kerajaan Kediri adalah bagian selatan Kerajaan Kahuripan. Sumber: Wikipedia
4
PERKEMBANGAN Tak banyak yang diketahui mengenai peristiwa di masa-masa awal Kerajaan Kediri. Raja Kameswara ( ) menikah dengan Dewi Kirana, puteri Kerajaan Janggala. Dengan demikian, berakhirlah Janggala kembali dipersatukan dengan Kediri. Kediri menjadi kerajaan yang cukup kuat di Jawa. Pada masa ini, ditulis kitab Kakawin Smaradahana oleh Mpu Dharmaja, yang dikenal dalam kesusastraan Jawa dengan cerita Panji. Demikian pula Mpu Tanakung mengarang kitab Kakawin Lubdaka dan Wertasancaya Sumber: Wikipedia
5
Raja terkenal Kediri adalah Jayabaya (1135-1159)
Raja terkenal Kediri adalah Jayabaya ( ). Jayabaya di kemudian hari dikenal sebagai "peramal" Indonesia masa depan. Pada masa kekuasaannya, Kediri memperluas wilayahnya hingga ke pantai Kalimantan. Pada masa ini pula, Ternate menjadi kerajaan subordinat di bawah Kediri. Waktu itu Kediri memiliki armada laut yang cukup tangguh. Beliau juga terkenal karena telah memerintahan penggubahan Kakawin Bharatayuddha, yang diawali oleh Mpu Sedah dan kemudian diselesaikan oleh Mpu Panuluh. Raja Kertajaya yang memerintah ( ), dikenal sebagai raja yang kejam, bahkan meminta rakyat untuk menyembahnya. Ini menyebabkan ia ditentang oleh para brahmana. Kertajaya adalah raja terakhir dari kerajaan Kadiri. Penemuan Situs Tondowongso pada awal tahun 2007, yang diyakini sebagai peninggalan Kerajaan Kadiri diharapkan dapat membuka lebih banyak tabir misteri. Sumber: Wikipedia
6
Raja Jayawarsa Masa pemerintahan Jayawarsa (1104M) hanya dapat diketahui melalui prasasti Sirah Keting. Pada maasa pemerintahannya, Raja Jayawarsa memeberikan hadiah kepada rakyat desa sebagai tanda penhargaan, karena rakyat desa telah berjasa kepada raja. Dari prasasti itu diketahui Raja Jayawarsa sangat besar perhatiannya kepada rakyatnya dan berupaya meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyatnya. Sumber: Wikipedia
7
Kamesywara Memerintah 1115 – 1130 yang bergelar Sri Maharaja Rakai Sirikan Sri Kamesywara Sakalabhuawanatustikarana Sarwwaniwaryawirya Parakarama Digjayatunggadewa. Kamesywara menikah dengan Sri Kirana, puteri Kerajaan Janggala. Dengan demikian ia berhasil mempersatukan Kadiri dengan Janggala setelah terpecah sejak dipecah oleh Airlangga pada tahun 1045. Pada masa ini, ditulis kitab Smaradahana oleh Mpu Dharmaja, yang dikenal dalam kesusastraan Jawa dengan cerita Panji. Sumber: Wikipedia
8
Jayabaya Peninggalan berupa prasasti Hantang 1135, prasasti Talan (1136), dan prasasti Jepun (1144), serta Kakawin Bharatayuddha (1157). Pada prasasti Hantang (Ngantang), terdapat semboyan Panjalu Jayati, yang artinya Kadiri menang. Prasasti ini dikeluarkan sebagai piagam pengesahan anugerah untuk penduduk desa Ngantang yang setia pada Kadiri selama perang melawan Janggala. Dari prasasti tersebut dapat diketahui kalau Jayabhaya adalah raja yang berhasil mengalahkan Janggala dan mempersatukannya kembali dengan Kadiri. Kemenangan Jayabhaya atas Janggala disimbolkan sebagai kemenangan Pandawa atas Korawa dalam kakawin Bharatayuddha yang digubah oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh tahun 1157. Sumber: Wikipedia
9
Sarweswara Gelar abhisekanya ialah Sri Maharaja Rakai Sirikan Sri Sarweswara Janardanawatara Wijaya Agrajasama Singhadani Waryawirya Parakrama Digjaya Uttunggadewa. Peninggalan adalah prasasti Padelegan II, 23 September Sedangkan yang paling muda adalah prasasti Kahyunan, 23 Februari Dari prasasti-prasasti tersebut diketahui nama pejabat rakryan mahamantri saat itu ialah Mahamantri Halu Panji Ragadaha dan Mahamantri Sirikan Panji Isnanendra. Tidak diketahui pula kapan Sri Sarweswara turun takhta. Raja selanjutnya yang memerintah Kadiri berdasarkan prasasti Angin tahun 1171 adalah Sri Aryeswara.
10
Aryeswara 1171 Nama gelar abhisekanya ialah Sri Maharaja Rake Hino Sri Aryeswara Madhusudanawatara Arijamuka. Tidak diketahui dengan pasti kapan Sri Aryeswara naik takhta. Peninggalan sejarahnya berupa prasasti Angin, 23 maret Lambang kerajaan Kadiri saat itu adalah Ganesha. Tidak diketahui pula kapan pemerintah annya berakhir. Raja Kadiri selanjut nya berdasarkan prasasti Jaring adalah Sri Gandra. Wikipedia
11
Gandra Sri Gandra adalah raja Kadiri yang memerintah sekitar tahun Nama gelar abhisekanya ialah Sri Maharaja Koncaryadipa Handabhuwanapadalaka Parakrama Anindita Digjaya Uttunggadewa Sri Gandra. Tidak diketahui dengan pasti kapan Sri Gandra naik takhta. Peninggalan sejarahnya berupa prasasti Jaring, 19 November Isinya berupa pengabulan permohonan penduduk desa Jaring melalui Senapati Sarwajala tentang anugerah raja sebelumnya yang belum terwujud..
12
Dalam prasasti tersebut diketahui adanya nama-nama hewan untuk pertama kalinya dipakai sebagai nama depan para pejabat Kadiri, misalnya Menjangan Puguh, Lembu Agra, dan Macan Kuning. Tidak diketahui pula kapan pemerintahan Sri Gandra berakhir. Raja Kadiri selanjutnya berdasarkan prasasti Semanding tahun 1182 adalah Sri Kameswara.
13
Kertajaya Nama Kertajaya terdapat dalam Nagarakretagama(1365) yang dikarang ratusan tahun setelah zaman Kadiri. Bukti sejarah keberadaan tokoh Kertajaya adalah dengan ditemukannya prasasti Galunggung (1194), prasasti Kamulan (1194), prasasti Palah (1197), dan prasasti Wates Kulon (1205). Dari prasasti-prasasti tersebut dapat diketahui nama gelar abhiseka Kertajaya adalah Sri Maharaja Sri Sarweswara Triwikramawatara Anindita Srenggalancana Digjaya Uttunggadewa.
14
Kekalahan Kertajaya Dalam Pararaton Kertajaya disebut dengan nama Prabu Dandhang Gendis. Dikisahkan pada akhir pemerintahannya ia menyatakan ingin disembah para pendeta Hindu dan Buddha. Tentu saja keinginan itu ditolak, meskipun Dandhang Gendis pamer kesaktian dengan cara duduk di atas sebatang tombak yang berdiri. Para pendeta memilih berlindung pada Ken Arok, bawahan Dandhang Gendis yang menjadi akuwu di Tumapel.
15
Ken Arok lalu mengangkat diri menjadi raja dan menyatakan Tumapel merdeka, lepas dari Kadiri. Dandhang Gendis sama sekali tidak takut. Ia mengaku hanya bisa dikalahkan oleh Siwa. Mendengar hal itu, Ken Arok pun memakai gelar Bhatara Guru (nama lain Siwa) dan bergerak memimpin pasukan menyerang Kadiri. Perang antara Tumapel dan Kadiri terjadi dekat desa Ganter tahun Para panglima Kadiri yaitu Mahisa Walungan (adik Dandhang Gendis) dan Gubar Baleman mati di tangan Ken Arok. Dandhang Gendis sendiri melarikan diri dan bersembunyi naik ke kahyangan.
16
Nagarakretagama juga mengisahkan secara singkat berita kekalahan Kertajaya tersebut. Disebutkan bahwa Kertajaya melarikan diri dan bersembunyi dalam dewalaya (tempat dewa). Kedua naskah tersebut memberitakan tempat pelarian Kertajaya adalah alam dewata. Kiranya yang dimaksud adalah Kertajaya bersembunyi di dalam sebuah candi pemujaan, atau mungkin Kertajaya tewas dan menjadi penghuni alam halus (akhirat)
17
Keturunan Kertajaya Sejak tahun 1222 Kadiri menjadi daerah bawahan Tumapel. Menurut Nagarakretagama, putra Kertajaya yang bernama Jayasabha diangkat Ken Arok sebagai bupati Kadiri. Tahun 1258 Jayasabha digantikan putranya, yang bernama Sastrajaya. Kemudian tahun 1271 Sastrajaya digantikan putranya yang bernama Jayakatwang. Pada tahun 1292 Jayakatwang memberontak dan mengakhiri riwayat Tumapel. Berita tersebut tidak sesuai dengan naskah prasasti Mula Malurung (1255), yang mengatakan kalau penguasa Kadiri setelah Kertajaya adalah Bhatara Parameswara putra Bhatara Siwa (alias Ken Arok). Adapun Jayakatwang menurut prasasti Penanggungan adalah bupati Gelang-Gelang yang kemudian menjadi raja Kadiri setelah menghancurkan Tumapel tahun 1292.
18
KARYA SASTRA PADA JAMAN KEDIRI
Seni sastra mendapat banyak perhatian pada zaman Kerajaan Panjalu-Kadiri. Pada tahun 1157 Kakawin Bharatayuddha ditulis oleh Mpu Sedah dan diselesaikan Mpu Panuluh. Kitab ini bersumber dari Mahabharata yang berisi kemenangan Pandawa atas Korawa, sebagai kiasan kemenangan Sri Jayabhaya atas Janggala. Selain itu, Mpu Panuluh juga menulis Kakawin Hariwangsa dan Ghatotkachasraya. Terdapat pula pujangga zaman pemerintahan Sri Kameswara bernama Mpu Dharmaja yang menulis Kakawin Smaradahana. Kemudian pada zaman pemerintahan Kertajaya terdapat pujangga bernama Mpu Monaguna yang menulis Sumanasantaka dan Mpu Triguna yang menulis Kresnayana. KARYA SASTRA PADA JAMAN KEDIRI Seni sastra mendapat banyak perhatian pada zaman Kerajaan Panjalu-Kadiri. Pada tahun 1157 Kakawin Bharatayuddha ditulis oleh Mpu Sedah dan diselesaikan Mpu Panuluh. Kitab ini bersumber dari Mahabharata yang berisi kemenangan Pandawa atas Korawa, sebagai kiasan kemenangan Sri Jayabhaya atas Janggala. Selain itu, Mpu Panuluh juga menulis Kakawin Hariwangsa dan Ghatotkachasraya. Terdapat pula pujangga zaman pemerintahan Sri Kameswara bernama Mpu Dharmaja yang menulis Kakawin Smaradahana. Kemudian pada zaman pemerintahan Kertajaya terdapat pujangga bernama Mpu Monaguna yang menulis Sumanasantaka dan Mpu Triguna yang menulis Kresnayana. Sumber: LKS Sejarah
19
SINGHASARI Kerajaan Singhasari atau sering pula ditulis Singasari, adalah kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun Lokasi kerajaan ini diperkirakan berada di daerah Singosari, Malang.
20
Pada saat Daha menjadi bawahan Singhasari
Kerajaan Panjalu runtuh tahun 1222 dan menjadi bawahan Singhasari. Berdasarkan prasasti Mula Malurung, diketahui raja-raja Daha zaman Singhasari, yaitu: Mahisa Wunga Teleng putra Ken Arok Guningbhaya adik Mahisa Wunga Teleng Tohjaya kakak Guningbhaya Kertanagara cucu Mahisa Wunga Teleng (dari pihak ibu), yang kemudian menjadi raja Singhasari
21
Daha menjadi bawahan Majapahit
Sejak tahun 1293 Daha menjadi negeri bawahan Majapahit yang paling utama. Raja yang memimpin bergelar Bhre Daha tapi hanya bersifat simbol, karena pemerintahan harian dilaksanakan oleh patih Daha. Jayanagara Nagarakretagama.47:2; Prasasti Sukamerta - didampingi Patih Lembu Sora. Rajadewi Pararaton.27:15; 29:31; Nag.4:1 - didampingi Patih Arya Tilam, kemudian Gajah Mada. Indudewi Pararaton.29:19; 31:10,21 Suhita ? Jayeswari Pararaton.30:8; 31:34; 32:18; Waringin Pitu Manggalawardhani Prasasti Trailokyapuri
22
Nama asli Singhasari Berdasarkan prasasti Kudadu, nama resmi Kerajaan Singhasari yang sesungguhnya ialah Kerajaan Tumapel. Menurut Nagarakretagama, ketika pertama kali didirikan tahun 1222, ibu kota Kerajaan Tumapel bernama Kutaraja. Pada tahun 1254, Raja Wisnuwardhana mengangkat putranya yang bernama Kertanagara sebagai yuwaraja dan mengganti nama ibu kota menjadi Singhasari. Nama Singhasari yang merupakan nama ibu kota kemudian justru lebih terkenal daripada nama Tumapel. Maka, Kerajaan Tumapel pun terkenal pula dengan nama Kerajaan Singhasari. Nama Tumapel juga muncul dalam kronik Cina dari Dinasti Yuan dengan ejaan Tu-ma-pan.
23
Berdirinya Kerajaan Tumapel
Menurut Pararaton, Tumapel semula hanya sebuah daerah bawahan Kerajaan Kadiri. Yang menjabat sebagai akuwu (setara camat) Tumapel saat itu adalah Tunggul Ametung. Ia mati dibunuh dengan cara tipu muslihat oleh pengawalnya sendiri yang bernama Ken Arok, yang kemudian menjadi akuwu baru. Ken Arok juga yang mengawini istri Tunggul Ametung yang bernama Ken Dedes. Ken Arok kemudian berniat melepaskan Tumapel dari kekuasaan Kadiri. Pada tahun 1222 terjadi perseteruan antara Kertajaya raja Kadiri melawan kaum brahmana. Para brahmana lalu menggabungkan diri dengan Ken Arok yang mengangkat dirinya menjadi raja pertama Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi
24
Perang melawan Kadiri meletus di desa Ganter yang dimenangkan oleh Tumapel. Nagarakretagama juga menyebut tahun yang sama untuk pendirian Kerajaan Tumapel, namun tidak menyebutkan adanya nama Ken Arok. Dalam naskah itu, pendiri kerajaan Tumapel bernama Ranggah Rajasa Sang Girinatha putra yang mengalahkan Kertajaya raja Kadiri. Prasasti Mula Malurung atas nama Kertanagara tahun 1255, menyebutkan kalau pendiri Kerajaan Tumapel adalah Bhatara Siwa. Mungkin nama ini adalah gelar anumerta dari Ranggah Rajasa, karena dalam Nagarakretagama arwah pendiri kerajaan Tumapel tersebut dipuja sebagai Siwa. Selain itu, Pararaton juga menyebutkan bahwa, sebelum maju perang melawan Kadiri, Ken Arok lebih dulu menggunakan julukan Bhatara Siwa.
25
Raja Singasari Terdapat perbedaan antara Pararaton dan Nagarakretagama dalam menyebutkan urutan raja-raja Singhasari. Versi Pararaton adalah: Ken Arok alias Rajasa Sang Amurwabhumi ( ), Anusapati ( ), Tohjaya ( ), Ranggawuni alias Wisnuwardhana ( ), Kertanagara ( ) Versi Nagarakretagama adalah: Rangga Rajasa Sang Girinathaputra ( ) Anusapati ( ) Wisnuwardhana ( ) Kertanagara (1254 – 1292)
26
Ken Arok Setelah menjadi raja, Ken Arok bergelar Sri Ranggah Rajasa ang Amurwabhumi. Ia mendirikan dinasti bernama Girindrawangsa. Pendirian dinasti itu bertujuan membersihkan masa lalu Ken Arok. Perlu diketahui, Ken Arok menjadi raja dengan melalui berbagai skandal, seperti membunuh Mpu Gandring, Tunggul Ametung, mengawini istri Tanggul Ametung bernama Ken dedes, dan memberontak terhadap Kadiri. Pendirian dinasti itu juga agar keturunan Ken Arok tidak ternoda dengan skandal yang pernah dilakukannya.
27
Ken Arok memerintah Singhasari selama 5 tahun
Ken Arok memerintah Singhasari selama 5 tahun. Masa pemerintahnnya berakhir tragis. Ia terbnuh oleh Anusapati, anak danri perkawinan Ken Dedes dan Tnggul Ametung. Lebih tragis lagi, ia terbunuh keris yang digunakannya untuk membunuh Tanggul Ametung. Anusapati Anusapati menjadi raja menggantikan Ken Arok sebagai raja kedua Singhasari. Meskipun memerintah cukup lama, hampir idak ada perubahan yang ia lakukan selama memerintah. Ia tenggelam dalam kegemaran menyabung ayam.
28
Kegemaran menyabung ayam itu akhirnya mengakhiri hidup sekaligus masa pemerintahannya. Kegemaran itu dimanfaatkan pleh Tohjaya, anak dari perkawinan Ken Arok dan Ken umang, untuk menyingkirkan Anusapati. Dalam suatu kesempatan, raja itu diundang ke rumah Tohjaya untuk menyabung ayam, Tohjaya menikam Anusapati, dengan keris yang pernah digunakan Anusapati untuk membunuh Ken Arok.
29
Tohjaya Tohjaya hanya memerintah selama beberapa bulan. Penyebabnya adalah kemelut politik. Ranggawuni, putera Anusapati, menuntut hak atas tahta Singashari. Ia didukung oleh Mahisa Campaka, cucu dari perkawinan Ken Arok dan Ken Dedes. Semakin kuatnya dukungan terhadap Ranggawuni dan Mahisa Campaka membuat kedudukan Tohjaya dapat digulingkan.
30
Wisnuwardhana Ranggawuni naik tahta Singhasari dengan bergelar Wisnuwardhana. Ia dibantu oleh Mahisa Campaka yang bergelar Narasinghamurti. Mereka berdua memerintah Singhasari secara bersama-sama (dilambangkan Dewa Wisnu dan Dewa Indra). Wisnuwardhana sebagai raja dan Mahisa Campaka sebagai ratu angabhaya. Pemerintahan kedua pemimpin tersebut membawa Singhasari pada keamanan dan kesejahteraan.
31
Di tengah masa pemerintahannya, Wisnuwardhana mengangkat puteranya Kertanegara menjadi yuvaraja atau raja muda. Pengangkatan itu bertujuan menyiapkan Kertanegara menjadi raja yang cakap. Wisnuwardhana adalah satu-satunya raja Singhasari yang wafat tanpa terbunuh. Setelah ia meninggal, tahta kerajaan beralih pada Kertanegara.
32
Kertanegara Kertanegara merupakan raja Singhasari terbesar sekaligus terakhir. Dalam pemerintahan, raja dibantu oleh tiga orang mahamenteri, yaitu mahamenteri i hino, mahamenteri i halu, dan mahamenteri i sirikan. Untuk urusan keagamaan, ia dibantu oleh seorang kepala agama Budha yang dikenal dengan sebutan darmadhyaksa ring kasogatan dan seorang maha brahmana (kepala agama Hindu) yang dikenal dengan sebutan dharmadyaksa ring kasaiwan. Organisasi pemerintahan seperti itu diteruskan dalam Kerajaan Majapahit.
33
Kebijaksanaa Kertanegara
Politik dalam negeri Reshufle, Mutasi Jabatan Berbuat baik terhadap lawan-lawan politiknya Politik Luar Negeri Ekspedisi Pamalayu1275, 1286 Menguasai Bali 1286, Jabar 1289, Pahang dan Tanjung Pura Menikahkan Tapasi (adiknya) dengan Raja Campa.
34
Runtuhnya Kerajaan Tumapel-Singhasari
Kerajaan Singhasari yang sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke luar Jawa akhirnya mengalami keropos di bagian dalam. Pada tahun 1292 terjadi pemberontakan Jayakatwang bupati Gelang-Gelang, yang merupakan sepupu, sekaligus ipar, sekaligus besan dari Kertanagara sendiri. Dalam serangan itu Kertanagara mati terbunuh. Setelah runtuhnya Singhasari, Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu kota baru di Kadiri. Riwayat Kerajaan Tumapel-Singhasari pun berakhir.
35
Peninggalan Singhasari
Candi Singasari disebut juga Candi Tumapel berupa kuil Syiwa yang besar dan tinggi.
36
Peninggalan Singhasari
Candi Singasari disebut juga Candi Tumapel berupa kuil Syiwa yang besar dan tinggi.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.