Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Pengertian Klasifikasi
Klasifikasi merupakan suatu pembagian, namun dalam logika tidak semua pembagian dapat disebut klasifikasi. Pembagian yang dilakukan di sini adalah pembagian logis dan bukan pembagian fisik. Misalnya mobil biasa dibagi menjadi bagian-bagian seperti roda, stir, kopling, rem dan sebagainya. Namun tidak dapat dikatakan bahwa roda adalah mobil, rem adalah mobil (pembagian fisik). Lain halnya dengan pembagian logis dari mobil adalah jeep, truk, bus, sedan dan sebagainya.
2
Jadi, klasifikasi adalah cara atau metode untuk mengelompokkan sejumlah hal ke dalam satu atau beberapa system kelas, berdasarkan criteria tertentu, sehingga dapat diketahui hubungannya dengan bagian yang lain. Macam-macam mobil tersebut dalam logika disebut bagian logis (logical part atau species). Sedangkan konsep mobil sendiri disebut keseluruhan logis (logical whole atau genus). Bagian logis adalah suatu konsep atau pengertian mengenai hal-hal yang memiliki ciri-ciri yang sama.
3
Misalnya kita ingin mengklasifikasi pengertian makhluk hidup
Misalnya kita ingin mengklasifikasi pengertian makhluk hidup. Maka kita mempunyai tiga kelas secara logis, yaitu manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan. (makhluk hidup = genus, dan manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan = species). Kita ambil kelas manusia. Disana kita melihat esensi dari manusia ialah makhluk hidup yang berakal budi. Yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya adalah berakal budi.
4
Klasifikasi dan Pembagian
Klasifikasi tidak sama dengan pembagian. Klasifikasi merupakan padanan dari pembagian logis, sedangkan pembagian lebih tertuju pada pembagian fisik. Pertama, dalam pembagian keseluruhan fisik tidak dapat menjadi predikat dari bagian fisik tersebut. Dalam klasifikasi, keseluruhan dapat menjadi predikat bagi bagian-bagiannya. Kedua, dalam pembagian, kita hanya memecah sesuatu yang besar menjadi bagian-bagian yang kecil tanpa suatu criteria. Sedangkan dalam klasifikasi, kita membuat bagian-bagian yang lebih kecil dengan criteria tertentu, yakni keseluruhan dapat menjadi predikat bagi bagian-bagiannya.
5
Macam-macam Klasifikasi
Berdasarkan jumlah kelasnya, maka terdapat dua macam klasifikasi : a) Klasifikasi sederhana (klasifikasi dikotomi), apabila jumlah subkelasnya hanya dua. b) Klasifikasi kompleks, apabila jumlah subkelanya lebih dari dua.
6
Hukum-hukum Klasifikasi
a) Klasifikasi harus lengkap. b) Klasifikasi harus sungguh2 memisahkan. c) Klasifikasi harus menggunakan dasar yang sama dan konsisten. d) Klasifikasi harus sesuai dengan tujuan yang dikehendaki. e) Klasifikasi harus dilakukan secara rapi. f) Klasifikasi harus menggunakan criteria yang jelas. g) Klasifikasi jangan menyederhanakan realita yang sebenarnya.
7
Pengertian Putusan dan Proposisi
Setelah mendapatkan pengertian manusia dan makhluk hidup, akal budi sampai pada putusan bahwa manusia adalah makhluk berakal budi. Setelah akal budi menyetujui atau menolak berdasarkan pengertian yang ada. Putusan dapat kita definisikan sebagai kegiatan manusia yang di dalamnya terjadi pengakuan atau pengingkaran sesuatu tentang sesuatu, mamun masih tersimpan di dalam akal budi.
8
Pengakuan atau pengingkaran tersebut dapat diungkapkan baik secara lisan maupun tulisan. Ungkapan inilah yang disebut proposisi. Jadi proposisi adalah ungkapan verbal dari putusan. Karena ungkapan verbal maka proposisi adalah kalimat. Tetapi, tidak setiap kalimat adalah proposisi. Hanya kalimat deklaratif dan informatif sajalah yang dapat menjadi proposisi. Sedangkan kalimat tanya, kalimat perintah, kalimat seru, tidak dapat menjadi proposisi.
9
Macam-macam Putusan dan Proposisi
Berdasarkan dari mana sumber putusan dilahirkan, kita mengenal dua macam putusan : a) Putusan analitis (a-priori), adalah suatu jenis putusan di mana pengakuan atau pengingkaran predikat (P) terhadap subjek (S) hanya dapat diketahu berdasarkan analisis mental. b) Putusan sintetis (a-posteriori), adalah suatu jenis putusan di mana pengakuan dan pengingkaran predikat terhadap subjek dapat diketahui berdasarkan pengalaman.
10
Berdasarkan isi, putusan dan proposisi dapat di kelompokkan menjadi :
a) Putusan dan proposisi kategoris adalah putusan dan proposisi yang didalamnya predikat (P) diakui atau dipungkiri subjek (S) dengan tanpa syarat. Dengan kata lain P menerangkan S. b) Putusan dan proposisi hipotetis adalah putusan dan proposisi yang didalamnya P diakui atau dipungkiri tentang S, tidak secara langsung melainkan dengan syarat.
11
Unsur-unsur dalam Proposisi Kategoris
a) Subjek, adalah hal yang tentangnya dikatakan sesuatu, diakui atau diingkari. b) Predikat, adalah apa yang diakui atau disangkal tentang subjek. c) Kata penghubung antara subjek dan predikat, adalah pernyataan pemisahan atau penyatuan, menjadi afirmasi atau negasi.
12
Klasifikasi proposisi kategoris
Berdasarkan kuantitas subjek proposisi : a) Singular, kalau term subjeknya satu dan tertentu. b) Partikulat, kalau term, subjeknya sebagian atau satu, tetapi tidak tentu. c) Universal, kalau term subjeknya menunjuk pada kaseluruhan.
13
Berdasarkan kualitas proposisi :
a) Proposisi affirmatif, kalau terjadi pengakuan (afirmasi) predikat terhadap subjek. b) Proposisi negatif, kalau terrjadi pengingkaran (negasi) predikat terhadap subjek. Berdasarkan kualitas dan kuantitas proposisi : a) Singular/universal afirmatif, proposisi ini memiliki kuantitas universal/ singular dan kualitasnya afitmatif. b) Singular/universal negative, proposisi ini memiliki kuantitas singular atau universal dan kialitasnya negatif. c) Particular negatif, proposisi ini memiliki kuantitas particular dan kualitasnya negatif.
14
Oposisi Penyimpulan dalam oposisi dilakukan dengan membuat perlawanan antara premis dan kesimpulan dengan kelas subjek dan predikatnya sama tetapi kuantitas dan kualitasnya berbeda entah salah satu atau keduanya. Contoh 4 buah proposisi Semua pengacara menegakkan keadilan. Sebagian pengacara menegakkan keadilan. Semua pengacara tidak menegakkan keadilan. Sebagian pengacara tidak menegakkan keadilan.
15
Jenis-jenis Oposisi a) Oposisi kontradiktoris, perlawanan antara dua proposisi yang kelas subjeknya dan predikatnya sama tetapi kuantitas dan kualitasnya berbeda. b) Oposisi kontraris, perlawanan antara dua proposisi universal dengan kelas subjek dan predikat sama tetapi kualitasnya berbeda. c) Oposisi subkontraris, perlawanan antara dua proposisi particular dengan kelas subjek dan predikat sama, kuantitas sama tetapi kualitasnya berbeda. d) Oposisi sub-alternan, perlawanan antara dua proposisi dengan kelas subjek dan predikat sama, kualitas sama, tetapi kuantitas berbeda.
16
Hokum Penyimpulan Oposisi
a) Kontradiktoris, jika premis benar kesimpulan salah, jika premis salah maka kesimpulan benar. b) Kontraris, jika premis benar maka kesimpulan salah, jika premis salah maka konklusi tidak pasti, bias benar bisa salah. c) Subkontraris, jika premis benar maka kesimpulan tidak pasti, bisa benar bisa salah. Jika premis salah maka kesinpulan pasti benar. d) Subalternan, jika premis universal benar, maka konklusi particular pasti benar. Jika premis universal salah maka konklusi particular tidak pasti, bisa benar bisa salah.
17
kesimpulan bahwa klasifikasi, proposisi dan oposisi saling memiliki keterkaitan. klasifikasi adalah cara atau metode umtuk mengelompokkan sejumlah hal ke dalam satu atau beberapa system kelas, berdasarkan criteria tertentu, sehingga dapat diketahui hubungannya dengan bagian yang lain. Proposisi adalah ungkapan verbal dari putusan. Oposisi adalah perlawanan antara premis dan kesimpulan dengan kelas subjek dan predikatnya sama tetapi kuantitas dan kualitasnya berbeda entah salah satu atau keduanya.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.