Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

SEPTIA PRISTI RAHMAH, SKM UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "SEPTIA PRISTI RAHMAH, SKM UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL"— Transcript presentasi:

1 SEPTIA PRISTI RAHMAH, SKM UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL
RKL - RPL SEPTIA PRISTI RAHMAH, SKM UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL

2 Muatan RKL Uraian pelaksanaan pengelolaan lingkungan dan hasil-hasil yang dicapai, seperti: jenis dampak, sumber dampak, tindakan pengelolaan lingkungan hidup, tolak ukur pengelolaan, lokasi pengelolaan dan periode/waktu pengelolaan. (Uraikan tentang besaran dampaknya) Misalnya untuk menjelaskan pengelolaan dampak penurunan kualitas udara akibat emisi dari cerobong perlu diuraikan tentang besaran sumber dampak (dalam hal ini adalah uraian tentang berapa emisi yang dikeluarkan dari cerobong) dan uraian tentang besaran dampak yang terjadi dilingkungan (dalam hal ini informasi hasil pemantauan kualitas udara ambient).  Bandingkan dengan standar nilai Baku Mutu Lingkungan. Lampirkan visualisasi pelaksanaan pengelolaan lingkungan (misalnya foto-foto, grafik, table, peta lokasi pengelolaan dsb).

3 Muatan RPL Uraikan pelaksanaan pemantauan lingkungan dan hasil-hasil yang dicapai meliputi : jenis dampak, sumber dampak, lokasi pemantauan, parameter lingkungan yang dipantau, metode pemantauan, jangka waktu dan frekuensi pemantauan. Lampirkan berbagai hasil pelaksanaan pengukuran, antara lain hasil analisis dari laboratorium yang terakreditasi atau diakui oleh pemerintah, catatan tingkat kesehatan masyarakat dan data pelaporan aspek sosial. Lampirkan juga visualisasi pelaksanaan pemantauan lingkungan (misalnya foto-foto, grafik, tabel, peta lokasi pemantauan, dsb)

4 EVALUASI Memudahkan identifikasi penataan pemrakarsa terhadap aturan lingkungan hidup seperti standar-standar baku mutu lingkungan. Mendorong pemrakarsa untuk mengevaluasi kinerja pengeloalan dan pemantauan lingkungan sebagai upaya perbaikan secara menerus (continual improvement) Mengetahui kecenderungan pengelolaan dan pemantauan lingkungan suatu kegiatan  memudahkan instansi yang melakukan pengendalian dampak lingkungan dalam penyelesaian permasalahan lingkungan dan perencanaan pengelolaan lingkungan hidup dalam skala yang lebih besar.

5 KESIMPULAN Uraikan dalam bab ini hal-hal penting yang dihasilkan dari pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup. Dalam bab ini dapat diuraikan pula temuan dan usulan untuk perbaikan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup selanjutnya, yaitu : Kesimpulan mengenai efektifitas pengelolaan lingkungan hidup dan kendala-kendala yang dihadapi ; Kesimpulan mengenai kesesuaian hasil pelaksanaan pengelolaan lingkungan dan pemantauan lingkungan dengan rencana pengelolaan dan pemantauan dalam dokumen RKL dan RPL Dalam hal terdapat usulan perubahan untuk rencana perbaikan pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup, maka usulan tersebut harus didasarkan atas data hasil pemantauan. Usulan tersebut wajib dikomunikasikan untuk mendapatkan persetujuan dari instansi yang ditugasi mengelola lingkungan hidup.

6 SISTEMATIKA PENULISAN RKL-RPL
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Maksud dan Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Maksud Rencana Pemantauan Lingkungan Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Kegunaan Pemantauan Lingkungan BAB II RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP Tahap Prakonstruksi Tahap Konstruksi Tahap Operasi

7 MATRIKS RKL

8 MATRIKS RPL

9 Pemantauan Limbah Cair
Kelompok Zat Pencemar : Limbah cair yang memerlukan Oksigen (oxygen Demand Waste)  Biodegradasi oleh organisme aerob, memerlukan O2. Agen Penyebab Penyakit (Disease Causing Agent) Bahan Kimia Inorganik dan Mineral (asam, garam, dan logam beracun) Bahan Kimia Organik (Pestisida dan Herbisida  Persistant Organik Polutan), Plastik, Detergen, Senyawa Klorin. Sendimen dan Endapan Bahan Radioaktif Panas

10 FENOMENA

11 Indikator Pencemar Air
BOD (Biologycal Oxygent Demand) Indikator Organik Baku Mutu BOD 250 mg/l artinya di utuhkan oksigen sebanyak 250 mg per liter oleh mikroba untuk mengurai zat-zat organik yang ada di limbah. Pemeriksaan BOD Dilakukan selama 5 hari. COD (Chemical Oxygen Demand)  Jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan senyawa organik. (jumlah total bahan organik yang ada)

12 Parameter Utama Pencemaran air:
Kadar pH BOD dan COD TSS (total Suspended Parikel/Solid) Kandungan Nitrogen Kandungan Oil dan Grease

13 PEMERIKSAAN BOD DAN COD
Ukur kadar oksigen awal (DO1) segera setelah sampel di ambil. Setelah masa intubasi selama 5 hari maka di ukur kembali kadar Oksigen (DO5), selisih DO1-DO5 adalah jumlah BOD Oksigen di badan air dihabiskan oleh bakteri, sehingga mengakibatkan badan air mjd anaerob  biota perairan menjadi mati. (ditandai dengan bau busuk)

14 Land aplication Pada perkebunan kelapa sawit  dengan menggunakan BOD terlarut mg/l sebagai pupuk yang digunakan untuk perkebunan sawit itu sendiri. Limbah cair pabrik pengolahan kelapa sawit mengandung unsur hara yang tingg, yaitu : N (nitrogen), P (phospat), K (kalium), Mg (magnesium), dan Ca (kalsium).  meningkatkan kelembapan tanah dan kandungan unsur hara di dalam tanah. Kepmen LH Nomor 28 Tahun 2003 tentang Pedoman Teknis Pengkajian dan Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Kelapa Sawit pada tanah di Perkebunan Kelapa Sawit dan Kepmen LH Nomor 29 Tahun 2003 tentang Tata Cara Perizinan Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Kelapa Sawit pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit

15 Baku Mutu Limbah Cair untuk Industri Minyak Sawit ParameterKadar Maksimum Beban (mg/l) Pencemaran (Kg/ton) BOD 100 0,25 COD 350 0,88 TSS 250 0,63 Minyak dan Lemak 25 0,063 Nitrogen Total 50 0,125 pH 6,0-9,0.

16 TERIMA KASIH


Download ppt "SEPTIA PRISTI RAHMAH, SKM UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google