Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
KELAINAN DALAM LAMANYA KEHAMILAN
PUTRI ANANDA YESRI 130072
2
KPSW Pengertian: Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan.
3
ETIOLOGI Penyebab dari KPD tidak atau masih belum diketahui secara jelas maka usaha preventiftidak dapat dilakukan, kecuali dalam usaha menekan infeksi. 2. Adanya hipermotilitas yang sudah lama terjadi sebelum terjadinya KPD 3. Selaput ketuban tipis(kelainanketuban) 4. Infeksi (amnionitisataukorioamnionitis) 6. Ketuban pecah dini artificial (amniotomi) dimana ketuban dipecahkan terlalu dini
4
LANJUTAN... 7. Inkompetensi serviks : kanalis sevikalis yang selalu terbuka oleh karena kelainan pada servik uteri 8. Infeksi vagina/serviks 9. Kehamilan ganda
5
TANDA DAN GEJALA Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina. Aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetes, dengan ciri pucat dan bergaris warna darah.
6
DIAGNOSA Adanya cairan yang berisi mekonium (kotoran janin), verniks kaseosa (lemak putih) rambut lanugo atau (bulu-bulu halus) bila telah terinfeksi bau Pemeriksaan inspekulo, lihat dan perhatikan apakah memang air ketuban keluar dari kanalis servikalis pada bagian yang sudah pecah, atau terdapat cairan ketuban pada forniks posterior USG : volume cairan amnion berkurang/oligohidramnion Terdapat infeksi genital (sistemik) Gejala chorioamnionitis
7
KOMPLIKASI Komplikasi paling sering terjadi pada KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu adalah sindrom distress pernapasan, yang terjadi pada 10-40% bayi baru lahir. Risiko infeksi meningkat pada kejadian KPD. Semua ibu hamil dengan KPD prematur sebaiknya dievaluasi untuk kemungkinan terjadinya korioamnionitis (radang pada korion dan amnion).
8
LANJUTAN 1. Pada anak : IUFD Asfiksia prematuritas 2. Pada ibu
Partus lama dan infeksi Atonia uteri Perdarahan post partum / infeksi masa nifas
9
PENATALAKSANAANNYA Penatalaksanaan ketuban pecah dini tergantung pada umur kehamilan dan tanda infeksi intrauterine Pada umumnya lebih baik untuk membawa semua pasien dengan KPD ke RS dan melahirkan bayi yang berumur > 37 minggu dalam 24 jam dari pecahnya ketuban untuk memperkecil resiko infeksi intrauterine
10
GAMELI Kehamilan kembar ialah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Menurut Winkjosastro, Ilmu Kebidanan, 1999 Kehamilan dan persalinan membawa resiko bagi janin. Bahaya bagi ibu tidak sebegitu besar, tetapi wanita dengan kehamilan kembar memerlukan pengawasan dan perhatian khusus bila diinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu dan janin. ETIOLOGI 1.Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah : bangsa, umur, dan paritas 2.Faktor obat-obat induksi ovulasi : profertil, clomid, dan hormon gonadotropin dapat menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar lebih dari dua. 3. keturunan. 4. Faktor yang lain belum diketahui.
11
PATOFISIOLOGI Mekanisme terjadinya kehamilan kembar adalah ketika sperma bertemu dengan ovum di tuba fallopi, fertilisasi bergabungnya ovum dan sperma,ovum yang telahdibuahi bergerak turun dari tuba falopii uterus Nidasi dan pertumbuhan fetus,selama proses ini kembar dapat terbentuk. Kehamilan kembar dapat fraternal atauidentikal. Kebanyakan kembar fraternal berkembang dari telur dan sperma yangterpisah. Kembar fraternal memiliki plasenta dan kantong amnion terpisah. Berbeda dengan kembar identikal, dapat terjadi ketika telur yang dibuahi membelah lebih awalsaat kehamilan dan berkembang menjadi 2 fetus. Kembar identik memiliki 1 plasenta,tapi fetus biasanya memiliki kantung amnion yang terpisah.
12
1. Besarnya uterus melebihi lamanya amenorea
TANDA YANG MENGIDENTIFIKASI KEHAMILAN KEMBAR : 1. Besarnya uterus melebihi lamanya amenorea 2. Uterus bertumbuh lebih cepat daripada biasanya pada pemeriksaan berulang 3. Penambahan BB ibu yang mencolok yang tidak disebabkan oleh edema atau obesitas 4. Terabanya 2 kepala, 2 bokong, dan satu/2 punggung 5. Terdengar 2 denyut jantung yang letaknya berjauhan dengan perbedaan kecepatan paling sedikit 10 denyut per menit 6. Banyak bagian kecil teraba 7. Pada umumnya D/ kehamilan triplet, kuadruplet, dan selebihnya hanya dapat ditentukan secara rontgenologik 8. USG : dapat lebih diketahui.
13
1. Kehamilan kembar monozigotik
JENIS KEHAMILAN GEMELLI 1. Kehamilan kembar monozigotik Kehamilan kembar yang terjadi dari satu telur disebut kembar monozigotik atau disebut juga identik, humolog, atau uniovuler, dapat terjadi karena : a. Satu telur dengan 2 inti, hambatan pada tingkat blastula b. Hambatan pada tingkat segmentasi c. Hambatan setelah amnion dibentuk, tetapi belum primitive streak. 2. Kehamilan kembar dizigotik Kira-kira dua pertiga kehamilan kembar adalah dizigotik yang berasal dari 2 telur disebut juga heterolog, binovuler, atau fraternal, kedua telur bisa berasal dari : a. 1 ovarium dan dari 2 folikel de graff b. 1 ovarium dan dari 1 folikel de graff c. 1 dari ovarium kanan dan satu lagi dari ovarium kiri.
14
PERTUMBUHAN JANIN KEMBAR
Berat badan satu janin kehamilan kembar rata-rata 1000 gr lebih ringan dari janin tunggal. 1. Berat badan bayi baru lahir biasanya pada kembar dua di bawah 2500 gr, triplet di bawah 2000gr, quadriplet di bawah 1500 gr, dan quintuplet dibawah gr. Berat badan masing-masing janin dari kehamilan kembar tidak sama, umumnya berselisih antara 50 sampai 1000 gram, dan karena pembagian sirkulasi darah tidak sama, maka yang satu lebih kurang tumbuh dari yang lainnya. LETAK DAN PRESENTASI JANIN Pada umumnya janin kembar tidak besar dan cairan amnion lebih banyak daripada biasanya, sehingga sering terjadi perubahan presentasi dari posisi janin. Demikian pula letak janin kedua dapat berubah setelah kelahiran bayi pertama, misalnya dari letak lintang menjadi letak sungsang.
15
PENANGANAN DALAM PERSALINAN
Bila anak pertama letaknya membujur, kala I diawasi seperti biasa, ditolong seperti biasa dengan episiotomi mediolateralis. 2. Setelah itu baru waspada, lakukan periksa luar, periksa dalam untuk menentukan keadaan anak kedua. Tunggu, sambil memeriksa tekanan darah dan lain-lain. 3. Biasanya dalam menit his akan kuat lagi. Bila anak kedua terletak membujur, ketuban dipecahkan pelan-pelan supaya air tidak mengalir deras keluar. Tunggu dan pimpin persalinan anak kedua seperti biasa. 4. Waspadalah atas kemungkinan terjadinya perdarahan postpartum, maka sebaiknya pasang infus profilaksis.
16
POLIHIDRAMION Dalam rahim, janin berada dalam sebuah kantung cairan yang disebut sebagai air ketuban atau air amnion. Dalam cairan ini janin tinggal selama sembilan bulan. Air ketuban berfungsi sangat penting bagi janin, antara lain: 1. Pelindung janin dari trauma dan infeksi. 2. Tempat janin untuk mendapatkan Oksigen. 3. Tempat janin untuk mendapatkan cadangan cairan. 4. Tempat janin untuk mendapatkan sumber nutrisi. Air ketuban dibentuk oleh sel-sel amnion yang sudah ada sejak awal kehamilan. Jumlah cairan terus meningkat sesuai dengan perkembangan usia kehamilan. Jumlah air ketuban pada usia kehamilan 10 hingga 20 minggu adalah sekitar 50 hingga 250 ml. Memasuki usia kehamilan 30 hingga 40 minggu, jumlah air ketuban telah mencapai 500 hingga 1500 ml. Selain mengandung cairan, air ketuban juga mengandung kandungan protein.
17
Hidramnion akut Dikatakan hidramnion akut karena penambahan air ketuban terjadi dalam beberapa hari secara mendadak. Umumnya hal ini dialami oleh Ibu yang hamil kembar. Hidramnion kronis Dikatakan hidramnion kronis karena peningkatan jumlah air ketuban terjadi pada usia kehamilan tua dan terjadi secara perlahan. Hidramnion kronis paling sering terjadi dibandingkan dengan hidramnion akut.
18
Penyebab hidramnion: 1. Penyakit pada Ibu hamil seperti Diabetes, sakit ginjal, ataupun sakit jantung. Gula darah Ibu yang meningkat akan meningkatkan gula darah janin. 2. Kelainan tulang belakang yang terbuka, kelainan kongenital yang ditandai dengan tidak adanya sebagian atau keseluruhan tulang tengkorak bagian belakang dan belahan otak kecil, sumbing, atau tumor pada leher janin sehingga membuat kerongkongan janin menyempit dan janin sulit menelan air ketuban. 3. Gangguan pada sistem pencernaan Ibu. 4. Tumor yang tumbuh pada ari-ari. 5. Terjadi kehamilan kembar, di mana salah satu janin memiliki jantung yang lebih besar sehingga membuat janin menghasilkan lebih banyak urin dan jumlah air ketuban menjadi lebih banyak.
19
OLIGOHIDRAMION A. Definisi Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu kurang dari 500 cc. B. Etiologi Etiologi belum jelas, tetapi disangka ada kaitannya dengan renal agenosis janin. Etiologi primer lainnya mungkin oleh karena amnion kurang baik pertumbuhannya dan etiologi sekunder lainnya, misalnya pada ketuban pecah dini. C. Patofisiologi Sindroma Potter dan Fenotip Potter adalah suatu keadaan kompleks yang berhubungan dengan gagal ginjal bawaan dan berhubungan dengan oligohidramnion (cairan ketuban yang sedikit). Fenotip Potter digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru lahir, dimana cairan ketubannya sangat sedikit atau tidak ada.
20
Oligohidramnion juga menyebabkan terhentinya perkembangan paru-paru (paru-paru hipoplastik), sehingga pada saat lahir, paru-paru tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Pada sindroma Potter, kelainan yang utama adalah gagal ginjal bawaan, baik karena kegagalan pembentukan ginjal (agenesis ginjal bilateral) maupun karena penyakit lain pada ginjal yang menyebabkan ginjal gagal berfungsi. D. Wanita dengan kondisi berikut memiliki insiden oligohidramnion yang tinggi. 1. Anomali kongenital (misalnya : agenosis ginjal, sindrom patter). 2. Retardasi pertumbuhan intra uterin. 3. Ketuban pecah dini (24-26 minggu). 4. Sindrom paska maturitas.
21
E. Gambaran Klinis 1. Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen. 2. Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak. 3. Sering berakhir dengan partus prematurus. 4. Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas. 5. Persalinan lebih lama dari biasanya. 6. Sewaktu his akan sakit sekali. 7. Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar. Pemeriksaan Penunjang – USG ibu (menunjukkan oligohidramnion serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal yang sangat abnormal) – Rontgen perut bayi – Rontgen paru-paru bayi – Analisa gas darah.
22
G. Akibat Oligohidramnion 1
G. Akibat Oligohidramnion 1. Bila terjadi pada permulaan kehamilan maka janin akan menderita cacat bawaan dan pertumbuhan janin dapat terganggu bahkan bisa terjadi partus prematurus yaitu picak seperti kertas kusut karena janin mengalami tekanan dinding rahim. 2. Bila terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat bawaan seperti club-foot, cacat bawaan karena tekanan atau kulit jadi tenal dan kering (lethery appereance). H. Tindakan Konservatif 1. Tirah baring. 2. Hidrasi. 3. Perbaikan nutrisi. 4. Pemantauan kesejahteraan janin (hitung pergerakan janin). 5. Pemeriksaan USG yang umum dari volume cairan amnion. 6. Amnion infusion. 7. Induksi dan kelahiran.
23
KELAINAN KONGENITAL Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasiI konsepsi sel telur. Kelainan kongenital dapat merupakan sebab penting terjadinya abortus, lahir mati atau kematian segera setelah lahir. Kematian bayi dalam bulan-bulan pertama kehidupannya sering diakibatkan oleh kelainan kongenital yang cukup berat, hal ini seakan-akan merupakan suatu seleksi alami terhadap kelangsungan hidup bayi yang dilahirkan. Bayi yang dilahirkan dengan kelainan kongenitaI besar, umumnya akan dilahirkan sebagai bayi berat lahir rendah bahkan sering pula sebagai bayi kecil untuk masa kehamilannya. Bayi berat lahir rendah dengan kelainan kongenital berat, kira-kira 20% meninggal dalam minggu pertama kehidupannya.
24
[2] Faktor Etiologi Penyebab langsung kelainan kongenital sering kali sukar diketahui. Pertumbuhan embryonal dan fetaI dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor genetik, faktor lingkungan atau kedua faktor secara bersamaan. faktor etiologi yang diduga dapat mempengaruhi terjadinya kelainan kongenital antara lain: a. Kelainan Genetik dan Khromosom. Kelainan genetik pada ayah atau ibu kemungkinan besar akan berpengaruh atas kelainan kongenital pada anaknya. diperiksa kemungkinan adanya kelainan kromosom selama kehidupan fetal serta telah dapat dipertimbangkan tindakan-tindakan selanjutnya. Beberapa contoh kelainankhromosom autosomai trisomi 21 sebagai sindroma Down (mongolism) kelainan pada kromosom kelamin sebagai sindroma Turner.
25
[3] Faktor infeksi. Sebagai contoh infeksi virus pada trimester pertama ialah infeksi oleb virus Rubella. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita infeksi Rubella pada trimester pertama dapat menderita kelainan kongenital pada mata sebagai katarak, kelainan pada sistem pendengaran sebagai tuli dan ditemukannya kelainan jantung bawaan. [4]Faktor Obat Beberapa jenis obat tertentu yang diminum wanita hamil pada trimester pertama kehamilan diduga sangat erat hubungannya dengan terjadinya kelainan kongenital pada bayinya. Salah satu jenis obat yang telah diketahui dagat menimbulkan kelainan kongenital [5] Faktor gizi Pada binatang percobaan, kekurangan gizi berat dalam masa kehamilan dapat menimbulkan kelainan kongenital.
26
TERIMAKASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.