Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Wisata Sejarah di Ayutthaya

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Wisata Sejarah di Ayutthaya"— Transcript presentasi:

1 Wisata Sejarah di Ayutthaya
Sebelum ibukota kerajaan Siam dipindahkan ke Bangkok, Ayutthaya merupakan pusat pemerintahan negeri gajah putih itu selama lebih dari 400 tahun. Dalam sejarah Thailand, masa ini disebut periode Ayutthaya. Pada era keemasannya, Ayutthaya pernah dihuni oleh satu juta manusia, menjadikannya kota terbesar di dunia pada masanya. Akibat serbuan tentara Burma di akhir abad ke-18, kota ini nyaris luluh lantak. Meskipun begitu, kebesarannya tidak lantas hilang begitu saja. Sisa-sisa pagoda dan candi-candi megah masih bisa dinikmati hingga sekarang. Kunjungan ke Ayutthaya bisa menjadi pilihan wisata sejarah yang sangat menarik. Ayutthaya hanya berjarak sekitar 80 kilometer dari Bangkok. Posisinya berada di jalur express way menuju provinsi-provinsi di utara Thailand. Karena letaknya yang strategis ini, Ayutthaya mudah dijangkau dari semua penjuru Thailand. Dari Bangkok, jarak tempuhnya hanya sekitar 2 jam saja menggunakan kereta api. Alternatif transportasi lainnya bisa menggunakan bus atau minivan. Kalau posisi Anda ada di Bangkok, sangat mungkin melakukan day trip atau kunjungan sehari tanpa menginap ke Ayutthaya. Syaratnya, Anda harus berangkat pagi-pagi sekali karena ada cukup banyak objek wisata menarik di Ayutthaya yang harus dikunjungi. Kereta api yang paling pagi berangkat jam dari stasiun kereta Hualamphong. Bus dan minivan berangkat dengan frekuensi lebih sering, namun angkutan jenis ini sering terjebak kemacetan lalu lintas Bangkok. Kereta api adalah pilihan yang paling nyaman sekaligus cukup murah pula. Peninggalan arkeologis Ayutthaya telah ditetapkan UNESCO sebagai situs warisan dunia pada Area kota kuno Ayutthaya dikelilingi oleh tiga sungai, yakni Sungai Pasak, Sungai Chao Praya dan Sungai Lopburi. Ketiga sungai itu dihubungkan oleh kanal-kanal yang menjadikan seluruh sisi kawasan kota kuno dikelilingi air. Kondisi ini sengaja dibuat untuk menyulitkan serbuan musuh. Karena itu, sebelum dibangun jembatan, angkutan air adalah satu-satunya alat transportasi untuk menuju ke kota kuno Ayutthaya. Kompleks situs arkeologis Ayutthaya menempati kawasan yang cukup luas hingga agak sulit menjelajahi semua bagiannya hanya dengan berjalan kaki. Untuk berkeliling kawasan kota kuno, Anda bisa menggunakan tuk-tuk yang biasa mangkal di depan Chao Phrom Market. Kalau Anda senang bersepeda, bisa menyewa sepeda dengan tarif sekitar 30 baht saja. Kondisi lalu lintas di Ayutthaya tidak terlalu padat seperti di Bangkok. Apalagi banyak pohon-pohon rindang di pinggir jalan yang membuat tur sepeda Anda menjadi lebih nyaman. Untuk menikmati warisan arkeologis ini, pengunjung dituntut sedikit memahami latar belakang Ayutthaya yang pernah menjadi ibukota kerajaan Siam. Sebelum berkeliling kawasan kota kuno, ada baiknya mengawali kegiatan tur dengan mengunjungi Ayutthaya Historical Study Center Museum dan Chao Sam Praya National Museum. Kedua museum ini letaknya masih di dalam kawasan arkeologis. Ayutthaya Historical Study Center Museum memamerkan miniatur rekonstruksi kota kuno Ayutthaya berdasarkan penelitian para ahli. Lewat miniatur ini kita mendapat gambaran lebih jelas mengenai kawasan kota kuno yang sebagian besar sudah rusak parah. Museum yang modern ini juga memamerkan gambar-gambar serta citra tiga dimensi yang nyaris nampak hidup. Pengunjung seolah diajak berkeliling Ayutthaya pada masa kejayaannya. Sangat mengesankan! Sedangkan Chao Sam Praya Museum menyimpang koleksi asli peninggalan Ayutthaya yang sempat luput dari jarahan tentara Burma. Museum yang diresmikan oleh Raja Bhumibol pada 1969 ini memang terlihat agak kuno, namun bangunan dan koleksinya cukup bersih dan terawat. Koleksinya juga sangat mengesankan. Ada dua ruangan dalam museum ini yang khusus memamerkan koleksi-koleksi yang terbuat dari emas. Saking kayanya penduduk Ayuttahaya pada masa jayanya, peralatan makan mereka terbuat dari emas! Bisa dibayangkan, betapa mewahnya kota itu pada era keemasannya. Di area arkeologis, ada beberapa situs menarik yang layak dikunjungi. Situs yang paling terkenal dan ramai dikunjungi adalah Wat Mahathat. Kompleks candi kuno ini dibangun pada abad ke-14, masa-masa awal periode Ayutthaya. Sekilas, bangunan-bangunan di kompleks Wat Mahathat mirip candi-candi di Indonesia. Arsitektur Wat Mahathat merupakan contoh karya arsitektur bergaya prang yang mendapat pengaruh kuat dari kerajaan Khmer di Kamboja. Setelah era perang berakhir, bangunan-bangunan di Thailand didominasi bentuk pagoda seperti yang bisa kita lihat di Grand Palace, Bangkok. Hal unik lainnya dari Wat Mahathat adalah patung Buddha yang terlilit akar pohon beringin. Bagi masyarakat lokal, relik ini dianggap sangat suci hingga banyak berdoa di depannya. Situs arkeologis lain yang layak dikunjungi adalah Wat Ratchaburana. Dibanding Wat Mahathat, bangunan-bangunan di kompleks Wat Ratchaburana lebih menarik karena sudah direstorasi. Pengunjung bahkan bisa menaiki bangunan utama candi serta melihat bagian dalam ruangannya. Dinding bagian dalamnya dihiasi lukisan mural kuno yang menggambarkan perjalanan hidup Sang Buddha. Sejarawan dan para arkeolog sepakat, kompleks Wat Ratchaburana dibangun pada abad ke-15. Hal ini diperkuat dengan temuan 100 kilogram koin emas dari Arab yang terpendam di area sekitar candi. Koin-koin emas itu kini bisa dilihat di Chao Sam Praya Museum. Luar biasa bukan? Setelah lelah berkeliling kawasan arkeologis Ayutthaya, Anda bisa melepas penat sambil menikmati makanan tradisional Thailand yang dijual di Chao Phrom Market. Pasar ini terletak di sebelah barat area kota kuno. Pusat jajanan di pasar ini menyajikan aneka makanan dengan variasi cukup banyak. Harganya sangat terjangkau dan ada beberapa kios yang khusus menjual makanan halal. Kegiatan wisata kuliner ini melengkapi wisata sejarah Anda ke Ayutthaya.


Download ppt "Wisata Sejarah di Ayutthaya"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google