Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Kerangka Kerja Operasional (1)

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Kerangka Kerja Operasional (1)"— Transcript presentasi:

1 KERANGKA OPERASIONAL KEBIJAKAN MONETER (Menggunakan Koridor Suku Bunga)

2 Kerangka Kerja Operasional (1)
Untuk mencapai tujuan kebijakan moneter, bank sentral mengimplementasikan kerangka kerja operasional untuk managemen tingkat suku bunga (target tingkat suku bunga). Tingkat suku bunga kebijakan, yang biasanya dinamakan BI Rate. Pada tataran operasional, BI Rate menunjukkan pergerakan tingkat suku bunga Interbank Overnight (O/N). Pasar uang antar bank adalah aktivitas pinjam meminjam uang antara satu bank dengan bank yang lainnya. Suku bunga antar bank menunjukkan harga yang terbentuk dalam kesepakatan antara fihak-fihak yang terlibat dalam kegiatan pinjam meminjam dana. Aktivitas antarbank dilakukan over the counter (OTC) melalui kesepakatan antara peminjam dan pemegang dana yang direncanakan tanpa melalu lantai bursa.Tenor antar bank antara satu hari kerja (overnight) sampai satu tahun. Bank sentral bekerja secara konsisten untuk menjaga dan memenuhi kebutuhan likuiditas dari sistem perbankan sambil menjaga keseimbangan agar tercipta transaksi yang fair dan tingkat suku bunga yang stabil melalui operasi moneter.

3 Kerangka Kerja Operasional (2)
Operasi kebijakan moneter menunjukkan implementasi dari kebijakan moneter yang digunakan oleh bank sentral yang bertujuan untuk managemen likuiditas dan dilakukan melalui Open Market Operations dan Standing Facilities. Open Market Operations, or OMO, adalah transaksi yang dilakukan oleh bank sentral di pasa uang dengan bank dan/atau fihak lainnya dalam kerangka kerja operasi moneter. Sedangkan Standing Facilities terdiri dari lending facilities (fasilitas pinjaman) yang dilakukan oleh bank sentral terhadap bank dan/atau fihak lainnya serta deposit facilities (fasilitas simpanan) yang dilakukan terhadap bank dan/atau fihak lain pada bank sentral untuk tujuan operasi moneter.

4 OPERASI MONETER (OM): OPERASI PASAR TERBUKA (OPT) & STANDING FACILITIES (SF)
Karakteristik OPT SF Inisiatif (vol) BI Bank Fungsi dlm managemen likuiditas Smoothing volatilitas suku bunga PUAB O/N Koridor Suku Bunga PUAB O/N Mekanisme Transaksi Lelang Non-lelang ketersediaan Tdk harus setiap hari Setiap hari Peserta Bank & Lembaga Perantara Jangka Waktu Di atas O/N O/N Instrumen Penerbitan SBI Repo Reverse Repo Pembelian dan Penjualan SBN Term Deposit Deposit facility Lending facility Setelmen < T+1 (dpt quick setelmen, T+0, T+1) T+0

5 Penyempurnaan Operasi Kerangka Operasional Baru

6 Operational Framework Monetary Operation Instruments of Bank Indonesia

7 Kerangka Kerja Operasional
Karakteristik Instrumen Operasi Moneter Instruments of Bank Indonesia

8 Kerangka Kerja Operasional
Karakteristik Instrumen Operasi Moneter Instruments of Bank Indonesia

9 OPT SBI : minimum 6 bulan holding period
PBI OM Pasal 13 ayat 1: Dalam jangka waktu tertentu sejak memiliki SBI, pemilik SBI dilarang melakukan transaksi atas SBI yang dimilikinya dengan pihak lain. SE OPT: Definisi Kewajiban bagi pembeli SBI baik di pasar primer maupun di pasar sekunder untuk mempertahankan kepemilikannya minimal selama 1 bulan (28 hari kalender). SE OPT: Transaksi SBI yang tidak diperbolehkan selama masa holding Transaksi repo (sell & buy back dan collateralized); Transaksi outright; Transaksi pengagunan; dan Transaksi hibah. SE OPT: Transaksi SBI yang diperbolehkan selama masa holding Transaksi dengan Bank Indonesia, baik yang bersifat repo (d/r FLI, Repo SBI) maupun pengagunan (d/r FPJP); dan Transaksi SBI yang dilakukan setelah berlakunya PBI OM yang merupakan bagian dari transaksi yang telah dilakukan sebelum PBI OM ini diberlakukan, sampai dengan transaksi yang bersangkutan jatuh waktu. Sub-Registry wajib menatausahakan SBI milik nasabahnya dengan memenuhi ketentuan sebagaimana di atas.


Download ppt "Kerangka Kerja Operasional (1)"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google