Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Modul 8: Penjadwalan.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Modul 8: Penjadwalan."— Transcript presentasi:

1 Modul 8: Penjadwalan

2 Perkiraan Durasi Kegiatan Pengembangan Jadwal Bar Chart CPM PDM
ISI MODUL 8: Jadwal Proyek Definisi Kegiatan Pentahapan Kegiatan Perkiraan Durasi Kegiatan Pengembangan Jadwal Bar Chart CPM PDM Perbandingan CPM dan PDM Penjadwalan

3 Daur Hidup Proyek (review)
Penjadwalan Project formulation process Planning process Engineering and design process Construction process Use management process Disposal process Need Awareness of need Project Concept formulation Scope definition Full Project description Completion and Acceptance For use Fulfillment Of need User Requirements Feasibility And scope Engineering And design Field engineering And construction Facility use and management demolition Or conversion

4 Jadwal Proyek Sebagai alat untuk menjelaskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk penyelesaian suatu proyek berikut tahapan dan durasi untuk tiap kegiatan yang ada dalam proyek. Tahapan serta durasi untuk penyelesaian tiap kegiatan bertujuan untuk mendapatkan penyelesaian proyek yang tepat waktu dan ekonomis.

5 Fungsi Jadwal Proyek Memperkirakan waktu penyelesaian proyek, diperlukan bagi pelaksana untuk mengatur penggunaan sumber daya proyek untuk mempercepat atau memperlambat kemajuan pelaksanaan proyek. Memperkirakan waktu mulai dan selesai tiap kegiatan yang ada dalam proyek, bagi pelaksana proyek hal ini berguna untuk pengaturan tenaga kerja, alat, dan material yang dibutuhkan. Mengelola cash flow proyek. Pemilik dapat merencanakan pembayaran bulanan pada pelaksana, sebaliknya kemajuan pelaksanaan yang terlihat dalam jadwal dapat digunakan pelaksana untuk menagih biaya pelaksanaan proyek pada pemilik. Mengevaluasi pengaruh dari perubahan waktu penyelesaian proyek dan biayanya. Melalui perkiraan adanya perubahan jadwal, pemilik dapat mengevaluasi adanya potensi tambahan biaya pelaksanaan apabila nantinya terjadi permintaan perubahan jadwal. Sebagai catatan kemajuan pelaksanaan proyek. Jadwal yang selalu di update dapat digunakan sebagai alat untuk klaim atau untuk permintaan tambahan waktu.

6 Definisi Kegiatan Bertujuan untuk memberikan gambaran detail tentang kegiatan-kegiatan yang ada di dalam suatu proyek, sehingga kegiatan-kegiatan tersebut dapat diukur, dianggarkan, dijadwalkan dan dikendalikan dengan baik. Teknik yang umum digunakan untuk mendefinisikan kegiatan proyek adalah WBS (Work Breakdown Structure).

7 Pentahapan Kegiatan Didasarkan atas logika ketergantungan
Ketergantungan Alamiah Sebagian besar ketergantungan disebabkan oleh sifat kegiatan itu sendiri, misalnya pemasangan formwork balok dilaksanakan setelah pemasangan perancah karena meskipun tersedia cukup sumber daya, bila perancah belum selesai pemasangannya maka pelaksanaan pekerjaan formwork balok belum dapat dimulai Ketergantungan Sumber Daya Sebagai contoh kegiatan pengecoran balok tidak dapat dilakukan bersamaan dengan fabrikasi rangka baja atap karena kurangnya tenaga kerja dan dana, sehingga kegiatan tersebut dilaksanakan berurutan.

8 Contoh Tahapan Kegiatan
No Kegiatan Predecessor Successors A Setting Out START B1 E Balok B Tie Beam 1. Perancah D5 E2,F1 1. Formwork B3,C1 2. Formwork E1 E4,F2 2. Fabrikasi Tulangan B3 3. Fabrikasi Tulangan E4 3. Penulangan B1,B2 B4,C3 4. Penulangan E3 E5,F4,F5 4. Pengecoran B3,C3 B5 5. Pengecoran E4,F4 E6,F6 5. Pembongkaran Bekisting B4 D3 6. Pembongkaran Bekisting E5,F5 H1,G3 C Pelat Lantai 1 F Pelat Lantai 2 C3 F2 F4 B3,C1,C2 B4,C4 B5,C5 E4,F2,F3 D Kolom Lantai 1 D4 G Kolom Lantai 2 G3 G4 B5,C5,D2 D1 E6,F6,G2 G1 G5 I1

9 Perkiraan Durasi Kegiatan
Durasi (waktu) yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan proyek dari awal sampai akhir. Durasi kegiatan umumnya dinyatakan dalam jam, hari, atau minggu. Dapat dihitung berdasarkan volume kegiatan dibandingkan dengan produktivitas alat dan tenaga kerja, yang dirumuskan sebagai berikut :

10 Contoh Durasi Kegiatan
No Kegiatan Produktivitas (orang/hari) Jumlah Pekerja Produktivitas/ hari Volume Pekerjaan Durasi (hari) A Setting Out LS 1 B Tie Beam 1. Formwork 15 m2 8 120 240.56 2 2. Fabrikasi Tulangan 200 kg 16 3200 3 3. Penulangan 50 m2 150 4. Pengecoran 5 m3 5 25 23.32 5. Pembongkaran Bekisting C Pelat Lantai 1 9 135 538.22 4 28 5600 6 200 20 100 98.86 D Kolom Lantai 1 30 25.67 18 3600 5 kolom 27 10 Catatan: Tidak semua produktivitas pekerjaan berbanding lurus dengan jumlah tenaga kerja.

11 Pengembangan Jadwal Teknik yang biasa dipakai untuk pengembangan jadwal proyek konstruksi adalah : Bar Chart/Gantt Chart Critical Path Method (CPM) Precedence Diagram Method (PDM)

12 Bar Chart (1) Bar chart merupakan kumpulan kegiatan yang termuat pada kolom vertikal dengan durasi yang direpresentasikan pada skala horizontal. Setiap batang (bar) pada bar chart menjelaskan kapan suatu kegiatan dimulai dan kapan suatu kegiatan selesai.

13 Bar Chart (2) Langkah pembuatan bar chart :
Menentukan kegiatan apa saja yang akan dimuat dalam bar chart Melakukan perkiraan durasi untuk tiap kegiatan yang dimuat dalam bar chart Menentukan keterkaitan (tahapan) antar kegiatan Melakukan plotting bar pada bar chart

14 Contoh Bar Chart

15 Sifat Bar Chart Keunggulan bar chart :
Sederhana sehingga mudah dibaca dan dimengerti Dapat memantau dan mengendalikan kemajuan proyek bila digabungkan dengan metode lain, seperti kurva S Kelemahan bar chart : Tidak menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan antara satu kegiatan dengan yang lain Sukar untuk mengadakan perbaikan atau pembaharuan (updating), karena umumnya harus dilakukan dengan membuat bar chart baru Untuk proyek berukuran sedang dan besar, terutama yang bersifat kompleks, penggunaan bar chart akan menghadapi kesulitan.

16 Kurva S Memberikan gambaran kemajuan pekerjaan dengan waktu yang direpresentasikan terhadap bobot penyerapan biaya. Pada Kurva S, diasumsikan bahwa biaya setiap item kegiatan terdistribusi secara merata selama durasinya, penyesuaian distribusi biaya harus dilakukan jika dipandang perlu. panjang batang pada bar chart menggambarkan durasi kegiatan dapat dikonversikan kepada biaya (dalam bentuk % bobot biaya) yang dibutuhkan untuk melaksanakannya. Setiap satuan waktu (hari, minggu atau bulan) dapat dijumlahkan vertikal ke bawah yang berarti biaya yang harus dikeluarkan pada waktu yang bersangkutan. Biaya-biaya ini dijumlahkan secara kumulatif untuk satuan waktu berikutnya sehingga total jumlah keseluruhan pada akhir proyek mencapai 100%. Titik-titik tersebut dihubungkan satu sama lain sehingga membentuk kurva S.

17 Contoh Aplikasi Bar Chart dan Kurva S
MS-Visio MS-Excel MS-Project GnomePM

18 Jaringan Kerja (Network Schedule)
Teknik yang dipakai : Critical Path Method (CPM) atau Activity on Arrow (AOA) Precedence Diagram Method (PDM) atau Activity on Node (AON) Informasi yang diberikan Network Schedule : Perkiraan durasi penyelesaian proyek Kegiatan-kegiatan yang bersifat kritis dan hubungannya dengan penyelesaian proyek Pengaruh kelambatan dari suatu kegiatan terhadap jadwal penyelesaian proyek

19 CPM Merupakan AOA (Activity on Arrow) karena kegiatan digambarkan sebagai anak panah yang menghubungkan dua lingkaran yang mewakili dua peristiwa

20 Terminologi CPM Terminologi dan rumus-rumus perhitungan
ES : Earliest Start Time adalah waktu paling awal suatu kegiatan (earliest start) EF : Earliest Finish Time adalah waktu selesai paling awal suatu kegiatan (earliest finish) LS : Latest Allowable Start Time adalah waktu paling akhir suatu kegiatan boleh dimulai tanpa memperlambat proyek secara keseluruhan (latest start) LF : Latest Allowable Finish Time adalah waktu paling akhir suatu kegiatan boleh selesai tanpa memperlambat penyelesaian proyek (latest finish) D : adalah durasi dari suatu kegiatan.

21 Forward Pass Mulai dari kegiatan yang paling awal sampai ke kegiatan paling akhir, dirumuskan : EF = ES + D atau EF(i-j) = ES(i-j) + D(i-j) Waktu selesai paling awal suatu kegiatan adalah sama dengan waktu mulai paling awal ditambah durasi kegiatan yang bersangkutan. Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan terdahulu yang menggabung, maka waktu mulai paling awal (ES) kegiatan tersebut adalah sama dengan waktu selesai paling awal (EF) yang terbesar dari kegiatan terdahulu.

22 Backward Pass Mulai dari ujung kanan (waktu terakhir penyelesaian proyek). LS = LF – D atau LS(i-j) = LF(i-j) – D(i-j) Waktu mulai paling akhir adalah sama dengan waktu selesai paling akhir dikurangi durasi kegiatan yang bersangkutan. Bila suatu kegiatan memiliki (memecah menjadi) dua atau lebih kegiatan berikutnya, maka waktu selesai paling akhir (LF) kegiatan tersebut adalah sama dengan waktu mulai paling akhir (LS) kegiatan berikutnya yang terkecil.

23 Jalur Kritis Menunjukkan urutan kegiatan yang mempunyai jumlah waktu penyelesaian terlama dan jumlah waktu tersebut merupakan waktu proyek yang tercepat. Ciri-ciri: Pada kegiatan pertama : ES = LS = 0 Pada kegitan terakhir : LF = EF Total Float : TF = 0

24 Total Float Menunjukkan jumlah waktu yang diperkenankan suatu kegiatan boleh ditunda, tanpa mempengaruhi jadwal penyelesaian proyek secara keseluruhan TF = LF – EF = LS – ES TF = L(j) – E(i) – D(i-j)

25 Free Float Besarnya Free Float suatu kegiatan adalah sama dengan sejumlah waktu dimana penyelesaian kegiatan tersebut dapat ditunda tanpa mempengaruhi waktu mulai paling awal dari kegiatan berikutnya ataupun semua peristiwa yang lain pada network schedule. Free Float kegiatan A : FF(1-2) = ES(2-3) – EF(1-2)

26 Dummy Untuk memperlihatkan adanya hubungan ketergantungan antara dua peristiwa. Tidak memerlukan waktu (durasi) dan digambarkan sebagai garis putus-putus.

27 Contoh Perhitungan CPM (1)
Kegiatan Durasi (D) Paling Awal Paling Akhir Float Nama i - j ES EF LS LF TF FF a 1 -- 2 3 b 2 -- 3 2 5 7 c 2 -- 4 4 d 2 -- 6 8 11 6 14 1 e 3 -- 5 9 f 4 -- 7 13 g 5 -- 6 12 h 6 -- 8 18 20 i 7 -- 8 j 8 -- 9 24

28 Contoh Perhitungan CPM (2)
Jaringan Kerja berdasarkan Tabel :

29 Contoh Perhitungan CPM (3)
Forward Pass Jalur Kritis Backward Pass

30 Latihan 1 Kegiatan Durasi (D) Predecessor Successor A 10 - B 2 C B,E D 5 F,E E 20 F 9 I G 4 H 12 7 H,F Berdasarkan tabel tersebut, buatlah suatu diagram CPM dan tentukanlah nilai ES,EF, LS, LF, Total Float, Free Float untuk masing-masing kegiatan.

31 PDM Merupakan Activity on Node (AON) karena kegiatan proyek direpresentasikan dalam node yang berbentuk kotak.

32 Lead dan Lag Positive lag (disebut lag saja), digunakan pada situasi dimana suatu kegiatan berikutnya (succeeding activities) dapat dimulai setelah waktu lag habis Negative lag (bisa juga disebut lead), digunakan pada situasi dimana suatu kegiatan berikutnya (succeeding activities) dapat dimulai sebelum kegiatan yang mendahuluinya (preceding activities) selesai

33 Logika Ketergantungan
Logika Ketergantungan (Logical Relationship) PDM : Finish to Start (FS) Start to Start (SS) Finish to Finish (FF) Start to Finish (SF)

34 Finish to Start Kegiatan yang mengikuti (succeeding activities) hanya dapat dimulai jika kegiatan yang mendahului (preceding activities) telah selesai. FS dengan Zero Lag dan Positive Lag FS dengan Negative Lag

35 SS dengan Positive Lag dan Zero Lag
Start to Start Menjelaskan hubungan antara dua kegiatan yang dapat dimulai secara bersamaan SS dengan Positive Lag dan Zero Lag

36 FF dengan Positive Lag dan Zero Lag
Finish to Finish Menunjukkan hubungan penyelesaian antara dua kegiatan FF dengan Positive Lag dan Zero Lag

37 Start to Finish Menjelaskan hubungan antara selesainya kegiatan dengan mulainya kegiatan terdahulu. Sebagian porsi dari kegiatan terdahulu harus selesai sebelum bagian akhir kegiatan yang dimaksud boleh diselesaikan SF logical relationship

38 Forward Pass (1) Diambil angka ES terbesar bila lebih dari satu kegiatan bergabung Notasi (i) bagi kegiatan terdahulu (predecessor) dan (j) bagi kegiatan yang sedang ditinjau Waktu awal dianggap nol Waktu mulai paling awal dari kegiatan yang sedang ditinjau ES(j) adalah sama dengan angka terbesar dari jumlah angka kegiatan terdahulu ES(i) atau EF(i) ditambah konstrain yang bersangkutan

39 Forward Pass (2) ES(j) = pilih angka terbesar dari
ES(i) + SS(i-j) atau ES(i) + SF(i-j) – D(j) atau EF(i) + FS(i-j) atau EF(i) + FF(i-j) – D(j) Waktu selesai paling awal dari kegiatan yang sedang ditinjau EF(j) EF(j) = ES(j) + D(j)

40 Backward Pass (1) Bila lebih dari satu kegiatan bergabung maka diambil angka LS terkecil Notasi (i) bagi kegiatan yang sedang ditinjau sedangkan (j) adalah kegiatan berikutnya LF(i) adalah waktu selesai paling akhir kegiatan (i) yang sedang ditinjau yang merupakan angka terkecil dari jumlah kegiatan LS dan LF ditambah konstrain yang bersangkutan

41 Backward Pass (2) LF(i) = pilih angka terkecil dari
LF(j) – FF(i-j) atau LS(j) – FS(i-j) atau LF(j) – SF(i-j) + D(i) atau LS(j) – SS(i-j) + D(j) Waktu mulai paling akhir kegiatan yang sedang ditinjau LS(i) LS(i) = LF(i) – D(i)

42 Jalur Kritis dan Float Syarat jalur kritis pada PDM adalah : ES = LS
EF = LF LF – ES = D Float pada PDM adalah : Total Float (TF) = LS – ES Free Float (FF) : untuk konstrain FS atau SS, FF = (ES of succeeding activity) – (EF of the constraint) untuk konstrain SF atau FF, FF = (EF of succeeding activity) – (EF of the constraint)

43 Perhitungan PDM (1) No Nama Kegiatan Durasi (D) Konstrain Paling Awal
Paling Akhir Float ES EF LS LF 1 A 5 - 2 B 6 SS(1-2)=3 3 9 C FS(1-3)=2 7 13 8 14 FF(2-3)=2 4 D SF(2-4)=11 E FS(2-5)=1 11 17 SF(3-5)=9 SS(4-5)=4 F SS(5-6)=5 16 24

44 Forward Pass untuk menentukan ES dan EF
Perhitungan PDM (2) Forward Pass untuk menentukan ES dan EF

45 Backward Pass untuk menentukan LS dan LF
Perhitungan PDM (3) Kegiatan Kritis Backward Pass untuk menentukan LS dan LF

46 Latihan 2 Buatlah diagram PDM dan hitunglah ES, EF, LS, dan LF. No
Nama Kegiatan Durasi (D) Konstrain 1 Project Start - 10 A 3 FS (1-10) = 0 20 B 4 FS (1-20) = 0 30 C 2 FS (10-30) = 1 40 D FS (20-40) = 0 FF (30-40) = 3 50 E FS (20-50) = 0 60 F 6 SS (50-60) = 2 70 G FS (60-70) = 0 80 H FS (40-80) = 0 FS (50-80) = 0 SF (70-80) = 1 90 I FS (80-90) = 0 100 Project Complete FS (90-100) = 0 FS (70-100) = 0 Buatlah diagram PDM dan hitunglah ES, EF, LS, dan LF.

47 Perbandingan CPM dan PDM (1)
Keunggulan PDM : Mampu menyajikan hubungan antar kegiatan secara lebih sederhana Tidak memerlukan dummy dan tambahan detail untuk menunjukkan kegiatan yang tumpang tindih (overlap) Sesuai untuk digunakan pada kegiatan yang bersifat reperitif (berulang) seperti pada konstruksi jalan raya atau konstruksi gedung bertingkat Keunggulan CPM : Mampu menyajikan hubungan yang berlangsung di antara dua kegiatan yang secara parsial berlangsung bersamaan, Lebih mudah untuk mengukur keterlambatan (delay) serta mengetahui akibat yang ditimbulkannya.

48 Perbandingan CPM dan PDM (2)
Kegiatan konstruksi pipa di bawah tanah dalam format CPM Kegiatan konstruksi pipa di bawah tanah dalam format PDM

49 Contoh Aplikasi PDM MS-Visio MS-Project

50 Pustaka lebih lanjut… Abduh, M., Rosyad, A.Y., Hadi, S., dan Yudha, R. (2007) “Spreadsheet Application for Small Enterprises in Managing Construction Projects”. Proceedings of the 1st International Conference of European Asian Civil Engineering Forum, UPH, September 26-27, Tangerang, Indonesia.

51 Tugas 5 Kerjakan Latihan 2 dalam modul ini Tugas kelompok (4 orang).
Waktu 1 minggu.


Download ppt "Modul 8: Penjadwalan."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google