Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSuparman Tanudjaja Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Menentukan unsur ekstrinsik apa yang terdapat dalam penggalan novel Gadis Pantai
Diskusi Panel
2
Penggalan 1 Bapak? mengapa bapak segan menatap aku? anaknya sendiri. dan bumi di bawah kakinya terasa goyah. Kampung nelayan ini telah kehilangan perlindungan yang meyakinkan baginya. Sedang di belakang terus mengikuti mata-mata Bendoro yang tak dapat dikebaskan dari bayang-bayangnya. Ia masih kenal benar siapa-siapa yang menjemputnya—tetangga-tetangganya. Ada yang dulu menjewernya. Ada yang mendongenginya. Ada yang pernah mengangkat dan menggendongnya sewaktu habis jatuh dari pohon jambu. ada yang sering dibantunya menunggu dapur. Dan ada bocah-bocah kecil yang digendongnya dulu. Antara sebentar ia dengar kata Bendoro Putri! Bendoro! Bendoro! Bendoro Putri! kata itu mendengung memburu. Mengiris dan meremas di dalam otaknya. Bendoro! Bendoro Putri! Bendoro! Bendoro Putri! Dan berpasang-pasang mata yang menunduk hormat bila tertatap olehnya seakan menyindirnya: semu, semu, semua semu! ( Hlm. 165).
3
Penggalan 2 Ia angkat pandangannya sekilas ke depan sana ketika dari pintu samping Bendoro masuk. Ia mengenakan sorban, teluk belanga sutera putih, sarung bugis hitam, selembar selendang berenda melibat lehernya. Selopnya tak dikenakannya. Pada tangan kanannya ia membawa tasbih, pada tangan kirinya ia membawa bangku lipat tempat menaruhkan Qur’an. (Gadis Pantai, 2010: 36)
4
Penggalan 3 “Lantas milik perempuan itu sendiri apa?” “Tidak ada, Mas Nganten. Dia sendiri hak-milik lelaki.” ...ia hanyalah milik Bendoro. Yang ia tak habis mengerti, mengapa ia harus berlaku sedemikian rupa sehingga sama nilainya dengan meja, dengan kursii dan lemari, dengan kasur tempat ia dan Bendoro pada malam-malam tertentu bercengkerama.“(Hlm. 88)
5
Penggalan 4 “Anak ini, tuanku, bagaimana nasib anak ini?” Gadis Pantai memekik rintihan. “Anak itu? Apa guna kau pikirkan? Banyak orang bisa urus dia. Jangan pikirkan si bayi.” “Mestikah sahaya pergi tanpa anak sendiri? Tak boleh balik ke kota untuk melihatnya?” “Lupakan bayimu. Anggap dirimu tak pernah punya anak.” Gadis Pantai tersedan-sedan. “Sahaya harus berangkat, Bendoro, tanpa anak sahaya sendiri?” “Aku bilang kau tak punya anak. Kau belum pernah punya anak.”
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.