Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Foamy Virus Yunika S
2
Outline Foamy Virus Sejarah Replikasi virus Klasifikasi Karakteristik
Penyebaran Klasifikasi Sejarah
3
Sejarah Foamy Virus Pertama kali dilaporkan adanya efek sitopatik (CPE) pada turunan kultur jaringan ginjal monyet pada tahun 1954 oleh Enders dan Peebles CPE diduga berasal dari virus campak Ketiadaan inclusion body dan tidak adanya reaksi terhadap serum campak → bukan virus campak Penelitian berikutnya ditemukan adanya 9 serotipe simian foamy virus Beberapa spesies foamy virus lain
4
Klasifikasi Foamy Virus
Klasifikasi SFV : Group : Group IV (+ ssRNA-RT) Famili : Retroviridae Subfamili : Spumaretrovirinae Genus : Spumavirus Spesies : Simian Foamy Virus
5
Karakteristik Foamy Virus
1. Morfologi virus Berbentuk bulat, dengan ukuran yang berbeda-beda : Partikel intraseluler Partikel ekstraseluler dan partikel di dalam vakuola sitoplasmik Perbesaran x Hooks, 1975
6
2. Properti dan sifat virus
Karakteristik Foamy Virus (lanjutan) 2. Properti dan sifat virus Karakteristik Deskripsi Inang alami Monyet, sapi, kucing, hamster, manusia (?), persisten Efek sitopatik Vakuolisasi pembentukan struktur seperti buih Penghambatan replikasi Dapat dihambat oleh bromodeoxyuridine dan Actinomycin D RNA-dependent DNA polymerase Positif Ukuran RNA 60 S Kepadatan 1,16 g/cm3 Sensitivitas terhadap senyawa organik Sensitif terhadap kloroform dan eter Sensitivitas terhadap kondisi fisika Sensitif terhadap pH 3, panas 56oC selama 30 menit, sinar tampak (relatif resisten terhadap sinar UV) Patogenesis Tidak menyebabkan penyakit baik pada inang alami maupun pada hewan percobaan
7
Replikasi foamy virus 1. Struktur genom virus
8
Replikasi foamy virus (lanjutan)
2. Siklus hidup foamy virus
9
Penyebaran foamy virus
Foamy virus terdapat secara alami pada spesies primata non-manusia, seperti monyet, maccaca, tetapi tidak pada manusia. Mekanisme penyebaran FV dapat terjadi secara horizontal maupun vertikal Prevalensi meningkat sebanding dengan usia. Selain itu, prevalensi berkisar sekitar 44 % hingga 100 % di alam liar, dan 80 % hingga 100 % di dalam kandang Mampu menginfeksi manusia tetapi tetap tidak menyebabkan penyakit.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.