Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Farmakoterapi 2 DEPRESI

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Farmakoterapi 2 DEPRESI"— Transcript presentasi:

1 Farmakoterapi 2 DEPRESI
Ana Malia Sari Angelina savera ulfa Anggi inferstya Anggi listyanirmala Anggita purnama hati

2 Pendahuluan Secara sederhana, depresi adalah suatu pengalaman yang menyakitkan dan perasaan tidak ada harapan lagi. Pada sindrom depresi terjadi defisiensi dari salah satu atau beberapa neurotransmitter aminergik, pada celah sinaps neuron khususnya di sistem limbik sehingga aktivitas reseptor serotonin menurun. Menurut National Institute of Mental Health (dalam Siswanto, 2002), gangguan depresi dipahami sebagai suatu penyakit tubuh yang menyeluruh (whole-body), yang meliputi tubuh, suasana perasaan dan pikiran. Ini berpengaruh terhadap cara makan dan tidur, cara seseorang merasa mengenai dirinya sendiri dan cara orang berpikir mengenai sesuatu. Gangguan depresi tidak sama dengan suasana murung (blue mood). Ini juga tidak sama dengan kelemahan pribadi atau suatu kondisi yang dapat dikehendaki atau diharapkan berlaku. Orang dengan penyakit depresi tidak dapat begitu saja “memaksa diri mereka sendiri” dan menjadi lebih baik.

3 Gejala fisik akibat depresi:
Badan selalu merasa lelah. Gangguan pada pola tidur. Merasakan berbagai rasa sakit. Tidak berselera untuk melakukan hubungan seksual. Bergerak atau berbicara lebih lambat. Merasa tidak bisa beristirahat atau kesulitan untuk duduk diam. Berat badan berubah. Sakit kepala.

4 Faktor-faktor penyebab depresi :
Biologis terdapat perbedaan pada sistem neurotransmitter antara orang yang depresi dan yang tidak depresi. Terdapat beberapa bagian pada otak yang tidak bekerja secara normal saat depresi. Genetik Depresi dapat terjadi diturunkan melalui faktor genetik/keturunan. Gender Penelitian menunjukkan bahwa wanita dua kali lebih banyak mengalami depresi daripada pria. perubahan hormonal yang terjadi pada wanita pada banyak waktu dalam hidup bisa jadi merupakan faktor penyebabnya. Usia Orang yang berusia lanjut memiliki resiko depresi yang lebih besar. Itu bisa disebabkan oleh beberapa faktor lain, seperti hidup sendiri, kurangnya dukungan sosial, dan lain sebagainya. Kondisi kesehatan Kondisi seperti kanker, penyakit jantung, diabetes, dan penyakit kronis jangka panjang lainnya bisa menimbulkan depresi. Kondisi lain seperti gangguan tidur juga bisa mendatangkan depresi.

5 Cara Mencegah Depresi Berhenti Merokok Latihan Fisik Hindari Junk Food
Hindari Begadang & Nonton tv berlebihan Berjalan jalan keluar ruangan Jauhkan dari pikiran negative Hindari alkohol dan obat obatan

6 Macam Macam Depresi Depresi Situasional, merupakan depresi yang terjadi setelah mengalami suatu peristiwa sedih yang berat/traumatik, seperti kematian orang yang dicintai, di- PHK, kehilangan mata pencaharian mendadak, bangkrut, dan sebagainya. Holiday Blues = depresi yang terjadi ketika sedang berlibur atau merayakan suatu momen sedih, mengenang peristiwa masa lalu yang pahit, lalu timbul depresi. Depresi jenis ini biasanya bersifat sementara, begitu momen perasaan khususnya selesai, ia akan kembali pulih. Depresi Endogenous = depresi tanpa penyebab yang pasti, tiba – tiba saja muncul tanpa diketahui faktor pencetusnya.

7 Macam Macam Depresi Depresi Vegetatif = depresi yang membuat penderita cenderung menarik diri dari pergaulan, jarang berbicara, tidak mau makan dan tidak mau tidur. Yang dilakukannya hanya melamun dan bingung. Depresi Agitatif = diketahui dari penderitanya yang tampak sangat gelisah, cemas, meremas – remas tangannya serta banyak bicara, hiperaktif, tidak bisa diam. Depresi Disrtimik = depresi jenis ini berhubungan dengan perubahan kepribadian yang nyata. Penderita tampak lusuh, muram, pesimis, tidak suka bercanda atau tidak mampu menikmati kesenangan. Ia berlaku pasif, menarik diri (introvert), curiga, suka mengkritik, dan sering menyesali dirinya sendiri. Pikiran penderita dipenuhi dengan kekurangan, kegagalan, dan hal – hal negatif, bahkan menikmati kegagalannya.

8 Macam Macam Depresi Depresi Psikotik. Sekitar 15 % penderita terutama pada depresi berat, akan mengalami delusi (keyakinan yang salah terhadap sesuatu) atau halusinasi (melihat atau mendengar sesuatu yang sesungguhnya tidak ada)

9 KRITERIA DIAGNOSIS Episode Depresif Episode depresif ringan
Episode depresif sedang Episode depresif berat tanpa gejala psikotik Episode depresif berat dengan gejala psikotik

10 TERAPI DEPRESI Terapi Non Farmakologi Psikoterapi
Terapi Elektrokonvulsif Terapi Cahaya

11 Terapi Non Farmakologi
Efikasi psikoterapi dan obat antidepresan, dapat dikatakan saling menambahkan. Psikoterapi saja tidak disarankan untuk terapi akut pada pasien dengan kelainan depresi mayor berat dan/atau psikosis. Untuk kelainan depresi mayor non kronis tanpa komplikasi, terapi kombinasi tidak akan memberikan manfaat khusus. Terapi kognitif, terapi tingkah laku dan psikoterapi imterpersonal diduga memiliki efikaasi yang setara. Terapi elektrokonvulsif ( Electroconvulsive therapy – ECT ) = terapi yang aman dan efektif untuk semua sub-tipe gangguan depresi mayor. Terapi ini diberikan jika diharapkan respon yang cepat, terapi lain memberikan resiko yang lebih besar dibandingkan manfaatnya, pemberian obat tidak memberikan respon baik, atau prefensi pasien terhadap ECT. ECT dilaporkan memberikan respon terapetik yang cepat (10 – 14 hari). Terapi cahaya ( yaitu: pasien melihat kedalam suatu kotak lampu), dapat digunakan untuk pasien gangguan afektif musiman.

12 Terapi Farmakologi Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI) mencerminkan suatu golongan obat yang secara kimiawi dengan beragam efek primer menghambat pengangkutan serotonin. Efek samping utama dari SSRI meliputi mual, muntah, diare, dan disfungsi seksual. Sakit kepala, insomnia, dan keletihan juga sering dilaporkan. Contoh obat Selective serotonin reuptake inhibitors Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI) antara lain sitalopram, escilatopram, fluoksetin, fluvoksamin, paroksetin, dan sertralin HCl.

13 Terapi Farmakologi Antagonis 5-HT2
Dua antidepresan yang diduga terutama bekerja sebagai antagonis di reseptor 5-HT2 yaitu trazodon dan nefazodon. Trazodon merupakan turunan triazolopiridin, Mekanisme kerja antidepresi pada manusia masih belum jelas, tetapi pada penelitian yang dilakukan terhadap binatang dapat menghambat reuptake serotonin. Trazodon dan nefazodon menyebabkan efek kolinergik dan gastrointestinal yang minimal. Sedasi, pusing, dan hipotensi ortostatik merupakan efek samping terkait dosis yang paling sering terjadi.

14 Selective serotonin-norephinephrine reuptake inhibitors (SNRI)
Golongan ini mencakup venlafaksin, desvenlafaksin, dan duloksetin. Semua SNRI mengikat pengangkut serotonin dan norepinefrin demikian juga TCA. Venlafaksin dapat mengakibatkan peningkatan tekanan darah diastolitik, dimana efek ini terkait dosis. Anti depresan trisiklik (TCA) digunakan dalam depresi yang tidak responsive terhadap obat-obat anti depresan umum misalnya SSRI dan SNRI. SSRI dan SNRI yang tidak responsive di sebabkan karena tolerabilitasnya yang relative kurang dibanding dengan obat-obat baru, kesulitan pemakaian, dan sifat letal jika kelebihan dosis. Efek samping antikolinergik (seperti; mulut kering, pandangan kabur, konstipasi, retensi urin, takikardia, dan ganguanmemori) dan sedasi lebih sering terjadi pada pemebrian Antidepresan trisiklik amina tersier dibandingkan pada pemeberian amina sekunder.

15 Terapi Farmakologi Penghambat MAO
Monoamine Oksidase (MAO) adalah enzim yang berperan dalam proses deaminasi oksidatif dari amin sekunder dan tersier seperti amin-amin transmitter, tiramin, dan benzilamin membentuk aldehid, ammonia, dan hidrogen peroksida. Penghambatan enzim monoamine oksidase secara umum dapat mencegah deaminasi oksidatif dari senyawa amin biogenic seperti dopamine, epinefrin , norepinefrin, serotonin, triptamin, dan tiramin sehingga kadar amin biogenic dalam tubuh meningkat termasuk kadar serotonin dan norepinefrin di otak. Peningkatan kadar monoamin biogenic ini yang menimbulkan efek antidepresi.

16 Mekanisme kerja monoamin oksidase sebagai antidepresi dengan cara memblok reuptake dopamine dengan mencegah proses oksidasi amin tersebut sehingga menyebabkan peningkatan kadar dopamine dalam tubuh. Contoh golongan MAOI antara lain fenelzin (turunan hidrazin), isokarboksazid,dan turunan non hidrazin ( tranilsipromin, selegilin, dan moklobemid). Efek samping Penghambat MAO yang paling sering terjadi adalah hipotensi postural (lebih sering terjadi pada pemberian fenelzin daripada tranilsipromin), dimana dapat diminimalkan dengan pemberian dosis terbagi dalam sehari.

17 KASUS Tn.RPS (22 tahun) BB 66kg, TB 170cm Pasien datang dengankeluhan bingung, mendengar sesuatu yang tidak ada, miskin bicara. Pasien tiba-tiba bingung, merasa sakit beroba tke RS Xyz, setelah itu tidak kembali ke asrama tetapi keluyuran di sekitar johar. Oleh ayahnya dibawa kekantor, oleh kesatuan disarankan ke RS Xyz setelah itu dia kost di luar wisma ditemanii bunya. Kemampuan kerja kurang optimal. Mengeluhkan nyeri uluhati, serasa ingin muntah dan sebah dikarenakan tidak nafsu makan.

18 Kasus AnalisaKasus : METODE SOAP Subjektif Merasabingung
Mendengarkansesuatu yang tidakada Miskinbicara Kemampuankerjakurang optimal Nyeri perut serasa mual dan sebah Obyektif TB 170 cm, BB 66 Kg, TD 120/80 mmHg

19 Kasus Assesment Depresi berat dengan gejala psikotik dengan riwayat pengobatan Alprazolam 1 x 0,25 mg dan Clozapin 2 x 12,5 mg

20 Kasus

21 Kasus Planning: Terapielektrokonvulsif ( Electroconvulsive therapy – ECT ) tetapdilanjutkanuntukrawatjalan

22 TERIMAKASIH  SEMOGA BERMANFAAT


Download ppt "Farmakoterapi 2 DEPRESI"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google