Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Subhechanis Saptanto Tim Peneliti

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Subhechanis Saptanto Tim Peneliti"— Transcript presentasi:

1 DAMPAK HAMBATAN NON TARIF PERDAGANGAN PRODUK TUNA DAN UDANG TERHADAP PEREKONOMIAN SEKTOR PERIKANAN
Subhechanis Saptanto Tim Peneliti Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Disampaikan Pada Acara Learning Session Jakarta, 04 Oktober 2017 BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2017

2 ALUR PRESENTASI PENDAHULUAN METODOLOGI HASIL DAN PEMBAHASAN
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

3 PENDAHULUAN Kesepakatan WTO tanggal 15 Apil 1994 menandai dilaksanakan perdagangan bebas untuk negara maju dan negara berkembang 2020 dimana perdagangan bebas : perdagangan antarnegara tanpa adanya hambatan dalam bentuk tarif. Perdagangan bebas selain memberikan manfaat (gain from trade) dapat juga memberikan hambatan (khususnya non tariff) bagi negara-negara yang terlibat perdagangan. Walaupun negara-negara anggota WTO secara bertahap menurunkan hambatan tarif akan tetapi masih muncul hambatan non tarif yang menjadi kendala dalam perdagangan bebas.

4 PENDAHULUAN Masalah hambatan non tarif sering menyulitkan Indonesia dalam memenuhi permintaan pasar global (Nugroho, 2007) dan adanya kecenderungan peningkatan hambatan non tarif di negara-negara berkembang (Hoekman, 2012) Kasus hambatan non tarif : penolakan ekspor pada tahun 2014  9 Negara & 15 Kasus : Kanada (4; tuna & udang), Jerman (3; sardin), Korsel (2,Crab); Belgia (1, swordfish), Italia (1, kakap), Prancis (1, hiu), Inggris(1, Prawn), Sovenia (1, sardin) dan Spanyol (1,swordfish) (KKP, 2014). Perlunya suatu kajian untuk menganalisis dampak hambatan non tariff terhadap sektor perikanan  pengaruh terhadap makro dan sektoral.

5 Ekspor Udang : 1,94 %/tahun Tuna : 13,67 %/tahun Nilai Ekspor
Sumber : KKP (2014) Nilai Ekspor Udang : 14,39 %/tahun Tuna : 22,82 %/tahun

6 Tujuan Penelitian Melakukan identifikasi dampak hambatan non tarif perdagangan produk tuna dan udang Menghitung besaran hambatan non tarif perdagangan produk tuna dan udang Melakukan analisis dampak kinerja Hambatan Non Tarif Perdagangan Produk Tuna dan Udang Terhadap Perekonomian Sektor Perikanan

7 Menurut Koo dan Kennedy (2005) :
Hambatan Non - Tariff Menurut Koo dan Kennedy (2005) : Pembatasan kuantitatif & pembatasan spesifik sejenis (kuota, Voluntary Export Restraints dan kartel internasional) Beban non tarif dan kebijakan yang berhubungan yang mempengaruhi impor (kebijakan antidumping dan kebijakan countervailing) Kebijakan umum pemerintah yang membatasi (kebijakan oleh pemerintah, kebijakan kompetisi, dan penetapan perdagangan) Prosedur umum dan kegiatan administrasi (prosedur valuasi dan prosedur perizinan) Hambatan teknis (peraturan dan standar kualitas kesehatan dan sanitasi, keamanan, peraturan dan standar industrial, dan peraturan pengemasan dan pelabelan/ecolabelling) Kebijakan selain tarif yang dapat memiliki pengaruh ekonomi pada komoditi perdagangan internasional atau menimbulkan distorsi, sehingga mengurangi potensi manfaat perdagangan internasional (UNCTAD, 2012)

8 Classification: Non-tariff measures (NTMs)
NTM classification encompasses 16 chapters (A to P) and each individual chapter is divided into groupings with depth up to three levels (UNCTAD, 2010) Chapter A : sanitary and phytosanitary measures (certification, testing and inspection, and quarantine Chapter B : technical measures (labelling, marking, packaging) Chapter C : customs formalities Chapter D : price control measures Chapter E :licensing, quotas and other quantity control measures Chapter F : charges, taxes and other para-tariff measures Chapter G :finance measures Chapter H :anticompetitive measures Chapter I : trade-related investment measures Chapter J: distribution restrictions, Chapter K : the restriction on post-sales services Chapter L : contains measures that relate to the subsidies Chapter M : government procurement restriction measures Chapter N : intellectual property measures Chapter O : rules of origin Chapter P : export measures

9 METODOLOGI Kerangka Pemikiran

10 Data Kuantitatif: Data Sekunder (Produksi, Ekspor-Impor (KKP) dan database GTAP  GTAP versi 9 ada 57 sektor dan 140 region(Purdue University) Jenis dan Sumber Data RunGTAP : Pengolahan data GTAP

11

12 Metoda Analisis Pwt = PW × ER(1 + TR) (1) PD = Pwt + PW × ER × NTB (2) NTB = (PD − Pwt)/(PW × ER) (3) Ket : NTB : Nilai Non Tariff Barrier PD Harga domestik dari produk impor PW Harga dunia dalam US Dollar (sudah termasuk juga biaya pengiriman) Pwt Harga domestik dari produk impor ditingkat dunia setelah adanya pembayaran tarif yang dikenakan oleh negara importir TR Tariff rate yang dikenakan pada produk impor Sumber : Chemingui dan Dessus (2008)

13 Metoda Analisis

14 Hubungan antara Pelaku dalam Model GTAP
Sumber : Hertel and Tsigas, 1997

15 HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Hambatan Non Tarif Jepang dan AS
Sumber : Data dari diolah, 2016

16 Uni Eropa Sumber : Data dari diolah, 2016

17 Besaran Hambatan Non Tarif Perdagangan Produk Tuna dan Udang
Pada tahun 2014 terdapat NTB setara Tariff yang cukup tinggi terhadap berbagai komoditas perikanan Indonesia di pasar Jepang, Amerika Serikat dan Uni Eropa. Uni Eropa merupakan negara dengan nilai NTB setara Tariff total tertinggi, disusul oleh Jepang dan USA dengan nilai yang tidak jauh bertaut, masing-masingnya sebesar 83.07%, 69.79% dan 66.77% Komoditas tuna beku : NTB setara Tariff tertinggi bagi kelompok komoditas ini terjadi di pasar USA, dengan nilai sebesar %. Pada urutan kedua adalah Jepang, dengan nilai sebesar 69.61%, dan disusul oleh Uni Eropa sebesar 66.25%. Komoditas udang beku : Uni Eropa menunjukkan NTB tertinggi dengan nilai rata-rata sebesar %. Urutan kedua diduduki oleh Jepang dengan nilai rata-rata sebesar 87.92%, dan USA menempati urutan ketiga dengan nilai rata-rata sebesar 3.50% saja. Komoditas olahan, baik udang maupun tuna, diperoleh besaran NTB setara Tariff yang lebih rendah jika dibandingkan kelompok Frozen/Fresh. Pada komoditas Tuna, meskipun terdapat indikasi NTB di ketiga pasar, akan tetapi hanya Jepang negara yang memperoleh nilai NTB dua dijit sebesar 35.13%. Baik di pasar Uni Eropa maupun USA dapat dikatakan terjadi Nilai NTB yang relatif rendah, dengan nilai masing-masing sebesar 2.51% dan 0.34%. Adapun komoditas olahan Udang, hanya di pasar USA saja yang terjadi nilai NTB sebesar 15.98%.

18 SIMULASI DAN ANALISIS Agregasi Negara Berdasarkan Database GTAP

19 Agregasi Sektor Produk Berdasarkan Database GTAP

20 Skenario Simulasi Skenario 1 : Indonesia tetap bertahan dengan Non Tariff yang sudah ditetapkan oleh negara mitra Skenario 2 : Negara mitra mengurangi Non Tariff sebesar 50% dari kondisi yang ada Skenario 3 : Indonesia tetap bertahan dengan Non Tariff yang sudah ditetapkan oleh negara mitra dan pemerintah melakukan intervensi (peningkatan efisiensi dan produktivitas) Skenario 4 : Negara mitra mengurangi Non Tariff sebesar 50% dari kondisi yang ada dan pemerintah melakukan intervensi (peningkatan efisiensi dan produktivitas).

21 Dampak Non Tarif terhadap Kinerja Makro Ekonomi Nasional
Hasil Simulasi Dampak Non Tarif terhadap Kinerja Makro Ekonomi Nasional Indikator Sim 1 Sim 2 Sim 3 Sim 4 Equiv Var (U$ Juta) 825,72 175,33 2060,30 1410,82 PDB (%) 0,0019 0,00045 0,0021 0,00059 Neraca Perdag (U$ Juta) 11710,59 2810,14 12909,81 3705,78 Nilai Tukar (%) 0,38 0,081 0,53 0,23 Konsumsi (%) -0,29 -0,07 -0,31 -0,092 IHK (%) 0,61 0,15 0,67 0,198

22 Dampak Non Tarif terhadap Agregat Komoditas Perikanan Indikator Sim 1
Volume Produksi (%) 5,04 1,07 11,55 7,34 Harga Produk (%) 0,48 0,10 -5,22 -5,57 Volume Ekspor (%) 94,57 20,12 105,88 26,87 Harga Ekspor (%) 0,47 Volume Impor (%) 0,71 0,15 0,92 0,36 Harga Impor (%) -0,009 -0,003 0,003 Neraca Perdagangan (%) 31,53 6,68 47,78 22,95

23 Dampak Non Tarif terhadap Komoditas Perikanan : Tuna & Udang
 Indikator Sim 1 Sim 2 Sim 3 sim 4 Tuna Udang Vol Produksi (%) 1,97 0,84 0,54 0,22 2,14 0,91 0,70 0,29 Harga Produk (%) 14,85 5,18 3,52 1,32 16,40 5,66 4,65 1,73 Vol Ekspor (%) 43,83 74,47 11,43 16,77 47,78 82,77 14,95 22,26 Harga Ekspor (%) 12,85 4,46 3,05 1,14 14,18 4,88 4,02 1,49 Vol Impor (%) 13,46 4,35 3,17 1,107 14,88 4,76 4,18 1,45 Harga Impor (%) -0,022 -0,023 -0,0053 -0,0056 -0,025 -0,026 -0,0071 -0,0074

24 KESIMPULAN Hambatan non tarif ke Jepang dan USA : 16 jenis dan di pasar Uni Eropa : 14 jenis Persyaratan pengujian  hambatan yang paling sering dihadapi oleh eksportir Indonesia karena faktor kualitas makanan Besaran hambatan non tarif tertinggi untuk komoditas tuna dan udang beku : Pasar Eropa, diikuti oleh pasar Jepang dan AS Hambatan non tarif tertinggi untuk komoditas produk olahan tuna dan udang : Pasar Jepang diikuti oleh pasar Uni Eropa dan AS.

25 KESIMPULAN Penurunan hambatan non tarif berpengaruh terhadap makro dan sektoral, Makro : kesejahteraan, PDB, Neraca Perdagangan, Nilai tukar (Term of Trade), indeks harga konsumen dan konsumsi. Sektoral : jumlah output, harga output, jumlah ekspor, harga ekspor, jumlah impor, harga impor, dan neraca perdagangan komoditas. Pada simulasi 3 (pengurangan NTB 100 % dan intervensi pemerintah) memberikan efek paling besar dimana secara makro terjadi peningkatan kesejahteraan sebesar U$ Juta; peningkatan PDB riil 0,002%; peningkatan neraca perdagangan sebesar U$ Juta; Peningkatan nilai tukar sebesar 0,53%; sedangkan pada konsumsi terjadi penurunan sebesar 0,31%. Secara sektoral simulasi 3 memberikan efek pada jumlah output komoditas tuna dan udang pertumbuhan sebesar 2,14% dan 0,91%; dampak positif sebesar 16,4% dan 5,67% pada harga udang dan tuna; peningkatan volume ekspor udang dan tuna sebesar 47,78% dan 82,77%; peningkatan harga ekspor udang dan tuna sebesar 14,18% dan 4,88%; pertumbuhan impor sebesar 14,88% dan 4,76%; penurunan harga impor sebesar -0,025% dan -0,026%

26 IMPLIKASI KEBIJAKAN Berkurangnya hambatan non tarif dapat memberikan efek positif secara makro bagi neraca perdagangan, term of trade dan indeks harga yang berimbas kepada peningkatan PDB dan kesejahteraan masyarakat. Akan tetapi memberikan efek negatif kepada konsumsi karena alokasi produk lebih banyak ke pasar ekspor dibandingkan pasar domestik. Hambatan non tarif tersebut dapat dikurangi dengan cara tetap melanjutkan berbagai negosisasi terhadap negara-negara importir tuna dan udang, yakni Jepang, Amerika Serikat dan Uni Eropa. Diharapkan dengan adanya berbagai kesepakatan yang dihasilkan tersebut dapat mengurangi resiko terjadinya berbagai kasus hambatan non tarif. Agar dapat bersaing dengan negara eksportir lain perlu adanya peningkatan daya saing produk perikanan (melalalui penurunan hambahtan non tarif) sehingga memberikan nilai tambah khususnya pada komoditas tuna dan udang. Selain pengurangan hambatan non tarif, intervensi pemerintah dalam peningkatan efisiensi sdan produktivitas tetap dibutuhkan sebagai upaya untuk memperbaiki kinerja ekspor perikanan Indonesia.

27 TERIMA KASIH


Download ppt "Subhechanis Saptanto Tim Peneliti"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google