Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

bAhasa indonesia Kata dan diksi

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "bAhasa indonesia Kata dan diksi"— Transcript presentasi:

1 bAhasa indonesia Kata dan diksi
FEKON UNIKARTA MATERI KE TIGA

2 makna kata dan pemilihan kata (diksi).
Penggunaan bahasa indonesia, sering terdapat kerancuan dalam penulisan, ucapan maupun dalam struktur ejaan. Masing-masing orang mempunyai pemahaman dan pendapat yang berbeda-beda sehingga kadang terjadi kesalahpahaman dan membingungkan mana yang sesungguhnya benar. Terutama dalam pemakaian dan pemilihan kata,biasanya sulit untuk membedakan mana kata yang baku dan tudak baku seperti aturan-aturan yang ada didalam EYD-Ejaan Yang Disempurnakan. . makna kata dan pemilihan kata (diksi).

3 Karya-karya jurnalistik harus disampaikan dengan bahasa yang jelas, ringkas, padat, singkat, lugas, dan langsung pada sasaran. Jadi, makna yang harus ditunjukkan haruslah makna denotative, makna yang sesuai dengan fakta sesungguhnya. Karya ilmiah akademis semua dasarnya adalah data atau fakta sesungguhnya, maka bahasa yang digunakannya pun harus denotatif, konseptual, referensial, sesuai dengan objek dan fakta sesungguhnya. Jadi, memang harus dicatat bahwa karya- karya ilmiah itu sepenuhnya harus bersifat denotatif, objektif, tidak dipengaruhi konteksnya

4 . Makna Donotatif dan Makna Konotatif
Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada kalimat yang denotatif tidak mengalami perubahan makna. Contoh : 1. Mas parto membeli susu sapi 2. Dokter bedah itu sering berpartisipasi dalam sunatan masal . Makna Donotatif dan Makna Konotatif

5 . Makna Donotatif dan Makna Konotatif
Makna konotasi adalah makna yang bukan sebenarnya (kiasan) yang umumnya bersifat sindiran dan merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan Contoh: Para petugas gabungan merazia kupu-kupu malam tadi malam (kupu-kupu malam = wts) Bu Marcella sangat sedih karena terjerat hutang lintah darat (lintah darat = rentenir) . Makna Donotatif dan Makna Konotatif

6 . DIKSI Menurut : Kamus Besar Bahasa Indonesia,
“DIKSI” berarti "pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan)”. Tampak bahwa penguasaan kata seseorang akan mempengaruhi kegiatan berbahasanya, termasuk saat yang bersangkutan membuat karangan Diksi dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan Gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara.

7 SYARAT KETEPATAN DIKSI
Syarat Ketepatan Diksi ialah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang – mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Dalam memilih kata yang setepat-tepatnya untuk menyatakan suatu maksud, kita tidak dapat lari dari kamus. Kamus memberikan suatu ketepatan kepada kita tentang pemakaian kata-kata. Dalam hal ini, makna kata yang tepatlah yang diperlukan.

8 GAYA BAHASA EUFINISME/PENGHALUSAN
Gaya Bahasa dan Idiom GAYA BAHASA EUFINISME/PENGHALUSAN Eufemisme atau penghalusan bahasa adalah salah satu bentuk pemakaian bahasa dalam masyarakat yang sudah semakin lancar penggunaanya. Mungkin karena tuntutan zaman yang mengharuskan atau karena pola pikir masyarakat pemakai bahasa yang selalu berubah. Kelancaran penggunaan bahasa tersebut merupakan akibat dari kebebasan berbahasa yang dimiliki oleh setiap individu tanpa ada aturan yang mengikat. Cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis atau pemakai bahasa. (Tarigan)

9 Kata Bersinonimi dan Beratonimi
Kata ‘bersinonim’ berarti kata sejenis, sepadan, sejajar, serumpun, dan memiliki arti sama. Secara lebih gampang dapat dikatakan bahwa sinonim sesungguhnya adalah persamaan makna kata. Adapun yang dimaksud adalah dua kata atau lebih yang berbeda bentuknya, ejaannya, pengucapan atau lafalnya, . Dalam konteks media massa, seorang jurnalis juga harus dapat memilih kata bersinonim dengan cermat dan akurat.

10 Bentuk berantonimi dapat dibedakan sebagai berikut.
Pertama, bentuk berantonimi kembar. Antonimi kembar menunjuk pada perbedaan antara dua enitas kebahasaan, misalnya ‘jantan’ dan ‘betina’, ‘bayi’ dan ‘dewasaa’. panas’ dan ‘dingin’ Kedua, antonim plural. Ciri pokok antonim plural adalah bahwa penegasan terhadap anggota tertentu akan mencangkup penyangkaln setiap anggota lainnya secara terpisah, misalnya kelas ‘logam’, kelas ‘tumbuhan’, dan kelas ‘buah-buahan’. Ketiga, antonim gradual yaitu antonim yang merupakan penyimpangan dari antonim dual seperti disebutkan di depan. Kalu antonim kembar terdapatdikotomi ‘kaya’ dan ‘miskin’, dalam antonim gradual terdapat ‘setengah kaya’ atau ‘lumayan agak kaya’ Keempat, antonim relasional yaitu bentuk kebahasaan yang dianggap berantonim itu itu memiliki relasi kebalikan. Contoh antara ‘guru’ dan ‘murid’.

11 Peranti kata bernilai rasa
Diksi atau pemilihan kata juga mengajarkan untuk senantiasa menggunakan kata-kata yang bernilai ras dengan cermat. kata baku tertentu tidak memiliki rasa sama sekali. Sebaliknya, dapat pula ditemukan bahwa kata bernilai rasa jauh dari dimensi-dimensi kebakuan. Bila laras bahasanya adalah laras ilmiah, seperti halnya yang digunakan dalam karya ilmiah, maka tidak bisa tidak preferensi. Sebaliknya kalau dalam laras pemakaian bahasa lebih santai, seperti dalam surat menyurat, maka pertimbangan nilai rasa boleh masuki disitu.

12 Peranti kata konkret dan abstrak
Kata-kata konkret adalah kata-kata yang menunjukan pada objek yang dapat dipilih, didengar, dirasakan, diraba, atau dicium. Kata-kata konkret lebih mudah dipahami daripada kata-kata abstrak. Kata-kata yang sifatnya konkret itu melambangkan atau menyimbolkan sesuatu.Kata ‘meja’ dan ‘kursi’ jelas sekali merupakan kata yang konkret Kata abstark menunjukan pada konsep atau gagasan. Kata-kata abstrak sering di pakai untuk mengungkapkan gagasan yang cenderung rumit. Kalau kata-kata konkret lazim digunakan untuk membuat deskripsi, narasi, maka kata-kata abstrak laim digunakan untuk membuat persuasi an argumentasi.

13 Perani keumuman dan kekhususan kata
Kata-kata umum adalah kata-kata yang perlu dijabarkan lebih lanjut dengan kata-kata yang sifatnya khusus untuk mmendapatkan perician lebih baik. Kata-kata umum tidak tepat untuk mendeskripsikan sesuatu. Kata-kata umum demikian lebih tepat digunakan untuk argumentasi atau persuasi. Akurasi berarti ketelitian dan ketepatan secara spesifik, sesuatu yang khas, yang sekaligus membedakan dirinya dari yang lain. kata-kata umum adalah kata-kata khusus. Kata-kata khusus adalahkata katayang sempit ruang lingkupnya, terbatas konteks pemakainnya, Makin khusus sebuah kata maka semakin jelaslah maknanya.

14 Peranti kelugasan kata
Kata-kata yang lugas adalah kata-kata yang sekaligus juga bringka, tidak merupakan frasa panjang. Tidak mendayu-dayu, dan sama sekali tidak berbelit-belit. Lazimnya, kata-kata lugs itu bukan merupakan bentuk-bentuk kebahasaan kompleks. Pemakaian bentuk-bentuk yang verbalistis, yang keasing-asingan, sesungguhnya dapat bertentangan dengan prinsip kelugasan. bentuk kebahasan yang belum sepenuhnya di kenal masyarakat itu karna keasingannya, dimensi kelugasannya akan jauh menurun

15 Perantai penyempitan dan perluasan makna kata
Sebuah kata dapat dikatakan mengalami penyempitan makna yang demikian memeng merupakan tuntunan kehidupan dan perkembangan bahasa. Penyempitan makna kata merupakan simbol dari kematian sebuah bahasa. Kehadiran makna- makna baru dari sebuah bentuk kebahasan seperti disebutkan di depan itu adalah karna tuntunan kespesifikan atau kekhususan. Contoh : ‘pendeta’ yang semula bermakna orang berilmu, tetapi kini menyempit maknanya menjadi ‘guru agama kristen’. Guru Agama Islam menjadi Ustat, KH. Dll

16 Perantai keaktifan dan kepasifan kata
Kata-kata aktif adalah kata-kata yang banyak digunakan oleh masyarakat. Karna banyak di perantikan oleh tokok masyarakat, para selebritas, para jurnalis media massa,para dosen para politisi, makna kata-kata yang semula tidak di gunakan itu menjadi semakin banyak di gunakan dalam pemakaian kebahasaan. Imbangan dari kreativitas yang sifatnya generative atau membangkitkan itu, di dalam kehidupan bahasa juga terdapat kreativitas inovasi. Dengan jenis kreativitas itu, sebuah kebahasaan yang belum ada, belum pernah terlahir, lalu di hadirkan sebagai kata-kata yang benar- benar baru.Dalam kerangka karangan ilmiah, para mahasiwa mutlak harus menguasai bentuk-bentuk kebahasaan yang secara aktif digunakan secara benar.

17 Peranti Ameliorasi dan Peyorasi
Ameliorasi adalah proses perubahan makna dari yang lama ke yang baru ketika bentuk yang baru dianggap dan dirasakan lebih tinggi danlebih tepat nilai rasa serta konotasinya di bndingkan dengan yang lama. Peyorasi adalah perubahan makna dari yang baru ke yang lama ketika yang lama dianggap masih lebih tinggi dan lebih tepat. Bahasa yang bermatabat itu selalu berdinamika untuk menentukan hal-halkebahasan baru yang lebih tepat. Ketepatan makna itu harus berjalan kedepan, maka jadilah bahasa itu bergerak ke depan dengankerangka penentuan maaknanya.

18 Peranti Kesenyawaan Kata
Kontruksi Idiomatis, Kata yang satu dan kata yang lainnya berhubungan erat, lekat, dan tidak dapat dipisahkan oleh alasan apapun juga. pemakain bahasa untuk tujuan ilmiah harus menerapkan kaidah-kaidah kebahasaan yang baku, yang sesuai dengan kaidah-kaidah kebahasaan yang berlaku. Contoh : Terhadap bentuk ‘disebabkan oleh’ orang asing mengimplimitasikannya dengan bentuk ‘disebabkan’ saja, atau malahan menggantinya dengan bentuk yang jelas tidak benar, disebabkan karna’. Jadi bentuk idiomatic itu sudah merupakan bentuk senyawa.

19 Peranti Kebakuan dan Ketidakbakuan Kata
Bentuk baku hadir karna adanya pambakuan bentuk-bentuk kebahasaan. Bahasa yang bermatabat lazimnya akan banyak digunakan oleh masyarakat, baik masyarakat dalam pengartian domestic mmaupun masyrakat dalam pengartian internasional. Bila bahasa tersebut di gunakan oleh masyarakat internasional, maka jadilah bahasa itu bahasa berharkat dan bermartabat yang tinggi. Bahasa Indonesia sangat berpotensi unuk dapat di kembangkan menjadi bahasa yang berharkat dan bermartabat tinggi. Hingga akhirnya akan banyak digunakaan dalam kencah internasional. Dalam tataran yang berada di atas perbendaharaan kata, diduga masuknya bahasa asing dalam dimensi struktur, akan menjadikan bahasa indonessia ini tidak stabil harkat dan martabatnya.

20 Ihwal Peritilahan Istilah dapat didefinisikan sebagai kata atau gabungan yang dapatdengan cermat mengungkapkan makna, konsep, pross, kedaan, atau sifat yang khas di bidang kehidupandan abang ilmu pengetahuan tertentu Istilah dibedakan menjai dua jenis yaitu istilah yang sifatnya khusus dan istilah yang sifatnya umum. Bentuk-bentuk kebahasaan yang hanya lazim digunakan dalam bidang tertentu dapat dikatakan sebagai bentuk-bentuk yang sifatnya khusus Kata-kata umum adalah kata-kata yang banyak bermacam-macam. Kata-kata umum lazimnya hanya memiliki satu makna.

21 Contoh bentuk kasus diksi
Salah Benar Kasus saya haturkan Kasus putri anda Kasus di sebabkan Kasus kita-kita Kasus rengking berapa Kasus sesuatu masalah Kasus ketimbang Kasus diketekukan Kasus bebas parkir Ksus pada jam 07.00 Kasus terkait persoalan Kasus jadual kegiatan Kasus tidak terujud Kasus mengenyampingkan Kasus gimana Kasus pasca sarjana Kasus jaman Kasus toristis Kasus achli kecantikan Kasus katagori perorangan Saya sampaikan Anak perempuan anda Di sebabkan oleh Kita Peringkat berapa Suatu masalah Daripada Ditemukan Parkir gratis Pada pukul 07.00 Terkait dengan persoalan Jadwal kegiatan Tidak terwujud Mengesampingkan Bagaimana Pascasarjana Zaman Toretis Ahli kecantikan Katagori perseorangan

22 KEBEBASAN DALAM BAHASA
Kebebasan diartikan sebagai sebuah kesempatan untuk berekspresi melalui bahasa. Perjalanan bahasa indonesia di tengah-tengah banyaknya penggunaan bahasa daerah serta maraknya penggunaan bahasa asing sebagai salah satu kebanggaan tersendiri bagi pemakainya. Aturan atau ejaan ditempatkan pada nomor yang paling bawah, yang terpenting bagaimana bahasa itu dapat dimengerti oleh orang yang membaca atau mendengarnya. Salah satu bentuk kebebasan tersebut adalah penggunaan gaya bahasa tersendiri oleh setiap individu. KEBEBASAN DALAM BAHASA

23 Eufemisme merupakan acuan yang berupa ungkapan yang tidak menyinggung perasaan atau ungkapan halus untuk menggantikan acuan yang dirasakan menghina atau tidak menyenangkan. Intinya, mempergunakan kata-kata dengan arti baik atau dengan tujuan baik. Eufemisme juga ada yang mengartikan sebagai ungkapan yang bersifat tidak berterus terang. Eufemisme berlatar belakang sikap manusiawi karena dia berusaha menghindar agar tidak menyakiti atau menyinggung perasaan orang lain. Seandainya tidak ada eufemisme mungkin akan terjadi depresi makna atau perendahan.

24 Pada masa orde baru pemerinteh merasa riskan mengatakan rakyat miskin dan mereka cenderung menggantikannya atau mengeufemismekan dengan frasa masyarakat prasejahtera, masyarakat prasejahtera 1 dan 2. akhirnya, dampak yang dirasakan melalui pemggunaan eufemisme ini, negara Indonesia terkesan tidak memiliki rakyat miskin karena dunia terbohongi oleh sebuah bahasa. Namun apa yang terjadi sekarang, semua hal itu terhapuskan setelah bangsa indonesia memasuki orde reformasi. Rakyat miskin atau keluarga miskin justry menjadi predikat rebutan setiap masyarakat karena siapapun yang tergolong di dalamnya pasti akan mendapatkan BLT atau bantuan langsung tunai. Sekarang banyak yang mengaku sebagai keluarga miskin. Frasa keluarga prasejahtera kini tergantikan dengan keluarga miskin atau diakronimkan menjadi gakin.

25 Eufemisme syarat akan kepentingan golongan politis :
Pilkada gubernur, sarat dengan kepentingan politik. Dahulu, kenaikan harga bahan pokok selalu di tentang dengan aksi demo atau unjuk rasa oleh masyarakat. Namun sekarang aksi-aksi unjuk rasa itu dapat di redam hanya dengan dua kata yakni mengganti dengan frasa penyesuaian harga dan penyesuaian tarif. Orang-orang pun diam mendengar dan membacanya. Akhirnya kenaikan harga dapat dimaklumi. Misalnya kata berkoalisi dieufemismekan menjadi bersilaturahmi, penggusuran menjadi penertiban, kelaparan menjadi kekurangan pangan, busung lapar menjadi kurang gizi, dll.

26 Gaya Bahasa Hiperbola GAYA BAHASA METAFORA
Gaya bahasa perbandingan yang membandingkan dua hala secara implicit. Metafora dibentuk berdasarkan penyimpangan makna. Sebenarnya, seperti juga pada simile, dalam metafora terdapat dua bentuk bahasa (penanda) yang maknanya diperban-dingkan. Namun, di sini, sebagaimana dikatakan oleh Kerbrat Orecchioni, salah satu unsur bahasa yang dibandingkan itu tidak muncul, melainkan bersifat implisit. Sifat implisit ini menyebabkan adanya perubahan acuan pada penanda yang digunakan. Selain itu, tidak ada kata yang menunjukkan perbandingan seperti dalam smile. Hal-hal inilah yang mungkin menjadi masalah dalam pemahaman metafora. Gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang melebih-lebihkan baik jumlah, ukuran, ataupun sifatnya dengan tujuan untuk menekankan, memperhebat, meningkatakan kesan dan pengaruhnya.

27 Contoh: Banyak mahasiswa yang mencoba memperebutkan mawar fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya itu. Pada kalimat di atas, kata mawar digunakan untuk menyebut gadis. Ini berarti, keduanya diperbandingkan. Komponen makna penyama: cantik/indah, segar, harum, berduri, cepat layu. Komponen makna pembeda: untuk “gadis” adalah manusia, berjenis wanita, untuk “mawar” adalah bagian dari tanaman Berikut ini akan dikemukakan pula bagan segitiga semantik metafora  Contoh: Aku adalah burung yang terbang bebas

28 Gaya Bahasa Personifikasi
Adalah gaya bahasa yang menampilkan binatang, tanaman, atau benda sebagai manusia. Contoh: “Melambai-lambai, nyiur di pantai” (cuplikan lagu Tanah airku Indonesia) Unsur yang dibandingkan: “gerakan tangan” dengan “gerakan daun nyiur”. Komponen makna penyama: „gerakan‟, „bagian dari sesuatu yang besar‟ (tangan/daun) Komponen makna pembeda untuk tangan adalah bagian dari „manusia‟. Komponen makna pembeda untuk daun nyiur adalah „tanaman‟. Di sini yang muncul hanya gerakan daun nyiur, sedangkan gerakan tangan manusia menjadi implisit. Acuan pun berubah, yang melambai bukan lagi tangan manusia, melainkan daun nyiur. GAYA BAHASA SARKASME Adalah gaya bahasa yang paling kasar, bahkan kadang-kadang merupakan kutukan. Contoh : Mampuspun aku tak peduli, diberi nasihat aku tak peduli, diberi nasihat masuk ketelinga.

29 Gaya Bahasa Metonimia Gaya Bahasa Litotes
Gaya bahasa yang berupa pernyataan yang bersifat mengecilkan kenyataan yang sebenarnya. Contoh: Apa yang kami berikan memang tidak berarti bagimu Gaya Bahasa Pleonasme Adalah gaya bahasa yang memberikan keterangan dengan kata-kata yang maknanya sudah tercakup dalam kata yang diterangkan atau mendahului. Contoh : Darah merah membasahi baju dan tubuhnya Metonimia ialah gaya bahasa yang menggunakan nama barang, orang, hal, atau cirri sebagai pengganti barang itu sendiri. Contoh: Parker jauh lebih mahal daripada pilot

30 Jargon mengandung beberapa pengertian
Jargon mengandung beberapa pengertian. Pertama, jargon adalah kata kata yang mengandung makna suatu bahasa, dialek, atau tutur yang dianggap kurang sopan atau aneh. Kedua, jargon diartikan sebagai bahasa yang timbul dari percampuran bahasa-bahasa, dianggap sebagai bahasa perhubungan. Ketiga, jargon diartikan sebagai kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu bidang tertentu. JARGON

31 Kata Slang Kata slang adalah kata percakapan yang tinggi atau murni. Kadang, kataslang dihasilkan dari salah ucap yang disengaja, atau kadang berupa pengrusakan sebuah kata biasa untuk mengisi suatu bidang makna yang lain. Contoh Slang : asoy, manatahan, belumtahu, dia, dan sebagainya (bersifatsementara

32 Kata Populer Kata Kajian Kegiatan Aktivitas Penyaring Filter Merenung Kotemplasi orang sakit Pasien Lulusan Alumnus Peringkat Rangking Menilai Mengevaluasi koreksi diri Introspeksi Isi Volume Sasaran Target Dorongan Motivasi Khayalan Imajinasi tidak nyata Fiktif Perangai Karakter Rencana Agenda Pendapat Argument

33 Diksi : pemilihan kata, bagaimana kata dipilih untuk digunakan
Peranti : alat, perangkat, apparatus Denotasi : makna sesungguhnya, apa adanya Konotoasi : makna yang tidak sesungguhnya Dual: bersifat kembar, bersifat dua Gradual : bersifat bertahap Abstrak : tidak jelas, tidak konkret Biyung : sebutan untuk ibu dimasa lalu Inovatif : bersifat menemukan Generatife : bersifat membangkitkan Meliorasi : perubahan makna dari yang lama ke yang baru Peyorasi : perubahan makna dari yang baru ke yang lama Bentuk senyawa : sebutan lain untuk bentuk idiomatic, bentuk ungkapan

34 II. KONSEP INOVASI Definisi
Kreativitas adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru, yang belum pernah ada sebelumnya Inovasi adalah penciptaan sesuatu yang berbeda dari sebelumnya (Drucker, 1985)

35 Sekian dan terima kasih


Download ppt "bAhasa indonesia Kata dan diksi"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google