Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehShinta Utami Kurniawan Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Limbah Industri Minyak Kelapa sawit
2
Presented By Adam Wisnu Wardana Bayu Adjie Soekmana Ayudia Aridikara Alifiah Mentari
4
Macam-macam Limbah minyak kelapa sawit
5
Tandan kosong Tandan kosong merupakan limbah yang paling banyak dihasilkan oleh pabrik pengolahan sawit. Bahan ini mempunyai kandungan protein 3,7%,, teksturnya keras seperd kayu
6
Serat perasan buah Serat sisa perasan buah sawit merupakan serabut berbentuk seperti benang. Bahan ini mengandung protein kasar sekitar 4% dan serat kasar 36% (lignin 26%
7
Lumpur sawit Dalam proses pengolahan minyak sawit (CPO) dihasilkan limbah cairan yang sangat banyak, yaitu sekitar 2,5 m3/ton CPO yang dihasilkan. Limbah ini mengandung bahan pencemar yang sangat tinggi, yaitu. ‘biochemical oxygen demand’ (BOD) sekitar mg/l (Wenten, 2004). Pengurangan bahan padatan dari cairan ini dilakukan dengan menggunakan suatu alat decanter, yang menghasilkan solid ‘decanter atau lumpur sawit. Bahan padatan ini berbentuk seperti lumpur, dengan kandungan air sekitar 75%, protein kasar 11,14% dan lemak kasar 10,14%. Kandungan air yang cukup tinggi, menyebabkan bahan ini mudah busuk. Apabila dibiarkan di lapangan bebas dalam waktu sekitar 2 hari, bahan ini terlihat ditumbuhi oleh jamur yang berwarna kekuningan. Apabila dikeringkan, lumpur sawit berwarna kecoklatan dan terasa sangat kasar dan keras.
8
Solid membran Limbah cairan yang dikeluarkan setelah pengutipan lumpur sawit, masih mengandung bahan padatan yang cukup banyak. Oleh karena, itu, bahan ini merupakan sumber kontaminan bagi lingkungan bila, tidak dikelola, dengan baik. Suatu metoda baru untuk memisahkan padatan dan cahun~ dengan menggunakan alat penyaring membran keramik sedang dikembangkan di P.T. Agricinal ‑Bengkulu. Aplikasi teknik ini dapat mengutip padatan dengan jumlah sekitar dua kali lipat lebih banyak dari padatan yang dikutip oleh decanter. Bahan ini disebut ’solid heavy phase’ atau ’solid membran’, berbentuk pasta dengan kadar air sekitar 90%, dan berwarna. kecoklatan. Bahan yang sudah dikeringkan mengandung protein kasar sekitar 9 %, serat kasar 16% dan lemak kasar 15%
9
Bungkil inti sawit MenU Bungkil inti sawit mempakan hasil samping dari pemerasan daging buah inti sawit. Proses mekanik yang dilakukan dalam proses pengambilan minyak menyebabkan jumlah minyak yang tertinggal relatif cukup banyak (sekitar 7‑9 %). Hal ini menyebabkan bungIdl inti sawit cepat tengik akibat oksidasi lemak yang masih tertinggal‑ Kandungan protein baban ini cukup tinggi, yaitu sekitar 12,16%, dengan kandungan serat kasar yang cukup tinggi (36%). Bungkil inti sawit biasanya terkontaminasi dengan pecahan cangkang sawit dengan jumlah sekitarl5,17%. Pecahan cangkang ini mempunyai tekstur yang sangat keras dan tajam.
10
Pengolahan Limbah Limbah MinyaK Kelapa sawit
11
Pakan Ternak Sapi Industri kelapa sawit menghasilkan limbah yang berpotensi sebagai pakan ternak, seperti bungkil inti sawit, serat perasan buah, tandan buah kosong, dan solid Solid merupakan salah satu limbah padat dari hasil pengolahan minyak sawit kasar. Limbah ini dikenal sebagai lumpur sawit, namun solid biasanya sudah dipisahkan dengan cairannya sehingga merupakan limbah padat. Tentunya akan sangat menguntungkan bagi pihak pabrik apabila solid dapat dimanfaatkan secara luas, antara lain sebagai pakan ternak. Kelemahan solid untuk pakan adalah tidak tahan lama disimpan. Hal ini karena solid masih mengandung 1,50% CPO NexT
12
Namun dari hasil pemeriksaan di laboratorium, kapang tersebut tidak bersifat patogen. Solid dapat tahan lama apabila disimpan dalam tempat tertutup, misalnya dalam kantong plastik hitam. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwa solid berpotensi sebagai sumber nutrisi baru untuk ternak dengan kandungan bahan kering 81,56%, protein kasar 12,63%, serat kasar 9,98%, lemak kasar 7,12%, kalsium 0,03%, fosfor 0,003%, dan energi 154 kal/100 g . Pada uji preferensi terhadap 25 ekor sapi Madura, solid pada akhirnya sangat disukai, namun perlu waktu adaptasi 4−5 hari. Pemanfaatan solid sebagai pakan ternak diharapkan dapat membantu mengatasi masalah ketersediaan pakan terutama pada musim kemarau, serta meningkatkan produktivitas ternak.
13
Asap cair sebagai bahan pengawet
Pengkajian asap cair dari pembakaran tempurung kelapa, sebagai disinfektan, insektisida, alternatif penganti formalin terus dilakukan lembaga pendidikan di Indonesia sebagai kontribusi terhadap masyarakat. Distilat asap tempurung kelapa memiliki kemampuan mengawetkan bahan makanan karena adanya senyawa asam, fenolat dan karbonil. Kami sedang melakukan kajian kemungkinan penggunaan asap cair untuk pengawetan daging, ikan, mie dan bakso (Sugiyono, 2006). Bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai bahan baku asap cair antara lain kayu bakau, rasa mala, serbuk, serutan kayu jati, tempurung kelapa dan daun tembakau (Tranggono dkk, 1997). NexT
14
Distilat asap cair merupakan bahan alami dari asap tempurung kelapa yang diendapkan, diredistilasi (pemurnian) untuk menghilangkan tar dan partikel-partikel endapan. Distilat asap atau asap cair tempurung mengandung lebih dari 400 komponen dan memiliki fungsi sebagai penghambat perkembangan bakteri dan cukup aman sebagai pengawet alami. Cara memproduksi asap cair tempurung kelapa dikeringkan agar kadar airnya konsisten, kemudian dibakar dalam perapian dengan pengontrolan oksigen, waktu dan suhu. Asap kemudian dikondesikan (disublimkan) melalui suatu kondensor dengan menggunakan media air sebagai pendingin. Produk kasar ini didiamkan dalam tangki stainless steel selama kurang lebih 10 hari untuk mengendapkan komponen larut melalui distilasi multi tahap (Tranggono dkk, 1997).
15
Biogas Produksi Biogas Melalui Pemanfaatan Limbah Cair Pabrik Minyak Kelapa Sawit Dengan Digester Anaerobe
16
Kesimpulan Limbah industri minyak kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Hewan Ternak Lebih subur jika makanannya dicampur dengan Solid Limbah industri minyak kelapa sawit dapat dimanfaatkan segai Biogas Asap cair merupakan solusi yang baik sebagai pengganti pengawet makanan sintetik karena mengandung senyawa fenol sebesar 4,13%, karbonil 11,3% dan asam 10,2% sehingga mikro organisme sulit berkembang dan pada akhirnya makanan menjadi tahan lama.
17
TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.