Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
SCOLIOSIS J. Hardjono
3
Scoliosis Adanya kurva tulang belakang kearah lateral diikuti dengan rotasi 4% populasi years kebanyakan perempuan
4
The normal spine viewed posteriorly (from behind) appears straight from neck to buttocks. However, a scoliotic spine bends to the left or right resembling the letter S or C.
6
Jenis scoliosis Struktural Postural Scoliosis Kelainan anatomis
Asimetris pertumbuhan Tidak hilang pada waktu bending lateral Postural Scoliosis Sementara, tak ada gangguan struktural anatomi Mungkin hanya spasme otot, menahan rasa sakit Sakit hilang – scoliosis nya hilang Mis : Apendixitis, HNP,
7
akibat Menyebabkan distorsi costae
pengaruh dengan pencernaan, hormonal, muscular, Cardio respiratory, bones and neurological.
8
Kondisi lanjut dapat menyebabkan
rib deformity, shortness of breath, digestive problems, chronic fatigue, acute or dull back pain, leg, hip, and knee pain, acute headaches, mood swings, and menstrual disturbances. Balance – feeling of straightness – occilar vestibular
9
Relationship between forced vital capacity (FVC), forced experatory volume in one second (FEV1),
10
Penyebab scoliosis struktural
Tidak diketahui – idiopathic scoliosis – keturunan ? Kelainan pertumbuhan – leg discrepancy Kelainan sejak lahir Hemivertebrae Perlengketan corpus vertebrae / costae Jumlah costae tak sama kiri & kanan Paralytic Poliomyelitis CP – dll
11
Scoliosis is a progressive condition
Dapat berkembang terus walaupun tulang telah mengalami kedewasaan, mengeras. Millions of scoliosis sufferers are routinely misinformed about the accelerating nature of their spinal curvature progression
12
Pembagian menurut perkembangan
Infantile - Bayi Jouvenile - Anak-anak Adolesence - Dewasa
13
Infantile Scoliosis Congenital anomaly Unknown – posisi di kandungan ?
Hemivertebrae Corpus vertebrae lengket Lengket costae Costae kurang Unknown – posisi di kandungan ?
14
Abnormal vertebral formation.
Vertebral absence, partial formation or lack of separation can cause asymmetrical growth and resultant deformity
15
Fleksibel
16
Jouvenile Lanjutan Infantile scoliosis Usia anak-usia pertumbuhan
Neglected - Mulai mandi sendiri – Mulai ada rasa malu telanjang Progresive ? Sering diketahui terlambat Masa paling bagus diperbaiki ( golden period )
17
Bone maturation
18
Risser 3 4 2 1
19
Pertumbuhan Tl Belakang pada Wanita
20
Pertumbuhan tl blk pada pria
21
Adult scoliosis caused by:
Perkembangan dari penyakit yang mulai ada sejak kecil, misalnya scoliosis yang tak tertangani dengan baik.Kurva dapat mengenai thoracic, lumbar, or both. Adanya asimetri degeneratif dari spinal elements. Bisa karena osteoporosis (porous bone), disc degeneration, compression fracture, atau combinasi. Biasanya mengenai lumbar spine dapat mempengaruhi panjang vertebra, bentuk, atau structural integritas. kombination diatas
22
wedging Nyeri lebih banyak pada kurva lumbal.
Adanya tekanan yang tidak merata pada permukaan corpus vertebra maupun pada facet, akan menyebabkan keausan sisi tertentu. Dampak dari wedging akan mempengaruhi posisi discus intervertebralis yang dapat menyebabkan HNP kearah posterolateral. wedging
23
Scoliosis adalah penyakit 3 dimensi yang sangat komplek, walaupun prinsipnya berasal dari kurva kearah lateral, yang kemudian membuat vertebra berputar. Perputaran vertebra akan merubah bentuk dan volime dari rongga thorac maupun ronga abdominal Sehingga berujung pada organ-organ didalamnya, misalnya berkurangnya kinerja sistem cardio pulmonal, Heart, back pain
24
a. Asesmen fisioterapi yang meliputi pemeriksaan dan evaluasi
KEPMENKES 1363 Pasal 12 (1)Fisioterapis dalam melaksanakan praktik fisioterapi berwenang untuk melakukan ; a. Asesmen fisioterapi yang meliputi pemeriksaan dan evaluasi b.Diagnosa fisioterapi c. Perencanaan fisioterapi d.Intervensi fisioterapi e. Evaluasi/re-evaluasi/re-asesmen.
25
Asesmen termasuk pemeriksaan pada perorangan atau kelompok, nyata atau yang berpotensi untuk terjadi kelemahan, keterbatasan fungsi, ketidakmampuan atau kondisi kesehatan lain dengan cara pengambilan perjalanan penyakit (history taking), skreening, test khusus, pengukuran dan evaluasi dari hasil pemeriksaan melalui analisis dan sintesa dalam sebuah proses pertimbangan klinis.
26
Pemeriksaan examination of individuals or groups with actual or potential impairments, functional limitations, disabilities, or other conditions of health by history taking, screening and the use of specific tests and measures
27
evaluasi Analisis Clinical reasoning
evaluation of the results of the examination through analysis and synthesis within a process of clinical reasoning. Pemeriksaan Evaluasi Analisis Sintesis Pengumpulan Data - data Clinical reasoning
28
Assessment History taking Umur Jenis, kelamin Sejarah Tumbuh kembang
Tangan yang dominan Mentruasi , kapan Level of Physical Fitnes Familly health Risk Keluhan
29
Medical /surgical history
Cardiovascular Endocrine / metabilcs Gastro intestinal Genito urinary Gynecological Integumentary Muscoloskeletal Neuromuscular Obstetrical Prior hospitalization / surgery, other health related condition Psychological Pulmonary
30
Physical Assesment
31
Assesment pandangan Belakang
Curve Shoulder Hip Body alignment Hand to body Wing Scapulae Head
32
Asesmen dari belakang Rotasi – hump Pemendekan hamstring
Thoracal Lumbal Pemendekan hamstring Pergerakan spine kearah fleksi secara segmental
33
Posisi Physiotherapist
34
Assesment pandangan samping
Lateral View Gerakan merata Segment tertentu ? Flat back Stifness
35
Pandangan Depan Simetri Thorac Panggul Buah dada Arah Rotasi SIAS
36
2. A rib hump can be measured in degrees using a Scoliometer
2. A rib hump can be measured in degrees using a Scoliometer. While the patient is bent at the waist, the scoliometer is placed over the rib hump.
37
3. Leg length is measured and compared to determine discrepancy.
38
4. A plumb line held posteriorly at the 7th cervical vertebral (C7) is allowed to hang below the buttocks. In a normal spine, the line passes through the gluteal crease (middle of buttocks). In scoliosis, the scoliotic portions of the spine may fall to the right or left of the line.
39
5. Palpation determines spinal abnormalities by feel
5. Palpation determines spinal abnormalities by feel. The ribs (thoracic) or lumbar muscles may feel more prominent on one side of the spine than the other.
40
6. Range of Motion measures the degree to which a patient can perform movements of flexion, extension, lateral bending, and spinal rotation. Asymmetry is also noted.
41
Pengukuran Derajat Cobb Metode
42
Pengukuran Derajat2
43
APEX Cobb Metode
44
Kurva Thorac right convexity 6 vertebrae Apex T8, T9 Upper end vertebrae T5, T6 Lower end vertebrae T11, T12
45
Curva Lumbal left convexity 5 vertebrae Apex L1, L2 Upper end vertebrae T11, T12 Lower end vertebrae L3, L4
46
Thoracolumbal right convexity 6-8 vertebrae Apex T11, T12 Upper end vertebrae T6, T7 Lower end vertebrae L1, L2
47
Double curve right thoracic convexity left lumbar convexity
48
Melihat flesibiltas tulang belakang
erect Bending kanan
49
Melihat flesibiltas tulang belakang
erect Bending kiri
50
Pada posisi berdiri tegak sesuai dengan perasaan tegak lurusnya sendiri yang diperiksa :
Posture berdiri cenderung miring kearah kiri atau kanan, hal ini dapat diperiksa baik dengan mata telanjang atau dengan bantuan plumb line, apakah ada shifting kearah kiri atau kearah kanan. Biasanya diukur jarak cekungan antara pantat kiri dan kanan dengan plumb line. Selain itu juga dapat dilihat dari perbedaan jarak body - arm kiri dan kanan
51
1.2. Pola kurva misalnya C type atau S type, arah kurva misalnya kurva thorakal kanan.
1.3. Bentuk pertumbuhan yang asimetris sisi kanan dan sisi kiri misalnya dada depan kiri lebih besar dari pada dada kanan, punggung kanan belakang lebih besar dari punggung kiri, hal ini menunjukkan adanya rotasi.dari tulang belakang. 1.4. Ketinggian bahu yang tidak balance misalnya posisi bahu kanan lebih tinggi 1.5. Adakah pelvic obliquity yang menandakan adanya leg discreapancy dengan melihat ketinggian SIAS dengan bantuan Water pas.
52
Pemeriksaan bending bending kedepan secara perlahan-lahan untuk melihat : 1.mobilitas sendi-sendi segmentasi untuk bergerak kearah flexi gerakan 2.adanya gerakan rotasi yang mengikuti gerakan fleksi. 3.pada posisi tertentu akan terlihat adanya hump dan dapat diukur dengan bantuan water pas.
53
bending kebelakang secara perlahan-lahan.
mobilitas sendi segmentasi kearah ekstensi perubahan bentuk badan, apakah ada pengurangan rotasi ikutan. adanya stifness pada segmen tertentu
54
bending kesamping kiri dan kanan
pola gerakan bending ini apakah smooth mulai dari awal sampai akhir, Gerakan ini dilihat secara keseluruhan dan juga sekmental, terutama Scoliosis type S ( double Curve) pada ujung bending dapat diukur jarak ujung jari ke lantai. Gerakan bending kekiri dan kekanan ini bila dilihat segmental dapat dipakai menentukan mana yang lebih mobil kurva torakal atau lumbal bila scoliosis type S. perbedaan mobilitas tulang belakang pada bending kekiri atau kekanan. pemeriksaan ini dapat dilakukan pula dalam posisi prone kneeling ( merangkak) dengan gerakan ini penderita disusruh bending maksimal aktif dengan bantuan seberapa panggul kiri dan kanan yang terlihat dapat dibedakan mana yang lebih mobil gerakan kiri atau kanan.
55
Pemeriksan gerakan rotasi
Kelainan bentuk yang berupa HUMP adalah akibat adanya rotasi dari tulang belakang yang kemudian membawa costa ikut berrotasi pula. Arah rotasi yang terjadi adalah kearah posterior pada daerah konvek.
56
Pemeriksaan gerakan rotasi aktif
Posisi dapat dilakukan dalam posisi merangkak, penderita disuruh mengangkat salah tangannya kearah lateral horizontal abduction diikuti dengan gerakan rotasi tulang belakang secara maksimal kemudian bergantian tangan yang lain. Diperhatikan pola gerakan secara segmental maupun keseluruhan.
57
Pemeriksaan rotasi pasif
Pemeriksaan rotasi pasif sulit dilakukan berhubung harus mengangkat berat, cara yang mudah dilakukan adal;ah penderita disuruh melakukan sendiri, dan kemudian diposisi ujung ditambah gerakan pasif. Hal ini dapat melihat secara segmental maupun keseluruhan rotasi yang terjadi.
58
1. Pemeriksaan kekuatan otot
Pemeriksaan kekuatan otot dapat dilakukan dilakukan dengan cara side lying dengan secara segmental dan fiksasi daerah tertentu sesuai dengan kurva tulang belakang yang bengkok. Nilai otot hanya bisa dilakukan dengan membandingkan pada sisi yang lain.
59
Dari foto X ray kita dapatkan :
Pola kurva - Single atau Double curve Arah kurva misalnya Left Lumbal Right Thoracal Segmentasi kurva misalnya dari Th5-L1 right, L1 - L5 Left. Dapat dilihat long atau short curve Dapat dilihat Apex kurva misalnya Th8 Right, L3 left. Foto lateral dapat menunjukan kurva lordosis dan kyphosis. Rotasi dengan melihat posisi rangkaian procesus spinosus Melihat kedewasaan tulang ( Bone Maturation) Apakah tulang sudah berhenti pertumbuhan dapat dilihat dari apakah epiphysis pada krista iliaca sudah menutup atau belum.
60
Pemeriksaan foto X ray bending.
Pemeriksaan X ray bending adalah foto X-ray yang diambil dalam posisi lateral bending secara maksimal. Perbedaan derajat antara foto X-ray posisi berdiri dan bending ini adalah sebenarnya flexibilitas rangkaian tulang belakang. dilakukan baik kearah kiri maupun kanan.
61
TERAPI Curve Degree Treatment < 20 degrees watchful Exercise
Brace > 45 degrees Surgery
62
MASALAH DAN PRINSIP LATIHAN PADA SCOLIOSIS.
Jenis serta tehnik latihan yang tepat untuk scoliosis sangat individual. Latihan scoliosis tidak dianjurkan dengan cara class exercise. Permasalahan dan prinsip latihan adalah : Imballance muscle Streched - shortening Posture Stiffness pada arah tertentu Vestibular Cardio respirasi Pain
63
Jenis tindakan Exercise Mobility - ROM Streching - shortening
Strengthening - weakness Electrical stimulation Weak muscle – daerah convec Braces 24 hours minus mandi Harus dengan Exercise Surgical Distraction Spinal Fusion
64
Muscle imbalance Kekuatan otot pada daerah konkaf lebih kuat dari pada kekuatan otot pada daerah konvek, hal ini menjadi salah satu tujuan latihan yaitu peningkatan penguatan otot daerah konvek. terapi latihan yang dilakukan adalah untuk meningkatkan otot yang lemah terutama daerah konvek.
65
Muscle imbalance Selain imbalance yang bersifat kekuatan otot, juga dijumpai adanya pemendekan otot serta soft tissue lainnya pada derah konkaf. Dengan demikian maka daerah konkaf lebih pendek daripada daerah konvek.
66
Adanya kekakuan sendi Kekakuan sendi (limitasi ROM) yang didapati adalah bahwa side fleksi kearah konkaf akan lebih banyak dari pada side fleksi kearah konvek. Hal ini disebabkan oleh karena baik adanya pemendekan soft tissue daerah konkaf dan juga adanya bentuk masing-masing tulang belakang yang sudah menyesuaikan dengan pertumbuhan. Oleh sebab itu latihan ditujukan untuk meningkatkan ROM pada daerah yang konkaf. Kekakuan sendi juga terjadi pada gerakan rotasi, Oleh sebab itu latihan juga ditujukan untuk mengurangi posisi rotasi tersebut.
67
Kelainan Posture Kelainan posture merupakan fenomena yang belum terpecahkan. Apakah kelainan posture ini disebabkan oleh adanya scoliosis yang secara perlahan beriteraksi terhadap propriocetion dan juga terjadi penyesuaian pada vestibular sehingga merubah perasaan lurus. Latihan yang bertujuan untuk merubah ‘kalibrasi titik nol’ pada vestibular adalah sangat sulit. Hal ini juga yang mempersulit terapi scoliosis lainnya misalnya operasi serta pemasanang brace.
68
Bentuk latihan Pasti disesuaikan dengan temuan dari hasil pemeriksaan
Upayakan bahwa latihan harus dikerjakan sendiri dirumah. Strengthening yang lemah lebih bagus dari pada mobilisasi Latihan posture jangan dilupakan.
69
Braces
70
Braces jaman baheula
71
Braces jaman baheula
72
Braces Milwaukee brace Modified boston brace
73
Tindakan operatif Instrumentation Distraction Spinal Fusion
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.