Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
KENAKALAN REMAJA
2
Remaja dan Karakteristik Masa Remaja dari Segi Perkembangan Biologis
konsep “remaja” berasal dari bidang ilmu sosial seperti Anthropologi, Sosiologi, Psikologi, dan Paedagogik, konsep tersebut merupakan konsep yang dianggap relatif baru yang muncul kira-kira setelah era industrialisasi merata di negara-negara Eropa, Amerika Serikat, dan negara-negara maju
3
Masa pematangan fisik manusia:
wanita biasanya dihitung sejak haid pertama pria mengalami mimpi basah atau mimpi indah (mengeluarkan air mani pada waktu tidur) . Masa puber dalam bahasa Latin diartikan sebagai usia kedewasaan (theage of manhord), usia menjadi orang atau kata Latinnya “pubescere” yang berarti masa pertumbuhan rambut di daerah tulang “pusic” (di wilayah kemaluan)
4
Sarlito Wirawan (1997: 51-52) mengutip apa yang dikemukakan Muss, yang menyoroti perubahan fisik ke masa remaja secara menyeluruh yaitu: 1, Pada anak perempuan, tumbuhnya payudara, haid, tumbuh bulu pada ketiak atau tempat kemalulan, pertumbuhan tulang. 2. Pada anak laki, pertumbuhaan tulang, testis membesar, tumbuh bulu kemaluan yang halus, perrubahan suara, tumbuh bulu ketiak, 3. dll
5
Definisi remaja yang bersifat konseptual telah dicetuskan oleh WHO pada tahun 1974 dengan mengemukakan 3 kriteria yaitu biologis, psikologis, dan sosial ekonomi, antara lain definisi tersebut ialah (Wirawan, 1997: 9): Remaja adalah suatu masa ketika: 1. individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual; 2. individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa; 3.terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri
6
Remaja dan Karakteristik Masa Remaja dari Perkembangan Psikis
Csikszentimihalyi & Larson, bahwa puncak perkembangan jiwa itu ditandai dengan adanya proses perubahan dari kondisi “entropy” ke kondisi “negentropy Entropy adalah keadaan manakala kesadaran manusia masih belum tersusun rapi. Walaupun isinya sudah banyak (pengetahuan, perasaan, dan sebagainya), namun isi-isi tersebut belum saling terikat dengan baik sehingga belum dapat berfungsi secara maksimal Negentropy adalah keadaan manakala isi kesadaran tersusun dengan baik, pengetahuan yang satu terkait dengan pengetahuan yang lain, dan pengetahuan jelas hubungannya dengan perasaaan atau sikap
7
Sarlito Wirawan (1997: 70-71) mengutip apa yang dikemukakan Adam & Gullota ada lima aturan kalau kita mau membantu remaja dalam menghadapi masalah. 1. “Trustworthiness” (kepercayaan) yaitu kita harus saling percaya dengan para remaja yang kita hadapi. 2. ”Genuineness” yaitu maksud yang murni, tidak pura-pura. 3. ”Empathi” yaitu kemampuan untuk ikut merasakan perasaan-perasaan remaja. 4. ”Honesty” yaitu kejujuran. 5. Adanya pandangan dari pihak remaja bahwa kita memang memenuhi keempat unsur di atas.
8
Disamping itu, orang tua juga harus mengetahui perkembangan psikologis remaja agar dapat memahami jiwa remaja. Untuk itu, perlu ditinjau berbagai segi dalam kaitan dengan perkembangan psikologi remaja yaitu Perkembangan Konsep Diri Perkembangan Peran Sosial Perkembangan Peran Seksual
9
Kenakalan Remaja Menurut Para Ahli
Andi Mappiare (1982: ) mengemukakan bahwa kenakalan remaja atau juvenile delinquency disebut juga sebagai keadaan agresif remaja yang mengalami tingkah laku bermasalah yang agresif atau tingkah laku menyimpang yang agresif, yaitu bentuk bentuk tingkah laku sosial menyimpang yang cenderung merusak, melanggar peraturan-peraturan, dan menyerang. Menurut Kartini Kartono (2011: 6), pengertian juvenile deliquency ialah perilaku jahat (dursila), atau kejahatan/kenakalan anak-anak muda Fuad Hasan (Sudarsono, 2012: 11) mengemukakan bahwa juvenile delinquency ialah perbuatan anti sosial yang dilakukan oleh anak remaja yang bilamana dilakukan orang dewasa dikualifikasikan sebagai tindak kejahatan
10
Bentuk-Bentuk Kenakalan Remaja
Bentuk-bentuk kenakalan remaja yang tergolong kriminal dikemukakan oleh Jensen sebagaimana dikutip oleh Sarlito Wirawan (1997: ) dibagi menjadi 4 jenis 1. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain: perkelahian, perkosaan, perampokan, pembunuhan, dan lain-lain. 2. Kenakalan yang menimbulkan korban materi: perusakan, pencurian, pencopetan, pemerasan, dan lain-lain. 3. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak orang lain,pelacuran, penyalahgunaan obat. 4. Kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status anak sebagai pelajar dengan cara membolos, mengingkari status oranng tua
11
PUSMINTAS TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.