Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

ASUHAN KEGAWAATAN PERNAPASAN

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "ASUHAN KEGAWAATAN PERNAPASAN"— Transcript presentasi:

1 ASUHAN KEGAWAATAN PERNAPASAN
ARDS Reny Chaidir, SKp, M.Kep

2 PENDAHULUAN Sindrom gagal pernafasan merupakan gagal pernafasan mendadak yang timbul pada penderita tanpa kelainan paru yang mendasari sebelumnya. Sindrom Gawat Nafas Dewasa (ARDS) juga dikenal dengan edema paru nonkardiogenik merupakan sindroma klinis yang ditandai penurunan progresif kandungan oksigen arteri yang terjadi setelah penyakit atau cedera serius

3 Dalam sumber lain ARDS merupakan kondisi kedaruratan paru yang tiba-tiba dan bentuk kegagalan nafas berat, biasanya terjadi pada orang yang sebelumnya sehat yang telah terpajan pada berbagai penyebab pulmonal atau nonpulmonal ARDS sering terjadi dalam kombinasi dengan cidera organ multiple dan mungkin menjadi bagian dari gagal organ multiple

4 EVIDENCE BASED PENANGANAN ARDS
PROBLEM Pasien dengan sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS) membutuhkan ventilasi mekanis dan dukungan lainnya untuk memastikan oksigenasi dan ventilasi yang memadai.

5 QUESTION Apa penanganan terbaik untuk ventilasi mekanis untuk pasien dengan ARDS? REFERENCE Girard, T.D., Dan Bernard, G.R. (2007). Ventilasi mekanik di ARDS: A state-of-the-art ulasan. Ches, 131,

6 EVIDENCE Para penulis 12 uji klinis yang dievaluasi ventilasi mekanis dan strategi lainnya sebagai bagian dari pengobatan untuk pasien dengan ARDS. Mereka menyimpulkan bahwa ventilasi mekanis dengan volume tidal yang rendah (<6ml/kg BB) secara signifikan meningkatkan kelangsungan hidup pada pasien dengan ARDS. Studi pengujian tekanan ekspirasi akhir positif tinggi, manuver untuk meningkatkan perekrutan alveolar, dan posisi rawan yang berguna sebagai terapi penyelamatan namun tidak mempengaruhi kematian pasien.

7 NURSING IMPLICATIONS Perawat harus bekerja sama dengan terapis pernapasan yang intensif dalam menentukan manajemen terbaik yang mencakup volume tidal rendah yang dapat membantu dalam pelaksanaan praktek-praktek yang meningkatkan keadaan umum pasien. Beberapa perawat khawatir bahwa ventilasi dengan volume tidal yang rendah dikaitkan dengan ketidaknyamanan pasien, takipnea, dan hiperkapnia. Perawat dapat membantu dengan menilai pasien secara teratur untuk hasil potensial ventilasi volume rendah pasang surut dan memberikan sedasi yang sesuai.

8 ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome)
merupakan ketidakmampuan atau kegagalan sistem pernapasan oksigen dalam darah sehingga pertukaran oksigen terhadap karbondioksida dalam paru - paru tidak dapat memelihara laju konsumsi oksigen dan pembentukan karbondioksida dalam sel–sel tubuh,sehingga tegangan oksigen berkurang dan akan peningkatan karbondioksida akan menjadi lebih besar.

9 ETIOLOGI Depresi Sistem saraf pusat
Mengakibatkan gagal nafas karena ventilasi tidak adekuat. Pusat pernafasan yang mengendalikan pernapasan, terletak dibawah batang otak (pons dan medulla) sehingga pernafasan lambat dan dangkal.

10 b. Kelainan neurologis primer
Akan memperngaruhi fungsi pernapasan. Impuls yang timbul dalam pusat pernafasan menjalar melalui saraf yang membentang dari batang otak terus ke saraf spinal ke reseptor pada otot-otot pernafasan. Penyakit pada saraf seperti gangguan medulla spinalis, otot-otot pernapasan atau pertemuan neuromuslular yang terjadi pada pernapasan akan sangat mempengaruhi ventilasi.

11 c. Efusi pleura, hemotoraks dan pneumothoraks
Merupakan kondisi yang mengganggu ventilasi melalui penghambatan ekspansi paru. Kondisi ini biasanya diakibatkan penyakti paru yang mendasari, penyakit pleura atau trauma dan cedera dan dapat menyebabkan gagal nafas

12 d. Trauma Disebabkan oleh kendaraan bermotor dapat menjadi penyebab gagal nafas. Kecelakaan yang mengakibatkan cidera kepala, ketidaksadaran dan perdarahan dari hidung dan mulut dapat mengarah pada obstruksi jalan nafas atas dan depresi pernapasan. Hemothoraks, pnemothoraks dan fraktur tulang iga dapat terjadi dan mungkin meyebabkan gagal nafas. Flail chest dapat terjadi dan dapat mengarah pada gagal nafas. Pengobatannya adalah untuk memperbaiki patologi yang mendasar.

13 e. Penyakit akut paru Pnemonia disebabkan oleh bakteri dan virus. Pnemonia kimiawi atau pnemonia diakibatkan oleh mengaspirasi uap yang mengritasi dan materi lambung yang bersifat asam. Asma bronkial, atelektasis, embolisme paru dan edema paru adalah beberapa kondisi lain yang menyababkan gagal nafas.

14 Stadium Eksudatif Ditandai dengan adanya perdarahan pada permukaan parenkim paru, edema intertisial atau alveolar, penekanan pada bronkiolus terminalis, dan kerusakan pada sel alveolar tipe I

15 Fibroproliferatif Ditandai dengan adanya kerusakan pada sel alveolar tipe II, peningkatan tekanan puncak inspirasi, penurunan compliance paru (statik dan dinamik), hipoksemia, penurunan fungsi kapasitas residu, fibrosis interstisial, dan penibgkatan ruang rugi ventilasi.

16 Cedera paru (langsung/tdk langsung
Mengeluarkan substansi mediator vasoaktif (serotonin, histamin,bradikin) Permebilitas membran alveolar meningkat Kerusakan epitel alveolar (Pneumosit Tipe II) Produksi surfaktan menurun Atelektasis Regenerasi membran alveolar Dengan sel epitel tebal Seringkali menimbulkan jaringan parut dan menurunkan fungsi paru Cedera paru (langsung/tdk langsung Antibiotil profilaksis Agen Antiinflamasi Batuk Asidosis respiratori Crackles Takipnea Hipoksemia Dispnea Sputum kental Hemoptisis Alveolar Kolaps Penurunan compliance paru FRC menurun Peningkatan kerja napas Hipoventilasi Hipoksemia

17

18 FAKTOR RESIKO Trauma tidak langsung Trauma langsung pada paru Sepsis
Shock DIC (Dissemineted Intravaskuler Coagulation) Pankreatitis Uremia Overdosis Obat Idiophatic (tidak diketahui) Bedah Cardiobaypass yang lama Transfusi darah yang banyak PIH (Pregnand Induced Hipertension) Peningkatan TIK Terapi radiasi Trauma langsung pada paru Pneumonia virus,bakteri,fungal Contusio paru Aspirasi cairan lambung Inhalasi asap berlebih Inhalasi toksin Menghisap O2 konsentrasi tinggi dalam waktu lama

19 MANIFESTASI KLINIK Gejala klinis utama pada kasus ARDS :
Peningkatan jumlah pernapasan Klien mengeluh sulit bernapas, retraksi dan sianosis Pada Auskultasi mungkin terdapat suara napas tambahan Penurunan kesadaran mental Takikardi, takipnea Dispnea dengan kesulitan bernafas Terdapat retraksi interkosta Sianosis Hipoksemia Auskultasi paru : ronkhi basah, krekels, stridor, wheezing Auskultasi jantung : BJ normal tanpa murmur atau gallop

20 Patofisiologi

21 Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan labor Pemeriksaan status oksigen Pemeriksaan status asam-basa Arteri gas darah (AGD) menunjukkan penyimpangan dari nilai normal pada PaO2, PaCO2, dan pH dari pasien normal; atau PaO2 kurang dari 50 mmHg, PaCO2 lebih dari 50 mmHg, dan pH < 7,35. Oksimetri nadi untuk mendeteksi penurunan SaO2 Pemantauan CO2 tidal akhir (kapnografi) menunjukkan peningkatan Hitung darah lengkap, serum elektrolit, urinalisis dan kultur (darah, sputum) untuk menentukan penyebab utama dari kondisi pasien. Sinar-X dada dapat menunjukkan penyakit yang mendasarinya. EKG, mungkin memperlihatkan bukti-bukti regangan jantung di sisi kanan, disritmia. 1. Pemeriksaan fungsi ventilasi Frekuensi pernafasan per menit Volume tidal Ventilasi semenit Kapasitas vital paksa Volume ekspirasi paksa dalam 1 detik Daya inspirasi maksimum Rasio ruang mati/volume tidal PaCO2, mmHg

22 b. Pemeriksaan hasil Analisa Gas Darah :
Hipoksemia ( pe ↓ PaO2 ) 2. Hipokapnia ( pe ↓ PCO2 ) pada tahap awal karena hiperventilasi Hiperkapnia ( pe ↑ PCO2 ) menunjukkan gagal ventilasi Alkalosis respiratori ( pH > 7,45 ) pada tahap dini Asidosis respiratori / metabolik terjadi pada tahap lanjut

23 c. Pemeriksaan Rontgent Dada :
Tahap awal ; sedikit normal, infiltrasi pada perihilir paru Tahap lanjut ; Interstisial bilateral difus pada paru, infiltrate di alveoli

24 d. Tes Fungsi paru : Pe ↓ komplain paru dan volume paru
Pirau kanan-kiri meningkat

25 Komplikasi ARDS Komplikasi yang dapat terjadi pada ARDS adalah :
Ketidak seimbangan asam basa Kebocoran udara (pneumothoraks, neumomediastinum, neumoperkardium, dll) Perdarahan pulmoner Displasia bronkopulmoner Apnea Hipotensi sistemik

26 Asuhan Keperawatan Pengkajian Diagnosa Keperawatan Perencanaan
Implementasi Evaluasi

27 PENGKAJIAN Keadaan-keadaan berikut biasanya terjadi  saat periode latent saat fungsi paru relatif masih terlihat normal (misalnya 12 – 24 jam setelah trauma/shock atau 5 – 10 hari setelah terjadinya sepsis) tapi secara berangsur-angsur memburuk sampai tahapan kegagalan pernafasan. Gejala fisik yang ditemukan amat bervariasi, tergantung daripada pada tahapan mana diagnosis dibuat.

28 CONT..... Biodata Riwayat Kesehatan Keluhan utama dan riwyt skrg.
ARDS dpt tjd dlm jam timbulnya serangan, ditandai dg napas pendek, takipnea, dan gejala yg b/d penyebab utamanya mis; syok

29 Trauma (kontusio pulmonal, fraktur multipel, trauma kepala)
Riwayat Kes. Dahulu/faktor risiko Syok Trauma (kontusio pulmonal, fraktur multipel, trauma kepala) Cedera sistem saraf yang serius. spt trauma,CVA, tumor dan PTIK. Gangguan metabolik (pankreastitis, uremia) Emboli lemak dan cairan amnion Infeksi paru difusi (bakteri,viral, fungal) Inhalasi gas racun (rokok, oksigen konsentrasi tinggi, gas klorin, NO2 ozon) Aspirasi (sekresi gastrik, tenggelam, keracunan hidrokarbon) Drug Ingestion dan over dosis narkotik/non narkotik ( heroin,opioid, aspirin) Hemolytic disorder, spt DIC , multiple blood tenfusion dan cardiopulmonary by pass. Major surgery. Respon imunologik terhadap antigen penjamu (goodpasture syndrome, SLE)

30 Pengkajian primer a. Airway Peningkatan sekresi pernapasan
Bunyi nafas krekels, ronki dan mengi b. Breathing Distress pernapasan: pernapasan cuping hidung, takipneu/bradipneu, retraksi. Menggunakan otot aksesori pernapasan Kesulitan bernafas : lapar udara, diaforesis, sianosis

31 c. Circulation Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia Sakit kepala Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah, kacau mental, mengantuk Papiledema Penurunan haluaran urine

32 Fase eksudatif (Exudative Phase)
Pemeriksaan Fisik Fase eksudatif (Exudative Phase) Kelemahan, menurun kesadaran, tdk mampu berkonsentrasi, takipnea, dan alkalosis respiratori. Hasil inspeksi dada didapatkan penggunaan otot bantu pernapasan dan adanya peningkatan tekanan darah arteri. Fase Fibroproliferatif (Fibroproliferative Phase) Peningkatan tekanan darah arteri, peningkatan workload ventrikel kiri, suara napas crackles/rales, Agitasi yg b/d hipoksia, hiperventilasi, hiperkarbia, peningkatan kerja napas, asidosis laktat (b/d metabolisme aerob), perubahan dalam perfusi (denyut jantung meningkat, penurunan tekanan darah, perubahan temperatur dan warna kulit, penurunan capillary refill).

33 Disfungsi pada organ seperti :
Otak terjadi perubahan kesadaran, agitasi dan halusinasi. Jantung, terjadi penurunan curah jantung (cardiac output) yg mengakibatkan angina, CHF, disritmia, dan Miokard infark. Ginjal, terjadi penurunan produksi urine atau laju filtrasi glomerulus (LFG)/Glomerulus filtration Rate (GFR) Kulit, terdapat bintik-bintik dan tanda iskemik. Hati, didapati adanya peningkatan SGOT, biliriubin, alkalin fosfat dan penurunan albumin.

34

35 Penatalaksanaan Tujuan Terapi : Support pernapasan
Mengobati penyebab jika mungkin Mencegah komplikasi.

36 TERAPI : Intubasi untuk pemasangan ETT Pemasangan Ventilator mekanik (Positive end expiratory pressure) untuk mempertahankan keadekuatan level O2 darah. Sedasi untuk mengurangi kecemasan dan kelelahan akibat pemasangan ventilator Pengobatan tergantung klien dan proses penyakitnya : Inotropik agent (Dopamine ) untuk meningkatkan curah jantung & tekanan darah. Antibiotik untuk mengatasi infeksi Kortikosteroid dosis besar (kontroversial) untuk mengurangi respon inflamasi dan mempertahankan stabilitas membran paru Kirimkan jumlah oksigen yang adekuat ke jaringan vital, tetapi tekankanlah resiko kerusakan iatrogenic pada paru-paru. Pemeriksaan ulang yang sering mengenal kebutuhan akan PEEP, tingkat kebutuhan ventilatorterakhir, FiO2 adlah penting Jagalah pasien dengan observasi ketat di sepanjang waktu dan pantau dengan cermat adanya perkembangan yang merugikan. Ingatlah kegagalan oksigenasi seringkali merupakan penyakit multisistem. Pembatasan cairan yang berat dapat menurunkan cairan paru – paru dan meningkatkan pertukaran oksigen tetapi secara bersama – sama mengganggu perfusi keginjal dan usus. (Cherniack, 1997)

37 PRIORITAS KEPERAWATAN
Memperbaiki/mempertahankan fungsi respirasi optimal dan oksigenasi Meminimalkan/mencegah komplikasi Mempertahankan nutrisi adekuat untuk penyembuhan/membantu fungsi pernafasan Memberikan support emosi kepada pasien dan keluarga Memberikan informasi tentang proses penyakit, prognose, dan kebutuhan pengobatan

38 Dx. Keperawatan Pola nafas tidak efektif b/d akumulasi cairan pada alveoli paru Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d penumpukan sekret, bronchospasme Gangguan pertukaran gas b/d adanya cairan pada alveoli paru Intoleransi aktifitas b/d tidak seimbangnya supply dan demand O2 Risiko terjadi aspirasi b/d penurunan kesadaran, gangguan reflek menelan/batuk

39 Intervensi Keperawatan
Dx. 1 a. Atur posisi semi fowler b. Berikan oksigen sesuai kebutuhan c. Kolaborasi pemasangan ventilator mekanik jika ada indikasi d. Monitoring haemodinamik e. Monitoring hasil AGD

40 Evaluasi Frekuensi dan usaha nafas normal Hasil AGD dalam batas normal
Hasil Ro. Thoraks tidak ada penumpukan sekret pada paru Haemodinamik stabil

41


Download ppt "ASUHAN KEGAWAATAN PERNAPASAN"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google