Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehErlin Susman Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
FILSAFAT PENDIDIKAN Dr. Nandang Hidayat
2
SILABI Hakikat dan kedudukan filsafat dalam sains
Tiga azas keilmuan dalam filsafat pendidikan Pengertian pendidikan dan filasafat pendidikan Aliran filsafat yang menopang perkembangan ilmu pendidikan Problema pokok filsafat dan pendidikan Filsafat Pancasila dan pendidikan Proses hidup dan kehidupan sebagai dasar filsafat pendidikan
3
8. Ujian Tengah Semester 9. Tujuan hidup dan tujuan pendidikan 10
8. Ujian Tengah Semester 9. Tujuan hidup dan tujuan pendidikan 10. Filsafat pendidikan dalam kehidupan manusia 11. Fungsi pendidikan dalam kehidupan manusia 12. Pendidikan dan peradaban manusia 13. Pendidikan dan perubahan 14. Pembangunan pendidikan ditinjau dari perspektif filsafat 15. Demokrasi pendidikan 16. Ujian Akhir Semester
4
Tugas Tugas Individu: Pilih salah satu topik dari silabi, dan buat makalah. Selesai 2 minggu sebelum UTS dan dipaparkan (dipilih secara acak) Tugas Kelompok (lihat tabel berikut) CATATAN: Naskah tugas bisa dikirim melalui dengan alamat:
5
No. Sumber Rujukan Utama
PILIHAN TOPIK No. Sumber Rujukan Utama Bobot Pekerjaan 1 Beberapa Pokok Ajaran Filsafat Bidang Filsafat Ilmu Pendidikan (materialism, idealisme/spiritualisme, realisme, ajaran Imanuel Kant). 5 2 Analisis Komponen dan Problematika Filsafat Ilmu Pendidikan (Pandangan Socrates, Auguste Comte, Alan F. Chalmers). 3 The Knower (aspek ontologi), Knowing (aspek epistimologi), dan Knowledge (aspek aksiologi) bidang Filsafat Pendidikan. 3,4 4 Filsafat Pendidikan (Esensialisme, Perrenialisme, Progresivisme, Eksistensialisme, Rekonstruksi, Pedagogi Kritis). Postmodernisme dan Pendidikan (Konstruksionisme Sosial, Hermeneutika, Dekonstruksi, Strukturalisme). 6 Pendidikan Berpikir Kritis (relativitas daya nalar, penguasaan literasi dasar, penguasaan literasi kritis). 7 Sistem Filsafat Pancasila dalam Perspektif Budaya Pascamodern (Pancasila sebagai sistem filsafat, pokok-pokok ajaran filsafat Pancasila, tantangan budaya pascamodern, potensi dan wawasan manusia berdasarkan filsafat Pancasila). 8 Konsepsi Filsafat Ilmu Pendidikan Berdasarkan Sistem Filsafat Pancasila (pokok-pokok ajaran, kategori dan hiererki kebenaran, dinamika budaya pascamodern, sistem filsafat Pancasila sebagai filsafat theism religious).
6
Sumber Rujukan Utama: 1. Alwasilah, A.C Filsafat Bahasa dan Pendidikan, Bandung: UPI dan Rosda Karya. 2. Soewardi, Herman Roda Berputar Dunia Bergulir: Kognisi Baru tentang Timbul dan Tenggelamnya Sivilisasi, Bandung: Bakti Mandiri. … Nalar: Kontemplasi dan Realita, Bandung: Bakti Mandiri. 4. Suriasumantri, Jujun S Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Sinar Harapan. 5. Syam, M.N Filsafat Ilmu, Malang: FIP UM. Sumber rujukan lain: pilih sendiri oleh masing-masinmg sesuai kebutuhan.
7
ARTI FILSAFAT
8
Pengertian Menurut Etimologis
Filsafat berakar dari bahasa Yunani “phillein” yang berarti cinta, dan “sophia” yang berarti kebijaksanaan atau hikmah. Cinta: mengambarkan adanya aksi yang didukung oleh dua pihak, yaitu subjek dan objek. Aksi didorong oleh kecenderungan subjek untuk menyatu dengan objek. Untuk bisa menyatu, subjek harus mengetahui sifat dan karekteristik objek.
9
Kebijaksanaan menggambarkan pengetahuan hakiki tentang bijaksana, hakikat perbuatan bijaksana.
Perbuatan bijaksana, dikenal sebagai perbuatan yang bersifat benar, baik, dan adil. Perbuatan benar, baik, dan adil lahir karena adanya dorongan kemauan yang kuat menurut perenungan akal pikiran, dan atas pertimbangan perasaan yang mendalam. Perenungan akal pikiran tersebut melahirkan seperangkat pengetahuan manusia tentang kebenaran, kebaikan, dan keadilan.
10
Pengertian Filsafat Menurut Terminologis
Filsafat adalah pengetahuan tentang pengetahuan. Filsafat adalah akar dari pengetahuan atau pengetahuan terdalam. Berfilsafat berarti berpikir radikal (sampai ke akarnya)
11
Pengertian Filsafat Pengertian filsafat bisa juga dilihat dari dua sisi, yaitu: Filsafat dalam arti proses dan filsafat dalam arti produk. Filsafat sebagai ilmu atau metode dan filsafat sebagai pandangan hidup Filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti praktis.
12
Definisi Filsafat berdasar Watak & Fungsi (Titus, dkk)
1. Informal: Sikap dan kepercayaan yg diterima scr tdk kritis. 2. Formal: Sikap kritis atas kepercayaan yg dijunjung tinggi. 3. Spekulatif: Hasil berbagai sains dan teknologi yg ditinjau dari pengalaman kemanusiaan. 4. Logosentris: analisis kata dan konsep. 5. Aktual: problem yg berkembang di masyarakat dan dicarikan jawabannya oleh para ahli filsafat.
13
Phytagoras( SM) ditahbiskan sebagai orang pertama yang memakai kata philosopia yang berarti pecinta kebijaksanaan (lover of wisdom) bukan kebijaksanaan itu sendiri. • Plato( SM) mengartikannya sebagai ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang hakiki lewat dialektika • Aristoteles(382 –322 SM) mendefinisikan filsafat sebagai pengetahuan tentang kebenaran. • Al-Farabi(870 –950 ) mengartikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan hakikat alam yang sebenarnya.
14
Descartes(1590 –1650) mendefinisikan filsafat sebagai kumpulan ilmu pengetahuan tentang tuhan, alam dan manusia. • Immanuel Kant(1724 –1804) mendefinisikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan. Menurut Kant ada empat hal yang dikaji dalam filsafat yaitu: apa yang dapat manusia ketahui? (metafisika), apa yang seharusnya diketahui manusia? (etika), sampai dimana harapan manusia? ( agama) dan apakah manusia itu? (antropologi) • Merriam-Webster dalam kamusnya filsafat adalah literally the love of wisdom, in the actual usage, the science that investigates the most general facts and prinsciples of reality and human nature and conduct: logic, ethics, aesthetics and the theory of knowledge.
15
Kesimpulan • Kenyataannya semua definisi filsafat di atas tidak pernah dapat menampilkan pengertian yang sempurna karena setiap orang selalu berbeda cara dan gaya dalam mendefinisikan suatu masalah. Definisi dan pengertian tidak akan menyesatkan selama kita memandangnya sebagai cara pengenalan awal atau sementara untuk mencapai kesempurnaan lebih lanjut. • Dengan demikian filsafat merupakan ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu. Dengan bantuan filsafat, manusia berusaha menangkap makna, hakikat, hikmah dari setiap pemikran, realitas dan kejadian. • Filsafat mengantarkan manusia untuk lebih jernih, mendasar danbijaksana dalam berfikir, bersikap, berkata, berbuat dan mengambil kesimpulan.
16
Mereka adalah putra-putri sang hidup, yang rindu akan dirinya sendiri
ANAK (Kahlil Gibran) Anakmu bukan milikmu Mereka adalah putra-putri sang hidup, yang rindu akan dirinya sendiri Mereka lahir lewat engkau tetapi bukan dari engkau Mereka ada padamu, tetapi bukan milikmu Berilah mereka kasih sayang, namun jangan berikan pemikiranmu Karena pada mereka ada alam pikiran sendiri Patut kau berikan rumah bagi raganya, namun tidak bagi jiwanya Sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan yang tiada dapat kau kunjungi, sekalipun dalam mimpimu Engkau boleh berusaha menyerupai mereka, namun tidak boleh membuat mereka menyerupai engkau Sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur ataupun tenggelam ke masa lampau Engkaulah busur tempat anakmu , anak panah hidup , melesat pergi
17
Honderich, 1995, Oxford Companion to Philosophy, p. 927.
PETA FILSAFAT Estetika Fils. Ilmu Metafisika Epistemologi Logika Aksiologi Fils. Pikiran Etika Fils. Pol Fils. Sos Fils. Bahasa Fils.Agama Honderich, 1995, Oxford Companion to Philosophy, p. 927.
18
Pendekatan Filsafat dalam Memperoleh Ilmu
• Pada zaman Plato sampai pada masa Al-Kindi, batas antara filsafat dan ilmu pengetahuan boleh dikatakan tidak ada. Seorang filosof (ahli filsafat) pasti menguasai semua ilmu pengetahuan. • Perkembangan daya berfikir manusia yang mengembangkan filsafat pada tingkat praktis dikalahkan oleh perkembangan ilmu yang didukung oleh teknologi. • Wilayah kajian filsafat menjadi lebih sempit dibandingkan dengan wilayah kajian ilmu, sehingga ada anggapan filsafat tidak dibutuhkan lagi. Filsafat kurang membumi sedangkan ilmu lebih bermanfaat dan lebih praktis. • Padahal filsafat menghendaki pengetahuan yang komprehensif yang luas, umum, dan universal dan hal ini tidak dapat diperoleh dalam ilmu, sehingga filsafat dapat ditempatkan pada posisi dimana pemikiran manusia tidak mungkin dapat dijangkau oleh ilmu.
19
• Ilmu bersifat pasteriori (kesimpulan ditariks etelah melakukan pengujian secara berulang), sedangkan filsafat bersifat priori (kesimpulan ditarik tanpa pengujian tetapi pemikiran dan perenungan). • Keduanya sama-sama menggunakan aktivitas berfikir, walaupun cara berfikirnya berbeda. Keduanya juga sama-sama mencari kebenaran. Kebenaran filsafat tidak dapat dibuktikan oleh filsafat sendiri tetapi hanya dapat dibuktikan oleh teori keilmuan melalui observasi ataupun eksperimen untuk mendapatkan justifikasi. • Filsafat dapat merangsang lahirnya keinginan dari temuan filosofis melalui berbagai observasi dan eksperimen yang melahirkan ilmu-ilmu. • Hasil kerja filosofis dapat menjadi pembuka bagi lahirnya suatu ilmu, oleh karenaitu filsafat disebut juga sebagai induk ilmu(mother of science). • Untuk kepentingan perkembangan ilmu, lahir disiplin filsafat yang mengkaji ilmu pengetahuan yang dikenal sebagai filsafat ilmu pengetahuan.
20
Ciri Berfikir Filsafat
Berfilsafat dapat diartikan sebagai berfikir. Ciri berfikir filsafat adalah: Radikal: berfikir radikal artinya berfikir sampai keakar permasalahannya. Sistematik: berfikir logis, sesuai aturan, langkah demi langkah, berurutan, penuh kesadaran, dan penuh tanggung jawab. Universal dan komprehensif: berfikir secara menyeluruh tidak terbatas pada bagian tertentu tetapi mencakup seluruh aspek. Spekulatif: berfikir spekulatif terhadap kebenaran yang perlu pengujian untuk memberikan bukti kebenaran yang difikirkannya.
21
Ciri-ciri Berpikir Filsafat
Kritis; tanggap thd persoalan yg berkembang Rasional; sejauh dpt dijangkau akal mns Reflektif; mencerminkan pengalaman pribadi. Konseptual; hasil konstruksi pemikiran Koheren; runtut, berurutan. Konsisten; berpikir lurus/tdk berlawanan. Metodis; ada cara utk memperoleh kebenaran. Komprehensif; menyeluruh Bebas & bertanggungjawab
22
Cabang Filsafat Filsafat mengkaji lima cabang utama yaitu: 1.Logika (hal yang benar dan salah) 2.Etika (hal yang baik dan buruk) 3.Estetika (hal yang indah dan jelek/buruk) 4.Metafisika (hakekat keberadaan zat, pikiran, dan kaitannya 5.Politik (organisasi pemerintahan yang ideal) Kelima cabang ini berkembang lagi menjadi cabang-cabang filsafat yang lebih spesifik.
23
Cabang cabang filsafat lainnya
•Epistemologi (filsafat pengetahuan) •Etika (filsafat moral) •Estetika(filsafat seni) •Metafisika •Politik(filsafat pemerintahan) •Filsafat Agama •Filsafat Ilmu •Filsafat Pendidikan •Filsafat Hukum •Filsafat Sejarah •Filsafat Matematika
24
Pengertian Filsafat Pendidikan
• Filsafat Pendidikan merupakan bagian dari Epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu pendidikan (pengtahuan ilmiah tentang pendidikan). • Ilmu berasal dari bahasa Arab: ‘alima, ya’lamu, ‘ilman yang berarti mengetahui, memahami danmengerti benar-benar. Dalam bahasa Inggris disebut Science, dari bahasa Latin yang berasal dari kata Scientia (pengetahuan) atau Scire (mengetahui). Sedangkan dalam bahasa Yunani adalah Episteme (pengetahuan). • Pendidikan pada dasarnya merupakan usaha sadar manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi bawaan yang melekat pada dirinya, baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang dianut, sehingga terjadi proses pendewasaan dan peningkatan kemampuannya dalam beradaptasi. 4 pilar pendidikan: learning to know, learning to do, learning to be, and learning to live together/with others.
25
Kedudukan Filsafat Dasar/Pengantar
26
Hubungan antara Filsafat Dan Ideologi
Mitos yaitu kepercayaan yang diyakini kebenarannya oleh orang banyak. Mis: mitos ratu adil; mitos obat panjang umur.
27
Perbedaan antara Filsafat & Ideologi
Sist. Berpikir Sist. Kepercayaan Berawal dari ragu Berawal dari yakin Landasan logika Landasan mitos Tujuan: wisdom Tujuan:kesejaht kelompok Individual Kolektif
28
Filsafat, Ideologi, dan Agama
29
Manfaat Filsafat Bagi Mhs
Membiasakan diri utk bersikap kritis. Membiasakan diri utk bersikap logis-rasional Opini & argumentasi. Mengembangkan semangat toleransi dlm perbedaan pandangan (pluralitas). Mengajarkan cara berpikir yg cermat dan tdk kenal lelah.
30
Manfaat Ideologi Bagi Mhs
Orientasi bernegara lebih jelas Aspirasi politik Memahami bentuk negara ideal Memahami kepemimpinan ideal
31
Manfaat Filsafat bagi Agama
Mengajarkan cara berpikir kritis, shg tdk terjebak ke dlm sifat taqlid. Akal terdiri atas 3 bag: ma’rifatullah, tha’atullah, shobru an-ma’siyatullah. Dinamika khdpn terus berkembang, shg diperlukan penggunaan akal yg proporsional. Membuka wawasan berpikir menuju ke arah verstehen (penghayatan). Akal mrpkn salah satu sarana utk memahami kekuasaan Allah (‘Ulil albaab). Ali-Imron:
32
PERKEMBANGAN BEBERAPA ALIRAN FILSAFAT YANG MENOPANG PENDIDIKAN
1. Materialisme: Herakleitos dan Parmenides Herakleitos :berpendapat ‘api’ adalah azas pertama yangmerupakan dasar (arche)segala sesuatu yang ada. Segala sesuatu bisa ‘berubah’ menjadi abu. Api adalah lambang ‘perubahan’. Penyebab terdalam dari segala sesuatu adalah perubahan. Ada gerakan ‘menjadi’ secara terus menerus. Tidak ada sesuatu yang kekal, definitif, dan sempurna. Realitas sesunggguhnya dalam keadaan mengalir, sedang mengali perubahan, bergerak menjadi, yang disebut pantarei.
33
Filsafat Herakleitos terkenal dengan ‘filsafat menjadi’ (to become)
Filsafat ini tidak mengakui adanya pengetahuan umum yang bersifat tetap. Hanya mengakui kemampuan indera dan menolak kemampuan akal, karena perubahan terjadi dalam realita konkret, dalam ruang dan waktu tertentu. Otoritas dari pemikiran ‘filsafat menjadi’ adalah pengamatan inderawi.
34
Parmenides: terkenal dengan bapak ‘filsafat ada’ (philosophy of to be).
Realitas bukan yang berubah dan bergerak menjadi bermacam-macam, tapi yang ‘ada’ dan bersifat tetap. Konsekuensinya, yang ada itu tidak berawal dan tidak mengalami akhir. Ada itu satu dan tidak mungkin terbagi-bagi Kebenaran adalah segala sesuatu yang bersifat tetap. Pengetahuan yang benar adalah pengetahuan akal karena bersifat tetap, dan bukan pengetahuan indera. Parmenides merupakan pelatak dasar ‘metafisika’
35
2. Idealisme: Socrates dan Plato
Plato adalah murid Socrates, dan pemikiran Socrates dikembangkan oleh Plto. Socrates: berpendapat, dunia sesungguhnya adalah dunia idea, dunia yang utuh dalam kesatuan yang bersifat tetap. Semua benda yang ada termasuk manusia bersifat semu dan merupakan bayang-bayang dari dunia idea, karena itu bukan kebenaran. Socrates menolak pemikiran kaum sofis yang mengaku sebagai pemilik kebijaksanaan. Manusia hanya mencintai kebijaksanaan, dankebijaksanaan hanya ada dalam dunia idea. Ketidakmampuan manusia terjadi karena jiwa (akal) terpenjara dalam badan. Badan selalui diselimuti nafsu yang mengotori jiwa. Jiwa yang kotor mempengaruhi akal.
36
3. Realisme: Aristoteles
Pandangan Aristoteles bertentangan dengan Plato (gurunya). Menurutnya, duia yang sesungguhnya adalah dunia real, yaitu dunia konkret, yang bermacam-macam, bersifat relatif, dan berubah-ubah. Dunia idea adalah dunia abstrak yang terlepas dari pengalaman. Aristoteles dikenal sebagai ‘Bapak Metafisika’ Filosofinya memfokuskan pada persoalan ‘yang ada’ di balik yang fisis, konkret, dan berubah-ubah. Ada beberapa teori yang terkenal dari Aristoteles, diantaranya: 10 kategori ada, teori aktus dan potensia, dan teori hule morfisme.
37
10 Kategori ada Ada dalam ‘substansi’ Ada dalam ‘kualitas’
Ada dalam ‘kuantitas’ Ada dalam ‘relasi’ Ada dalam ‘aksi’ Ada dalam ‘passi’ Ada dalam ‘ruang’ Ada dalam ‘tempo’ Ada dalam ‘situs’ Ada dalam ‘habitus’
38
4. Rasionalis: Rene Descartes
Pengetahuan yang benar bersumber dari dunia rasio. Rasio adalah realitas sengguhnya. Ungkapannya yang terkenal ‘cogito ergo sum’ (I think therefore I am). Pengalaman inderawi hanya mampu mengenal dunia empirik dan bukan kebenaran. Substansi (yang ada) hanya dapat dikenali oleh potensi rasio, sedang pengalaman empiris hanya mendapatkan kesan fenomenologis tanpa arti.
39
5. Empirisme: John Lock Pengetahuan yang benar bersumber dari pengalaman empiris, dunia konkret. Realitas adalah ‘tabularasa’, bagaikan kertas putih yang perlu diisi dengan pengalaman. Semakin banyak pengalaman, semakin banyak pula kebenaran objektif yang didapat. Kemampuan rasio hanya dapat mengetahui secara umum, abstrak, dan bersifat tetap. Pengalaman inderalah yang mampu mengenali yang konkret, dan bersifat berubah.
40
6. Kritisisme: Immanuel Kant
Pengetahuan yang benar ada dalam dunia idea, yang merupakan kritik terhadap kemampuan akal pikiran dan pengalaman. Sesuatu yang nampak, dapat dialami, dan dipikirkan, hanyalah gejala (fenomena), bukan bukan hal-nya sendiri (ding ansich) dan bukan substansinya. Secara fenomenologis pengetahuan yang bersumber dari rasio disebut ‘pengetahuan apriori’, dan pengetahuan yang bersumber dari pengalaman disebut ‘aposteriori’. Menurut metodenya dibagi menjadi ‘pengetahuan sintetik’ dan ‘pengetahuan analitik’. Kombinasi antara sumber dan metodenya melahirkan 4 jenis pengatahuan, yaitu: 1) sintetik apriori, 2) sintetik aposteriori, 3) analitik apriori, dan 4) analiti aposteriori. Kemampuan rasio dan pengalaman tidak dapat dipisahkan. Masing-masing memiliki kekuatan dan kelemahan. Pemikiran Immanuel Kant merupakan dasar dari ‘metode ilmiah’ dalam mencari kebenaran, yaitu ‘pengetahuan ilmiah’.
41
Metode ilmiah merupakan cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi tubuh pengetahuan Proses rasional, yaitu kajian terhadap objek penelaahan menggunakan kerangka pemikiran rasional yang mengacu dan konsisten dengan teori (pengetahuan) yang telah ada berkaitan dengan objek yang diteliti. Proses empiris, yaitu verifikasi data empiris (lapangan) untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan.
42
Kajian teori yang relevan dengan masalah penelitian.
Proses Teoritis Proses Empiris Kajian teori yang relevan dengan masalah penelitian. Pengembangan kerangka berpikir (nalar): deduksi dan koherensi. Melakukan percobaan Pengumpulan data dan uji validitas data Analisis data Logiko- Hipotetiko- Verifikatif Induksi Korespondenensi Deduksi Koherensi Uji Hipotesis Hipotesis Verifikasi - Justifikasi Kesimpulan Terima Hipotesis Atau Tolak Hipotesis
43
HAKIKAT MANUSIA DAN PENDIDIKAN
Siapa dan apakah manusia itu? Sampai saat ini masalah itu belum bisa terjawab tuntas. Hal-hal yang bersifat fisis sudah banyak diketahui meskipunbelum seutuhnya, tetapi hal-hal yang bersifat spiritual-kualitatif masih misteri. Secara umum tahu bahwa manusia berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan (causa prima), tetapi jika ada kesempatan manusia cenderung berperilaku bertentangan dengan ajaranNya. Semua orang tahu bahwa korupsi akan menyengsarakan banyak orang, tetapikenapa jika ada kesempatan manusia cendeng melakukannya. Ada kesenjengan antara pengetahuan manusia dengan perilakunya.
44
1. Manusia adalah makhluk berpikr dan berpengatahuan
Manusia lahir dengan kodratnya memiliki cipta (kebenaran), rasa (keindahan), dan karsa (kebaikan). Ketiga potensi ini menyebabkan manusia memiliki rasa ingin tahu (curiousity) atas realitas yang ada. Ketiganya membentuk sistem nilai yang melahirkan ‘filsafat hidup’ , ‘pedoman hidup’ dan aturan dalam bersikap dan berperilaku. Ketiganya mendorong manusia berpikir dan memperoleh pengatahuan.
45
2. Manusia adalah makhluk berpendidikan
Dengan pengetahuan yang benar, manusia berusaha menjaga kelangsungan hidupnya. Pengatahuan diamalkan dalam bentuk siukap dan perilaku sehari-hari. Perilaku melahirkan moral dan etika kehidupan, yang melahirkan tanggung jawab atas kelansungan hidup dan kehidupan. Sejak lahir manusia terlibat dalam proses pendidikan. Pendidikan dilakukan untuk mencapai kedewasaan dan kematangan. Persoalan pendidikan seluas lingkup kehidupan manusia itu sendiri
46
3. Manusia adalah makhluk berbudaya
Hasil oleh pikir, rasa, dan karsa melahirkan pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks). Makin tinggi kemajuan ipteks suatu masyarakat, makin tinggi budaya dan peradabannya
47
Karakteristik individu
Systems thinkers (pemikir system-sistem) yang memiliki kemampuan menggabungkan antar isu, kejadian, dan data secara utuh dan terpadu Change agent (agen perubahan) yang memiliki kemampuan mengembangkan pemahaman dan memiliki kompetensi tinggi dalam menciptakan dan mengelola perubahan bagi kemajuan peradaban bangsa sehingga menjadi bangsa yang lebih bermartabat. Innovator dan risk taker (pembaharu dan berani mengambil resiko) yang terbuka terhadap perspektif yang luas dan berbagai kemungkinan yang esensial dalam menentukan kecenderungan dan menggerakan pilihan. Servant and steward, memiliki kemampuan dan kemauan untuk meningkatkan pelayanan kepada orang lain, pendekatan holistic dalam bekerja, memiliki a sense of community dan kemampuan membuat keputusan bersama.
48
KARAKTERIATIK INDIVIDU
Polychronic coordinator, yang memiliki kemampuan untuk mengkoordinasikan banyak hal dalam waktu yang sama dan bekerja sama dengan orang lain dalam tim. Instructur, coach, and mentor, yang memiliki kemampuan dan kemauan untuk membantu orang lain dalam belajar, menciptakan ragam pendekatan dalam bekerja, dan menjadi penasihat yang baik. Visionary and vision builder, yang memiliki kemampuan membantu membangun visi bangsa/negara dan memberi inspirasi bagi segenap masyarakat dengan menempatkan mereka sebagai pelanggan yang yang harus dilayani sekaligus kolega.
49
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN
Titik temu antara asal usul kehidupan dengan pendidikan Titik temu antara tujuan hidup dengan pendidikan Titik temu antara eksistensi kehidupan dengan pendidikan
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.