Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
Materi Kuliah
2
Pengertian Dalam ilmu kedokteran penyakit Lupus dikenal sebagai Systemic Lupus Erythematosus (SLE). Atau sebagai penyakit dengan kekebalan tubuh berlebihan (Autoimmune disease),dalam ilmu immunologi tentang kekebalan tubuh, penyakit Lupus merupakan kebalikan dari penyakit kanker dan AIDS yang disebabkan oleh HIV karena pada penderita penyakit lupus ini jaringan dalam tubuh dianggap benda asing
3
Prognosis Lupus Perjalanan penyakit ini dapat ringan atau berat, secara terus menerus, dengan kekambuhan yang menimbulkan kerusakan jaringan akibat proses radang yang ditimbulkannya. Sekitar 80 % kelainan melibatkan jaringan persendian, kulit dan darah ; % menyebabkan kelainan ginjal, jantung dan sistem saraf, serta % menyebabkan trombosis arteri dan vena yang berhubungan dengan anti-bodi anti-kardiolipin 1,2,4,5 α. Prevalensi lupus eritematosus sistemik di antara etnik adalah wanita kulit hitam 1 : 250, wanita kulit putih 1 : 4300 dan wanita cina 1 : 10001,2 α .
6
Patofisiologi Antibodi ini secara bersama-sama disebut ANA (anti-nuclear antibody). Dengan antigennya yang spesifik, ANA membentuk komplek imun yang beredar dalam sirkulasi. Kompleks imun ini akan mengendap pada berbagai macam organ dengan akibat terjadinya fiksasi komplemen pada organ tersebut. Peristiwa ini menyebabkan aktivasi komplemen yang menghasilkan subtansi penyebab timbulnya reaksi radang. Bagian yang penting dalam patogenesis ini ialah terganggunya mekanisme regulasi yang dalam keadaan normal mencegah automunitas patologis pada individu yang resisten.
7
Lanjutan patofisologi
Gangguan imunologis : pengujian imun yang abnormal termasuk anti-bodi anti-DNA atau anti-Sm (Smith), positif semu pada pengujian darah untuk sifilis, anti-bodi anti-kardiolipin, uji LE positif. Anti-bodi antinuklear : pengujian anti-bodi ANA positif (4). Sebagai tambahan dari sebelas kriteria tersebut, pengujian lainnya dapat membantu mengevaluasi pasien dengan lupus eritematosus sistemik untuk menentukan keparahan organ-organ yang terlibat. Termasuk diantaranya darah rutin dengan laju endap darah, pengujian kimia darah, analisa langsung cairan tubuh lainnya, serta biopsi jaringan. Kelainan cairan tubuh dan sampel jaringan dapat membantu diagnosis lanjut lupus eritematosus sistemik (
8
Tanda dan gejala Penyakit ini akan menyebabkan keradangan di berbagai organ tubuh kita, misalnya: kulit yang akan berwarna kemerahan atau erythema, lalu juga sendi, paru, ginjal, otak, darah, dan lain-lain. Gejala-gejala SLE adalah seperti ruam di wajah, kepala dan anggota-anggota badan, ruam ini tidak menimbulkan sakit atau gatal, bila sembuh akan meninggalkan parut, ulser di dalam mulut, keguguran rambut, demam berkepanjangan, dan penderita akan sensitif terhadap pancaran sinar matahari
9
Epidemiologi SLE lebih banyak terjadi pada wanita dari pada pria dengan perbandingan 10:1. Perbandingan ini menurun menjadi 3:2 pada lupus yang diinduksi oleh obat. Penyakit SLE juga menyerang penderita usia produktif yaitu 15–64 tahun. Meskipun begitu, penyakit ini dapat terjadi pada semua orang tanpa membedakan usia dan jenis kelamin (Delafuente, 2002). Prevalensi SLE berbeda–beda untuk tiap etnis yaitu etnis Afrika – Amerika mempunyai prevalensi sebesar 1 kasus per 2000 populasi, Cina 1 dalam 1000 populasi, 12 kasus per populasi terjadi di Inggris, 39 kasus dalam populasi terdapat di Swedia. Di New Zealand, terjadi perbedaan prevalensi antara etnis Polynesian sebanyak 50 kasus per populasi dengan orang kulit putih sebesar 14,6 kasus dalam populasi (Bartels, 2006).
10
Pencegahan 1. Hindari stress dan trauma fisik. Stress dapat mencetuskan SLE pada pasien yang sudah memiliki kecenderungan akan penyakit ini. 2. Hindari merokok. 3. Hindari perubahan cuaca karena akan mempengaruhi proses inflamasi. 4. Cukuplah beristirahat. Kelelahan dan aktivitas fisik yang berlebih bisa memicu kambuhnya SLE. 5. Diet sesuai kelainan. Misalnya: jika hiperkolesterol, maka pasien harus diet rendah lemak.
11
Lanjutan pencegahan 6. Hindari infeksi. Pasien SLE cenderung mudah mendapat infeksi, dan kadang-kadang penyakit ini kambuh setelah infeksi. 7. Hindari pajanan sinar matahari, khususnya pukul karena pasien SLE cenderung sensitive terhadap sinar ultraviolet. Kulit yang terkena sinar matahari dapat menimbulkan kelainan kulit seperti timbulnya bercak kemerahan yang menonjol/ menebal. 8. Hindari obat-obatan yang mengandung hormon estrogen, seperti pil KB/ kontrasepsi.
12
Pengobatan Timbul akibat efek samping obat akan sembuh sendiri dengan memberhentikan obat terkait, biasanya pemakaian obat hydralazine (obat hipertensi) dan procanamide (untuk mengobati detak jantung yang tidak teratur) Hanya 4 % dari orang yang mengkonsumsi obat-obat yang bakal membentuk anti-bodi penyebab lupus
13
TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.