Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

SCADA Pert V (Pengolahan Data )

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "SCADA Pert V (Pengolahan Data )"— Transcript presentasi:

1 SCADA Pert V (Pengolahan Data )
Umar Muhammad MT

2 Akuisisi data RTU Data real-time dikumpulkan oleh Sub Sistem Komunikasi RTU yang ditempatkan di control centre untuk melakukan scan RTU gardu induk dan pembangkit tenaga listrik seluruh area. Akuisisi data RTU mampu mendukung semua kemungkinan yang ditentukan pengguna pada mode operasi RTU (misal: up/down, in-scan/out-of-scan, dan pengujian). Semua alarm dan pesan kejadian yang dihasilkan oleh SCADA dari data RTU menyertakan nama gardu induk atau pembangkit tenaga listrik darimana data berasal.

3 database SCADA harus meliputi ketentuan untuk jenis data berikut:
Data analog atau data status hasil perhitungan yang dihasilkan oleh program, Data analog dan data status non-telemeter yang dimasukkan oleh pengguna

4 Downloading Sub Sistem Komunikasi mempunyai kemampuan untuk mendownload semua nilai, seperti tabel data dan parameter konfigurasi, yang diperlukan untuk menginisialisasi dan memodifikasi database RTU. Master station memverifikasi penerimaan yang benar dari informasi yang didownload

5 Downloading dan verifikasi download dilakukan di dalam struktur protokol komunikasi yang baku
Downloading informasi ke RTU dilakukan secara manual ke tiap RTU ketika diaktifkan oleh pengguna. Setiap perubahan suatu nilai yang dapat disimpan di dalam master station, salinan database selama terjadinya kegagalan komunikasi atau interupsi disimpan dan didownload ke RTU ketika komunikasi tersambung kembali.

6 Pertukaran data Sub Sistem Komunikasi dapat mengirim berbagai tipe data dengan control center lain dengan waktu kirim dan waktu tanggap yang ditentukan Master Station. Data tersebut meliputi data telemeter dan semua informasi lain yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan yang fungsional dari spesifikasi ini Pertukaran data mendukung pengumpulan data sistem tenaga real time secara otomatis (termasuk data yang dihitung dan dimasukkan secara manual) dengan tingkat scan sebagaimana tuntutan pengguna.

7 Fungsi pertukaran data menggunakan protokol X-25 dan IEC , yang menggunakan model OSI tujuh layer. Kebutuhan minimum untuk layer aplikasi meliputi: a) MMS ( ISO/IEC 9506) untuk time-critical data b) FTP ( ISO 8571) untuk perpindahan file c) SMTP untuk surat elektronik d) VT ( ISO 9041) untuk emulasi terminal e) SQL ( ANSI/ISO 9075) untuk akses database

8 Penggantian Nilai Secara Manual
Nilai transmisi yang hilang atau salah dapat diisi ulang secara manual dengan nilai yang baru. Nilai saat ini hanya dapat diisi ulang secara manual dengan nilai baru. Penggantian nilai manual memiliki prioritas paling tinggi dibandingkan dengan nilai telemetering, nilai masukan dapat diisi ulang oleh enjiner dan dispatcher. Nilai yang baru mengganti nilai perkiraan. Quality flags mengontrol prosedur ini. Setiap tindakan perubahan menyebabkan sebuah pesan masuk ke summary umum.

9 Pengecekan Ambang Batas
Setiap nilai dapat dicek terhadap set batas atas dan batas bawah. Batasbatas tersebut didefinisikan melalui fungsi pengaturan sumber data untuk setiap nilai sebagai persentasi dari nilai nominal. Untuk menghindari pelampauan batas untuk nilai yang bergerak di sekitar batas tersebut, deadband ambang batas yang belum ditentukan (predefined deadband threshold) digunakan sebagai perbandingan nilai dengan batas tersebut.

10 Supervisory Control Dispatcher dapat mengontrol peralatan sistem tenaga listrik dari setiap konsol dimana kontrol dapat diotorisasikan. Jika sebuah peralatan tampak pada beberapa tampilan (misal: diagram gardu induk, pemetaan jaringan), peralatan tersebut dapat dikontrol dari tiap tampilan yang mendapat otorisasi. Supervisory control selalu menggunakan operasi dua tahap untuk meyakinkan keamanan operasi, yaitu tahap pilihan dan tahap eksekusi.

11 Fasilitas Pengaman Sistem control center mempunyai fasilitas keamanan untuk supervisory control. Disamping fasilitas yang standar, seperti otoritas akses dengan menggunakan password, prosedur keamanan komunikasi khusus RTU, ada beberapa fasilitas keamanan tambahan yang diberikan untuk mencegah kecelakaan petugas dan kerusakan peralatan, yaitu:

12 Pengecekan tanggapan dispatcher untuk tiap langkah operasi yang relevan.
Pengecekan terhadap beberapa kondisi interlocking untuk menghindari operasi kontrol yang gagal. Monitoring terhadap keamanan jaringan untuk aplikasi kontrol yang direncanakan. Menghindari interferensi antara operasi kontrol simultan. Monitoring perubahan jaringan gardu induk oleh dispatcher. Log in dari tindakan supervisory control di dalam summary umum. Setiap supervisory control memasukkan tanggal, waktu, dan identifikasi user dari dispatcher.

13 Kondisi Interlocking Untuk menghindari terjadinya kecelakaan petugas dan kerusakan peralatan, perintah kontrol tidak dapat dilakukan tanpa pengecekan terhadap beberapa kondisi interlocking Control center mempunyai kondisi interlocking berdasarkan pada deskripsi topologi generik dari sistem tenaga listrik. Deskripsi topologi generik ini merupakan bagian dari operational database (ODB).

14 Untuk mengevaluasi topologi dari kondisi interlocking, digunakan topologi algoritma dasar yang terdiri dari tabel-tabel keputusan. Berikut adalah contoh topologi kondisi interlocking: Cek apakah sebuah isolator (Pms) akan diubah posisi dalam kondisi tidak berbeban. Cek apakah isolator (Pms) tersebut akan diubah posisi ke tanah. Cek apakah peralatan operasional telah diisolasi sebelum ditanahkan. Cek apakah kegiatan membuka dan menutup peralatan selalu disesuaikan / tag antara RTU, GPS, dan master station.

15 Pengumpulan Data Gangguan
Pengolahan data gangguan merupakan fungsi yang tepat untuk dispatcher dan enjiner untuk menganalisa kondisi gangguan sebelum dan sesudah gangguan di dalam sistem tenaga listrik. Analisa ini, disebut ‘Post Mortem Review’,

16 menyimpan tiga kategori data yang berbeda, yang diilustrasikan seperti di bawah ini:
Snapshot data. Trend data. Perubahan status Apabila terjadi pemicuan gangguan, nomor terdefinisi dari kejadian sebelum dan sesudah gangguan disimpan secara permanen. Seperti snapshot, trend data gangguan disimpan sebagai bagian dari rekaman gangguan.

17 Periode waktu gangguan sistem tenaga listrik dibagi menjadi 3 interval waktu kontinyu:
Periode sebelum gangguan. Periode gangguan. Periode setelah gangguan.

18 Waktu Resolusi Gangguan
Waktu resolusi gangguan adalah lamanya waktu hingga akhir periode gangguan. Setiap kali pemicu gangguan baru aktif, titik akhir dari periode gangguan direset. Tiap tipe gangguan memiliki waktu resolusi gangguan sendiri yang ditentukan dengan update database. Juga, periode sebelum gangguan, waktu tunda aktivasi gangguan, periode setelah gangguan dan snapshot time setelah gangguan ditetapkan untuk tiap tipe gangguan.

19 Pengambilan dan penyajian data gangguan
Data gangguan disimpan dalam arsip gangguan. Arsip data gangguan yang paling lama tidak akan digunakan dan akan diganti dengan gangguan terbaru. Arsip gangguan dapat disimpan dalam media penyimpanan yang berbeda seperti optikal disk (misal: DVD).

20 Metode yang dapat dipergunakan oleh dispatcher untuk menganalisa data gangguan saat ini adalah:
Menampilkan alarm dengan menggunakan tampilan pesan alarm. Menampilkan trend data sebagai kurva. Menampilkan trend data sebagai tabel dalam tampilan tabel. Menampilkan status seluruh sistem dalam tampilan grafik. Menampilkan status jaringan dalam tampilan grafis, kejadian demi kejadian.

21 Pewarnaan Topologi Jaringan
Fungsi analisa topologi yaitu : Mengaktifkan fungsi pewarnaan jaringan. Pewarnaan jaringan diaktifkan secara otomatis setelah kejadian khusus, misalnya jatuhnya switch (Pmt), dan lain-lain atau setelah perubahan kondisi switching yang disebabkan oleh modifikasi topologi jaringan. − Analisa jaringan untuk fungsi Pencarian Interaktif Topologi. Analisa elemen jaringan untuk aplikasi manajemen jaringan.

22 Pencarian Topologi Interaktif
Fungsi pencarian topologi interaktif memungkinkan dispatcher untuk meminta bagian yang dicari dan memilih salah satu atau lebih peralatan operasi pada tampilan (tampilan skema atau tampilan geografis). Hasil dari pencarian akan ditampilkan di layar dengan warna khusus. Dispatcher dapat memilih apakah koneksi listrik berada pada kondisi normal atau tidak normal.

23 Dispatcher Training Simulator
Sistem simulator untuk pelatihan dispatcher menggunakan lingkungan terpisah (disconnect dari sistem on-line), dimana dispatcher menggunakan replika Energy Management System untuk melatih berbagai fungsi dispatcher secara aman dan normal termasuk pada kondisi darurat. Simulator ini menghasilkan ulang karakteristik sistem tenaga dengan cara yang realistik. Simulator ini menyediakan informasi yang sama seperti pada ruang kontrol yang sebenarnya.

24 Human Machine Interface (HMI) untuk instruktur dan siswa pelatihan dispatcher harus sama dengan HMI untuk dispatcher dalam ruang kontrol. Fungsi dasar yang ada dalam lingkungan simulasi sama dengan fungsi yang digunakan dalam kondisi normal, yaitu fungsi SCADA dan fungsi sistem tenaga listrik dalam mode real time dan mode studi.

25 Sekian dan terima kasih


Download ppt "SCADA Pert V (Pengolahan Data )"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google