Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehRidwan Salim Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Kerjasama Energi Antara Indonesia dan Afrika
Universitas Brawijaya, Fakultas Ilmu Administrasi
2
Nama Kelompok : Ruth Natalia ( ) Rifan Zamhari ( ) Sisilia Abdurrohman ( )
3
Pendahuluan Hubungan Internasional adalah ilmu yang mempelajari hubungan antarnegara, termasuk peran sejumlah negara, organisasi antarpemerintah (IGO), organisasi non-pemerintah internasional (INGO), organisasi non-pemerintah (NGO), dan perusahaan multinasional (MNC). HI membawa berbagai dampak positif dan negatif bagi Indonesia, begitu juga hubungan kerjasama antara Indonesia dengan Afrika, sehingga perlu dikaji dampak positif dan negatif dari kerjasama tersebut.
4
KAJIAN PUATAKA Hubungan Internasional Kerjasama antara Indonesia dengan Afrika Kerjasama Indonesia dengan Afrika Selatan di bidang Ekonomi Kerjasama Indonesia dengan Afrika Selatan dibidang Energi Kerjasama Indonesia dengan Mozambik
5
Rumusan Masalah Latar belakang dan tujuan kerjasama energi. Manfaat kerjasama bagi Indonesia. Tujuan Memahami latar belakang dan tujuan kerjasama. Memahami manfaat kerjasama tersebut bagi Indonesia.
6
PEMBAHASAN Blueprint Energi Nasional 2006 – 2025
(Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No K/16/MEM/2004) >>> (Blueprint Pengelolaan Energi Nasional (BP-PEN) 2005 – 2025) >>> (Perpres No. 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional) Mengurangi ketergantungan pada minyak bumi Terjaminnya keamanan pasokan energi Terpenuhi pasokan energi fosil dalam negeri.
7
Lanjutan Sejalan dengan cetak biru kebijakan energi Indonesia pada tahun 2025 yang bertujuan untuk diversifikasi dari minyak ke batubara, pada akhir tahun 2009 Indonesia menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan produsen bahan bakar sintetis Sasol dari Afrika Selatan.
8
Kerjasama SELATAN – SELATAN
Istilah historis yang digunakan oleh para pembuat kebijakan dan akademisi untuk menggambarkan pertukaran sumber daya, teknologi, dan pengetahuan antara negara-negara berkembang yang juga dikenal sebagai negara-negara Selatan global. Pemerintah Indonesia menandatangani MoU pada akhir 2009 sebagai manifestasi kongkret dari kerjasama Selatan-Selatan dan kerjasama bilateral antara Indonesia dan Afrika Selatan pada pengembangan energi sesuai dengan Blueprint Energi Nasional 2006 – 2025.
9
Analisa Kerjasama Energi Indonesia – Afrika Selatan
Tanggal 3 Desember 2009 Kepala BKPM juga telah melakukan penandatanganan MOU antara BKPM dengan Sasol Synfuels International (PTY) Ltd mengenai proyek Coal-To-Liquids di Indonesia. Dimana disepakati nilai proyek tersebut adalah USD10-15 miliar. Keberhasilan Sasol dalam mengembangkan teknologi coal-to-liquid telah dimanfaatkan di Afrika Selatan dan Qatar. Dengan penandatanganan ini, Sasol akan melakukan penelitian dan survei terhadap cadangan dan kualitas batu bara yang dapat diproduksi menjadi minyak sintetis. Teknologi coal-to-liquid menjadi salah satu pilihan karena menggunakan batu bara jenis lignite berkadar kalori rendah dan sulit diekspor karena harganya yang murah di pasar internasional.
10
Lanjutan.... Pada bulan April 2010 PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Pertamina (Persero) akan melakukan penandatangan dengan perusahaan asal Afrika Selatan, Sasol Synfuels International Pty Ltd (Sasol) untuk memproduksi minyak mentah dari batubara. Sasol akan melakukan feasibility study selama delapan bulan. Feasibilty study ini dilakukan untuk menentukan lokasi dari tempat pengolahan tersebut. Kemungkinan besar tempat pengolahan adalah di Kalimantan atau di Sumatera.
11
Lanjutan.... Pada bulan April 2010 PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Pertamina (Persero) akan melakukan penandatangan dengan perusahaan asal Afrika Selatan, Sasol Synfuels International Pty Ltd (Sasol) untuk memproduksi minyak mentah dari batubara. Sasol akan melakukan feasibility study selama delapan bulan. Feasibilty study ini dilakukan untuk menentukan lokasi dari tempat pengolahan tersebut. Kemungkinan besar tempat pengolahan adalah di Kalimantan atau di Sumatera.
12
PENUTUP KESIMPULAN Penggunaan teknologi pemrosesan batu bara tersebut diharapkan dapat meningkatkan ketahanan energi dalam negeri, mengurangi ketergantungan impor minyak dan menyediakan lapangan pekerjaan baru, dimana hal ini sejalan dengan cetak biru kebijakan energi jangka panjang Indonesia. SARAN Pemerintah perlu mengkaji aspek pengalokasian sumberdaya serta dampaknya pada lingkungan karena Peranan bahan bakar Batu bara masih akan berlanjut untuk beberapa puluh tahun mendatang sehingga perlu perhatian pada aspek “keberlanjutan”.
13
THANKS FOR YOUR ATTENTION
Universitas Brawijaya, Fakultas Ilmu Administrasi
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.