Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

DELINQUENT (KENAKALAN) NOVENDAWATI WAHYU SITASARI

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "DELINQUENT (KENAKALAN) NOVENDAWATI WAHYU SITASARI"— Transcript presentasi:

1 DELINQUENT (KENAKALAN) NOVENDAWATI WAHYU SITASARI
PERTEMUAN 5 NOVENDAWATI WAHYU SITASARI PSIKOLOGI

2 KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
Mahasiswa memahami pengertian delinquent, tipe-tipenya, faktor-faktor yang menyebabkan delinquent, serta penanganan delinquent.

3 Pokok Bahasan Pengertian delinquent. Tipe-tipe delinquent.
Beda delinquent & non delinquent. Faktor-faktor penyebab delinquent. Pencegahan. Penanganan / treatment.

4 PENGERTIAN Delinquent merupakan istilah ‘yuridis / hukum’ untuk perilaku melanggar hukum atau aturan, perilaku tidak patuh & tidak dapat ditangani lagi oleh orang tua / wali, perilaku buruk sehingga menyakiti atau berbahaya bagi kesejahteraan diri sendiri & orang lain. Biasanya dilakukan oleh individu yang berada pada usia anak-anak sampai usia remaja.

5 Tipe-tipe Delinquent Terang-terangan Non-konformis Remaja Nakal
Anak-anak yg ditolak oleh keluarga / lingkungan. TL yang biasanya muncul adalah : perampokan, pencurian, perkosaan, perusakan, penganiayaan, pengeroyokan. Non-konformis Anak-anak yang berada di antara menerima & menolak nilai-nilai moral, kadang2 taat peraturan kadang2 melawan. Emosi & sikap sosial tdk stabil, sukar mengontrol diri, tdk disukai lingkungan tetapi tdk ditolak sama sekali. TL yang biasanya muncul adalah : Pencurian kecil-kecilan, pelacuran, perusakan kecil-kecilan, pinjam tanpa ijin. TLnya cenderung kasar. Remaja Nakal Tetap menerima norma-norma dan tetap bergaul dengan remaja lainnya. Melakukan TL yang dianggap melanggar norma lebih dikarenakan rasa ingin tahunya yang besar ketika memasuki usia remaja. Ada perasaan bersalah ketika melakukan perilaku nakal, tetapi tetap melakukan karena keinginan yang besar untuk eksperimen (mencoba-coba) hal-hal baru. Misal : jajan tidak membayar  lebih untuk menguji apakah akan ketahuan atau tidak.

6 Perbedaan delinquent & non-delinquent
Perbedaannya bukan terlekat pada inteligensi, kesehatan & kemampuan sosial, tetapi lebih kepada sifat-sifat yang cenderung ada pada delinquent : Adanya infantilism & immature (kekanak-kanakan & ketidakmatangan); dependency (ketergantungan); kurang mampu menerima realitas; frustrasi; tdk dapat menguasai dorongan nafsunya; sikap bermusuhan thd sekitar; tdk stabil; sensitif terhadap ketegangan emosional; agresif, cemburu, curiga, suka bertengkar, mengkambinghitamkan, dll. Sifat-sifat tersebut relatif tidak ada pada anak yang non-delinquent.

7 Faktor-faktor penyebab :
Ada tiga faktor penyebab terjadinya kenakalan pada anak-anak maupun remaja, yaitu : Faktor Pribadi Faktor keluarga Faktor lingkungan / masyarakat

8 Faktor Pribadi Setiap individu berkepribadian khusus. Konstitusi tubuh, potensi, bakat dan sifat dasar dari individu melalui proses perkembangan, yaitu dengan adanya kematangan aspek-aspek dalam dirinya dan stimulasi dari lingkungan, maka akan aktual, muncul dan berfungsi dalam bentuk perilaku. Perilaku muncul sbg pelarian dari kesulitan belajar, yang bersumber pd kemampuan dasar yang kurang baik. Pelajaran yang tdk terlalu berat akan menjadi beban yang menekan, shg selalu berada dalam keadaan tegang, tertekan dan tdk bahagia. Perasaan-perasaan tersebut timbul dapat dikarenakan : tuntutan orangtua terhadap prestasi anak, tekanan orang tua agar anak ikut berbagai kegiatan, dan kekecewaan orang tua terhadap anak.

9 Ketidakmampuan menyesuaikan diri yang bersumber pada :
Perilaku muncul sbg sikap menentang, sulit menerima saran / nasehat, sikap kompensatoris yg kesemuanya bersumber pada keadaan / kekurangan secara fisik. Dibeda-bedakan dg saudaranya yang akan memunculkan sibling rivalry. Timbul perasaan tersisih, kurang diperhatikan dan tdk bahagia. Ketidakmampuan menyesuaikan diri yang bersumber pada : Tuntutan yang berlebihan, keinginan yang harus selalu dituruti dan tidak lekas puas terhadap apa yang diperoleh.

10 Faktor Keluarga Lingkungan keluarga adalah lingkungan pendidikan informal yang mempengaruhi berbagai aspek perkembangan anak. Anak-anak yang delinquent biasanya berasal dari latar belakang keluarga sbb : Orangtua tdk menanamkan disiplin & ajaran moral yang benar. Tidak ada kehangatan emosi dalam keluarga. Keluarga yang mengagungkan tindakan kriminal & menghargai tindakan tsb. Orangtua tidak punya tujuan yang pasti atau rencana tentang anaknya. Orangtua tidak melindungi anak, tdk memperlihatkan pengertian dan perhatian yg cukup terhadap anak. Individu yang berada pada usia anak-anak sampai remaja masih sangat membutuhkan bimbingan dan contoh yang baik dari orangtua dan orang-orang dewasa di sekelilingnya. Komunikasi yang baik dapat menjadi sarana untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang terjadi antara anak dan orang tua / orang dewasa.

11 Faktor sosial / masyarakat
Anak dan remaja biasanya sudah mulai berorientasi kepada peers (teman sebaya) dan masyarakat yang lebih luas. Dalam menyesuaikan diri di masyarakat mereka akan menemui hal-hal berikut : Pergeseran nilai & moral kesusilaan warga masyarakat. Suguhan dari media massa yang merusak perkembangan moral yang sehat. Kondisi-kondisi setempat yang menyediakan & merangsang perilaku yang tidak normatif. Anak & remaja yang memiliki kepribadian yang cenderung matang akan lebih mudah menghadapi hal tsb, tetapi mereka yg cenderung delinquent maka akan mudah terpengaruh oleh hal-hal tsb dan memunculkan perilaku-perilaku yang melanggar norma dan aturan-aturan yang ada.

12 Terkait dengan lingkungan sekolah, beberapa penelitian menunjukkan bahwa :
Perilaku delinquent merupakan reaksi terhadap sekolah dan reaksi thd ketidakmampuan atau kegagalan di sekolah. Prestasi belajar yang rendah di sekolah dapat menyebabkan frustrasi, konsep diri negatif, overacting, perilaku membolos dan drop out dari sekolah. Kondisi ini akan semakin menyebabkan kesulitan dalam belajar.

13 Pencegahan Individu yang berpotensi untuk delinquent (adanya perasaan ditolak, konsep diri rendah, keluarga yg tdk harmonis, lingkungan yang tdk mendukung, dll) lebih baik dicegah untuk tdk berkembang menjadi delinquent. Bagaimanapun usaha pencegahan lebih baik daripada harus mengatasi yang sudah terlanjur delinquent. Usaha pencegaha yang dapat dilakukan antara lain : Karena faktor pribadi. Usaha yg dapat dilakukan, a.l : berikan kegiatan2 yang dapat dilakukannya, berikan pengalaman merasa diterima, sediakan cara-cara yang pantas untuk melampiaskan dorongan3 emosionalnya (katarsis emosi), dll. Karena perubahan emosional (di rumah / sekolah). Usaha yg dapat dilakukan, a.l : lakukan kegiatan bersama yang konstruktif & menyenangkan, berikan peranan pada anak/remaja walaupun dalam porsi kecil, dll. Karena pengaruh lingkungan. Usaha yg dapat dilakukan, a.l : membuka tempat2 bermain yang positif, menyediakan gelanggang utk kegiatan anak / remaja, dll.

14 Penanganan Penanganan dilakukan bagi anak / remaja yang sudah terlanjur menjadi delinquent. Upaya penanganan yang baik adalah dengan pendekatan interdisipliner (melibatkan orang-orang dari berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan kehidupan anak / remaja), yaitu melibatkan a.l : keluarga, tokoh masyarakat, pedagog (ahli bidang pendidikan), ahli medis, ahli psikologi, bidang kerohanian, dll.


Download ppt "DELINQUENT (KENAKALAN) NOVENDAWATI WAHYU SITASARI"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google