Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

FLOW control & ERROR CONTROL

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "FLOW control & ERROR CONTROL"— Transcript presentasi:

1 FLOW control & ERROR CONTROL
Fungsi SUBLAYER LLC pada datalink

2 bertanggung jawab terhadap kontrol data link, termasuk flow control dan error control

3 Flow Control

4 Kendali Aliran (Flow control)
Fungsi lain yang diperlukan dalam mentransmisikan data di suatu link adalah kendali aliran Dibutuhkan terutama jika aliran data dari yang cepat ke yang lambat, dimana aliran data harus diatur agar penerima tidak overflow Mengatur aliran dengan cara: Start – stop Besarnya aliran Model Kendali Aliran Server Buffer Aliran data keluar Aliran data masuk

5 Dua Jenis Kendali Aliran
Start-stop Aliran data diatur sesuai dengan permintaan pihak penerima, jika penerima merasa buffer penerimaannya penuh, maka ia akan mengirim sinyal stop ke pengirim, dan jika buffer penerimaannya kosong, ia akan mengirim sinyal start. Teknik ini sederhana, relatif mudah di implementasikan Teknik start-stop umum: RTS,CTS Mengatur aliran Aliran data diatur berdasarkan besar bandwitdh saluran saat itu, teknik ini bekerja berdasarkan feedback dari penerima yang ‘mengukur’ laju data yang mampu dia terima. Relatif lebih rumit dari teknik start-stop Contoh : (sliding) window

6 Pengguna Kendali Aliran
Pengguna utama adalah protokol lapis datalink (RS-232, RS-.., HDLC,…) Untuk teknik kendali aliran yang lebih canggih diterapkan di lapis atas seperti TCP (lapis transport)

7 Kendali Aliran di RS-232 RTS – CTS (hardware), digunakan saluran tambahan untuk mengkomunikasikan informasi kendali aliran, dirancang untuk berkomunikasi dengan modem yang lebih lambat dari interface RS-232. Koneksi fisik TX RX GND RTS CTS Pertukaran sinyal RTS Jika dijawab CTS maka TX jika tidak tunggu

8 Sliding window Teknik kendali aliran start-stop mempunyai kelemahan trafik yang terjadi menjadi diskrit (bisa juga bursty), menyebabkan naiknya peluang kongesti di jaringan, tidak cocok untuk komunikasi jarak jauh (melalui banyak link). Dikembangkan teknik pengendalian aliran yang lebih adaptif sesuai dengan kondisi jalur transmisi yang dilewati, sehingga data dapat ditransmisikan dengan jumlah yang ‘cukup’ tidak berlebih dan tidak kurang. Teknik ini meningkatkan efisiensi bandwidth yang pada ujungnya akan mengurangi terjadinya kongesti jaringan. Salah satu teknik yang ada sejak awal dibuatnya protokol internet adalah teknik sliding windows

9 Sliding window Window = angka jumlah pengiriman paket saat ini
Window = 3  satu kali kirim maksimum 3 paket Cara kerja: Penerima akan menetapkan jumlah window terimanya berdasarkan tingkat keberhasilan penerimaan paket, kebijakan yang ditetapkan oleh lapis aplikasi, dll Pengirim kemudian akan mengirim paket sesuai dengan jumlah window yang ditetapkan penerima Pada TCP besarnya windows di’ikutkan’ ke paket arah pengirim dari pihak penerima  tidak perlu paket khusus, meningkatkan efesiensi transmisi

10 SLIDING WINDOW Karena frame yang berada dalam window pengirim bisa hilang atau rusak, pengirim harus tetap menyimpan frame tersebut dalam memorinya sebagai antisipasi kemungkinan retransmisi. Piggybacking  teknik penumpangan balasan pada frame data untuk komunikasi 2 arah (menghemat kapasitas komunikasi). Sending window: jumlah deretan frame maksimum yang dapat dikirim pada suatu saat Receiving window: jumlah frame maksimum yang dapat diterima

11 SLIDING WINDOW Contoh: ukuran window=7

12 SLIDING WINDOW Asumsi: field nomor urut 3-bit dan ukuran window maksimum 7 frame. Mula-mula A dan B mengindikasi bahwa A akan mengirim 7 frame, dimulai dengan frame 0 (F0) Setelah transmit 3 frame (F0, F1, F2) tanpa ack, A telah mengurangi window-nya menjadi 4 frame dan tetap menyimpan kopi dari ketiga frame yang baru dikirim. Window ini berarti A masih boleh mengirim 4 frame lagi, dimulai dari frame 3. Kemudian B mengirim RR3 (receive ready), yang berarti “saya telah menerima sampai frame 2 dan siap menerima 7 frame berikutnya yang dimulai dari nomor 3” Dengan ack ini, A mendapat ijin untuk mengirim 7 frame, serta A dapat menghapus/menghilangkan frame 0, 1, dan 2 dari buffer A melanjutkan pengiriman frame 3, 4, 5, dan 6. dst.

13 Metoda Deteksi Kesalahan
Agar bisa melakukan kendali kesalahan  mekanisme deteksi kesalahan Beberapa metoda yang umum digunakan: Pariti  paling sederhana CRC  lebih sulit, meminta kemampuan komputasi Checksum  operasi word

14 Pariti Penambahan 1 bit sebagai bit deteksi kesalahan
Terdapat 2 jenis pariti : genap dan ganjil Pariti genap = jumlah bit 1 dalam kode adalah genap Pariti genap = d1 xor d2 xor ….. Dn Pariti ganjil = jumlah bit 1 dalam kode adalah ganjil Pariti ganjil = (d1 xor d2 xor ….. Dn) xor 1 Sistem sederhana dan mudah dibuat hardwarenya (di PC digunakan IC 74LS280) XOR Truth Table Input Output A B : 0 xor 0 = 0 0 xor 1 = 1 1 xor 0 = 1 1 xor 1 = 0

15 Cyclic Redundancy Check: Sisi Pengirim
Pada metode CRC ini di sisi pengirim akan dilakukan proses pembagian data dengan suatu pembagi tertentu yang disebut dengan generator polynomial. Sisa pembagian disebut dengan reminder Bit-bit sisa pembagian inilah yang ikut dikirimkan bersama data asli. Merupakan hasil operasi pembagian biner dengan suatu pembagi tertentu (generator polinomial) Pembagi : Dn Dn-1 …D1 Deretan bit : b1 b2 b3 …. bm Operasi : (b1 b2 b3…bm)n-1 / Dn…D1  sisa (Rn-1…R1) Dikirim b1 b2 b3…bm Rn-1…R1 Pembagian biner sama dengan di-xor-kan

16 Cyclic Redundancy Check: Sisi Penerima
Oleh penerima dilakukan operasi yang sama b1 b2 b3…bm Rn-1…R1 / Dn…D1  sisa (rn-1…r1) Data benar jika rn-1…r1 = 0 Data salah jika rn-1…r1 ≠ 0 Pembagi standar internasional CRC-16  CRC-ITU  CRC-32  Jika diperlukan pembagi boleh tidak menggunakan standar ini asal memenuhi: Diawali dan diakhiri dengan bit 1 ( 1xxxxxx1) Jumlah minimum bit “1” : 3 bit Agar bisa mendeteksi jumlah bit kesalahan ganjil :harus habis dibagi oleh (11 = X + 1)

17 Contoh Perhitungan CRC
Penerima Pengirim 0 xor 0 = 0 0 xor 1 = 1 1 xor 0 = 1 1 xor 1 = 0

18 Penggunaan : Pada Paket LAN (MAC)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Destination MAC Address Source MAC Address Protocol/Length Data (46 – 1500 B) CRC-32

19 Checksum CRC memerlukan perhitungan xor sebanyak jumlah bit data  memerlukan kemampuan komputasi yang cukup besar Diciptakan metoda checksum (untuk mengurangi perhitungan) pada beberapa jenis transmisi tidak perlu kecanggihan CRC atau sudah melakukan CRC di lapis lain Cara perhitungan checksum: Data dibagi menjadi kelompok-kelompok 16 bit (word) Word pertama di xor dengan word kedua Hasil di xor dengan word ketiga, keempat, …sampai word terakhir (jika bit-bit terakhir tidak cukup untuk menjadi word, ditambahkan padding bit ‘0’ sampai membentuk word) Hasil akhir (16 bit) = checksum

20 Contoh perhitungan 1 DATA Padding Checksum

21 Pengguna Checksum: IP Header checksum Data  64 kB 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16 Priority (0-7) low high  “1” Version Header length (dword) Precedence D T R unused Total length Identification M Fragment offset Time to live (seconds) Protocol Header checksum Source IP address Destination IP address Option (0 word atau lebih) Data  64 kB

22 Pengguna Checksum: TCP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Source port Destination port Sequence number Acknowledge number Header length Reserved URG ACK PSH RST SEQ FIN Windows Checksum Urgent pointer Options Padding User data

23 ERROR Control

24 TEKNIK ERROR CONTROL BACKWARD ERROR CONTROL (BEC)
FORWARD ERROR CONTROL (FEC)

25 Backward Error Control (BEC)
Kemampuan deteksi kesalahan digunakan untuk melakukan perbaikan kesalahan (error control) dengan cara meminta pengiriman ulang jika paket yang diterima salah Paket 1 X Paket 1 Kirim Ulang Paket 1 Paket 2

26 Backward Error Control: ARQ
ARQ = Automatic Repeat reQuest ARQ akan mengulang / tidak mengulang pengiriman data sesuai dengan feedback dari penerima Feedback dari penerima ACK = acknowledge  data diterima benar NAK = not acknowledge  data diterima salah

27 ARQ : Idle RQ 1 ACK 2 X NAK 2 t

28 Kasus 1: jika paket tidak sampai
Error Detection ∆t ACK δt 1 Pengirim menunggu feedback sampai ∆t +δt, jika tidak ada respon maka pengirim harus mengirimkan kembali paket tersebut. Waktu tersebut disebut dengan waktu timeout

29 Kasus 2: feedback tidak sampai
1 ∆t ACK Diperlakukan sama dengan kondisi kasus 1 (time-out)

30 Kapankah pengirim mengirim ulang paket ???
Jika mendapat feedback NAK Jika timeout Jika mendapat feedback yang tidak dimengerti Kesimpulan : pengirim mengirim ulang paket  Jika tidak mendapat ACK

31 ARQ : Idle RQ Paket akan diterima terjaga urutannya
Efisiensi saluran paling rendah Cocok digunakan untuk saluran transmisi yang sangat jelek kualitasnya (banyak error)

32 ARQ : Go Back N Mengirim ulang mulai dari paket yang salah
Paket akan diterima terjaga urutannya Efisiensi saluran lebih rendah dari Selective Repeat 1 2 X Don’t care 3 4 1 ACK1 NAK2 5 ? 2 ? 3 4 2 ACK2

33 Kasus Lain Go Back N 1 2 3 4 1 ACK1 2 ACK2 5 ACK3 3 6 NAK4 7 4 4 √ X
Don’t care 3 4 1 ACK1 2 ACK2 5 ACK3 3 6 NAK4 7 4 4

34 ARQ : Selective Repeat Hanya mengirim ulang untuk paket yang salah
Paket diterima tidak berurutan Efisiensi saluran tinggi (dibandingkan idle RQ) 1 2 X X √ 3 1 4 ACK1 NAK2 5 NAK3 2 4 ACK4 3 5 6 2 3 6

35 KESIMPULAN: Backward Error control = error detection + ARQ
Kelemahan : waktu yang diperlukan untuk mengirim dengan benar adalah minimal 2 x waktu propagasi

36 LATIHAN 2. Diketahui urutan bit informasi adalah sebagai berikut
1. Diketahui urutan bit informasi sebagai berikut: A. Lakukan metode Checksum pada informasi tersebut! B. Untuk apakah metode ini dilakukan? 2. Diketahui urutan bit informasi adalah sebagai berikut Generator polynomial yang digunakan adalah A. Tentukanlah Data yang dikirimkan (data informasi ditambah bit-bit redundancy) menggunakan metode CRC! 3. Urutan data yang diterima oleh PC Penerima adalah : Digunakan generator polinomial seperti pada nomor soal nomor 2! Periksalah apakah data yang sampai mengalami error atau tidak!

37 FORWARD ERROR CONTROL

38 Forward Error Control Backward EC menyebabkan delay pengiriman paket yang cukup besar tergantung dari berapa kali paket tersebut harus dikirim Untuk sistem transmisi jarak jauh dimana delay propagasi sangat besar (kelas detik, menit atau jam) BEC tidak bisa menjadi pilihan Juga untuk aplikasi multimedia, dimana ketepatan waktu kedatangan lebih utama dibandingkan dengan ‘kebenaran’ data, BEC menyebabkan delay yang lewat batas toleransi waktu Dipergunakan Forward Error Correction (FEC) untuk memecahkan masalah ini FEC berprinsip dasar: penerima mampu membetulkan sendiri kesalahan data yang sudah diterima, karena selain menerima data juga menerima bit-bit redundansi yang diperlukan

39 Jenis-Jenis FEC Metoda FEC yang umum dikenal : Block Parity
Hamming Code Turbo Code, RS Code, BCH Code

40 BLOCK PARITY Sederhana, menggunakan perhitungan pariti dasar
Menggunakan pariti baris dan kolom sebagai sarana koreksi kesalahan Hanya mampu mengkoreksi kesalahan 1 bit, mampu mendeteksi kesalahan lebih dari 1 bit Efisiensi tergantung dari ukuran baris dan kolom yang digunakan, semakin banyak baris dan kolom akan semakin banyak bit pariti

41 Contoh Block Parity 1 1 X

42 Contoh Block Parity 2 1 X

43 Contoh Block Parity 3 1

44 HAMMING CODE Hamming Code diciptakan oleh Richard Wesley Hamming, seorang ahli matematika Amerika

45 Hamming Code: Sisi Pengirim(1)
Menggunakan metoda matematik modulo 2 Langkah-langkah Hamming code di sisi pengirim : 1. Disisipkan bit-bit pariti di posisi bit 2n : bit ke 1,2,4,8,16,32 dst Sehingga deretan bit  P1 P2 d1 P3 d2 d3 d4 P4 d5 d6 d7 d8 d9 dst

46 Hamming Code: Sisi Pengirim(2)
2. Lakukan parity check dengan memperhatikan letak bit-bit yang diperiksa. Ketentuan bit yang diperiksa: skip (n-1) bit, check n bit, skip n bit, check n bit, dst.. [n = posisi bit parity]

47 Hamming Code: Sisi Pengirim(3)
3. Lakukan langkah XOR untuk semua bit yang posisinya telah ditandai. Bit hasil XOR ini adalah bit paritynya. 4. Data dikirimkan dengan bit-bit parity yang telah disisipkan.

48 HAMMING CODE SISI PENERIMA (1)
1. Untuk menentukan posisi bit informasi dan parity, gunakan ketentuan seperti pada langkah 1 dan 2 metode Hamming di sisi pengirim. 2. kemudian lakukan proses xor untuk bit-bit sesuai ketentuan pada langkah ke-3 metode Hamming seperti di sisi pengirim.

49 HAMMING CODE SISI PENERIMA (2)
Hasil xor jika dilihat dari mulai urutan pertama sampai keempat adalah Urutan bit ini dibaca terbalik, yaitu 1010 sama dengan nilai 10 dalam desimal. Artinya, ada yang salah yaitu bit ke- 10

50 Metoda FEC Lain Semua metoda FEC pada dasarnya menggunakan metoda matematik modulo 2 Metoda ini terus dikembangkan dengan tujuan: Mendapatkan kemampuan koreksi bit yang semakin banyak Dengan mengurangi jumlah bit pariti yang dibutuhkan Mampu melanjutkan komunikasi walaupun sempat terputus. Metoda yang umum digunakan: BCH Code Reed Solomon Code Convolutional Code Trellis Code Turbo Code

51 LATIHAN 1. Diketahui urutan data informasi:
A. Tentukan data yang dikirim (data informasi ditambah dengan bit-bit parity) jika digunakan Hamming Code! B. Untuk apakah metode ini digunakan? 2. Diketahui urutan data yang sampai di penerima adalah: Jika digunakan Hamming Code pada jaringan, A. tentukanlah apakah data yang diterima tersebut mengalami error atau tidak? B. Jika iya, perbaiki agar data menjadi benar!

52 HAPPY LEARNING!!


Download ppt "FLOW control & ERROR CONTROL"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google