Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PENGUJIAN DAN ANALISIS LEMAK

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PENGUJIAN DAN ANALISIS LEMAK"— Transcript presentasi:

1 PENGUJIAN DAN ANALISIS LEMAK
Taufik Hidayat Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 2016

2 TUJUAN INSTRUKSI UMUM (TIU)
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang definisi lemak dan turunannya Mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang analisis analisis pengujian lemak

3 Acuan Buku(referensi)
Food Chemistry (fennema) Kimia Pangan dan Gizi ( F.g Winarno) Almatsier De Man

4 Review..... CH3-CH2-CH=CH-CH2-CH=CH-CH2-CH=CH-(CH2)7-COOH Asam Linolenat (C18:3) CH3-CH2-CH=CH-CH2-CH=CH-CH2-CH=CH-CH2-CH=CH-CH2-CH=CH-(CH2)3-COOH Asam Eikosapentanoat (C20:5) CH3-CH2-CH=CH-CH2-CH=CH-CH2-CH=CH-CH2-CH=CH-CH2-CH=CH-CH2-CH=CH-(CH2)2-COOH Asam Dokosaheksanoat (C22:6)

5 Kandungan EPA dan DHA

6 PENGUJIAN LEMAK Analisis Kualitatif Analisis Kuantitatif

7 Pengujian Kualitatif Lemak
Uji kelarutan lipid Uji Acrolein Uji kejenuhan pada lipid Uji Ketengikan Uji salkowski Uji Lieberman Buchard

8 Uji Kelarutan Lipid Uji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid terdahadap berbagai macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar maka hasilnya lipid tersebut tidak akan larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat nonpolar sehingga hanya akan larut pada pelarut yang sama-sama nonpolar.

9 Uji Acrolein Uji kualitatif lipid lainnya adalah uji akrolein.
Dalam uji ini terjadi dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas atau dalam lemak/minyak menghasilkan aldehid akrilat atau akrolein. Menurut Scy Tech Encyclopedia (2008), uji akrolein digunakan untuk menguji keberadaan gliserin atau lemak. Ketika lemak dipanaskan setelah ditambahkan agen pendehidrasi (KHSO4) yang akan menarik air, maka bagian gliserol akan terdehidrasi ke dalam bentuk aldehid tidak jenuh atau dikenal sebagai akrolein (CH2=CHCHO) yang memiliki bau seperti lemak terbakar dan ditandai dengan asap putih.

10 Uji Kejenuhan pada Lipid
Uji ketidakjenuhan digunakan untuk mengetahui asam lemak yang diuji apakah termasuk asam lemak jenuh atau tidak jenuh dengan menggunakan pereaksi Iod Hubl.  Iod Hubl ini digunakan sebagai indikator perubahan. Asam lemak yang diuji ditambah kloroform sama banyaknya. Tabung dikocok sampai bahan larut. Setelah itu, tetes demi tetes pereaksi Iod Hubl dimasukkan ke dalam tabung sambil dikocokdan perubahan warna yang terjadi terhadap campuran diamati. Asam lemak jenuh dapat dibedakan dari asam lemak tidak jenuh dengan cara melihat strukturnya. Asam lemak tidak jenuh memiliki ikatan ganda pada gugus hidrokarbonnya. Reaksi positif ketidakjenuhan asam lemak ditandai dengan timbulnya warna merah asam lemak, lalu warna kembali lagi ke warna awal kuning bening. Warna merah yang kembali pudar menandakan bahwa terdapat banyak ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon asam lemak.

11 Lanjutan...... Trigliserida yang mengandung asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap dapat diadisi oleh golongan halogen. Pada uji ketidakjenuhan, pereaksi iod huble akan mengoksidasi asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap pada molekulnya menjadi berikatan tunggal. Warna merah muda yang hilang selama reaksi menunjukkan bahwa asam lemak tak jenuh telah mereduksi pereaksi iod huble.

12 Uji Ketengikan Uji kualitatif lipid lainnya adalah uji ketengikan. Dalam uji ini, diidentifikasi lipid mana yang sudah tengik dengan yang belum tengik yang disebabkan oleh oksidasi lipid.Penentuan yang dilakukan adalah bilangan peroksida, jumlah karbonil, oksigen aktif, uji asam tiobarbiturat, dan uji Oven Schaal.

13 a. Bilangan Peroksida Bilangan peroksida ditentukan berdasarkan jumlah iodin yang dibebaskan setelah lemak atau minyak ditambahkan KI. Lemak direaksikan dengan KI dalam pelarut asam asetat dan kloroform (2:1), kemudian iodin yang berbentuk ditentukan dengan titrasi memakai Na2S2O3. (F.G Winarno,2004).

14 b. Jumlah Karbonil Jumlah karbonil ditentukan tidak secara langsung dengan menambahkan senyawa tertentu yang dengan karbonil membentuk warna, lalu dititrasi. Cara Kreiss memakai pereaksi floroglusinol, sedangkan cara Lappin Clark memakai pelarut 2,4-dinitrofenilhidrazin. (F.G Winarno,2004).  Uji Kreiss merupakan salah satu uji ketengikan, yang berprinsip kepada rekasi kondensasi antara ephydrin-aldehida dengan floroglusinol, sehingga menghasilkan warna merah jambu (pink).

15 c. Oksigen aktif Oksigen aktif dihitung dengan cara melewatkan udara dengan keadaan tertentu pada lemak yang dipanaskan pada suhu tetap 100°C. Kemudian diukur waktu yang diperlukan sampai dihasilkan 20 miliekuivalen peroksida. Cara ini sering dipakai untuk menentukan keadaan awal lemak dengan atau tanpa antioksidan. (F.G Winarno,2004).

16 d. Uji Asam Tiobarbiturat
Uji asam tiobarbiturat dipakai untuk menentukan adanya ketengikan. Lemak yang tengik akan bereaksi dengan asam tiobarbiturat menghasilkan warna merah. Intensitas warna menunjukkan derajat ketengikan. (F.G Winarno,2004).

17 e. Uji oven schaal Uji ove schaal sering dilakukan pada industri biskuit. Bahan dimasukkan dalam gelas bersih dengan tutup yang agak longgar supaya udara masih bisa masuk. Kemudian dipanaskan sampai 65°C. Dalam selang waktu tertentu diukur bau dan rasanya. (F.G Winarno,2004).

18 Pencegahan Ketengikan
Proses ketengikan sangat dipengaruhi oleh adanya prooksidan dan antioksidan. Prooksidan akan mempercepat terjadinya oksidasi, sedangkan antioksidan akan menghambatnya. Penyimpanan lemak yang baik adalah dalam tempat tertutup yang gelap dan dingin. Wadah lebih baik terbuat dari aluminium atau stainless steel.  Adanya antioksidan dalam minyak atau lemak akan mengurangi kecepatan proses oksidasi. Antioksidan terdapat secara alamiah dalam lemak nabati, dan kadang-kadang sengaja ditambahkan kedalam minyak atau lemak (F.G Winarno,2004).

19 Antioksidan Antioksidan Primer Antioksidan Sekunder

20 Antioksidan Primer Antioksidan primer yaitu suatu zat yang dapat menghentikan reaksi berantai pembentukan radikal yang melepaskan hydrogen. Zat-zat yang termasuk golongan ini dapat berasal dari alam dan dapat pula buatan. Antioksidan Alam diantanya tokoferol, lesitin, fosfatida, sesamol, gosipol, dan asam askorbat. Antioksidan alam yang paling banyak ditemukan dalam minyak nabati adalah tokoferol yang mempunyai keaktifan vitamin E. Tokoferol ini mempunyai banyak ikatan rangkap yang mudah dioksidasi sehingga dapat melindungi lemak dari oksidasi. Antioksidan sintetik ditambahkan kedalam lemak atau bahan pangan untuk mencegah ketengikan.

21 Lanjutan...... Antioksidan yang banyak digunakan sekarang adalah senyawa-senyawa fenol yang biasanya agak beracun, oleh karena itu penambahan antioksidan ini harus memenuhi beberapa syarat, diantaranya tidak berbahaya bagi kesehatan, tidak menimbulkan warna yang tidak diinginkan, efektif pada konsentrasi rendah, larut dalam lemak, mudah didapat dan ekonomis. Pada bahan makanan pemakaiannya harus dicantumkan. Empat antioksidan yang sering digunakan adalahButylated Hydroxyanisole (BHA), Butylated hydroxytoluene(BHT), Propylgallate (PG), dan NDGA (Nodrihidroquairetic Acid).

22 Antioksidan Sekunder Antioksidan sekunder adalah suatu zat yang dapat mencegah kerja prooksidan sehingga digolongkan sebagai sinergik. Beberapa asam organic tertentu, biasanya asam di- atau trikarboksilat, dapat mengikat logam-logam. Misalnya satu asam sitrat akan mengikat prooksidan Fe seperti sering dilakukan pada minyak kacang kedelai. EDTA (Etildiamin tetraasetat) adalahsquestran logam yang sering digunakan dalam minyak salad

23 Uji Salkowski (Kolesterol)
Uji Salkowski merupakan uji kualitatif yang dilakukan untuk mengidentifikasi keberadaan kolesterol. Kolesterol dilarutkan dengan kloroform anhidrat lalu dengan volume yang sama ditambahkan asam sulfat. Asam sulfat berfungsi sebagai pemutus ikatan ester lipid. Apabila dalam sampel tersebut terdapat kolesterol, maka lapisan kolesterol di bagian atas menjadi berwarna merah dan asam sulfat terlihat berubah menjadi kuning dengan warna fluoresens hijau. 

24 Uji Lieberman Buchard Uji Lieberman Buchard merupakan uji kuantitatif untuk kolesterol. Prinsip uji ini adalah mengidentifikasi adanya kolesterol dengan penambahan asam sulfat ke dalam campuran. Sebanyak 10 tetes asam asetat dilarutkan ke dalam larutan kolesterol dan kloroform (dari percobaan Salkowski). Setelah itu, asam sulfat pekat ditambahkan. Tabung dikocok perlahan dan dibiarkan beberapa menit. Mekanisme yang terjadi dalam uji ini adalah ketika asam sulfat ditambahkan ke dalam campuran yang berisi kolesterol, maka molekul air berpindah dari gugus C3 kolesterol, kolesterol kemudian teroksidasi membentuk 3,5-kolestadiena. Produk ini dikonversi menjadi polimer yang mengandung kromofor yang menghasilkan warna hijau. Warna hijau ini menandakan hasil yang positif (WikiAnswers 2008). Reaksi positif uji ini ditandai dengan adanya perubahan warna dari terbentuknya warna pink kemudian menjadi biru-ungu dan akhirnya menjadi hijau tua.

25 Uji Kuantitatif Lemak

26 Pengujian Kuantitatif Lemak
Uji Bilangan Reichert Meisel (BRM) Uji Bilangan Polenske Uji Bilangan Kirschner Baru Uji Bilangan Penyabunan Uji Bilangan Hebner Uji Bilangan Iodin

27 Uji Bilangan Reichert Meisel (BRM)
BRM adalah jumlah 0,1N basa yang di perlukan setiap 5 gram lemak untuk menetralkan asam-asam lemak yang mudah menguap pada destilasi, yaitu asam lemak dengan C6 dan C4 (kaproat dan butirat). Analisis ini banyak di gunakan untuk menganalisis pemalsuan mentega yang di campur minyak lain. Minyak BRM untuk mentega antara 24-34, lebih tinggi dari minyak lain.

28 Uji Bilangan Polenske Bilangan uni menentukan kadar asam lemak yang volatile, tetapi tidak larut dalam air, yaitu asam lemak C8-C14. Bilangan polenske adalah jumlah millimeter (ml) 0,1N alkali yang di perlukan untuk menetralkan asam lemak C8-C14 yang terdapat dalam 5 gram sampel. BP juga dapat di gunakan untuk menguji pemalsuan terhadap mentega.

29 Uji Bilangan Kirschner Baru
BKB adalah jumlah ml basa 0,1N yang di perlukan setiap 5 gram lemak/minyak untuk menetralkan asam lemak volatile yang gram-gram peraknya larut dalam campuran etanol air. Penentuan BKB di gunakan untuk membedakan margarine dan mentega, yaitu untuk mengetahui ada tidaknya pemalsuan.distilat hasil penentuan BKB ditambah Ag2SO4, dan akan terbentuk gram perak yang larut dalam air, kemudian di asamkan dengan H2SO4 dan di distilasi.

30 Uji Bilangan Penyabunan
BP adalah jumlah Mg KOH yang di butuhkan untuk menyabunkan 1 gram lemak. Untuk menetralkan 1 molekul gliserida di perlukan 3 molekul alkali. Apabila sejumlah sampel lemak disabunkan dengan larutan KOH berlebih dalam alkohol, maka KOH akan bereaksi dengan trigliserida, yaitu tiga molekul KOH bereaksi dengan satu molekul lemak. Larutan alkali yang tertinggal ditentukan dengan titrasi menggunakan HCl sehingga KOH yang bereaksi dapat diketahui. Dalam penetapan bilangan penyabunan, biasanya larutan alkali yang digunakan adalah larutan KOH, yang diukur dengan hati-hati kedalam tabung buret atau pipet. Bilangan penyabunan menunjukkan berat molekul lemak dan minyak secar kasar. Pada trigliserida dengan asam lemak rantai C nya pendek akan di dapat BP yang lebih tinggi dari pada asam lemak dengan rantai C panjang. Mentega yang kadar butirat nya tinggi mmpunyai BP yang paling tinggi.

31 Uji Bilangan Hebner Bilangan Hebner di bagikan untuk menentukan jumlah asal lemat yang tidak larut dalam air. Lemak dengan BM yang tinggi akan mempunyai bilangan hebner yang rendah. Filtrate yang di peroleh dari uji bilangan penyabunan, di uapkan alkoholnya. Sabun di larutkan dalam air panas dan di tambah HCl pekat sehinggan terbentuk asam lemak bebas. Bila campuran tersebut segera di dinginkan, di peroleh lapisan asam lemak yang tak larut dalam air. Lapisan ini di saring dan di timbang

32 Uji Bilangan Iodin Bilangan iodine adalah gram iodine yang diserap oleh 100 gram lemak. I2 akan mengadisi ikatan asam lemak tidak jenuh bebas maupun dalam bentuk ester. Bilangan iodine tergantung pada jumlah asam lemak tidak jenuh dalam lemak. Lemak yang akan diperiksa dilarutkan dalam kloroform (CCl4) kemudian ditambahkan larutan iodine berlebihan ( 0,1-0,5 gram.) sisa iodine yang tidak bereaksi dititrasi dengan tiosulfat

33 Lanjutan..... Ada dua cara yang digunakan untuk mengukur bilangan iodine tersebut, yaitu cara hanus dan cara wijs. Pada cara hanus, larutan iodine standarnya dibuat dalam asam asetat pekat. (glacial) yang berisi bukan saja iodine tetapi juga iodium bromide, adanya iodim bomida akan mempercepat reaksi. Sedang cara wijs menggunakan larutan iodine dalam asam asetat pekat, tetapi engandung iodium klorida sebagai pemacu reaksi. Titik akhir titrasi kelebihan iodine diukur dengan hilangnya warna biru dari amylum iodine.

34 Pengujian Kadar Lemak dengan Ekstraksi Sokhlet

35 Ekstraksi sokhlet Menggunakan sampel lemak kering yang di ekstraksi secara terus menerus dalam pelarut yang konstan  Persen lemak    = W1 – W2  x 100%                                    W Keterangan W            : bobot sampel (gram) W1          : bobot labu lemak dan lemak (gram) W2          : bobot labu lemak kosong (gram)

36 Sokhlet Labu Lemak

37 Pengujian Asam Lemak dengan Metode Gas Chromatography

38 Asam Lemak dengan GC (AOAC 2005 butir 969.33)
Tahap Ekstraksi Pembentukan Metil Ester Identifikasi asam lemak

39 KROMATOGRAFI GAS

40 Peak Asam Lemak Retention time adalah waktu sejak penyuntikan sampai mencapai puncak maksimum. Peak asam lemak sampel menghasilkan nilai retention time yang mendekati nilai retention time standar asam lemak (Mcnair dan Bonelli 1988)

41 Pengujian Asam Lemak dengan Metode Ekstraksi Fluida Superkritik

42 Ekstraksi Fluida Superkritik
teknologi pemisahan (separasi) yang menggunakan fluida superkritik sebagai pelarut. Setiap fluida memiliki karakteristik tertentu berdasarkan definisi titik superkritik, yaitu kondisi ketika terjadinya suhu kritis dan tekanan kritis. Fluida tidak dapat berada dalam bentuk cair di atas titik kritis walaupun diberikan tekanan, tetapi dapat terjadi peningkatan densitas mendekati titik cairnya (Sahena et al. 2009a).

43 Skema Ekstraksi dengan Fluida Superkrtik

44

45

46 TERIMA KASIH Atas perhatiannya, mohon maaf apabila ada kesalahan


Download ppt "PENGUJIAN DAN ANALISIS LEMAK"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google