Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Department of Clinical Pathology

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Department of Clinical Pathology"— Transcript presentasi:

1 Department of Clinical Pathology
Hormone Assay Department of Clinical Pathology FKIK UNTAD ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts

2 Pendahuluan Banyak hormon yang dapat ditemukan dalam darah dan dapat memberikan gambaran metabolisme atau kondisi imbalans hormon. Pemeriksaan hormon ini antara lain pemeriksaan hormon pria dan wanita (estrogen, progesteron, testosteron) dan juga hormon lain yang disekresikan oleh kelenjar lain seperti kelenjar tiroid dan pankreas

3 Pendahuluan (Lanj..) Pemeriksaan hormon yang sering digunakan secara klinis antara lain Fungsi Tiroid Diabetes melitus Kehamilan dan kesuburan Dan lain-lain

4 Diabetes Melitus Diabetes Mellitus (DM) adalah kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya Terdapat 2 tipe DM, DM tipe 1 terjadi karena kerusakan sel beta pankreas (reaksi autoimun), DM tipe 2 terjadi karena adanya resistensi terhadap insulin, sehingga insulin tidak dapat bekerja dengan baik di jaringan perifer

5 Diabetes Melitus (Lanj..)
Perbedaan DM tipe 1 dan tipe 2

6 Diabetes Melitus (Lanj..)
Metode pemeriksaan Kadar Glukosa Metode: reduksi, enzimatik (glukosa oksidase, heksokinase) Glukosa darah sewaktu (GDS): dapat diperiksa setiap saat Glukosa darah puasa (GDP): diperiksa setelah puasa minimal 8 jam Glukosa darah 2 jam post prandial (GD2PP): diperiksa 2 jam setelah makan 1 porsi makanan (nasi, makanan berat) Tes toleransi glukosa oral (TTGO): diperiksa 2 jam setelah pemberian glukoka anhidrous 75 gr

7 Diabetes Melitus (Lanj..)
Metode pemeriksaan HbA1c HbA1C adalah komponen Hb yang terbentuk dari reaksi non-enzimatik antara glukosa dengan N terminal valin rantai b Hb A dengan ikatan Almidin. Produk yang dihasilkan ini diubah melalui proses menjadi ketoamin yang stabil dan ireversibel Metode pemeriksaan HbA1C: ion-exchange chromatography, HPLC (high performance liquid chromatography), Electroforesis, Immunoassay

8 Diabetes Melitus (Lanj..)
Skema tes diagnosis DM tipe 2 dan prediabetes

9 Diabetes Melitus (Lanj..)
Pemeriksaan Glycated Albumin (GA) Glikosilasi adalah ikatan molekul gula seperti glukosa pada lipid atau protein seperti albumin. Albumin terglikosilasi merujuk pada albumin yang telah berikatan dengan glukosa GA menurun pada saat kadar gula menurun dan meningkat pada kadar gula darah meningkat HbA1c dan GA digunankan untuk monitor terapi

10 Diabetes Melitus (Lanj..)
Pemeriksaan C-Peptida C-peptida adalah peptida yang dilepaskan dari sel beta pankreas dan terbentuk selama konversi proinsulin menjadi insulin. Insulin dan peptida dibentuk dalam jumlah yang sama dan dilepaskan ke sirkulasi melalui vena porta Kadar C-peptida merupakan indikator yang dapat dipercaya untuk fungsi sl beta dan sekretori pankreas. Metode: ELISA dan RIA Nilai rujukan: ng/mL Pada DM tipe 1 biasanya lebih rendah

11 Diabetes Melitus (Lanj..)
Pemeriksaan Benda Keton Pemantauan benda keton dalam darah dan urin penting untuk mencegah ketoasidosis diabetik (KAD) Terdiri dari: aseton, asam asetoasetat dan as 3-beta hidroksibutirat Metode: cara Rothera (serbuk nitroprusid utk deteksi aseton dan as asetoasetat), cara Gerhardt (lar feriklorida utk deteksi asetoasetat saja) dan carik celup

12 Diabetes Melitus (Lanj..)
Pemeriksaan Hormon insulin Hormon insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh sel beta pankreas Fungsi: promosi uptake glukosa, glikogenesis, lipogenesis, sintesis protein otot rangka dan jaringan lemak Diagnosa insulinoma Resistensi insulin Monitor kadar insulin yg dihasilkan sel beta pankreas

13 Diabetes Melitus (Lanj..)
Pemeriksaan Hormon insulin

14 Diabetes Melitus (Lanj..)
Homeostatic Model assesment (HOMA-IR) Motode untuk mengetahui resistensi insulin dan fungsi sel beta. Berdasarkan kadar glukosa puasa dan kadar insulin (mg/dL)

15 Diabetes Melitus (Lanj..)
Homeostatic Model assesment (HOMA-IR)

16 Hormon Tiroid Pemeriksaan hormon tiroid merupakan pemeriksaan imunologi yang cukup sering diminta oleh klinisi, mengingat jumlah penderita penyakit tiroid yang cukup banyak Pemeriksaan ini bukan merupakan pemeriksaan rutin, dilakukan apabila dicurigai menderita penyakit tiroid. TSH, fT4, fT3, T3 dan T4

17 Hormon Tiroid (Lanj..) Aksis Hormon Tiroid

18 Hormon Tiroid (Lanj..) Tiroid Stimulating Hormone
Pemeriksaan TSHs adalah untuk mengukur kadar Thyroid Stimulating Hormone (TSH) dalam darah dengan metode yang sensitive. TSHs berfungsi untuk menstimulasi sekresi hormon tiroid yang sangat penting bagi tubuh sehingga digunakan untuk menskrining kelainan tiroid, mediagnosis kondisi hipotiroidisme (primer, sekunder dan tersier) dan hipertiroidisme. Persiapan : Tidak memerlukan persiapan khusus

19 Hormon Tiroid (Lanj..) T4 Pemeriksaan FT4 adalah untuk mengukur konsentrasi hormone FT4 yang dikeluarkan berlebihan pada kondisi hypertiroid atau diproduksi kurang pada kondisi hypothyroid. Pemeriksaan FT4 dalam mendiagnosa kondisi tyroid seseorang lebih baik daripada T4 karena tidak dipengaruhi oleh perubahan thyroxine-binding proteins. Persiapan   : Tidak memerlukan persiapan khusus Pemeriksaan T4 adalah untuk mengetahui kadar konsentrasi hormon T4 dalam darah sebagai bentuk pemantauan pengobatan penyakit tyroid. Persiapan   : Tidak memerlukan persiapan khusus

20 Hormon Tiroid (Lanj..) T3 Pemeriksaan T3 adalah untuk mengetahui kadar konsentrasi hormon T3 dalam darah sebagai bentuk pemantauan pengobatan penyakit tyroid. Persiapan   : Tidak memerlukan persiapan khusus Pemeriksaan FT3 adalah untuk  membantu diagnosa T3 tirotoksis, hipertiroid subklinik, sindrom eutiroid, dan gangguan fungsi tiroid lainnya Persiapan   : Tidak memerlukan persiapan khusus

21 Hormon Tiroid (Lanj..) Anti-thyroglobulin antibody
Anti-thyroglobulin antibody adalah autoantibodi terhadap tiroglobulin dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Pada penyakit autoimmune tiroid akan dihasilkan antibodi tiroid yang akan berikatan dengan tiroglobulin yang menimbulkan reaksi radang daripada kelenjar tiroid. Pada tirotoxikosis, titer anti-thyroid antibody dapat mencapai 1/1600 dan pada thyroiditis Hashimoto lebih dari 1/5000. Pada keadaan tertentu seperti kanker tiroid dan penyakit rheumatoid, titer anti-thyroglobulin antibody dapat meningkat.

22 Hormon Tiroid (Lanj..) Interpretasi hasil tes hormon tiroid

23 Hormon organ reproduksi
Female Hormone: Estrogen Fungsi: perkembangan payudara, uterus dan vagina, pelebaran pelvis, pertumbuhan rambut pubis dan aksilla, menambah jaringan lemak Berperan untuk persiapan kehamilan tiap bulan Berperan dalam kehamilan Antagonis hormon paratiroid Promosi pembekuan darah 3 Komponen: estrone (E1), estradiol (E2) dan estriol (E3)

24 Hormon organ reproduksi
Female Hormone: Estrogen

25 Hormon organ reproduksi
Estrogen E2 dan atau E1 digunakan untuk Membantu diagnosis kelainan puberitas Menyelidiki abnormalitas menstruasi Evaluasi fungsi ovarium dan deteksi kegagalan ovarium Monitor perkembangan folikel di ovarium (fertilisasi in vitro) Monitor terapi hormon menopause Deteksi tumor penghasil estrogen Monitor terapi anti estrogen (ca mammae)

26 Hormon organ reproduksi
Estrogen E3 digunakan untuk Monitor risiko tinggi pada kehamilan (serial) Deteksi kelainan genetik pada kehamilan (Down synd) Pada Pria membantu diagnosis puberitas yg lambat Diagnosa pembesaran payudara Deteksi peningkatan hormon estrogen karena defisiensi hormon testosteron Deteksi tumor penghasil estrogen

27 Hormon organ reproduksi
Estrogen Increased levels of estradiol (E2) or estrone (E1) are seen in: Girls and Women: Early (precocious) puberty Tumors of the ovary or adrenal glands Hypertyroidism n cirrhosis Boys and Men: Enlarged breasts (gynecomastia) Tumors of the testicles (testicular cancer) or adrenal glands Delayed puberty

28 Hormon organ reproduksi
Estrogen In women, decreased levels of estrogen are seen in: Turner syndrome, an inherited condition in women caused by a missing or abnormal X chromosome and characterized by underdeveloped female sex characteristics Low level of pituitary hormones (hypopituitarism) Dysfunction of the ovaries (female hypogonadism) Failing pregnancy (estriol) Eating disorders such as anorexia nervosa After menopause (estradiol) PCOS (Polycystic ovarian syndrome, Stein-Levanthal syndrome) Extreme endurance exercise

29 Hormon organ reproduksi
Progesteron Progesteron termasuk steroid yg dihasilkan oleh ovarium. Membantu persiapan uterus dan mempertahankan kehamilan Proesteron menghambat produksi ASI selama kehamilan Pada pria progesteron terlibat dalam spermatogenesis Pemeriksaan kadar progesteron dapat dilakukan pada wanita yg sulit hamil, kadarnya memberikan informasi tentang ovulasi Pada wanita hamil diperiksa apabila dicurigai kehamilan ekstopik atau keguguran (kadar menurun)

30 Hormon organ reproduksi
Progesteron men, postmenopausal women, and women at the beginning of their menstrual cycle: 1 ng/mL or under women in the middle of their menstrual cycle: 5 to 20 ng/mL pregnant women in their first trimester: 11.2 to 90 ng/mL pregnant women in their second trimester: 25.6 to 89.4 ng/mL pregnant women in their third trimester: 48.4 to 42.5 ng/mL

31 Hormon organ reproduksi
Progesteron Meningkat pada kehamilan, kanker ovarium, kanker adrenal dan congenital adrenal hyperplasia Menurun pada mens jarang, kegagalan ovulasi, kehamilan ektopik, keguguran, kematian fetus

32 Hormon organ reproduksi
Testosteron Disebut juga hormon android, dihasilkan oleh sel Leydig pada testis Sekresi testosteron meningkat pada masa puberitas dan berperan pada perkembangan seksual sekunder Pada wanita testosteron juga dihasilkan di ovarium, namun lebih rendah dari pria Pada pria berfungsi meningkatkan massa otot, massa tulang, kekuatan fisik dan rambut

33 Hormon organ reproduksi
Testosteron Disebut juga hormon android, dihasilkan oleh sel Leydig pada testis Sekresi testosteron meningkat pada masa puberitas dan berperan pada perkembangan seksual sekunder Pada wanita testosteron juga dihasilkan di ovarium, namun lebih rendah dari pria Pada pria berfungsi meningkatkan massa otot, massa tulang, kekuatan fisik dan rambut Pada wanita berperan pada rangsangan seksual

34 Hormon organ reproduksi
Testosteron Pemeriksaan hormon ini dilakukan pada pria bila dicurigai mempunyai kadar testosteron yg rendah atau menderita hipogonadisme Gejala hipogonadisme: rambut tubuh kurang, massa otot kurang, dorongan sex menurun, disfungsi ereksi dan ginekomasti Penyebab lain testosteron rendah: delayed puberty testicular damage, which can be caused by trauma, alcoholism, or the mumps a hypothalamic disease a pituitary disease a noncancerous pituitary tumor

35 Hormon organ reproduksi
Testosteron Peningkatan kadar testosteron early, or precocious, puberty hyperthyroidism, or overactive thyroid anabolic steroids congenital adrenal hyperplasia androgen insensitivity syndrome testicular tumor adrenal tumor

36 Hormon organ reproduksi
Testosteron Peningkatan hormon testosteron pada wanita menyebabkan irregular or absent menstrual periods infertility the development of facial and body hair a deepened voice Ditemukan pada wanita yg menderita polycystic ovarian syndrome congenital adrenocortical hyperplasia ovarian cancer or tumor adrenal tumor

37 Hormon organ reproduksi
Testosteron Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan pada pagi hari jam 8 – 10, karena kadarnya paling tinggi pada pagi hari

38 Hormon organ reproduksi
Human Chorionic Gonadotropin (hCG) hCG dihasilkan oleh plasenta sinsitioftofoblast ketika seorang wanita mengalami kehamilan atau kelainan chorionik Pada keadaan normal kadar hCG <5 mIU/ml Pada kehamilan hCG berfungsi mempertahankan janin, kadarnya makin meningkat pada trimester pertama dan semakin menurun hingga pada saat partus Metode pemeriksaan: kualitatif dan kuantitatif Kualitatif: tes kehamilan  tes ICT Kuantitatif: Keganasan  ELISA

39 Hormon organ reproduksi
Human Chorionic Gonadotropin (hCG) Kadar hCG serum pada kehamilan 3 weeks : 5 – 50 mIU/ml 4 weeks : 5 – 426 mIU/ml 5 weeks : 18 – 7,340 mIU/ml 6 weeks : 1,080 – 56,500 mIU/ml 7 – 8 weeks : 7, 650 – 229,000 mIU/ml 9 – 12 weeks : 25,700 – 288,000 mIU/ml 13 – 16 weeks : 13,300 – 254,000 mIU/ml 17 – 24 weeks : 4,060 – 165,400 mIU/ml 25 – 40 weeks : 3,640 – 117,000 mIU/ml

40 Hormon organ reproduksi
Human Chorionic Gonadotropin (hCG) Kadar menurun: Miscalculation of pregnancy dating Possible miscarriage or blighted ovum Ectopic pregnancy Meningkat pada Molar pregnancy Multiple pregnancy Choriocarcinoma

41 Thank you for your attention


Download ppt "Department of Clinical Pathology"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google