Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

OLEH Dr. Moh. Natsir M. Abdul

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "OLEH Dr. Moh. Natsir M. Abdul"— Transcript presentasi:

1 OLEH Dr. Moh. Natsir M. Abdul
PERKEMIHAN OLEH Dr. Moh. Natsir M. Abdul

2 SISTIM URINARIA Sistem urinaria adalah sistem yang mencakup proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh, dan menyerap zat-zat yang masih dapat dipergunakan oleh tubuh. Zat – zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan melalui urin (air kemih)

3 Sistim Urinaria Ginjal
Ginjal terletak di bagian belakang cavum abdominalis, di belakang peritoneum, pada kedua sisi vertebra lumbalis III, dan melekat langsung pada dinding belakang abdomen. Bentuknya seperti biji kacang, jumlahnya 2 buah, kiri dan kanan. Ginjal kiri lebih besar dari Ginjal kanan.

4

5

6 . .

7

8 Struktur Ginjal Setiap Ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut sebagai kapsula renalis, yang merupakan jaringan fibrosa berwarna ungu tua. Ginjal terdiri dari: lapisan korteks (cortex renalis) di sebelah luar lapisan medulla (medulla renalis) di sebelah dalam

9 . .

10 Pada lapisan medulla, terdapat struktur berbentuk kerucut, yang disebut sebagai piramida Ginjal. Puncak daripada kerucut menghadap ke calyx renalis, dan merupakan ujung daripada lubang-lubang kecil, disebut papilla renalis. Antara satu piramida dibatasi oleh columna renalis.

11 Anatomi Ginjal

12 Ginjal terdiri dari unit pembentuk urin dan salurannya (tubulus).
Satu unit pembentuk urin disebut sebagai Nefron. Nefron terdiri atas: kapsula Bowman glomerolus

13 . . Efferent arteriole Afferent arteriole Glomerular capillary
Bowman’s capsule

14

15

16 Saluran-saluran Ginjal terdiri atas:
1.Tubulus kontortus proksimal 2.Ansa Henle: pars ascendens dan pars descendens 3.Tubulus kontortus distal 4.Tubulus distal / tubulus koligentes

17 . .

18 Pada setiap Ginjal diperkirakan ada 1 juta nefron
Pada setiap Ginjal diperkirakan ada 1 juta nefron. Dalam 24 jam, ginjal dapat menyaring 170 liter darah, yang dibawa oleh arteri renalis, dan masuk ke glomerolus melalui arteri aferen. Dari arteri aferen, darah akan masuk ke glomerouls dan keluar kembali melalui arteri eferen dan kemudian masuk ke vena renalis dan dibawa kembali ke vena cava inferior.

19 Fungsi Ginjal terdiri dari:
Mengeluarkan zat-zat toksin atau racun Mempertahankan suasana keseimbangan cairan Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa cairan tubuh Mempertahankan keseimbangan garam-garam dan zat – zat lain dalam tubuh Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein, ureum, kreatinin, dan ammonia.

20 Proses Pembentukkan Air Kemih (Urin)
 Ada 3 tahap pembentukkan urin: 1.Proses filtrasi: proses ini terjadi di glomerolus, disebabkan karena tekanan pada arteri aferen lebih kuat, sehingga bisa menimbulkan penyerapan darah. Protein tidak ikut terfiltrasi. Glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat yang difiltrasi akan diteruskan ke tubulus Ginjal. 2.Proses reabsorpsi: pada proses ini terjadi penyerapan kembali (reabsorpsi) sebagian besar glukosa, sodium, klorida, fosfat dan sejumlah ion bikarbonat. Proses reabsorpsi ini terjadi secara pasif (obligatoar) pada bagian atas tubulus (ansa Henle pars descendens). Pada tubulus bagian bawah, terjadi reabsorpsi ion natrium dan bikarbonat secara aktif (fakultatif). Sisa zat metabolit akan dialirkan ke papilla renalis 3.Proses sekresi: sisa metabolit akan diteruskan ke piala Ginjal (calyx renalis)

21 Filtrasi

22 Ureter Terdiri dari 2 saluran pipa yang masing-masing bersambung dari Ginjal ke kandung kemih (vesica urinaria). Panjangnya ± 25 – 30 cm, dengan penampang ±0.5 cm. Ureter sebagian besar terletak di dalam rongga pelvis. Lapisan dinding ureter terdiri dari: Dinding luar, jaringan ikat (jaringan fibrosa) Lapisan tengah  lapisan otot polos Lapisan dalam  lapisan mukosa

23 Kandung Kemih (Vesica Urinaria)
Kandung kemih (vesica urinaria) bersifat dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di belakang symphisis pubis, di dalam rongga panggul. Bentuknya seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan dengan ligamentum vesika umbilkalis.

24 Proses Miksi Distensi kandung kemih oleh urin akan merangsang stress reseptor yang terdapat pada dinding kandung kemih. Akibatnya akan terjadi refleks kontraksi dinding kandung kemih, dan pada saat yang bersamaan terjadi relaksasi sfinkter internus dan eskternus, akhirnya terjadi pengosongan kandung kemih.

25 Urethra Urethra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih dan berfungsi untuk menyalurkan urin ke luar.  Pada laki-laki, urethra terdiri dari bagian: Urethra pars prostatica Urehtra pars membranosa Urethra pars cavernosa

26 Urethra

27 Urethra Urethra pada wanita lebih pendek daripada pria, oleh karena itu infeksi vagina lebih mudah menjalar ke kandung kemih dan menyebabkan infeksi pada kandung kemih (sistitis) pada wanita.

28

29

30 Beberapa istilah 1. Anuria : jumlah urine 0 – 100 cc/24 jam
2. Oliguria : jumlah urine kurang dari 400 cc/24 jam 3. Poliuria : jumlah urine lebih dari normal/24 jam 4. Nocturia : berkemih berlebihan pada malam hari 5. Disuria : Sakit pada saat berkemih 6. Urgency : rasa ingin berkemih yang tidak dapat ditahan 7. Polakisuria : atau frekuensi  frekuensi pengeluaran urin yang sekali-sekali dan biasanya sedikit-sedikit. 8. Piuria : urine yang mengandung nanah (pus) 9. Retensi Urin : tidak dapat berkemih/urine tertahan dalam kandung kemih, misalnya karena penyempitan saluran kemih atau penyumbatan oleh batu. 10. Rest Urin : keadaan abnormal dimana urin masih tersisa dalam kandung kemih sesudah miksi 11. Inkontinensia urin : ketidak-mampuan menahan kencing.

31 GANGGUAN URINARIUS PADA KEHAMILAN
Peningkatan frekuensi Retensi akut Inkontinensia stres

32 GANGGUAN URINARIUS PADA PERSALINAN
Peningkatan frekuensi Retensi akut Retensi dengan aliran berlebih

33 GANGGUAN URINARIUS PADA PUERPERIUM
Peningkatan frekuensi Retensi akut Retensi dengan aliran berlebih Inkontinensia

34 EFEK VESICA URINARIA PENUH PADA PERSALINAN
Penundaan penurunan kepala fetus Menurunkan efisiensi kontraksi uterus Terjadi tetesan urine pada setiap kontraksi Memar & edema vesica urinaria & ureter akibat desakan kepala fetus Rasa sakit yang tidak perlu Memperlambat kelahiran plasenta Predisposisi HPP akibat hambatan kontraksi uterus Fistula vesicovaginalis Ketidakstabilan musculus detrusor

35 TERIMAKASIH


Download ppt "OLEH Dr. Moh. Natsir M. Abdul"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google