Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSiska Chandra Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Pengaruh Usia dan Tingkat Keparahan Kelumpuhan Wajah terhadap Ambang Batas Rasa pada Pasien Bells Palsy Hanna Husna
2
Pendahuluan Gejala yang paling sering ditemukan pada pasien- pasien dengan Bell’s palsy mencakup kelumpuhan wajah dan asimetri wajah.
3
Nervus fasialis memiliki beberapa fungsi :
mengendalikan otot-otot yang bertanggung jawab atas ekspresi wajah mengendalikan sekresi oleh glandula lakrimalis dan saliva mengendalikan taste bud di dua pertiga anterior lidah mengendalikan serabut saraf sensorik umum
4
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepekaan terhadap rasa mencakup:
gangguan penciuman merokok alkohol obat-obatan degenerasi sejalan dengan bertambahnya usia perubahan endokrin pada wanita klimakterium dan hamil faktor-faktor mental dan psikologis xerostomia
5
Subjek dan Metode Bells Palsy Kontrol
Penelitian ini mengikutsertakan 76 subjek 11 orang <40 tahun Bells Palsy 29 orang 18 orang >40 tahun 28 orang <40 tahun Kontrol 47 orang 19 orang >40 tahun
6
Kurangnya rasa kebersihan Riwayat penyakit/kelainan sekretorik
Eksklusi Kurangnya rasa kebersihan Riwayat penyakit/kelainan sekretorik Psikologis Tumor Disosmia dan disgeusia
7
EGM (Elektrogustometri) Digunakan untuk mengukur skor ambang batas listrik pada 4 tempat lidah. Menggunakan probe baja yang menghasilkan rasa metalik, asam, atau pahit.
9
Uji Rasa Zat Kimia Di lakukan di 2 tempat : di tengah lidah dan tengah palatum mole Lima reagen di ujikan : Sukrosa Natrium clorida Quinin hidroklorid Asam tartarat Monosodium
10
Hasil dan Pembahasan Perbedaan ambang batas rasa antara subjek Bell’s Palsy dan kontrol EGM menunjukkan bahwa ambang batas rasa elektrik pada kelima tempat, empat di lidah dan satu pada bagian tengah palatum molle, secara signifikan lebih tinggi pada Bell’s palsy dibandingkan pada kelompok kontrol (p < 0.05 masing-masing).
11
Uji kimia untuk rasa manis, asin, pahit, dan umami di dua lokasi pada lidah dan tengah palatum molle menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan dalam hal ambang batas rasa antara dua kelompok (p > 0.05 masing-masing)
12
Ambang batas rasa sebagai suatu fungsi tingkat keparahan kelumpuhan wajah
Tidak terdapat perbedaan antara kelompok yang signifikan dalam hal ambang batas rasa elektrik atau pada uji rasa dengan zat kimia di lokasi manapun dilidah dan palatum molle (p > 0.05 untuk masing- masing)
13
Perbedaan antara subjek Bell’s palsy dan subjek kontrol yang berusia < 40 tahun
Secara keseluruhan, rerata ambang batas rasa elektrik pada pasien Bell’s palsy yang berusia < 40 tahun lebih tinggi dibandingkan subjek kontrol yang berusia sama dengan perbedaan yang signifikan pada area kanan belakang lidah (p < 0.05)
14
Tidak teramati perbedaan yang signifikan dalam hal ambang batas rasa dengan zat kimia antara kedua kelompok ini.
15
Perbedaan antara kelompok Bell’s palsy dan kontrol yang berusia > 40 tahun
Secara keseluruhan, rerata ambang batas rasa elektrik pada pasien Bell’s palsy yang berusia > 40 tahun secara signifikan lebih tinggi dibandingkan pada subjek kontrol yang berusia sama, namun tidak ada satupun perbedaan ini yang bersifat signifikan secara statistik (p > 0.05).
16
Tidak teramati perbedaan yang signifikan dalam hal ambang batas rasa antara dua kelompok yang berusia lebih tua ini
17
Kesimpulan Kesimpulannya, ambang batas pengecapan elektrik lebih tinggi pada pasien-pasien dengan Bell’s palsy dibandingkan kontrol yang sehat. Secara khusus, ambang batas pengecapan lebih tinggi pada pasien- pasien Bell’s palsy yang lebih muda dibandingkan yang tua.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.