Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

DERET HITUNG DAN DERET UKUR

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "DERET HITUNG DAN DERET UKUR"— Transcript presentasi:

1 DERET HITUNG DAN DERET UKUR
MODUL 3. DERET HITUNG DAN DERET UKUR TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS MODUL III Mahasiswa diharapkan mampu : Mengenal dan memahami penggunaan deret hitung dan deret ukur untuk menyelesaikan masalah ekonomi. Daftar Isi : I. Deret Hitung 1.1. Suku ke n dari Deret Hitung 1.2. Jumlah n suku II. DERET UKUR 2.1 Suku ke n dari Deret Ukur 2.2. Jumlah n suku 2.3. Latihan Soal : III. PENERAPAN EKONOMI 3.1. Model Perkembangan Usaha Daftar Pustaka : Dumairy Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi. BPFE.Yogyakarta.

2 maka masing-masing S dapat diuraikan :
1.2. Jumlah n suku Jumlah sebuah deret hitung sampai dengan suku tertentu adalah jumlah nilai suku-sukunya, sejak suku pertama (S1 atau a) sampai dengan suku ke n (Sn) yang bersangkutan. n i1 4 J 5 Si S1 S 2 S3 S 4 S5 5 i1 Berdasarkan rumus Sn = a + (n-1)b, maka masing-masing S dapat diuraikan : J4 = a + (a+b) + (a+2b) + ( a+ 3b) = 4a + 6b J5 = a+ (a+b) + ( a+2b) + (a + 3b) + ( a + 4b) = 5a + 10b Kemudian masing –masing J dapat ditulis ulang dalam bentuk : J 4 4a 6b 4a 4 2 (4 1)b J 5 5a 10b 5a 5 2 (5 1)b , J n na n 2 (n 1)b atau J n n 2 2an 1b = n2an 1b = na a (n 1)b J n n 2 (a S n ) Untuk menghitung jumlah sebuah deret hitung sampai suku tertentu (n) terdapat 4 bentuk rumus yang dapat digunakan : J n Si S1 S2  Sn n i1 n 2 J n 2an 1b J n n 2 (a S n ) J n na n 2 (n 1)b Berapakah jumlah sebuah deret hitung sampai suku ke 10 ? ‘12 Matematika Bisnis Ir. Suprapto M.Si. 19 Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

3 J n a ap ap 2 ap 3 ........ ap n2 ap n1
Jika persamaan (1) dikalikan dengan bilangan pengganda p, maka : pJ n ap ap 2 ap 3 ap 4  ap n1 ap n (1) (2) Ke dua persamaan tersebut dikurangkan, sehingga didapatkan selisih sbb : J n pJ n a ap n J n (1 p) a(1 p n ) , dapat dibuat rumus jumlah deret ukur sampai dengan suku ke n, yaitu : ap n 1 p 1 a(1 p n ) 1 p J n atau J n a(1 p n ) 1 p ap n 1 p 1 Apabila p <1 sebaiknya menggunakan rms. Apabola p 1 sebaiknya menggunakan rumus J n Pada deret ukur a). 5, b). 512, 10, 256, 20, 128, 40, 64, 80, 32, 160 16 ( pengganda = 2 ) ( pengganda = 0,5) Berapa jumlah deret ukur sampai suku ke 10 ? a). J n ap n 1 p 1 5210 1 2 1 = J 10  5(1023) 1  5115 b). a(1 p n ) 1 p 512 (1 0,510 ) 1 0,5 5121023 / 1024 0,5 J n = J 10  1023 2.3. Latihan Soal : 1. Dari sebuah deret hitung yangs suku pertamanya 125 dan pembeda antar suku- sukunya 20, hitunglah : a). S5 b). S10 c). J5 d). J10 2. Dari sebuah deret ukur yang suku-sukunya 15, 45, 135, 270, ………….., ‘12 Matematika Bisnis Ir. Suprapto M.Si. 21 Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana


Download ppt "DERET HITUNG DAN DERET UKUR"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google