Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehDevi Tedja Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Pertemuan ke-5 25 Oktober 2016 PARANITA ASNUR
METODE BIG M Pertemuan ke-5 25 Oktober 2016 PARANITA ASNUR
2
PENDAHULUAN Kondisi-kondisi kendala
Jika semua fungsi kendala menggunakan pertidaksamaan ≤ maka variabel basis awal semuanya adalah variabel slack. Penyelesaian solusi optimal untuk kasus ini dilakukan dengan cara Metode Simpleks Jika fungsi kendala menggunakan pertidaksamaan ≥ dan/atau ≤ maka variabel basis awalnya adalah variabel slack dan/ atau variabel buatan. Penyelesaian solusi optimalnya diselesaikan dengan metode Big M , Dua Fase atau Dual Simpleks.
3
Jika fungsi kendala ada yang menggunakan persamaan maka variabel buatan akan ditemukan pada variabel basis awal. Penyelesaian solusi optimal dilakukan dengan metode Big M atau Dua Fase.
4
Big M VS Simpleks Perbedaan antara metode Big M dengan metode Simpleks terletak pada pembentukan tabel awal. Jika fungsi kendala menggunakan bentuk pertidaksamaan ≥, perubahan bentuk umum ke bentuk baku memerlukan satu variabel surplus. Variabel surplus tidak dapat berfungsi sebagai variabel basis awal, karena koefisiennya bertanda negatif. Sebagai variabel basis pada solusi awal harus ditambahkan satu variabel buatan Variabel buatan pada solusi optimal harus bernilai 0, karena variabel ini memang tidak ada.
5
Teknik yang digunakan untuk memaksa variabel buatan bernilai 0 adalah dengan cara sebagai berikut :
Penambahan variabel buatan pada fungsi kendala yang tidak memiliki variabel slack, menuntut penambahan variabel buatan pada fungsi tujuan. Jika fungsi tujuan adalah maksimasi, maka variabel buatan pada fungsi tujuan mempunyai koefisien +M; jika fungsi tujuan adalah minimasi, maka variabel buatan pada fungsi tujuan mempunyai koefisien –M. Karena koefisien variabel basis pada tabel simpleks harus bernilai 0, maka variabel buatan pada fungsi tujuan harus digantikan nilai dari fungsi kendala yang memuat variabel buatan tersebut.
6
Contoh Soal Min Z = 4X1 + X2 Terhadap : 3X1 + X2 = 3 4X1 + 3X2 ≥ 6 X1 + 2X2 ≤ 4 X1, X2 ≥ 0
7
Bentuk Baku Min Z = 4X1 + X2 Terhadap : 3X1 + X2 = 3 4X1 + 3X2 – S1 = 6 X1 + 2X2 + S2 = 4 X1, X2, S1, S2 ≥ 0
8
Kendala 1 dan 2 tidak mempunyai variabel slack, sehingga tidak ada variabel basis awal.
Untuk berfungsi sebagai variabel basis awal, pada kendala 1 dan 2 ditambahkan masing-masing satu variabel buatan. Bentuk baku Big-M adalah : Min Z = 4X1 + X2 + MA1 + MA2 Terhadap : 3X1 + X2 + A1 = 3 4X1 + 3X2 – S1 + A2 = 6 X1 + 2X2 + S2 = 4 X1, X2, S1, S2 ≥ 0
9
1. Nilai A1 digantikan dari fungsi kendala pertama
1. Nilai A1 digantikan dari fungsi kendala pertama. A1 = 3 - 3x1 - x2 MA1 berubah menjadi M(3 - 3x1 - x2) 3M-3Mx1-Mx Nilai A2 digantikan dari fungsi kendala ketiga. A2 = 6 - 4x1 - 3x2 + s1 MA2 berubah menjadi M(6 - 4x1 - 3x2 + s1) 6M- 4Mx1 - 3Mx2 + Ms1 3. Fungsi tujuan berubah menjadi Min z = 4x1 + x2 + 3M-3Mx1-Mx2 +6M-4Mx1-3Mx2+Ms1 = (4 -7M)x1+(1 - 4M)x2 + Ms1 +9M
10
Tabel Awal Simpleks VB X1 X2 S1 A1 A2 S2 Solusi Z -4 + 7M -1 + 4M -4
9M 3 1 4 -1 6 2
11
Iterasi-0 Iterasi- 1 VB X1 X2 S1 A1 A2 S2 Solusi Indeks Z -4 + 7M
9M - 3 1 4 -1 6 6/4 2 VB X1 X2 S1 A1 A2 S2 Solusi Indeks Z (1+5M)/3 -M (4-7M)/3 4+2M - 1 1/3 3 5/3 -1 -4/3 2 6/5 -1/3 9/5
12
Iterasi-2 Iterasi- 3 VB X1 X2 S1 A1 A2 S2 Solusi Indeks Z 1/5 8/5 - M
1/5 8/5 - M -1/5 – M 18/5 - 1 3/5 -1/5 25/3 -3/5 -4/5 6/5 -1 VB X1 X2 S1 A1 A2 S2 Solusi Z 1/5 – M M -1/5 17/5 1 2/5 3/5 9/5 - 1
13
Z = 3X1 + 5X2 Kendala: 1) 2X1 ≤ 8 2) 3X2 ≤ 15 3) 6X1 + 5X2 ≤ 30
14
Z = 4X1 + 2X2 dengan syarat : 3X1 + 2X2 = 4 X1 + 3X2 ≥ 6 X1 + 2X2 ≤ 8 X1 , X2 ≥ 0
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.