Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

JARINGAN AKSES DAN JARINGAN TRANSPORT

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "JARINGAN AKSES DAN JARINGAN TRANSPORT"— Transcript presentasi:

1 JARINGAN AKSES DAN JARINGAN TRANSPORT
Program D3 Ilmu Komputer FMIPA UNS 2008 Materi 5 - DASTEL

2 Media Jaringan Akses dan Transport
Materi 5 - DASTEL

3 Materi 5 - DASTEL

4 Spektrum Elektromagnetik
Materi 5 - DASTEL

5 Materi 5 - DASTEL

6 Materi 5 - DASTEL

7 Materi 5 - DASTEL

8 Materi 5 - DASTEL

9 Materi 5 - DASTEL

10 Materi 5 - DASTEL

11 Materi 5 - DASTEL

12 Materi 5 - DASTEL

13 Materi 5 - DASTEL

14 Perbandingan Kawat Tembaga dengan Fiber Optik
Materi 5 - DASTEL

15 Materi 5 - DASTEL

16 Type Fiber Optik Materi 5 - DASTEL

17 Materi 5 - DASTEL

18 Materi 5 - DASTEL

19 Materi 5 - DASTEL

20 Materi 5 - DASTEL

21 Materi 5 - DASTEL

22 Media Transmisi Radio pembagian frekwensi radio sbb:
KHz VLF KHz LF MHz MF MHz HF MHz VHF GHz UHF GHz SHF GHz EHF antena Tx Rx Amplifier merubah sinyal electric menjadi sinyal gelombang elektromagnetik (Tx) atau sebaliknya (Rx) Reflektor antena berfungsi untuk mengarahkan pancaran Masalah yang selalu dibahas dalam antena adalah penguatan dan sudut pengarahan Antara transmiter dan receiver selalu ada loss karena antena penerima tidak dapat mengambil semua power yang dipancarkan Materi 5 - DASTEL

23 Bandwidth Transmisi Radio
Frekwensi Panjang Gelombang Nama Very Low Frequency (VLF) < 30 Khz > 10 km Gelombang Myriametrik Low Frequency (LF)) 30 – Khz 1 – 10 km Gelombang kilometer Medium Frequency (MF) 300 – Khz 100 – 1000 m Gelombang hktometer High Frequency (HF) 3 – 30 Mhz 10 – 100 m Gelombnag dekameter Very High Frequency(VHF) 30 – 300 Mhz 1 – 10 m Gelombang meter Ultra High Frequency (UHF) 300 – 3000 Mhz 10 – 100 cm Gelombang decimeter Super High Frequency (SHF) 3 – 30 Ghz 1 – 10 cm Gelombang sentimeter Extremwly High Frequency (EHF) 30 – 300 Ghz 1 – 10 mm Gelombang milimeter Materi 5 - DASTEL

24 Sistem Komunikasi Radio
Materi 5 - DASTEL

25 Perambatan Gelombang Radio
a.Redaman Ruang Bebas (Free Space Loss) dianggap sebagai redaman ruang bebas (free space loss) jika clearance bebas dari penghalang b.Daerah Fresnel tempat kedudukan titik-titik sinyal tak langsung dalam lintasan gelombang radio dimana daerah tersebut dibatasi oleh gelombang tak langsung yang lain dengan beda panjang lintasan kelipatan dari setengah panjang gelombang langsung. Jari-jari daerah fresnel ke-n dirumuskan pada persamaan berikut : Materi 5 - DASTEL

26 Materi 5 - DASTEL

27 Propagasi Lewat Gel Microwave Terrestrial
Hubungan disebut Line Off Sight (tanpa halangan) Frekwensi Gelombang yang digunakan > 1 GHz Masalah utama yang harus diperhatikan adalah redaman hujan (rain attenuation) dan gangguan karena pantulan serta lapisan udara yang tidak seragam ( fading ) Jarak antara pemancar dan penerima 30 – 100 km Ketinggian antena merupakan masalah yang harus diperhitungkan. Karena menara tidaklah murah. Pembangunan bisa memakan waktu lama karena waktu untuk pembangunan site ( lokasi pemancar dan penerima ) Repeater bisa ditaruh diatas gunung tinggi yang berhutan lebat dengan menggunakan solar panel untuk tenaga listriknya Materi 5 - DASTEL

28 The Path Profile (Profile Lintasan)
Path Profile characteristics may change over time, due to vegetation, building construction, etc. Path Profile characteristics may change over time, due to vegetation, building construction, etc. Materi 5 - DASTEL

29 Fresnel Zones 3rd* 2nd* 1st* * Fresnel Zones Materi 5 - DASTEL

30 The First Fresnel Zone d1 d2 Site A
Radius of n th Fresnel Zone given by: Site A 2 1 d n r + = l Fresnel Zone diameter depends upon Wavelength, and Distances from the sites along axis For minimum Diffraction Loss, clearance of at least 0.6F1+ 3m is required d2 d1 Site B Materi 5 - DASTEL

31 Line of Sight (Lintasan bebas pandang)
Materi 5 - DASTEL

32 Media Radio lewat Satelit
Ketinggian (km ) Perioda putar / jam LEO LEO LEO LEO LEO MEO MEO GSO Satelit beredar mengelilingi bumi Menurut hukum kepler maka waktu edar dan ketinggian satelit dapat dihitung seperti tabel disamping ini Fcp =  Mm/R2  M = km3/s2 Fcf = m v2/R v= R ω = m R ω ω = 2/T = m R 42/T2 Fcp = Fcf   Mm/R2 = m R 42/T2 R = 3√[ T2/2] jari – jari bumi = 6370 R= h M m Fcp Fcf Materi 5 - DASTEL

33 Materi 5 - DASTEL

34 Sistem Komunikasi Satelit
2 bagian penting yaitu space segment (bagian yang berada di angkasa) dan ground segment (biasa disebut stasiun bumi). Materi 5 - DASTEL

35 Prinsip Kerja Satelit Materi 5 - DASTEL

36 Materi 5 - DASTEL

37 Coverage Area Satelit Materi 5 - DASTEL

38 Contoh Stabilisasi Satelit
Materi 5 - DASTEL

39 Materi 5 - DASTEL

40 Materi 5 - DASTEL

41 Propagasi Lewat Ionospere
Ion pada lapisan ionosphere terbentuk karena sorotan sinar matahari Propagasi ionosphere dilakukan dengan pantulan oleh lapirsan ionosphere Ketika matahari terbenam maka ion akan kembali ke atom gas normal. Pada ketinggian diatas 500 km tidak ada lagi gas jadi tidak mungkin ada ionosphere. Propagasi lewat ionosphere tidak stabil dan tidak dipakai lagi. Lapisan jarak dari muka bumi F – 500 km F Km E Km D Km Kepadatan elektron/m3 propagasi melewati ionsopher Mengapa pada lapisan tinggi konsentrasi elektron makin tinggi. Materi 5 - DASTEL

42 Materi 5 - DASTEL

43 Satelit sebagai repeater/ stasiun pengulang
Carrier dari stasiun bumi di pancarkan ke satelit Oleh Satelit carrier tersebut di perkuat Dipancarkan oleh stasiun bumi secara broadcast pada frek MHz Dipancarkan kembali kebumi secara broadcast pada frek 3700 – 4200 Mhz Gelombang yang digunakan adalah gelombang UHF / SHF Materi 5 - DASTEL

44 Constelasi satelit di orbit
Satelit GSO adalah satelit dengan ketinggian km dan terletak Pada bidang khatulistiwa LEO < km MEO – km Satelit juga dapat bertindak sebagai sebuah sentral di angkasa Baik Satelit MEO atau LEO harus menggunakankan lebih dari satu satelit dan pelayanannya bersifat global. Materi 5 - DASTEL

45 Ketinggian Posisi Satelit
Ketinggian (km ) Perioda putar / jam Keterangan LEO LEO LEO LEO LEO MEO MEO GSO Materi 5 - DASTEL

46 Gambar konstelasi satelit.
Materi 5 - DASTEL

47 Materi 5 - DASTEL

48 HAPS ( High Altitude platform system)
- Sekarang ini muncul untuk membuat satelit yang bukan satelit. Tetapi terletak di atmosphere pada ketinggian 20 km disebut HAPS (High Altitude Platform System) - Daerah pelayanannya menjadi terbatas 20 km 200 km Materi 5 - DASTEL

49 JARINGAN AKSES PSTN Akses Tembaga Akses Optik Akses Radio Catatan :
Materi 5 - DASTEL

50 AKSES TEMBAGA Struktur Umum : Catatan : Materi 5 - DASTEL

51 Elemen Jaringan Akses Tembaga :
(1) Sentral Telepon (2) Kabel Primer (3) Rumah Kabel (4) Kabel Sekunder (5) Kotak Pembagi (6) Kabel / Saluran Penanggal (7) Teminal Batas (8) Kabel Rumah (9) Daerah Catuan Langsung (10) MDF (11) Terminal Pelanggan. Catatan : Materi 5 - DASTEL

52 Jaringan Catu Langsung
Pelanggan mendapat catuan dari DP yang terhubung langsung ke MDF tanpa melalui RK Materi 5 - DASTEL

53 Pemakaian Jaringan Catu Langsung
Kota besar dekat sentral Kota kecil yang jumlah pelanggan sedikit Daerah dengan demand terpusat Daerah dengan pelanggan VIP Materi 5 - DASTEL

54 Jaringan Catu Tidak Langsung
Pelanggan mendapat catuan dari DP melalui RK Materi 5 - DASTEL

55 Gambar Fisik Rumah Kabel
Catatan : Materi 5 - DASTEL

56 Gambar Fisik Kotak Pembagi
Catatan : DP kapasitas 10” (10 pasang) DP kapasitas 20” (20 pasang) Materi 5 - DASTEL

57 AKSES OPTIK Struktur Jaringan Berdasarkan Teknologi :
a) Digital Loop Carrier (DLC) b) Passive Optical Network (PON) c) Active Optical Network (AON) No Teknologi Konfigurasi Dasar Tipe Jenis Jasa Keterangan 1 Digital Loop Carrier (DLC) Point to Point DLC konvensional IS-A Banyak digunakan di dunia Next Generation DLC IS-A dan IS-B Relatif baru 2 Passive Optical Network (PON) Point to Multipoint Mulai dioperasikan secara komersial th 74 Pencabangan sinyal optik pasif DS Konfigurasi sama, perangkat berbeda 3 Active Optical Network (AON) Point to multipoint melalui perangkat pencabangan aktif Belum banyak digunakan Catatan : Materi 5 - DASTEL

58 Konfigurasi DLC LE CT RT Keterangan : LE = Local Exchange
CAS, V5.x LE CT RT Keterangan : LE = Local Exchange CT = Central Terminal RT = Remote Terminal Catatan : Materi 5 - DASTEL

59 Konfigurasi PON/AON OLT Catatan : LE Keterangan : LE = Local Exchange
CAS, V5.x ONU OLT PS / AS subscriber ONU LE Keterangan : LE = Local Exchange OLT = Optical Line Terminal ONU = Optical Network Unit PON = Passive Optical Network AON = Active Optical Network PS = Passive Splitter AS = Active Splitter Catatan : FIBER subscriber Materi 5 - DASTEL

60 Struktur Jaringan Berdasarkan Modus Distribusi (Letak TKO) :
Berdasarkan perbedaan letak TKO Titik Konversi sinyal Optik) : Fiber To The Building (FTTB) Fiber To The Zone (FTTZ) Fiber To The Curb (FTTC) Fiber To The Home (FTTH) Catatan : Materi 5 - DASTEL

61 Catatan : Materi 5 - DASTEL

62 Modus Aplikasi FTTB (2) Konfigurasi (3) PON Catatan : 4f
OLT ONU PS 2f LE 4f Konfigurasi (4) PON Catatan : Materi 5 - DASTEL

63 Modus Aplikasi FTTB (3) Catatan : 2f LE 4f Konfigurasi (5) PON
OLT PS ONU 2f 4f path protection LE Konfigurasi (6) PON/SDH ADM 2/4f Catatan : Materi 5 - DASTEL

64 Catatan : Materi 5 - DASTEL

65 Modus Aplikasi FTTZ Catatan : Materi 5 - DASTEL

66 Catatan : Materi 5 - DASTEL

67 Modus Aplikasi FTTC Catatan : OLT ONU PS ONU PS OLT curb LE curb LE
terminal pelanggan curb LE ONU PS OLT 2f terminal pelanggan curb LE Catatan : Materi 5 - DASTEL

68 Modus Aplikasi FTTC Catatan : Materi 5 - DASTEL

69 Modus Aplikasi FTTH OLT ONU PS 2f LE Catatan : Materi 5 - DASTEL

70 Konfigurasi Single Star (P to P)
Jarlokaf yang memiliki satu buah titik star kabel yaitu pada perangkat Jarlokaf di sisi sentral. L E FDF CT1 RT CTn Materi 5 - DASTEL

71 Konfigurasi Multiple Star
Adalah jarlokaf yang memiliki lebih dari satu buah titik star kabel serat optik (P to P dan P to M) FDF L E ONU CT1 RT1 RT2 ONU CT2 PS OLT Materi 5 - DASTEL

72 KONFIGURASI RING KABEL
MEMBENTUK JARINGAN MELINGKAR. UNTUK MENINGKATKAN KEANDALAN JARINGAN. UNTUK PROTEKSI TERHADAP POINT-TO-POINT LINK. Rt1 Rt2 FDF LOCAL EXCHANGE CT ONU ONU CT PS OLT Materi 5 - DASTEL

73 KONFIGURASI RING SDH (1)
MEMBENTUK JARINGAN MELINGKAR. UNTUK MENINGKATKAN KEANDALAN JARINGAN. UNTUK PROTEKSI TERHADAP POINT-TO-POINT LINK. DENGAN RING SDH (ADM) MENGHEMAT KABEL SERAT OPTIK. ONU OLT ONU ADM LE SDH ADM ONU ADM CT RT Materi 5 - DASTEL

74 KONFIGURASI RING SDH (2)
MEMBENTUK JARINGAN MELINGKAR. UNTUK MENINGKATKAN KEANDALAN JARINGAN. UNTUK PROTEKSI TERHADAP POINT-TO-POINT LINK. DENGAN RING SDH (ADM) MENGHEMAT KABEL SERAT OPTIK. ONU ADM LE OLT SDH ADM ONU ADM ONU Materi 5 - DASTEL


Download ppt "JARINGAN AKSES DAN JARINGAN TRANSPORT"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google