Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Sejarah dan Masalah Profesional
2
Tujuan : Menguraikan kontribusi yang telah diberikan oleh para penemu awal pengetesan. Menguraikan sumber informasi tes psikologi. Menjelaskan cara utama pengelompokan tes. Menguraikan kemungkinan penggunaan tes. Menjelaskan dan menguraikan kualifikasi pengguna tes. Menguraikan petunjuk etika dalam menggunakan tes.
3
Pendaftar pada institusi pendidikan, bergabung dalam organisasi militer atau melamar pekerjaan mengikuti satu atau lebih tes psikologi. Materi : tes, kuesioner, persediaan soal tes, skala peringkat, daftar periksa dan tes proyektif. Instrumen seperti ini digunakan secara luas di sekolah, klinik, bisnis dan industri, pelayanan masyarakat dan militer.
4
Instrumen ini digunakan untuk tujuan evaluasi diagnostik, seleksi, penempatan dan promosi.
Organisasi professional mengkhususkan diri pada publikasi dan distribusi instrument tes dan instrument psikometrik lain untuk memeriksa kemampuan, kepribadian, minat dan karakteristik lain individu semua usia dan dalam berbagai keadaan.
5
Ikhtisar Historis Plato dan Aristoteles menulis tentang perbedaan individu mengenai kemampuan dan temperamen hampir 2500 tahun yang lalu. Sejak dulu, BC , sistem ujian untuk menjadi pegawai negeri telah dilaksanakan oleh kerajaan Cina dalam menentukan para pejabat yang layak melaksanakan tugasnya. Sistem ini mengharuskan pejabat diuji setiap 3 tahun untuk mengetahui kecakapan mereka dalam musik, memanah, berkuda, menulis, aritmatika, ritual , upacara umum, dan pribadi terus dilanjutkan oleh para penguasa Cina berikutnya dengan menambahkan hokum sipil, masalah militer, pertanian , penghasilan, geografi, komposisi karangan dan puisi.
6
Sampai abad 16, masyarakat Eropa menjadi lebih progresif dan tidak lagi teoritis; pendapat bahwa orang itu unik dan memiliki watak bawaan (natural gifts) dan harus meningkatkan posisi mereka dalam kehidupan semakin disadari. Pengukuran yang dilakukan oleh orang yang berbeda dan oleh orang yang sama pada kesempatan yang berbeda akan memberikan hasil yang sangat berbeda. Gejala psikologi dapat dideskripsikan dalam istilah kuantitatif dan rasional.
7
Penelitian oleh para psikiatris dan psikolog Perancis mengenai gangguan mental (mental disorder) mempengaruhi perkembangan teknik pemeriksaan dan pengetesan klinis. Lebih lanjut, meningkatnya perhatian yang diberikan pada ujia tertulis di sekolah Amerika Serikat berakibat pada pengembangan ukuran terstandardisasi atas prestasi belajar skolastik. Galton terutama tertarik dengan investigasi genius berdasarkan keturunan dan untuk tujuan itu dan yang lainnya beliau memikirkan sejumlah tes dan prosedur lain untuk mengukur perbedaan individu dalam kemampuan dan temperamen. Dengan menggunakan serangkaian tes cukup sederhana, Galton melakukan pengukuran pada lebih dari orang berumur antara 5-80 tahun. Diantara banyak kontribusi metodologi yang diungkap Galton adalah teknik co-relation yang tetap menjadi teknik popular untuk menganalisis skor tes.
8
Psikolog Perancis, Alred Binet tetaplah psikolog yang menyusun tes mental pertama yang member kontribusi signifikan untuk memprediksi pencapaian skolastik. Alfred Binet dan Theodore Simon diminta untuk mengembangkan prosedur untuk mengidentifikasi anak yang tidak dapat memahami pengajaran di kelas regular di sekolah. Kemampuan untuk menilai, memahami dan menalar.
9
Salah satu perkembangan utama berupa metode inovatif pengembangan tes
Salah satu perkembangan utama berupa metode inovatif pengembangan tes. Terutama, teori respon item (item-response theory = IRT) yang memungkinkan para penyusun tes untuk memahami hubungan antara respon terhadap masing-masing item dan antisipasi terhadap tingkat kesulitan berdasarkan teori tes. Teknologi komputer juga mempermudah pembuatan skor , saran inovatif untuk presentasi, pemeriksaan online dan interpretasi naratif tentang makna skor individu (computer-based test interpretation).
11
Pengelompokan Jenis Tes
Satu cara untuk mengelompokkan tes dengan dikotomi standard versus nonstandard. Tes standard disusun oleh para pembuat tes professional dan dikelola untuk mendapatkan sampel yang mewakili orang dari populasi yang akan diadakan tes. Cara lain mengelompokkan tes meliputi individual versus kelompok. Tes individu seperti Skala Kecerdasan Wechsler bagi anak-anak (Wechsler intellegince scale for children) dibuat untuk satu peserta tes pada waktu yang sama. Tes kelompok seperti Tes Kemampuan Kognitif dapat dibuat secara serempak untuk banyak orang yang diteliti.
12
Dikotomi yang lain adalah speed (kecepatan) versus power (kekuatan) berhubungan dengan batas waktu tes. Tes kecepatan murni terdiri dari item mudah tetapi batas waktu sangat ketat dan hamper tak seorangpun mampu menyelesaikan dalam batas waktu tertentu. Batas waktu pada tes kekuatan cukup besar bagi sebagian peserta tes tetapi terdiri dari item lebih sulit daripada yang ada pada tes kecepatan. Dikotomi berikutnya adalah tes obyektif versus non-obyektif berkaitan dengan metode pemberian skor. Tes obyektif memiliki standard skor pasti dan dapat diberi skor oleh juru tulis. Sebaliknya , pemberian skor untuk tes esai dan jenis khusus tes kepribadian sangat subyektif dan skor berbeda memberikan hasil yang berbeda pula.
13
Tes juga dapat diklasifikasikan menurut jenis materi atau jenis tugas yang disajikan bagi para peserta tes. Bebarapa tes hanya meliputi item verbal atau bahasa (misalnya kosa kata, membaca bacaan) sementara itu tes lain terdiri dari diagram, puzzles atau materi non- verbal atau non-bahasa lainnya. Kualifikasi luas tes lainnya ialah menurut isi atau prosesnya berupa kognitif versus afektif. Tes kognitif (cognitive tes) berusaha menghitung proses atau produk aktifitas mental dan dapat diklasifikasikan sebagai pengukuran prestasi belajar (achievement) dan kecakapan alami (aptitude). Tes prestasi belajar yang menilai pengetahuan beberapa subjek atau jabatan akademisnya memfokuskan pada perilaku masa lalu peserta tes (apa yang telah dipelajari atau dicapainya). Tes kecakapan alami (aptitude test) berfokus pada perilaku masa depan , apa yang dapat dipelajari oleh seseorang dengan mengikuti pelatihan khusus.
14
Tes afektif dirancang untuk menilai minat, sikap, nilai, alas an, gejala, cirri perangai dan kepribadian karakteristik non-kognitif lainnya. Tujuan utama pengetesan psikologi akhir- akhir ini sama dengan tujuan pada abad 20 yaitu untuk mengevaluasi perilaku, kecakapan kognitif, ciri kepribadian dan karakteristik individu dan kelompok lainnya untuk membantu membuat penilaian, prediksi dan keputusan tentang manusia.
15
Secara lebih spesifik, tes digunakan sebagai berikut :
Menyaring para pelamar kerja, program pelatihan dan pendidikan Mengelompokkan dan menempatkan orang- orang ke dalam konteks pendidikan dan pekerjaan. Memberikan konseling dan bimbingan individu untuk tujuan konseling pendidikan , kejuruan dan personal. Mempertahankan atau membubarkan, mempromosikan dan memutar mahasiswa atau karyawan pada program pendidikan dan pelatihan serta situasi kerja.
16
Mendiagnosis dan menentukan perawatan psikologi dan fisik di klinik dan rumah sakit.
Mengevaluasi perubahan kognitif, intrapersonal (dalam diri) dan interpersonal (antar orang) dalam kaitannya dengan program pendidikan, psikoterapik dan program intervensi perilaku lainnya. Menyelenggarakan penelitian mengenai perubahan perilaku sepanjang wkatu dan mengevaluasi efektifitas program atau teknik baru.
17
Selain mendeskripsikan dan menganalisis karakteristik individu, tes dapat digunakan untuk menilai lingkungan psikologis, pergerakan sosial dan peristiwa psikososial lain. Laporan psikologi hanya memberikan sedikit manfaat jika tidak dapat dipahami atau dibaca oleh orang yang berada pada posisi menggunakan informasi untuk membantu membuat keputusan dalam kehidupan dan kesejahteraan pada orang yang diteliti.
19
Kualifikasi Pengguna Tes
Kualifikasi untuk mengelola, member skor dan menginterpretasikan tes bervariasi sampai taraf tertentu berkaitan dengan jenis tes tertentu. Standard kualifikasi lebih keras bagi para pengguna tes individu daripada bagi tes kelompok dan pada tes kecerdasan dan kepribadian dari pada tes prestasi belajar dan kemampuan khusus.
20
Kebijakan kualifikasi pengguna tes tiga level (A, B dan C) diikuti oleh the Psychological Corporation, Americal Guidance System (AGS) dan organisasi komersial tertentu lainnya. AGS mendefinisikan 3 level ini sbb : Level A : Pengguna telah menyelesaikan setidaknya satu kursus mengenai pengukuran, bimbingan atau disiplin terkait yang sesuai atau memiliki pengalaman kerja yang diawasi mengenai pengelolaan dan interpretasi tes.
21
Level B : Pengguna telah lulus dari pelatihan mengenai pengukuran, bimbingan, pemeriksaan psikologi individu atau metode penghargaan khusus yang sesuai dengan tes tertentu. Level C : Pengguna telah lulus dari program pelatiha terkenal mengenai bidang psikologi dalam bidang kursus yang tepat dan pengalaman praktek yang diawasi (supervised practical experience) mengenai pengelolaan dan interpretasi dari instrument pemeriksaan klinis.
22
Penilaian tersebut harus membuat pengguna mengikuti dengan tertib pedoman berikut :
Menjaga keamanan materi pengetesan sebelum dan sesudah pelaksanaan tes. Menghidari pemberian label berbasis individu pada skor tes tunggal. Mengikuti dengan sangat setia hukum hak cipta dan menghidari fotokopi atau juga mereproduksi formulir jawaban, buku tes atau buku petunjuk. Mengurus dan memberikan skor tes dengan tepat sesuai dengan ketentuan dalam buku petunjuk. Mengungkapkan hasil hanya pada orang yang berwenang dan dalam bentuk yang sesuai dengan prinsip interpretasi tes berterima.
23
Sebagaimana dinyatakan dalam formulir, sebelum tes atau prosedur psikometrik lainnya diadakan, peserta tes harus diberitahu sifat dan tujuan pemeriksaan, mengapa dia dites, siapa yang akan mengakses informasi dan bagaimana informasi ini akan digunakan. Selain hak informed consent dan kerahasiaan (confidentiality), label stigmatizing paling sedikit harus diterapkan dalam melaporkan keberadaan gejala psikologi tertentu, gangguan atau kondisi lain. Misalnya secara mental tidak seimbang jelas secara pribagi dan secara social kurang stigmatizing bahwa lemah pikiran, idiot atau pander (moronic) kurang stigmatizing dibandingkan “kepribadian psikopatik”
24
Hak peserta tes : Diberi informasi mengenai hak Anda dan tanggung jawab sebagai peserta tes. Diperlakukan dengan ramah, hormat dan netral, tanpa melihat usia anda, ketidakmampuan, etnik, jender, kebangsaan asli, agama, orientasi seksual atau karakteristik pribadi lain. Dites dengan menggunakan ukuran yang memenuhi standard professional dan tepat, diberi cara dimana hasil tes akan digunakan.
25
Menerima penjelasan lisan atau tertulis sebelum tes mengenai tujuan pengetesan, jenis tes yang digunakan , apakah hasil tes akan diberitahukan pada anda atau pada pihak lain dan rencana penggunaan hasil tes. Jika anda memiliki ketidakmampuan, anda memiliki hak meminta dan menerima informasi mengenai akomodasi pengetesan. Jika anda mengalami kesulitan dalam memahami bahasa dalam tes, anda memiliki hak mengetahui sebelum pengetesan apakan bantuan tersedia bagi anda. Mengetahui sebelum pengetesan kapan tes akan diadakan, jika dan ketika hasil tes akan tersedia bagi anada dan apakah ada biaya untuk layanan tes yang harus anda bayar. Pastikan tes anda dikelola dan hasil tes diinterpretasikan oleh individu terlatih yang mengikuti kode etik professional.
26
Mengetahui apakah tes ini pilihan dan mempelajari konsekuensi mengikuti atau tidak mengikuti tes tersebut, benar-benar menyelsaikan tes atau menunda skor. Anda perlu mengajukan pertanyaan untuk mengetahui konsekuensinya. Menerima penjelasan tertulis atau lisan hasil tes anda dalam waktu layak setelah tes dan dalam istilah yang mudah dipahami. Pastikan hasil tes disimpan secara rahasia sampai tingkat yang diizinkan menurut hukum. Memberikan perhatian mengenai proses pengetesn atau hasil tes anda dan menerima informasi mengenai prosedur yang akan digunakan untuk menunjuk perhatian semacam itu.
27
TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.