Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

DESAIN PEMBELAJARAN ALA DICK AND CARREY

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "DESAIN PEMBELAJARAN ALA DICK AND CARREY"— Transcript presentasi:

1 DESAIN PEMBELAJARAN ALA DICK AND CARREY
Ahmad Nurkhin

2 Komponen dan tahapan model Dick dan Carrey lebih kompleks jika dibandingkan dengan model pembelajaran yang lain seperti Morrison, Ross, dan Kemp (2001). Mereka menyebutkan desain pembelajaran sebagai metode sistematis bukan pendekatan sitematis. Tahapan yang diguanakan yaitu perencanaan, pengembangan, evaluasi, dan management proses. Model ini juga memungkinkan warga belajar menjadi aktif berinteraksi karena menetapkan strategi dan tipe pembelajaran yang berbasis lingkungan. Dengan bentuk pembelajaran yang berbasis lingkungan, yang disesuaikan dengan konteks dan setting lingkungan sekitar atau disebut juga sebagai situational approach oleh Canale dan Swain (1980) memungkinkan pembelajar bahasa (sebagaimana dinyatkan oleh Sadtono, 1987) dapat mengoptimalkan kompetensi komunikatif.

3 10 Langkah Desain Pembelajaran ala Dick and Carrey
Mengidentifikasi tujuan umum pengajaran, Melaksanakan analisis pengajaran, Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa, Merumuskan tujuan performansi, Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan, Mengembangkan strategi pengajaran, Mengembangkan dan memilih material pengajaran, Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif, Merevisi bahan pembelajaran, Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.

4 Gambar Model Dick and Carrey (1985)
2 1 4 5 6 7 8 10 3

5 Secara umum penggunaan Desain Pembelajaran ala Dick and Carrey adalah sebagai berikut;
Model Dick and Carrey terdiri atas 10 langkah dimana setiap langkah sangat jelas maksud dan tujuannya, Kesepuluh langkah tersebut menunjukkan hubungan yang sangat jelas, dan tidak terputus antara langkah yang satu dengan langkah yang lainnya, Langkah awal pada model ini adalah mengidentifikasi tujuan pembelajaran.

6 1. Mengidentifikasi tujuan umum pengajaran
Analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan pembelajaran adalah langkah pertama yang dilakukan untuk menentukan apa yang inginkan setelah warga belajar melaksanakan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat diperoleh dari serangkaian tujuan pembelajaran yang ditemukan dari analisis kebutuhan, dari kesulitan-kesulitan warga belajar dalam praktek pembelajaran, dari analisis yang dilakukan oleh orang-orang yang bekerja dalam bidang, atau beberapa keperluan untuk pembelajaran yang aktual.

7 Dick and Carrey menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran adalah untuk menentukan apa yang dapat dilakukan oleh anak didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Komponen-komponen tujuan menurut Degeng (1989), Uno (1993) adalah audience, behavioral, conditions, dan degree atau yang lebih mudah dikenal dengan sebutan ABCD.

8 2. Melaksanakan analisis pengajaran
Setelah mengidentifikasi tujuan-tujuan pembelajaran, langkah selanjutnya adalah menentukan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Langkah terakhir dalam proses analisis tujuan pembelajaran adalah menentukan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang disebut sebagai entry behavior (perilaku awal/masukan) yang diperlukan oleh warga belajar untuk memulai pembelajaran.

9 Dengan cara analisis pembelajaran ini akan diidentifikasi keterampilan-keterampilan bawahan (subordinate skills). Menganalisis subordinate skills sangat diperlukan, karena apabila keterampilan bawahan yang seharusnya dikuasai tidak diajarkan, maka banyak anak didik tidak akan memiliki latar belakang diperlukan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, pembelajaran menjadi tidak efektif. Cara yang digunakan untuk mengidentifikasi subordinate skills adalah dengan cara memilih keterampilan bawahan yang berhubungan langsung dengan ranah tujuan pembelajaran.

10 3. Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa
Analisis pararel terhadap warga belajar dan konteks dimana mereka belajar, dan konteks apa tempat mereka menggunakan hasil pembelajaran. Keterampilan-keterampilan warga belajar yang ada saat ini, yang lebih disukai, dan sikap-sikap ditentukan berdasarkan karakteristik atau setting pembelajaran dan setting lingkungan tempat keterampilan diterapkan. Aspek-aspek yang diungkap dalam kegiatan ini dapat berupa bakat, motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan berfikir, minat, atau kemampuan awal.

11 4. Merumuskan tujuan performansi
Menurut Dick dan Carrey (1985), tujuan performansi terdiri atas; Tujuan harus menguraikan apa yang akan dikerjakan, atau diperbuat oleh anak didik. Menyebutkan tujuan, memberikan kondisi atau keadaan yang menjadi syarat, yang hadir pada waktu anak didik berbuat, Menyebutkan kriteria yang digunakan untuk menilai unjuk perbuatan anak didik yang dimaksudkan pada tujuan.

12 Gagne, Briggs, dan Mager; fungsi performansi objektif adalah;
Menyediakan suatu sarana dalam kaitannya dengan pembelajaran untuk mencapai tujuan, Menyediakan suatu sarana berdasarkan suatu kondisi belajar yang sesuai, Memberikan arah dalam mengembangkan pengukuran atau penilaian, Membantu anak didik dalam usaha belajarnya.

13 5. Mengembangkan Butir-butir Tes Acuan Patokan
Berdasarkan tujuan pembelajaran yang tertulis, kembangkan produk evaluasi untuk mengukur kemampuan warga belajar melakukan tujuan pembelajaran. Penekanan utama berada pada hubungan prilaku yang tergambar dalam tujuan pembelajaran dengan untuk apa melakukan penilaian. Tes acuan patokan terdiri atas soal-soal yang secara langsung mengukur istilan patokan yang dideskripsikan dalam sautu perangkap tujuan khusus.

14 Manfaat hasil tes acuan patokan
Mendiagnosis dan menempatkannya dalam kurikulum, Menceking hasil belajar dan menemukan kesalahan pengertian, sehingga dapat diberikan pembelajaran remedial sebelum pembelajaran dilanjutkan, Menjadi dokumen kemajuan belajar.

15 Emapat macam tes acuan patokan (Dick and Carrey, 1985)
Test entry behaviour, untuk mengukur keterampilan sebagaimana adanya pada permulaan pembelajaran, Pretes, berguna bagi keperluan tujuan yang telah dirancang sehingga diketahui sejauhmana pengetahuan anak didik terhadap semua keterampilan yang berada di atas batas, yakni keterampilan prasyarat. Tes sisipan, menguji setelah satu atau dua tujuan pembelajaran diajarkan dan menguji kemajuan anak didik, Postest, mencakup seluruh tujuan pembelajaran yang mencerminkan tingkat perolehan belajar

16 6. Mengembangkan strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran meliputi ; kegiatan prapembelajaran (pre-activity), penyajian informasi, praktek dan umpan balik (practice and feedback, pengetesan (testing), dan mengikuti kegiatan selanjutnya. Strategi pembelajaran berdasarkan teori dan hasil penelitian, karakteristik media pembelajaran yang akan digunakan, bahan pembelajaran, dan karakteristik warga belajar yang akan menerima pembelajaran. Prinsip-prinsip inilah yang akan digunakan untuk memilih materi atau mengembangkan strategi pembelajaran yang interaktif.

17 7. Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran
Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran, produk pengembangan ini meliputi petunjuk untuk warga belajar, materi pembelajaran, dan soal-soal. Materi pembelajaran meliputi : petunjuk untuk tutor, modul untuk warga belajar, transparansi OHP, videotapes, format multimedia, dan web untuk pembelajaran jarak jauh. Pengembangan materi pembelajaran tergantung kepada tipe pembelajaran, materi yang relevan, dan sumber belajar yang ada disekitar perancang.

18 Tiga pola untuk merancang atau menyampaikan pembelajaran
Pengajar merancang bahan pembelajaran individual, semua tahap pembelajaran dimasukkan ke dalam bahan, kecuali pratest dan pasca test. Pengajar memilih dan mengubah bahan yang ada agar sesuai dengan strategi pembelajaran, Pengajar tidak memakai bahan, tetapi menyampaikan semua pembelajaran menurut strategi pembelajaran yang telah disusunnya.

19 8. Merancang dan Mengembangkan Evaluasi Formatif
Dalam merancang dan mengembangkan evaluasi formativ yang akan dihasilkan adalah instrumen atau angket penilaian yang akan digunakan untuk mengumpulkan data. Data-data yang akan diperoleh tersebut sebagai pertimbangan dalam merevisi pengembangan pembelajaran ataupun produk bahan ajar. Ada tiga tipe evaluasi formatif : uji perorangan (one-to-one), uji kelompok kecil (small group) dan uji lapangan (field evaluation).

20 9. Merevisi Bahan Pembelajaran
Data yang diperoleh dari evaluasi formativ dikumpulkan dan diinterpretasikan untuk memecahkan kesulitan yang dihadapi warga belajar dalam mencapai tujuan. Bukan hanya untuk ini, singkatnya hasil evaluasi ini digunakan untuk merevisi pembelajaran agar lebih efektif.

21 Dick and Carrey (1985), terdapat dua revisi yang perlu dipertimbangkan, yaitu;
Revisi terhadap isi atau substansi bahan pembelajaran agar lebih cermat sebagai alat belajar, dan Revisi terhadap cara-cara yang dipakai dalam menggunakan bahan pembelajaran.

22 10. Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif
Di antara kesepuluh tahapan desain pembelajaran di atas, tahapan ke-10 (sepuluh) tidak dijalankan. Evaluasi sumative ini berada diluar sistem pembelajaran model Dick & Carey, (2001) sehingga dalam pengembangan ini tidak digunakan.

23 http://www. tek-nologipendidikan. co
Hamzah Uno Perencanaan Pembelajaran. Jakarta; Bumi Aksara. Wina Sanjaya Perencanaan Pembelajaran.


Download ppt "DESAIN PEMBELAJARAN ALA DICK AND CARREY"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google