Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
D3 Kebidanan Kediri, Poltekes Malang
PERILAKU MANUSIA Oleh: KUNTJOJO D3 Kebidanan Kediri, Poltekes Malang 6/3/2018
2
A. KOMPLEKSITAS PERILAKU MANUSIA
6/3/2018 Designed by Kuntjojo
3
Perilaku manusia bersifat kompleks.
Perilaku manusia dapat terjadi karena berbagai sebab dan terarah pada berbagai tujuan. Perilaku manusia tidak terlepas dari keberadaan dirinya sebagai makhluk biologis, makhluk individu, makhluk sosial, makhluk religius, dst. 6/3/2018 Designed by Kuntjojo
4
B. TAKSONOMI PERILAKU MANUSIA
Perilaku manusia merupakan segala sesuatu yang diperbuat atau dikerjakan oleh manusia, yang merupakan kompleks dari gejala-gejala jiwa. Gejala-gejala jiwa manusia : Kognisi Afeksi Konasi 6/3/2018 Designed by Kuntjojo
5
PERHATIAN PENGAMATAN TANGGAPAN IMAJINASI INGATAN PIKIRAN INTUSISI
KOGNISI GEJALA-GEJALA JIWA MANUSIA AFEKSI PERASAAN EMOSI REFLEKS INSTINK OTOMATISME KEMAUAN/MOTIF HASRAT MINAT NAFSU KONASI 6/3/2018 Designed by Kuntjojo
6
1. PERHATIAN Pemusatan tenaga psikis tertuju pada suatu objek.
Banyak sedikitnya perhatian yang menyertai suatu aktivitas P. SPONTAN BAGAIMANA TIMBULNYA P. YG DISENGAJA PERHATIAN P. INTENSIF INTENSITASNYA P. TAK INTENSIF P. KONSENTRAIF LUAS SEMPITNYA OBJEK P. DISTRIBUTIF 6/3/2018 Designed by Kuntjojo
7
HAL-HAL YG DAPAT MENARIK PERHATIAN
HAL-HAL YANG KELUAR DARI KONTEKSNYA OBJEK HAL-HAL YANG DAPAT MENARIK PERHATIAN HAL-HAL YG BER HUBUNGAN DG: KEBUTUHAN KEGEMARAN CITA-CITA PENGALAMAN SUBJEK 6/3/2018 Designed by Kuntjojo
8
2. PENGAMATAN Pengamatan : proses mengenal dunia nyata dng indera
Indera sbg pintu gerbangnya jiwa MANUSIA DUNIA NYATA INDERA 6/3/2018 Designed by Kuntjojo
9
a. PANCA INDERA MATA MELIHAT TELINGA MENDENGAR REALITAS INDERA HIDUNG
MEMBAU LIDAH MENCECAP KULIT MERABA 6/3/2018 Designed by Kuntjojo
10
b. PROSES TERJADINYA PENGAMATAN
FASE FISIS FASE FISIOLOGIS FASE PSIKOLOGIS PERANGSANG DITANGKAP OLEH INDERA PERANGSANG DIBAWA SARAF SENSORIS KE SISTEM SUSUNAN SARAF PUSAT PERANGSANG SAMPAI PADA SARAF PUSAT DAN TERJADI KESADARAN 6/3/2018 Designed by Kuntjojo
11
c. SYARAT TERJADINYA PENGAMATAN
1. Indera dlm keadaan normal. 2. Sistem susunan saraf dlm keadaan normal. 3. Ada objek / perangsang. 4. Ada perhatian thd objek 6/3/2018 Designed by Kuntjojo
12
3. TANGGAPAN Tanggapan : proses menghadirkan kembali gambaran yg telah diperoleh dari pengamatan GAMBARAN/ KESAN-KESAN TANGGAPAN DIHADIRKAN KEMBALI PENGAMATAN TERSIMPAN 6/3/2018 Designed by Kuntjojo
13
4. FANTASI Fantasi : proses menciptakan gambaran-gambaran baru berdasarkan gambaran yg telah ada. Klasifikasi fantasi FANTASI MENCIPTA FANTASI AKTIF FANTASI DISADARI FANTASI TUNTUNAN FANTASI FANTASI PASIF FANTASI TAK DISADARI 6/3/2018 Designed by Kuntjojo
14
1) Fantasi yg tak didasari: fantasi yang terjadinya tanpa disadari oleh ybs. Fantasi semacam ini terjadi pada anak-anak. 2) Fantasi yg disadari: fantasi yg terjadinya disadari oleh ybs. a) Fantasi pasif/lamunan: fantasi yang berlangsungnya tanpa melibatkan penalaran. b) Fantasi aktif: fantasi yang melibatkan pikiran, kemauan, perasaan, dst. (1) Fantasi mencipta: fantasi yg mampu menghasilkan sesuatu yang baru (lukisan, lagu, novel, dst.). (2) Fantasi tuntunan: fantasi yg berlangsungnya dibawah kendali/pengaruh sesuatu (film, lagu, dst). 6/3/2018 Designed by Kuntjojo
15
5. INGATAN Ingatan : proses menerima, menyimpan, dan menimbulkan kembali informasi-informasi atau kesan-kesan. Fungsi Ingatan: menerima, menympan, & menimbulkan kembali kesan-kesan atau informasi-informasi. MENERIMA MENIMBULKAN KEMBALI MENYIMPAN 6/3/2018 Designed by Kuntjojo
16
Fungsi Ingatan Fungsi menerima/penyandian/encoding: fungsi dalam menerima dan memasukkan kesan, informasi ke dalam ingatan. Fungsi penyimpanan: fungsi mempertahankan kesam-kesan, informasi-informasi dalam ingatan. Fungsi menimbulkan kembali: fungsi mengeluarkan apa yang telah diterima dan disimpan. 6/3/2018 Designed by Kuntjojo
17
TIGA SISTEM INGATAN 6/3/2018 Designed by Kuntjojo
18
TIGA SISTEM MEMORI Sensory memory: perangsang atau sensory input (suara, bentuk, tulisan yang bermakna, dst) diterima oleh indera. Ada materi yang kemudian hilang dari sistem ingatan, ada pula yang kemudian ditransfer ke ingatan jangka pendek (short – term memory). Setelah berada di short-term memory, materi ada yang hilang (terlupakan) dan ada pula yang ditransfer ke ingatan jangka panjang (long-term memory). Di long-term memory, ada materi yang hilang (terlupakan) dan ada pula yang dikembalikan ke short-term memory untuk ditimbulkan kembali. 6/3/2018 Designed by Kuntjojo
19
LUPA Definisi lupa: lupa adalah peristiwa tidak dapat ditimbulkannya kembali materi (kesan-kesan, informasi-informasi) yang telah diterima dan disimpan. Penyebab lupa: Menurut teori atropi, lupa terjadi karena materi terlalu lama disimpan sehingga rusak atau hilang dari tempat penyimpanan. Menurut teori interferensi, lupa terjadi karena materi yang disimpan terlalu banyak sehingga pada saat dikeluarkan dari penyimpanan terjadi interferensi atau saling mengganggu. 6/3/2018 Designed by Kuntjojo
20
6. PIKIRAN Pikiran: aktivitas jiwa dalam memecahkan masalah.
MENGANALISIS PEMACAHAN MASALAH BERPIKIR MEMBANDINGKAN KONSEP-2 MENGHUBUNGKAN 6/3/2018 Designed by Kuntjojo
21
Berpikir dilakukan untuk memecahkan masalah.
Kegiatan masalah dilakukan dgn menganalisis, membandingkan, menghubungkan konsep-konsep yang ada dalam lingkup materi yang dipikirkan 6/3/2018 Designed by Kuntjojo
22
TAHAPAN BERPIKIR MENGIDEN- TIFIKASI KONSEP- KONSEP MEMBEN- TUK
INDUKTIF MENGIDEN- TIFIKASI KONSEP- KONSEP MEMBEN- TUK PENDAPAT MENA- RIK KESIM- PULAN DEDUKTIF BERPIKIR ANALOGIS 6/3/2018 Designed by Kuntjojo
23
Kesimpulan induktif: kesimpulan yang ditarik dari hal-hal yang bersifat khusus menjadi pernyataan atau pandangan yang sifatnya lebih umum. Kesimpulan deduktif: kesimpulan yang ditarik dari pendapat yang bersifat umum menjadi pendapat yang bersifat khusus. Kesimpulan analogis: penarikan kesimpulan yang dilakukan berdasarkan objek yang dihadapi dengan objek lain yang sama atau hampir sama. 6/3/2018 Designed by Kuntjojo
24
7. INTUISI / FIRASAT Intuisi / firasat : kemampuan jiwa yang muncul secara tiba-tiba, sulit/tak dapat dijelaskan secara rasional, tak dapat diulangi, dan tak dapat ditiru. 6/3/2018 Designed by Kuntjojo
25
8. AFEKSI Afeksi adalah gejala jiwa yang bersifat subjektif dan dialami dalam kualitas senang atau tidak senang dalam berbagai derajat. Jika afeksi dialami dalam derajat yang lemah atau sedang disebut perasaan sedangkan jika derajatnya kuat atau tinggi disebut sebagai emosi. Ada bermacam-macam afeksi, diantaranya adalah senang, sedih, kecewa, terharu, marah, dst. 6/3/2018 Designed by Kuntjojo
26
PERBEDAAN PERASAAN DENGAN EMOSI
1. Dialami dlm derajat lemah atau sedang; 2. Tidak / jarang disertai gejala Fisik sehingga sulit diketahui Oleh orang lain; 3. Dapat berlangsung dalam Waktu yang lama; 4. Pada saat berlangsung berlang- sung rasio masih tetap ber -fungsi Dialami dlm derajat yg kuat; 2. Selalu disertai dg gejala fisik sehingga dapat diketahui oleh orang lain; 3. Berlangsungnya tidak lama; 4. Pada saat berlangsung rasio menjadi tidak atau kurang berfungsi 6/3/2018 Designed by Kuntjojo
27
KATARSIS EMOSI Katarsis emosi adalah pembersihan enerji psikis yang tertahan akibat emosi ditekan atau ditahan. Katarsis emosi dapat dilakukan dgn : ngobrol (sharing), berteriak, berolahraga, dst. 6/3/2018 Designed by Kuntjojo
28
KONASI REFLEKS INSTINK OTOMATISME KEMAUAN/MOTIF HASRAT MINAT NAFSU
6/3/2018 Designed by Kuntjojo
29
PERILAKU MANUSIA DITINJAU DARI ASALNYA
NATIVE BEHAVIOR : PERILAKU BAWAAN, perilaku yang dimiliki sejak lahir dan bukan merupakan hasil belajar AQUIRED BEHAVIOR : PERILAKU HASIL BELAJAR, perilaku yang diperoleh sebagai hasil belajar. 6/3/2018 Designed by Kuntjojo
30
HUBUNGAN PERILAKU DENGAN LINGKUNGAN
Individu menggunakan lingkungan Individu menentang lingkungan Individu menyesuaikan diri dengan lingkungan : Secara autoplastis Secara alloplastis 6/3/2018 Designed by Kuntjojo
31
MOTIF DAN PERILAKU Pengertian motif.
Motif adalah suatu kekuatan yg ada pada seseorang yang menyebabkan orang tsb melakukan tindakan. Fungsi motif : Sebagai pendorong terjadinya perilaku; Sebagai penentu arah perilaku; Sebagai penyeleksi perilaku. 6/3/2018 Designed by Kuntjojo
32
Usaha membangkitkan motif
Dgn menciptakan situasi kompetitif; Dgn mendekatkan tujuan (pace making); Dgn memperjelas tujuan. Konflik motif Konflik mendekat – mendekat Konflik menjauh – menjauh Konflik mendekat – menjauh Konflik mendekat menjauh ganda 6/3/2018 Designed by Kuntjojo
33
KONFLIK MOTIF - - - + + - - + + + INDIV. INDIV. INDIV. INDIV. 6/3/2018
Designed by Kuntjojo
34
TEORI TENTANG DETERMINAN PERILAKU
1. Teori LAWRENCE GREEN B = f (PF, EF, RF) B : behavior f : function PF : predisposing factors EF : enabling factors RF : reinforcing factors 6/3/2018 Designed by Kuntjojo
35
2. Teori SNEHANDU B. KAR B = f (BI, SS, AL, PA, AS) B : behavior
f : function BI : behavior intention SS : social support AI : accessibiliy of information PA : personal autonomy AS : action situation 6/3/2018 Designed by Kuntjojo
36
B = f (TF, PR, R, C) 3. Teori WHO B : behavior f : function
TF : thought and feeling PR : personal reference R : resource C : culture 6/3/2018 Designed by Kuntjojo
37
TEKNIK-2 MENGUNGKAP PERILAKU MANUSIA
Teknik tes Teknik nontes: Observasi Kuesioner Wawancara Analisis karya biografi 6/3/2018 Designed by Kuntjojo
38
Thanks for your attention
6/3/2018 Designed by Kuntjojo
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.