Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

TEMA-TEMA EKONOMI DALAM TAFSIR TEMATIK

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "TEMA-TEMA EKONOMI DALAM TAFSIR TEMATIK"— Transcript presentasi:

1 TEMA-TEMA EKONOMI DALAM TAFSIR TEMATIK

2 Karakteristik Utama Ekonomi Islam
Ekonomi sebagai suatu usaha mempergunakan sumber-sumber daya secara rasional untuk memenuhi kebutuhan, sesungguhnya melekat pada watak manusia. Tanpa disadari, kehidupan manusia sehari-hari didominasi kegiatan ekonomi. Dalam bahasa Arab, ekonomi sering diterjemahkan dengan Al-Iqtishad, yang berarti hemat, dengan perhitungan, juga mengundang makna rasional dan nilai secara implisit.

3 Sabda Rasulullah Saw. قَالَ رَسُوْلُ اللهِ s: اَلإِقْتِصَادُ فيِ النَّفَقَةِ نِصْفُ الْمَعِيْشَةِ، وَالتَّوَدُّدُ إِلَى النَّاسِ نِصْفُ الْعَقْلِ، وَحُسْنُ السُّؤَالِ نِصْفُ الْعِلْمِ. {رواه الطبراني}. “Rasulullah Saw. bersabda: “Sederhana (hemat) dalam berbelanja adalah setengah dari penghidupan, akrab (cinta) dengan orang-orang banyak adalah separuh dari akal, dan pertanyaan yang baik (tepat) adalah separuh dari ilmu.” (HR. Thabrani).

4 Tiga Karakteristik Ekonomi Islam
Inspirasi dan petunjuknya diambil dari Al-Qur'an dan Sunnah; Perspektif dan pandangan-pandangan ekonominya mempertimbangkan peradaban Islam sebagai sumber; dan Bertujuan untuk menemukan dan menghidupkan kembali nilai-nilai, prioritas dan etika ekonomi komunitas muslim pada periode awal (M. Yasir Nasution, 2002).

5 Perbedaan Ekonomi Islam dengan Ekonomi Konvensional
Perbedaan yang mendasar adalah pada landasan filosofinya dan asumsi-asumsinya tentang manusia; dan Ekonomi Islam dibangun atas empat landasan filosifis yaitu: tauhid, keadilan, (keseimbangan), kebebasan dan pertanggungjawaban. (Adiwarman Karim, 2001). Oleh sebab itu manusia harus mengikuti segala ketentuan Allah SWT dalam segala aktifitasnya, termasuk aktifitas ekonomi. Ketentuan Allah SWT yang harus dipatuhi dalam hal ini tidak hanya bersifat mekanistik dalam alam dan kehidupan sosial, akan tetapi juga bersifat etis dan moral (uluhiyyah).

6 Makna Tauhid Tauhid dalam hal ini berarti bahwa semua yang ada merupakan ciptaan dan milik Allah SWT dan hanya Dia yang mengatur segala sesuatunya, termasuk mekanisme hubungan antarn, perolehan rizki, dan lain sebagainya (rububiyyah); Oleh sebab itu manusia harus mengikuti segala ketentuan Allah SWT dalam segala aktifitasnya, termasuk aktifitas ekonomi. Ketentuan Allah SWT yang harus dipatuhi dalam hal ini tidak hanya bersifat mekanistik dalam alam dan kehidupan sosial, akan tetapi juga bersifat etis dan moral (uluhiyyah).

7 Firman Allah SWT قَالَ اللهُ تَعَالَى: ... فَأَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ وَلاَ تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشْيَاءَهُمْ وَلاَ تُفْسِدُوا فيِ الأَرْضِ بَعْدَ إِصْلاَحِهَا ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ. {الأعراف : 85}. “…Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman." (QS. Al-A'raf: 85).

8 Makna Adil dan Seimbang
Keadilan dan keseimbangan ditegaskan dalam banyak ayat suci Al-Qur'an sebagai dasar kesejahteraan hidup manusia; Oleh sebab itu seluruh kebijakan dan kegiatan ekonomi harus dilandasi paham keadilan dan keseimbangan; Sistem ekonomi haruslah secara intrinsic membawa keadilan dan keseimbangan; dan Dalam ekonomi Islam misalnya, pertumbuhan dan pemerataan merupakan dua dari satu entitas. Pada tingkat teknis, hal ini tampak pada prktek Mudharabah (Lost and profit sharing) dimana pemilik modal dan pekerja ditempatkan pada posisi yang sejajar dan adil.

9 Sabda Rasulullah Saw. قَالَ رَسُوْلُ اللهِ s: إِنَّ اللهَ تَعاَلَى يَقُوْلُ : أَنَا ثَالِثُ الشَّرِيْكَيْنِ مَالَمْ يَخُنْ أَحَدُهُمَا صَاحِبُهُ فَإِذَا خَانَ أَحَدُهُمَا صَاحِبَهُ خَرَجَتُ مِنْ بَيْنِهِمَا. {رواه أبو داود}. “Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT berfirman : “Aku adalah pihak ketiga dari dua orang yang berkongsi (berserikat) selama salah satunya dari keduanya tidak berkhianat kepada yang lainnya. Jika terjadi pengkhianatan, maka Aku akan keluar dari mereka.” (HR. Abu Dawud).

10 Makna Kebebasan dan Pertanggungjawaban
Kebebasan mengandung pengertian bahwa manusia bebas melakukan seluruh aktifitas ekonomi sepanjang tidak ada ketentuan ketentuan Allah yang melarangnya. Ini menunjukkan bahwa inovasi dan kreatifitas dalam ekonomi adalah suatu keharusan. Pertanggungjawaban memiliki arti bahwa manusia sebagai pemegang amanah memikul tanggungjawab atas segala putusannya. Manusia dipandang sebagai makhluk yang mempunyai kebebasan memilih berbagai alternatif yang ada dihadapannya. Pada gilirannya ia harus bertanggungjawab kepada Allah SWT (M. Yasir Nasution, 2002)

11 Sabda Rasulullah Saw. قَالَ رَسُوْلُ اللهِ s: لَنْ تَزُوْلَ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيْمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اِكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيْمَا أَبْلاَهُ.{رواه الترمذى}. “Rasulullah Saw. bersabda: “Seseorang pada hari akhir nanti pasti akan ditanya tentang usianya untuk apa dihabiskan, ilmunya untuk apa dipergunakan, hartanya darimana didapatkan dan untuk apa dipergunakan, dan jasmaninya untuk apa dipergunakan”. (HR. Tirmidzi).

12 Tema-tema Ekonomi Islam
Pertama, Konsep Ekonomi Islam, meliputi: Prinsip-prinsip Mu’amalah; Konsep dan filosofi ekonomi Islam (kebijakan ekonomi yang dilandasi moral); Sejarah pemikiran ekonomi Islam (teori-teori yang dikemukakan oleh Ibn Khaldun, Ibn Taimiyah, Al-Ghazali, etc)  pada masa keemasan; dan Perbandingan dengan ekonomi sosialis dan ekonomi kapitalis

13 Tema-tema Ekonomi Islam
Kedua, Metodologi atau Pendekatan Ekonomi Islam, meliputi: Konsep tentang harta; Konsep tentang halal dan haram; Konsep tentang kepemilikan; Konsep tentang konsumsi, produksi, dan distribusi; Konsep tentang kerja dan usaha; dan Konsep tentang etika bisnis.

14 Tema-tema Ekonomi Islam
Ketiga, Konsep Pasar Dalam Ekonomi Islam, meliputi: Konsep jual-beli; Konsep uang; Peran pemerintah (al-Hisbah)  Market Controller; Strategi dalam mengeleminasi riba; dan Konsep tentang lembaga keuangan (bank, asuransi, bisnis, pegadaian, dsb). Keempat, Konsep tentang non-Pasar dan Sektor Sosial, meliputi: Konsep tentang zakat dfan keuangan publik; Konsep tentang baitul maal; dan Konsep tentang lembaga zakat.

15 Tema-tema Ekonomi Dalam Tafsir Tematik
Dalam penyusunan tafsir tematik, perlu ditempuh beberapa langkah, sebagaimana diungkapkan oleh Prof. Dr. Abdul Hay Al-Famawy (M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, Mizan, 1994: ), yaitu: Menetapkan masalah yang akan dibahas (topik); Menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah tersebut; Menyusun runtutan ayat sesuai dengan masa turunnya, diserta pengetahuan tentang asbab al-nuzul-nya; Memahami korelasi ayat-ayat tersebut dalam surahnya masing-masing; Menyusun pembahasan dalam kerangka yang sempurna (out-line); Melengkapi pembahasan dengan hadits-hadits yang relevan dengan pokok bahasan; dan Mempelajari ayat-ayat tersebut secara keseluruhan dengan jalan menghimpun ayat-ayatnya yang mempunyai pengertian yang sama, atau mengkompromikan antara yang ‘am (umum) dan yang khash (khusus), mutlak dan muqayyad (terikat), atau yang pada lahirnya bertentangan, sehingga kesemuanya bertemu dalam satu muara, tanpa perbedaan atau pemaksaan.

16 Konsep Ekonomi Islam Pertama, Prinsip-prinsip Mu’amalah
الأَصْلُ فيِ الْمُعَامَلاَتِ اَلإِبَاحَةُ إِلاَّ مَا دَلَّ الدَّلِيْلُ عَلَى تَحْرِيْمِهَا. “Hukum pokok dari mu’amalah adalah BOLEH, kecuali ada dalil yang mengharamkannya.” قَالَ رَسُوْلُ اللهِ S: اَلصُّلْحُ جَائِزٌ بَيْنَ الْمُسْلِمِيْنَ إِلاَّ صُلْحًا حَرَّمَ حَلاَلاً أَوْ أَحَلَّ حَرَامًا وَالْمُسْلِمُوْنَ عَلَى شُرُوطِهِمْ إِلاَّ شَرْطًا حَرَّمَ حَلاَلاً أَوْ أَحَلَّ حَرَامًا. {رواه الترمذي}. “Rasulullah Saw. bersabda: “Perjanjian boleh dilakukan diantara kaum muslimin kecuali perjanjian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.” (HR. Tirmidzi).

17 Konsep Ekonomi Islam Kedua, Terkait dengan filosofi ekonomi, meliputi:
Tauhid  QS. Hud: 6 dan QS. Al-Mulk: 15; Keadilan  QS. An-Nahl: 90 dan QS. Al-Hadid: 25; Kebebasan  QS. Al-Jumu’ah: 10; dan Pertanggung jawaban  QS. An-Najm: Ketiga, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Keempat, Perbandingan dengan ekonomi sosialis dan ekonomi kapitalis (QS. 30: 39). Kelima, Dan seterusnya pada konsep-konsep lainnya.

18 Langkah Dalam Bermu’amalah
Pertama, Larangan memakan harta secara bathil (QS. 2: 188, QS. 4: 29); Kedua, Larangan mempermainkan takaran, timbangan, dan kwalitas (QS. 83: 1-4); Ketiga, Larangan jual-beli barang haram, judi, permainan, dan penipuan (QS. 5: 90-91, dan hadits Rasul Saw.);

19 Penutup والله أعلم بالصواب


Download ppt "TEMA-TEMA EKONOMI DALAM TAFSIR TEMATIK"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google