Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Unit 2 FILSAFAT PENDIDIKAN
2
Pengertian Filsafat Pendidikan
Dari awal pendidikan tidak pernah lepas dari filsafat, bahkan menjadi bagian dari filsafat. Filsafat pendidikan adalah filsafat terapan, yaitu cara pandang filsafat yang masuk dan dipakai dalam bidang pendidikan, khususnya menjelaskan tentang apa, mengapa, dan bagaimana pendidikan itu seara mendasar.
3
Kneller (1971): filsafat pendidikan merupakan aplikasi filsafat dalam pendidikan .
Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah-masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan yang dibatasi pengalaman, tetapi masalah-masalah yang lebih luas, lebih dalam, serta lebih kompleks, yang tidak dibatasi pengalaman maupun fakta-fakta pendidikan, dan tidak memungkinkan dapat dijangkau oleh ilmu pendidikan.
4
Filsafat yang sangat mempengaruhi pendidikan adalah Filsafat Etika.
Pendidikan merupakan bidang ilmu, pendidikan lahir dari induknya filsafat. Filsafat diciptakan manusia untuk kepentingan memahami kedudukan manusia, pengembangan manusia, dan peningkatan hidup manusia.
5
Filsafat pendidikan harus mampu memberikan pedoman kepada para pendidik (guru) yang akan mewarnai sikap perilakunya dalam mengelola proses belajar mengajar. Selain itu pemahaman filsafat pendidikan akan menjauhkan mereka dari perbuatan meraba-raba, mencoba-coba tanpa rencana dalam menyelesaikan masalah- masalah pendidikan.
6
Hubungan Filsafat, Filsafat Pendidikan, Ilmu Pendidikan
Filsafat umum negara menjadi sumber segala kegiatan manusia atau mewarnai semua aktivitas warga negara. Filsafat pendidikan tidak boleh bertentangan dengan filsafat. Teori pendidikan ada karena adanya ilmu pendidikan dan filsafat. Ilmu pendidikan memberikan umpan balik kepada filsafat pendidikan dan merevisi konsep-konsepnya.
7
Filsafat Pendidikan = hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai ke akar-akarnya mengenai pendidikan. Apa pendidikan? Apa yang hendak dicapai? Bagaimana cara merealisasikan tujuan-tujuan itu?
8
Hubungan keharusan Berfilsafat berarti mencari nilai-nilai ideal (cita-cita) yang lebih baik, sedangkan pendidikan mengaktualisasikan nilai-nilai ini dalam kehidupan manusia. Pendidikan bertindak mencari arah yang terbaik dengan berbekal teori-teori pendidikan yg diberikan antara lain oleh pemikiran filsafat .
9
Filsafat mengadakan tinjauan yang luas terhadap realita termasuk manusia, yaitu pandangan dunia dan pandangan hidup. Konsep-konsep ini selanjutnya menjadi dasar atau landasan penyusunan tujuan dan metode pendidikan. Sebaliknya pengalaman pendidik dalam realita pendidikan menjadi masukan dan pertimbangan bagi filsafat untuk mengembangkan pemikiran pendidikan.
10
Filsafat memberi dasar-dasar dan nilai- nilai yang sifatnya das Sollen (yang seharusnya).
Praksis pendidikan mengimplementasikan dasar-dasar tersebut, tetapi juga memberi masukan dari realita terhadap pemikiran ideal tentang pendidikan dan manusia. Jadi, ada hubungan timbal balik di antara keduanya.
11
Menurut Prof. Imam Barnadib: Filsafat Pendidikan pada dasarnya merupakan penerapan suatu analisis filosofis terhadap bidang pendidikan. John Dewey: Filsafat merupakan teori umum dari pendidikan, landasan dari semua pemikiran mengenai pendidikan.
12
Filsafat pendidikan di indonesia ialah Filsafat umum atau filsafat negara Indonesia, yaitu Pancasila.
13
Filsafat Pendidikan yang bercorak Indonesia:
Pengertian pendidikan yang jelas, yang satu, dan berlaku secara nasional. Pendidikan memberikan kebebasan penuh kepada individu untuk berkembang. Tujuan pendidikan yaitu pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang diwarnai oleh sila-sila dalam Pancasila. Model pendidikan Indonesia yang tepat.
14
Upaya mewujudkan filsafat pendidikan di Indonesia:
Dibutuhkan pemikiran dan perenungan yang mendalam tentang ilmu dan budaya secara geografis. Teori Pendidikan yang dihasilkan dari Filsafat Pendidikan yang bercorak Indonesia.
15
Masih ingat? UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1, Ayat 1: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.”
16
Ada sejumlah konsep pendidikan yang tumbuh dan berkembang dari dalam negeri sendiri, namun konsep-konsep itu sendiri belum dikaji lebih lanjut melalui penelitian-penelitian pendidikan, yang membuat validitasnya masih diragukan. Konsep-konsep pendidikan yang tumbuh di negeri sendiri hanya dipandang sebagai kebudayaan saja oleh dunia pendidikan internasional.
17
Ditinjau dari segi arah pengembangan, pendidikan di Indonesia masih terdapat perbedaan: sebagian berorientasi pada ilmu pendidikan di Eropa, lainnya berorientasi pada pendidikan di AS. Orientasi yang tidak sama ini lebih meningkatkan kerumitan dalam upaya membentuk ilmu pendidikan di Indonesia beserta filsafat pendidikannya.
18
Indonesia punya cita-cita yang pasti dalam pendidikan yang harus dikejar dan diwujudkan, yaitu manusia Indonesia seutuhnya yang dijiwai oleh sila-sila dalam Pancasila. Ilmu Pendidikan di Indonesia harus menunjukkan ciri khas negara Indonesia yang di dalamnya termasuk nilai-nilai dalam Pancasila.
19
Ada penelitian yang bertalian dengan maksud di atas yang dilakukan oleh Jasin, dkk. (1994) dengan responden para mahasiswa PGSD, S1, S2 dan S3 IKIP Jakarta dan para ahli pendidikan di Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Hasil penelitian: 1. lebih dari separo responden menginginkan penegasan kembali pengertian pendidikan dan pengajaran dari segi filsafat.
20
hampir 50% responden mahasiswa dan dosen berpendapat bahwa ilmu pendidikan kurang dikembangkan, 20% menyatakan pendidikan keguruan kurang fungsional untuk menyiapkan para calon guru. mahasiswa berpendapat ilmu pendidikan adalah ilmu mandiri, sedangkan itu 30% para ahli menyatakan ilmu pendidikan adalah ilmu terapan. semua responden menyatakan kurang mengenal struktur ilmu pendidikan.
21
Dari hasil penelitian tersebut di atas dapat disimpulkan:
Belum jelas pengertian pendidikan dan pengajaran. Ilmu pendidikan kurang dikembangkan. Ilmu pendidikan kurang fungsional untuk menyiapkan para calon guru. Belum jelas apakah ilmu pendidikan merupakan ilmu dasar atau ilmu terapan. Struktur ilmu pendidikan kurang dikenal. Belum jelas apakah guru mendidik dan mengajar atau hanya mengajar saja.
22
Manfaat Belajar Filsafat Pendidikan
Menjadikan mhs lebih kritis dan lebih dapat berpikir reflektif dalam memandang persoalan pendidikan. Memperluas cakrawala berpikir mahasiswa agar lebih arif dalam memahami problem pendidikan. Memecahkan problem-problem dasar kependidikan dengan menggunakan kebebasan intelektual dan tanggungjawab sosial.
23
Kedudukan Filsafat Pendidikan sebagai Fondasi dan Teori Pendidikan
Ilmu pendidikan merupakan ilmu interdisipliner, yaitu bahwa ilmu pendidikan dibangun di atas dasar atau fondasi utama: Filsafat, Psikologi, dan Sosiologi. Jadi, Ilmu Pendidikan hampir pasti mempunyai dasar filosofisnya, disamping dasar psikologis dan sosiologis.
24
Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan
Ruang lingkup (skopa) filsafat pendidikan terbagi dalam tiga bidang:, yaitu bidang ontologi pendidikan, bidang epistemologi pendidikan, dan bidang aksiologi penddikan. Di bidang ontologis, filsafat pendidikan akan mengulas hakikat pendidikan, atau apa itu pendidikan. Di bidang epistemologis, filsafat pendidikan mempersoalkan mengapa dan bagaimananya pendidikan: mngapa pendidikan penting dan bagaimana pelaksanakannya. Di bidang aksiologi, filsafat pendidikan akan mengulas makna keberadaan pendidikan dalam kehidupan.
25
Simpulan: Merumuskan secara tegas sifat hakiki dari pendidikan.
Merumuskan hakikat manusia sebagai subjek dan objek pendidikan. Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, agama, dan kebudayaan. Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, dan teori pendidikan. Merumuskan hubungan antara filsafat negara (ideologi), filsafat pendidikan, dan politik pendidikan (sistem pendidikan). Merumuskan sistem nilai dan norma atau isi moral pendidikan yang menjadi tujuan pendidikan.
26
Ontologi Filsafat Pendidikan
Ontologi filsafat pendidikan berkaitan dengan persoalan mendasar tentang hakikat pendidikan: Apa itu pendidikan? Mengapa pendidikan penting? Mengapa manusia perlu diarahkan dan dibimbing? Kualitas manusia seperti apakah yang hendak dihasilkan oleh pendidikan?
27
Epistemologi Filsafat Pendidikan
Pendidikan adalah sesuatu yang penting karena bertujuan membuat manusia menjadi baik. Tujuan tsb. dicapai dengan dan melalui ilmu pengetahuan. Tanpa pengetahuan manusia tidak mampu menguasai bumi serta tidak dapat menjadi baik dan bermoral.
28
Ilmu pengetahuan memungkinkan munculnya peradaban manusia serta perkembangan peradaban tsb.
Rasio menumbuhkan pohon pengetahuan, namun juga melahirkan dilema yang saling bertentangan, yaitu berkembangnya keteraturan dan kekacauan dalam hidup.
29
Aksiologi Filsafat Pendidikan
Pendidikan ada kalanya merupakan tempat humanisasi dan dehumanisasi dengan cara terselubung, karena proses pembentukan dan pengarahan dilakukan sama untuk semua murid. Harus dipahami tujuan dan fungsi pendidikan bagi hidup manusia yang melandasi mengapa pendidikan dinilai penting dan harus diadakan.
30
Pendidikan sebagai sesuatu yang penting bagi hidup manusia pada akhirnya menjadi tidak sederhana, namun yang membutuhkan pemahaman yang utuh meliputi aspek ontologis, epistemologis, serta aksiologis pendidikan.
31
Secara praksis perlu dirumuskan ulang:
apakah pendidikan itu, bagaimana sifat pendidikan, apakah bersifat sosialisasi, apakah sebagai pengembangan individu, apakah bersifat umum, apakah murid boleh berkembang bebas, apakah diarahkan kepada nilai tertentu, apakah manusia bisa diperbaiki, dan apakah manusia itu unik ? Dsb.
32
Dari segi realisasi tujuan pendidikan:
apakah pendidikan harus berpusat pada murid atau mata pelajaran, apakah kurikulum ditentukan atau bebas dipilih oleh murid, apakah lembaga pendidikan itu tetap atau bisa berubah, apakah proses pendidikan berbaur dengan masyarakat yang selalu berubah, bagaimana sebaiknya sifat pendidikan itu, otoriter atau demokratis ? Dsb.
33
Peran Filsafat Pendidikan
Filsafat pendidikan menjadi ruang inspirasi bagi para pendidik dalam melaksanakan pendidikan. Peran analisis, memeriksa secara teliti bagian-bagian pendidikan sehingga jelas dasar filsafatnya dan tidak tumpang tindih sesuai dengan nilai-nilai yang diharapkan. (Dhi., Francis Bacon menggunakan logik induktif untuk menemukan konsep- konsep pendidikan yang andal.)
34
Filsafat pendidikan memiliki makna preskriptif, yaitu memberi arahan kepada pendidik tentang hal ihwal pendidikan. (Dhi., John Herbart mengatakan bahwa guru harus memiliki informasi yang benar tentang tujuan pendidikan dan proses belajar yang dikerjakannya.) Peran investigatif, untuk mengkaji kebenaran suatu teori pendidikan.
35
Filsafat Pendidikan Socrates
Socrates adalah filsuf besar kuno (470 SM), filsafat dan metodenya memberi pengaruh yang besar pada pendidikan Barat. Prinsip dasar pendidikan menurut Socrates adalah metode dialektis, untuk melatih siswa berpikir secara kritis. Tujuan pendidikannya adalah mengembangkan penalaran dan disiplin mental.
36
Jawaban terbaik atas pertanyaan moral adalah dari Tuhan, cinta pada sesama manusia, keadilan, keberanian, pengetahuan tentang kebaikan dan kejahatan, menghargai kebenaran, kerendahan hati, toleransi, kejujuran, dan segala kebajikan lama.
37
Socrates yakin bahwa manusia mampu berpikir untuk menertibkan, meningkatkan, dan mengubah dirinya terhadap kebenaran. Dalam bidang pendidikan Socrates menciptakan cara berpikir induktif, yaitu membuat generalisasi dari hal-hal yang khusus.
38
Filsafat Pendidikan Plato
Plato (460 SM) adalah murid Secrates. Ia mengembangkan filsafat Socrates ke dalam filsafatnya sendiri. Ia mendidikan sebuah akademi sebagai pusat studi. Pendirian kampus dari hasil pengumpulan uang teman-teman Plato. Bagi Plato, pendidikan suatu bangsa harus ditujukan pada kepentingan negara maupun perorangan.
39
Bagi negara, pendidikan bertujuan untuk mendidik warga negara untuk menjalankan perannya dalam masyarakat. Bagi perorangan, pendidikan harus memberikan kesempatan untuk mengembangkan pribadinya. Pendidikan adalah sarana bagi tindakan pembebasan dan pembaharuan dari belenggu ketidaktahuan dan ketidakbenaran.
40
Bagi Plato, pendidikan harus direncanakan dengan baik agar mencapai sasaran yang diinginkan dengan dorongan dari pemerintah. Plato membuat tiga tahapan berdasarkan usia dalam pendidikan: pertama, tahapan remaja samap 20 tahun; kedua dari usia tahun; ketiga dari 31 samai 40 tahun. (Apa yang terlewatkan?)
41
Filsafat Pendidikan Aristoteles
“Saya mencibtai Plato, tetapi saya lebh mencintai kebenaran.” (Aristoteles) Aristoteles (400 SM)adalah murid Plato, seorang cendekiawan terkemuka. Ia mengembangkan Logika, Metafisika, Politik, Etika, Biologi, dan Psikologi. Bagi Aristoteles, pendidikan dasar adalah penting untuk menanamkan aturan-aturan moral.
42
Pendidikan bukan masalah akali semata, tetapi juga memerlukan dukungan perasaan yang lebih tinggi untuk mencapai kebahagiaan hidup. Pendidikan adalah pengumpulan fakta secara induktif, pencarian kebenaran secara objektif sebagai dasar ilmu pengetahuan.
43
Aristoteles setuju dengan Plato tentang nilai-nilai dalam matematika, fisika, astronomi, dan filsafat. Kedisiplinan merupakan hal penting dalam mengajar orang-orang muda agar patuh terhadap perintah dan mampu mengendalikan hati dan perasaan.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.