Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

IV. KESESATAN PIKIR Zainul Maarif, Lc., M.Hum..

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "IV. KESESATAN PIKIR Zainul Maarif, Lc., M.Hum.."— Transcript presentasi:

1 IV. KESESATAN PIKIR Zainul Maarif, Lc., M.Hum.

2 Jenis-Jenis Kesesatan
Kesesatan Pikir = Fallacy Jenis kesesatan pikir cukup banyak. Sederhananya ada dua: Kesesatan formal dan kesesatan material. KESESATAN FORMAL: karena bentuk penalaran tidak sahih dan/atau melanggar hukum-hukum silogisme. (Lih. Silogisme) KESESATAN MATERIAL: karena isi penataran tidak benar baik disebabkan faktor bahasa (kesesatan bahasa) maupun faktor ketiadaan hubungan logis antara premis dan kesimpulan (kesesatan relevansi).

3 Urgensi Pengetahuan tentang Sesat Pikir
Araftu asy-syarra la li asy-syari bal li tawaqihi.

4 Kesesatan Bahasa K. AKSENTUASI: karena kekeliruan penekanan suku kata. Contoh: Semua apel termasuk jenis buah. Setiap Senin pagi sekolah kami mengadakan apel. Jadi, setiap Senin pagi sekolah kami mengadakan buah. K. EKUIVOKASI: karena pergantian arti dari satu term yang sama. Contoh: Bulan selalu beredar mengelilingi matahari. Desember adalah bulan. Jadi, Desember selalu beredar mengelilingi matahari. K. AMFIBOLI: karena ketidakjelasan peletakan term dalam suatu kontek sehingga memunculkan percabangan arti (ambigu). Contoh: Kalau Croesus melawan Cyrus, sebuah tentara besar akan dihancurkan. K. METAFORIS: karena pencampuradukan arti sebenarnya dengan arti kiasan dari suatu kata. Contoh: kepala negara itu ibarat kepala manusia. Sebagaimana kepala manusia, bila dipenggal, maka akan matilah manusia, demikian pula apabila kepala negara dibunuh, maka akan hancurlah negara.

5 Kesesatan Relevansi Argumentum ad hominem
Argumentum ad verucundiam (argumentum auctoritatis) Argumentum ad populum Argumentum ad baculum Argumentum ad misericordiam Argumentum ad ignorantiam Ignoratio elenchi (non sequitur) Petitio principii (circulus vitiosus) Kesesatan non causa pro causa (post hoc ergo propter hoc) Kesesatan aksidensi Kesesatan karena generalisasi tergesa-gesa. Kesesatan karena komposisi dan divisi. Kesesatan karena pertanyaan yang komplek.

6 Kesesatan Relevansi 1-3 ARGUMENTUM AD HOMINEM: menerima/menolak suatu gagasan berdasarkan pribadi orang yang menyampaikannya disenangi/dibenci, bukan karena nilai penalarannya. ARGUMENTUN AD VERUCUNDIAM (ARGUMENTUM AUCTORITATIS): menerima/menolak suatu gagasan berdasarkan keahlian atau kewibawaan orang yang menyampaikannya, bukan karena nilai penalarannya. ARGUMENTUM AD POPULUM: penalaran untuk merebut simpati massa demi tercapainya tujuan. Contoh: Partai Hanura memperjuangkan hati nurani rakyat. Siapa pun yang tidak memilih dan tidak mendukung Hanura, tidak punya hati nurani.

7 Kesesatan Relevansi 4-6 ARGUMENTUM AD BACULUM: tuntutan bersifat memaksa untuk dipenuhi tanpa mengindahkan kesahihan ataupun kebenaran premis dan kesimpulannya. ARGUMENTUM AD MISERICORDIAM: permohonan belas kasihan yang tidak mengindahkan kesahihan ataupun kebenaran premis dan kesimpulannya. ARGUMENTUM AD IGNORANTIAM: menyimpulan sesuatu sebagai benar karena negasinya tidak terbukti salah; menyimpulkan sesuatu salah karena negasinya tidak terbukti benar. Contoh: mahluk luar angkasa tidak ada (kesimpulan), karena saya belum melihatnya (premis).

8 Kesesatan Relevansi 7-9 IGNORATIO ELENCHI (NON-SEQUITUR): penalaran berdasarkan prasangka/kepercayaan/perasaan yang kesimpulannya tidak relevan dengan premisnya. Contoh: Rumah itu terbakar karena nomornya 13. Imelda anak bungsu, pasti manja. PETITIO PRINCIPII (CIRCULUS VITIOSUS): kesimpulan dijadikan premis, premis dijadikan kesimpulan. Contoh: Ayat-ayat Alquran adalah perkataan ilahi dan pasti benar, karena Alquran mengatakan demikian. KESESATAN NON CAUSA PRO CAUSA (POST HOC ERGO PROPTER HOC): menganggap hal-hal berurutan berhubungan sebab akibat. Contoh: membuang surat lalu sakit, kemudian disimpulakan sebagai sebab akibat.

9 Kesesatan Relevansi 10-13 Kesesatan aksidensi: memaksakan penerapan aturan umum ke situasi kebetulan. Contoh: memberi nasi kepada penderita diabetes dengan keyakinan bahwa setiap orang harus makan karbohidrat sesuai 4 sehat 5 sempurna. Kesesatan karena generalisasi tergesa-gesa: menarik kesimpulan dari induksi dengan sampel yang kurang atau tidak memadahi. Contoh: para pejabat pemerinahan menjadi kaya karena korupsi. Kesesatan karena komposisi dan divisi: Komposisi: yang berlaku bagi satu atau beberapa individu berlaku bagi semua kelompok sebagai kesatuan. Contoh: ada seorang polisi meminta uang sogokan. Divisi: yang berlaku bagi keseluruhan kelompok sebagai kesatuan berlaku bagi satu atau beberapa individu di dalam kelompok itu. Contoh: Bangsa Indonesia ramah. Kesesatan karena pertanyaan yang komplek: menjawab pertanyaan yang tampaknya berbentuk tunggal padahal berhubungan dengan pertanyaan lain. Contoh: apakah Anda sudah berhenti berjudi?


Download ppt "IV. KESESATAN PIKIR Zainul Maarif, Lc., M.Hum.."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google