Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Asal Kata (Yunani): Meteorologi:
meteoros : benda yang ada di dalam udara logos : ilmu atau kajian Definisi : Ilmu yang mempelajari proses fisis dan gejala cuaca yang terjadi di dalam atmosfer terutama pada lapisan bawah, yaitu Troposfer (Bayong, 1999: 3), Ilmu yang mempelajari atmosfer yang menyangkut keadaan fisis dan dinamisnya serta interaksinya dengan permukaan bumi di bawahnya (Susilo, 1996: 8a).
2
Klimatologi: - klima : kemiringan (slope) khayal bumi yang mengarah pada pengertian tempat ≈ letak garis lintang, - logos : ilmu atau kajian Definisi : Ilmu yang mempelajari iklim, yaitu melukiskan atau menguraikan dan menerangkan hakekat iklim, distribusinya terhadap ruang serta variasinya terhadap waktu, hubungannya dengan berbagai unsur lain dari lingkungan alam dan aktivitas manusia (Susilo, 1996: 105). Ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim, mengapa iklim diberbagai tempat di bumi berbeda, dan bagaimana kaitan antara iklim dengan aktivitas manusia (Bayong, 1999: 3). Ilmu yang mempelajari jenis iklim di muka bumi dan faktor penyebabnya (Bayong, 1999: 3).
3
Perbedaan Meteorologi dengan Klimatologi
Meteorologi menelaah tentang proses atau gejala fisika yang berlangsung secara dinamis pada lapisan atmosfer bumi, dengan menekankan pada perubahan-perubahan kondisi atmosfer yang terjadi dalam waktu singkat, seperti: fluktuasi harian unsur-unsur iklim, sedang Klimatologi menelaah tentang karakteristik iklim antar wilayah, dengan menekankan pada aras rata-rata dari unsur-unsur iklim yang menjadi ciri dari suatu wilayah, sehingga dapat digunakan sebagai penduga keadaan suhu, kelembaban udara, intensitas cahaya, curah hujan dan angin pada suatu wilayah pada waktu tertentu (Benyamin, 2002: 3).
4
Pengertian Cuaca dan Iklim
Cuaca adalah keadaan fisis atmosfer pada suatu tempat, pada suatu saat. Keadaan fisis atmosfer ini dinyatakan dengan hasil pengukuran atau pengamatan berbagai unsur cuaca (Susilo, 1996: 104). Unsur Cuaca: - suhu, - curah hujan, - tekanan udara, - kelembaban udara, - arah dan kecepatan angin, - perawanan, dan - penyinaran matahari serta yang lainnya (Susilo, 1996: 104) Iklim adalah keadaan yang mencirikan atmosfer (yaitu hasil pengukuran atau pengamatan berbagai unsur cuaca) pada suatu daerah dalam jangka waktu yang cukup lama, yaitu ± 30 tahun. Jangka waktu tersebut dianggap cukup lama untuk meratakan fluktuasi skala kecil (Susilo, 1996: 104).
5
Cakupan Klimatologi Berdasarkan pokok bahasannya, meliputi:
Klimatologi Regional, mengungkapkan iklim di berbagai daerah di muka bumi, Klimatologi Sinoptik, mempelajari iklim dari suatu daerah dengan mengkaitkannya dengan pola sirkulasi atmosfer, Klimatologi Fisis, melibatkan penelitian perilaku berbagai unsur cuaca dan berbagai proses di dalam atmosfer dengan menggunakan prinsip-prinsip fisika, Klimatologi Dinamis, mempelajari gerakan atmosfer pada berbagai skala, khususnya sirkulasi umum atmosfer, Klimatologi Terapan, melakukan penerapan pengetahuan dan prinsip klimatologi pada pemecahan masalah praktis untuk kepentingan kesejahteraan manusia, Klimatologi Historis, mempelajari perkembangan iklim sepanjang periode sejarah.
6
Berdasarkan skala dan ukuran, meliputi:
Makroklimatologi, mempelajari iklim pada daerah yang luas dengan ukuran horisontal hingga ukuran global Mesoklimatologi, daerah iklim yang dipelajarinya nisbi kecil dengan luas ukuran horisontal/daerah antara 10 dan 100 km, misalnya klimatologi kota, dan Mikroklimatologi, mempelajari iklim di dekat permukaan tanah dengan ukuran horisontal nisbi sangat kecil, yaitu kurang dari 100 meter.
7
Pendekatan klimatologi
Pendekatan Tradisional adalah mensintesiskan hasil pengamatan yang bertahun-tahun dari berbagai unsur iklim dan menganalisinya untuk mendapatkan gambaran mengenai berbagai proses yang menyebabkan terjadinya iklim Pendekatan Modern adalah pendekatan yang mendasarkan pada hasil pengamatan menggunakan teknologi canggih, seperti satelit. Satelit dapat mengamati unsur iklim di atas permukaan atau dalam arah vertikal (pengamatan secara tiga dimensi), sehingga memungkinkan iklim bumi dipandang sebagai satu kesatuan global yang melibatkan seluruh sistem iklim.
8
KLASIFIKASI IKLIM Faktor Iklim Bumi
Karakteristik iklim pada permukaan bumi berbeda antara tempat satu dengan lainnya, sehingga pembagian wilayah iklim dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: Posisi relatif terhadap garis edar matahari (posisi lintang) Berdasarkan Hukum Lambert diketahui bahwa kerapatan aliran energi cahaya yang diterima per satuan luas permukaan akan mencapai maksimal jika berkas cahaya jatuh tegak lurus terhadap permukaan. Oleh karena bumi berbentuk bulat, maka pada daerah sekitar garis ekuator akan menerima energi cahaya matahari yang lebih tinggi dibandingkan daerah pada lintang tinggi di BBU dan BBS. Sumbu perputaran bumi selama peredarannya akan bergerak ke kiri dan kanan membentuk sudut maksimum sebesar 23,5o dari posisi tegak lurusnya, sehingga garis edar matahari setiap tahunnya secara teratur akan bergerak dari Garis Ekuator pada tanggal 21 Maret menuju utara sampai pada Garis Lintang 23o27’LU (Tropic of Cancer) pada tanggal 21 Juni, setelah itu kembali ke garis ekuator pada tanggal 23 September dan terus ke selatan sampai pada garis lintang 23o27’LS (Tropic of Capricorn) pada tanggal 22 Desember.
9
Saat matahari berada di Tropic of Cancer sebagian wilayah kutub selatan akan selalu gelap, dengan batas wilayah gelap dan terang terletak pada lintang 66o33’LS (lingkaran Antartika), sedang saat matahari berada di Tropic of Capricorn sebagian wilayah kutub utara akan selalu gelap, dengan batas wilayah gelap dan terang terletak pada lintang 66o33’LU (lingkaran Artika)
11
Potensi Lama Penyinaran Matahari Terpanjang
Radiasi matahari kumulatif tahunan yang diterima di daerah tropis akan lebih tinggi dibandingkan pada lintang tinggi, sehingga suhu permukaannya juga relatif lebih tinggi. Panjang hari (lama penyinaran matahari) di daerah tropis relatif konstan sepanjang tahun, yaitu 12 jam, sedang di daerah kutub panjang hari akan berfluktuasi semakin besar, yaitu mencapai maksimum 24 jam saat musim panas dan minimum 0 jam saat musim dingin Potensi Lama Penyinaran Matahari Terpanjang Lintang 0o 17o 41o 49o 63o 66o30’ 67o 21’ 90o Siang hari (jam) 12 13 15 16 20 24 1 bulan 6 bulan
12
Keberadaan lautan atau permukaan air lainnya.
Peningkatan suhu air (lautan) berlangsung lebih lambat, tetapi air dapat menyimpan panas lebih lama dibandingkan dengan daratan. Hal ini, karena air mempunyai panas spesifik lebih tinggi daripada daratan. Panas spesifik adalah jumlah energi yang dibutuhkan untuk meningkatan suhu sebesar 1oC pada air seberat 1 gram. Oleh karena itu, iklim di wilayah kepulauan atau dekat pantai akan lebih sejuk untuk daerah tropis dan lebih hangat untuk wilayah lintang di utara Tropic of Cancer (bagian utara pantai barat Amerika Serikat dan Canada) atau di selatan Tropic of Capricorn (misal: kepulauan Selandia Baru). Pola arah angin Pola arah angin dapat mempengaruhi iklim, karena merupakan faktor penting dalam pendistribusian uap air/kelembaban udara dan panas (langsung dibawa angin atau tidak langsung melalui arus laut) di permukaan bumi
13
Bentuk permukaan daratan bumi.
Rupa permukaan daratan (geomorfologi) dan ketinggian tempat (altitude) akan mempengaruhi iklim. Pegunungan dapat berperan sebagai penghalang fisik pergerakan angin, yang menyebabkan udara dipaksa naik, sehingga udara akan mengembang dan suhunya menurun secara adiabatik, dan jika udaranya mengandung uap air maka akan terbentuk awan dan mengalami kondensasi. Suhu udara rata-rata pada tempat yang tinggi akan mempunyai suhu udara lebih rendah dibandingkan dataran rendah, hal ini karena udara pada tempat yang tinggi bersifat lebih renggang, sehingga kurang mampu menyimpan panas dibandingkan udara pada dataran rendah yang bersifat rapat.
14
Kerapatan dan jenis vegetasi
Penyebaran berbagai spesies vegetasi akan dibatasi oleh kondisi iklim dan tanah serta daya adaptasi dari masing-masing spesies vegetasi. Hubungan antara vegetasi dan iklim merupakan hubungan saling pengaruh, karena selain iklim dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan vegetasi, keberadaan vegetasi dapat mempengaruhi iklim di sekitarnya. Semakin rapat dan luasnya daerah yang ditumbuhi vegetasi, akan semakin nyata pengaruhnya terhadap iklim. Peran vegetasi mempunyai kemiripan dengan bentangan air, karena vegetasi mengandung banyak air dan menyumbang uap air yang sangat banyak ke atmosfer melalui proses transpirasi. Kerapatan dan jenis vegetasi
15
Perkembangan Sistem Klasifikasi Iklim
Orang Yunani Kuno mengetahui bahwa terdapat hubungan antara suhu dengan garis lintang (latitude) dan membagi belahan bumi utara dan selatan menjadi 3 zona iklim, yaitu: zona panas/tropika (torrid) merupakan daerah yang temperaturnya terus menerus tinggi dan tidak ada musim dingin, zona sedang (temperate) merupakan daerah dengan musim yang berbeda tegas, yaitu musim panas/hangat dan musim dingin/sejuk, dan zona dingin/kutub (frigid) merupakan daerah yang mempunyai temperatur rendah sepanjang tahun dan tidak ada musim panas,
16
iklim tropika basah (rainy tropical climate),
Wladimir Koeppen (1846 – 1940) seorang ahli klimatologi jerman membagi lima (5) tipe iklim, yaitu: iklim tropika basah (rainy tropical climate), iklim kering (dry climate), iklim hujan suhu sedang (warm temperature rainy climate), iklim hutan bersalju dingin (cold snowy forest climate), iklim kutub (polar climate).
17
Klages (1942) berdasarkan temperatur membagi permukaan bumi menjadi 5 daerah, yaitu:
Daerah tropika : rata-rata temperatur setahun lebih besar dari 20oC, Daerah subtropika : 4 – 11 bulan mempunyai temperatur lebih besar dari 20oC, Daerah sedang : 4 – 12 bulan mempunyai temperatur antara 10o - 12oC, Daerah dingin : 1 – 4 bulan temperaturnya 10o - 20oC, sedang lainnya kurang dari 10oC, Daerah kutub : temperatur rata-rata -1oC dengan tanpa bulan yang temperaturnya lebih besar daripada 10oC.
18
Dasar Klasifikasi Iklim
unsur iklim yang menunjukkan pola keragaman yang jelas, yang sering dipakai adalah suhu dan curah hujan, klasifikasi iklim umumnya sangat spesifik, yaitu didasarkan atas tujuan penggunaannya, misal: bidang pertanian, penerbangan dan kelautan, berdasarkan luas wilayah sasaran, iklim dapat dipilah menjadi iklim makro, iklim meso dan iklim mikro.
19
Klasifikasi Iklim Global
Zona iklim di bumi dibedakan menjadi 15 zona iklim utama, dengan masing-masing zona mempunyai karakteristik iklim yang khas, yang didasarkan pada: kondisi suhu udara, curah hujan, dan fotoperiodisitas
20
15 Zona Iklim Utama Iklim Kutub (polar icecap climate)
zona ini meliputi bagian internal Pulau Greenland dan sebagian besar wilayah Benua Antartika (kutub selatan), yang sepanjang tahun tertutup oleh lapisan es atau salju, dengan suhu hampir selalu di bawah titik beku (<0o celcius) yang relatif konstan sepanjang tahun, dan total presipitasi tahunan antara 125 – 250 mm dalam bentuk kristal es/salju. Pada zona ini musimnya dibedakan menjadi musim gelap dan musim terang yang masing-masing berlangsung selama 6 bulan dan tidak dijumpai vegetasi yang dapat tumbuh.
21
Iklim Subkutub (subpolar climate)
zona ini dekat wilayah kutub utara dan selatan, yang meliputi wilayah bagian pantai sebelah utara Benua Amerika, Eropa dan Asia serta sebagian kecil wilayah pantai Benua Antartika. Musim dingin (winter) berlangsung lama dan sangat dingin, dengan suhu pada musim panas jarang melebihi 10oC dan total presipitasi tahunan <380 mm. Vegetasi yang dominan adalah jenis tundra yang meliputi rerumputan, lumut (mosses dan lichens) dan sedikit pohon-pohon kecil
22
Iklim Subarktika (subarctic climate)
dinamai subarktika karena daerahnya (wilayah interior sebelah utara Benua Amerika, Asia dan Eropa) terletak dekat lingkaran kutub utara, sehingga musim dingin berlangsung lama dan sangat dingin dengan suhu sampai - 46oC, sedang musim panas berlangsung singkat dengan suhu mencapai 32oC. Total presipitasi tahunan antara 250 – 500 mm dan zona ini ditumbuhi oleh hutan berdaun jarum yang disebut taiga
23
Iklim Kontinen Lembab dengan Musim Panas Singkat (humid continental short summer climate)
zona iklim ini meliputi wilayah bagian tenggara Kanada, Barat daya Uni Soviet (daerah sekitar Lithuania) dan tenggara Semenanjung Skandinavia, yang tergolong lembab karena cukup tersedia air untuk budidaya pertanian. Musim panasnya singkat dan tidak terlalu panas/sejuk dan suhu udara pada musim dingin sangat rendah, sedang presipitasi berkisar 380 – 1000 mm/tahun. Zona ini ditumbuhi oleh campuran hutan berdaun jarum (conifers) dan berdaun lebar
24
Iklim Kontinen Lembab dengan Musim Panas Panjang (humid continental long summer climate)
zona ini meliputi wilayah tengah utara Amerika Serikat dan daerah bagian utara Semenanjung Korea dan sekitarnya, dengan musim panas cukup panas dan musim dingin sangat dingin, serta presipitasi antara 380 – 1100 mm/tahun yang sebagaian besar berlangsung selama musim panas. Vegetasi alaminya adalah prairi atau padang rumput stepa dan pada bagian yang lebih lembab ditumbuhi hutan berdaun lebar
25
Iklim Pantai Barat (marine west coast climate)
zona ini terletak di wilayah pantai yang sangat dipengaruhi oleh angin laut, sehingga pada musim dingin relatif lebih hangat dan pada musim panas relatif sejuk, wilayahnya adalah pantai barat Canada, pantai barat bagian utara Amerika Serikat, Kepulauan Inggris, pantai barat Chili, Selandia Baru, pantai barat Semenanjung Skandinavia dan utara Eropa. Total presipitasi antara 500 – 2000 mm/tahun dan umumnya terjadi pada saat musim dingin. Vegetasi alami berupa hutan campuran atau padang rumput yang subur
26
Iklim Subtropika Lembab (humid subtropical climate)
zona ini terletak di utara Tropic of Cancer meliputi wilayah tenggara Amerika Serikat, tenggara Cina, timur Australia dan sebagian besar Argentina,
27
Iklim Subtropika dengan Musim Panas yang Kering (dry summer subtropical climate)
disebut Iklim Laut Tengah (mediterranean climate), zona ini dicirikan oleh musim panas yang kering dengan suhu tinggi serta musim dingin yang sejuk, dengan presipitasi antara 380 – 900mm/tahun yang sebagian besar jatuh pada musim dingin. Zona ini meliputi wilayah pantai di sekitar Laut Tengah (Mediterranean) dan bagian selatan pantai barat Amerika Serikat (California Selatan), yang jarang dijumpai hutan (hanya berupa semak dan perdu) karena musim kering yang panjang
28
Iklim Lintang Pertengan Agak Kering (semiarid midlatitude climate)
zona ini terletak pada daerah lintang pertengahan (40o – 50oLU), yaitu meliputi wilayah bagian tengah Amerika Serikat, selatan Rusia dan tenggara Eropa, yang vegetasi alaminya berupa rumput pendek dan semak kecil. Zona ini umumnya sejuk dengan paling sedikit terjadi 1 bulan dengan suhu rata-rata di bawah 0oC dan iklimnya kering, dengan total presipitasi tahunan kurang dari 500 mm
29
Iklim Lintang Pertengahan Kering (arid mid latitude climate)
zona ini meliputi wilayah gurun di bagian interior Benua Asia (Gurun Gobi), dengan suhu pada umumnya sejuk dengan paling sedikit terjadi 1 bulan dengan suhu rata-rata di bawah 0oC tetapi presipitasi lebih rendah. Vegetasi alami berupa semak yang bertebaran dan tidak menutupi permukaan tanah secara menyeluruh
30
Iklim Lintang Rendah Agak Kering (semiarid low latitude climate)
zona ini udaranya bersifat panas dan kering sepanjang tahun, dengan presipitasi antara 250 – 500 mm/tahun dan bervegetasi alami berupa padang rumput dengan beberapa rumpun semak yang bertebaran di beberapa tempat. Zona ini umumnya berada di tepi gurun yang luas dan merupakan daerah transisi antara gurun dengan zona iklim di sekitarnya, seperti: di sekeliling Gurun Sahara di Afrika Utara dan sekeliling gurun di bagian tengah Benua Australia, serta di wilayah Amerika Serikat dengan Meksiko, Selatan Argentina, tengah-selatan Afrika dan Iran
31
Iklim Lintang Rendah Kering (arid low latitude climate)
zona ini berada pada garis lintang rendah dekat ekuator, yang meliputi wilayah Gurun Sahara, Gurun Australia Barat, Barat daya Amerika Serikat, Arab Saudi dan sekitarnya, Utara Chili, bagian Barat Afrika Selatan dan Selatan Argentina. Suhu udara hampir selalu tinggi dan tidak pernah di bawah 0oC, dengan presipitasi kurang dari 250 mm/tahun sehingga udara sangat kering dan vegetasi sangat terbatas, bahkan di beberapa tempat tidak ditumbuhi vegetasi
32
Iklim Tropika Monsun (monsoon tropical climate)
zona ini terletak di daerah sekitar khatulistiwa, yang meliputi wilayah tengah Benua Afrika, tengah-timur Amerika Selatan (Amerika Latin), sebagian Amerika Tengah, sebagian Asia Selatan dan Asia Tenggara dan bagian utara Australia. Zona ini memiliki musim hujan dan musim kering (kemarau) yang dipengaruhi oleh arah angin, dengan suhu udara rata-rata berkisar antara oC sepanjang tahun tanpa fluktuasi suhu yang berarti, dan presipitasi tahunan antara 750 – 2000 mm, serta vegetasi alami terdiri dari berbagai spesies rerumputan dan pepohonan (disebut savanna)
33
Iklim Tropika Basah (wet tropical climate)
disebut Iklim Hutan Hujan Tropis (tropical rain forest climate), zona ini meliputi wilayah sekitar khatulistiwa, seperti: Kepulauan Indonesia, daerah aliran Sungai Amasona (Amerika Latin), daerah aliran Sungai Kongo (Zaire, Afrika Tengah) dan bagian selatan Amerika Tengah, dengan presipitasi terjadi sepanjang tahun sebesar lebih dari 1500 mm/tahun, dan vegetasi alami berupa hutan hujan tropis yang disebut selvas
34
Iklim Pegunungan (highland climate)
zona ini dipengaruhi oleh ketinggian tempat (altitude) sehingga mempunyai iklim (suhu dan curah hujan) yang berbeda dari wilayah sekitarnya, seperti: wilayah pegunungan dekat garis ekuator yang tertutup salju sepanjang tahun, yaitu Pegunungan Jaya Wijaya di Irian dan sekitar Gunung Kilimanjaro di Afrika, serta wilayah zona iklim pegunungan utara, yaitu Pegunungan Himalaya (Asia), Andes (Amerika Selatan), Alpen (Eropa) dan Rocky (Amerika Utara)
36
Klasifikasi Iklim Indonesia
E.C. Mohr (1933) menggunakan unsur iklim curah hujan sebagai dasar klasifikasi iklim dengan menekankan pada penelitian tanah, khususnya kekuatan periode kering terhadap tanah dari gambaran curah hujan (kelembabannya), Koeppen (1936) pada awalnya mengklasifikasi iklim didasarkan pada mintakat/zona tumbuh-tumbuhan yang tercantum dalam peta Alphose de Candola (ahli fisiologi tanaman Perancis), kemudian direvisi dengan menekankan pada suhu, curah hujan dan ciri musimnya, Thornthwaite (1948) mengklasifikasi iklim didasarkan pada perbandingan antara presipitasi (P) dan penguapan (E) yang menunjukkan besarnya daya guna presipitasi bagi kehidupan tanaman yang disebut P-E rasio. Jumlah P-E rasio selama satu tahun disebut dengan P-E indeks Schmidt dan Ferguson (1951) menentukan jenis iklim di Indonesia berdasarkan perhitungan jumlah bulan kering dan bulan basah, sehingga diperoleh 8 jenis iklim dari iklim basah sampai iklim kering, Oldeman (1975) menggunakan unsur iklim curah hujan sebagai dasar klasifikasi iklim di Indonesia dengan menekankan pada bidang pertanian, sehingga disebut klasifikasi iklim pertanian (agro climatic classification).
37
Klasifikasi Iklim menurut E.C. Mohr
Mohr membedakan 3 derajat kebebasan suatu bulan berdasarkan adanya kekuatan periode kering terhadap tanah dari gambaran curah hujan, yaitu: Bulan Basah, yaitu suatu bulan yang curah hujannya lebih besar dari 100 mm. Curah hujan lebih besar daripada penguapan, Bulan Kering, yaitu suatu bulan yang curah hujannya lebih kecil dari 60 mm. Curah hujan lebih kecil daripada penguapan, dan Bulan lembab, yaitu suatu bulan yang curah hujannya antara 60 sampai 100 mm. Curah hujan sama dengan penguapan Bulan basah dan bulan kering dicari dengan membuat rata-rata curah hujan pada tiap-tiap bulan selama beberapa tahun
38
Mohr membagi 5 golongan iklim berdasarkan banyaknya bulan basah dan bulan kering suatu tempat, yaitu: Golongan I: Daerah basah, yaitu daerah yang hampir tidak ada satupun bulan yang hujannya kurang dari 60 mm, Golongan II: Daerah agak basah, yaitu daerah dengan periode kering yang lemah, terdapat 1 bulan kering, Golongan III: Daerah agak kering, yaitu daerah dengan jumlah bulan kering agak banyak, terdapat 3 – 4 bulan kering, Golongan IV: Daerah kering, yaitu daerah dengan jumlah bulan kering lebih banyak, terdapat 6 bulan kering, dan Golongan V: Daerah sangat kering, yaitu daerah dengan kekeringan yang panjang dan kuat sepanjang tahun
39
Zona iklim berdasarkan Klasifikasi Mohr
Jumlah Bulan Basah Kering Ia 12 Ib 7 – 11 II 4 – 11 1 – 2 III 4 – 9 2 – 4 IV 4 – 7 4 – 6 V 4 - 5 6 - 7
40
Klasifikasi Iklim menurut Koeppen
Koeppen membagi permukaan bumi menjadi lima (5) golongan iklim, yaitu: Iklim Hujan Tropika (tropical rainy climates) bersimbol “A ”, Iklim Kering (dry climates) bersimbol “B “, Iklim Sedang (humid mesothermal climates) bersimbol “C “, Iklim Dingin (humid microthermal climates) bersimbol “D “, Iklim Kutub (polar climates) bersimbol “E “
41
Iklim Hujan Tropika “A ”
Daerah yang termasuk iklim ini adalah yang mempunyai temperatur bulan terdingin lebih besar dari 18oC (64oF), yang terbagi menjadi beberapa tipe iklim, yaitu: Tropika Basah (Af). Daerah yang termasuk tipe iklim ini mempunyai bulan terkering hujan dengan rata-rata lebih besar dari 60 mm, Tropika basah (Am). Daerah yang termasuk tipe iklim ini mempunyai jumlah hujan pada bulan-bulan basah dapat mengimbangi kekurangan hujan pada bulan kering, sehingga masih terdapat hutan yang cukup lebat, Tropika Basah Kering (Aw). Daerah yang termasuk tipe iklim ini mempunyai jumlah hujan bulan-bulan basah tidak dapat mengimbangi kekurangan hujan pada bulan-bulan kering, sehingga vegetasinya terdiri dari padang rumput dengan pepohonan yang jarang
42
Iklim Kering “B “ Dibagi menjadi dua (2) tipe iklim yaitu:
Iklim Steppe (BS), merupakan daerah setengah kering yang terletak antara daerah savana dan padang pasir pada lintang kecil, ciri lainnya adalah: 0,22(t-19,5) < r < (t-19,5), jika hujan terbagi merata sepanjang tahun, 0,22(t-7) < r < (0,44(t-7)), jika hujan terjadi dan terkumpul dalam musim panas (70% jumlah hujan selama 1 tahun terjadi saat musim panas), 0,22(t-32) < r < (0,44(t-32)), jika hujan mengumpul pada musim dingin (70% jumlah hujan selama 1 tahun terjadi pada musim dingin. Keterangan: r = rata-rata hujan tahunan dalam inch t = rata-rata temperatur tahunan dalam oF Tipe iklim (BS) dibagi menjadi 2 tipe, yaitu: BSh : rata-rata temperatur tahunan lebih besar 64oF (18oC). BSk : rata-rata temperatur tahunan kurang dari 64oF (18oC).
43
Iklim Padang Pasir (BW), mempunyai ciri sebagai berikut:
r < 0,22(t-19,5), jika hujan terjadi sepanjang tahun, r < 0,22(t-7), jika hujan mengumpul pada musim panas, r < 0,22(t-32), jika hujan mengumpul dalam musim dingin.
44
Iklim Sedang “C “ Tipe iklim ini mempunyai rata-rata bulan terdingin dengan suhu lebih besar dari -3oC, tetapi lebih kecil dari 18oC (64oF) dan rata-rata temperatur bulanan terpanas lebih besar dari 10oC (50oF), yang dibagi menjadi 3 tipe, yaitu: Iklim sedang dengan musim panas yang kering (dry summer subtropical climates) bersimbol “Cs”. Ciri tipe ini adalah adanya musim panas yang kering, yaitu jumlah hujan bulan terkering pada musim panas lebih kecil daripada sepertiga jumlah hujan bulan terbasah dalam musim dingin (Bulan terkering hujannya < 30 mm). Iklim sedang dengan musim dingin yang kering (Cw). Ciri tipe ini adalah adanya musim panas yang lembab dan musim dingin yang kering, yaitu jika jumlah hujan rata-rata pada musim dingin lebih kecil daripada sepersepuluh jumlah hujan terbasah pada musim panas. Iklim sedang yang lembab (Cf ), cirinya adalah selalu lembab sepanjang tahun.
45
Iklim Dingin “D “ Golongan iklim ini mempunyai temperatur rata-rata bulan-bulan terdingin kurang dari -3oC (27oF) dan rata-rata bulan-bulan terpanas lebih besar dari 10oC (50oF), yang terbagi menjadi 2 tipe iklim , yaitu: Iklim dingin dengan musim dingin yang kering (Dw), yaang mempunyai ciri saat hujan di musim panas tidak begitu lebat dan hujan di musim dingin sangat kecil, Iklim dingin tanpa periode kering (Df)
46
Iklim Kutub “E “ Golongan iklim ini mempunyai ciri rata-rata suhu bulan terpanas kurang dari 10oC (50oF), yang terbagi menjadi 2 tipe iklim, yaitu: Iklim Tundra (ET), cirinya adalah bulan terpanas rata-rata suhunya lebih besar dari 0oC (32oF) tetapi lebih kecil dari 10oC (50oF), selain itu tidak ada hutan, yang ada hanya lumut, Iklim Es – Salju Abadi (EF), cirinya adalah suhu rata-rata bulan terpanas lebih kecil dari 0oC (32oF) dan adanya es dan salju yang abadi. Selain tipe di atas, ada tipe iklim karena pengaruh tinggi tempat yang serupa dengan tipe iklim di atas, yaitu: ET h, yaitu tipe iklim serupa dengan ET, tetapi terdapat pada daerah yang tinggi EF h, yaitu tipe iklim serupa dengan EF, tetapi terdapat pada daerah yang tinggi.
47
Klasifikasi Iklim menurut Thornthwaite
Klasifikasi ini didasarkan atas harga P-E indeks, dengan persamaan sebagai berikut: Keterangan: P = presipitasi rata-rata bulanan dalam inchi T = temperatur rata-rata bulanan dalam oF
48
Berdasarkan harga P-E indeks, maka Thornthwaite membedakan lima golongan kelembaban (humidity provinces), yaitu: Golongan Kelembaban Ciri Vegetasi P/E indeks A. Basah (wet) Hutan hujan (rain forest) 128 B. Lembab (humid) Hutan (forest) 64 – 127 C. Agak Lembab (subhumid) Padang rumput (grassland) 32 – 63 D. Semiarid (agak kering) Steppe 16 – 31 E. Kering (arid) Gurun pasir 16 Sumber: Benyamin Lakitan, 2002:40
49
Klasifikasi Iklim menurut Schmidt dan Ferguson
Schmidt dan Ferguson mendapatkan bulan basah dan bulan kering dengan cara menghitung jumlah bulan basah dan bulan kering dari tiap-tiap tahunnya, kemudian dirata-rata. Hasil rata-rata jumlah bulan basah dan bulan kering dipergunakan sebagai dasar penggolongan iklim dengan mencari nilai dari rasio Q, yaitu perbandingan antara jumlah rata-rata bulan kering dengan rata-rata bulan basah, atau:
50
Berdasarkan besarnya nilai Q, maka wilayah Indonesia dapat dibedakan menjadi 8 zona iklim, sebagai berikut: Tabel Zona Iklim Berdasarkan Klasifikasi Schmidt dan Ferguson Zona Bulan Kering Nilai Q Kondisi Iklim A < 1,5 < 0,14 Sangat Basah (very wet) B 1,5 – 3 0,14 – 0,33 Basah (wet) C 3,0 – 4,5 0,33 – 0,60 Agak basah (fairly wet) D 4,5 – 6,0 0,60 – 1,00 Sedang (fair) E 6,0 – 7,5 1,00 – 1,67 Agak kering (fairly dry) F 7,5 – 9,0 1,67 – 3,00 Kering (dry) G 9,0 – 10,5 3,00 – 7,00 Sangat Kering (very dry) H > 10,5 > 7,00 Luar Biasa Kering (extremely dry) Sumber: Benyamin Lakitan, 2002:40
51
Klasifikasi Iklim menurut Oldeman
Oldeman pada tahun 1974 menyusun klasifikasi iklim Indonesia berdasarkan unsur curah hujan, yaitu jumlah bulan basah yang berlangsung secara berturut-turut. Bulan Basah adalah bulan dengan total curah hujan kumulatif lebih dari 200 mm, Bulan Kering adalah bulan dengan total curah hujan kumulatif kurang dari 100 mm. Kriteria bulan basah dan bulan kering dikaitkan dengan kebutuhan air konsumtif untuk tanaman padi yang ditaksir sekitar 160 mm pada musim kemarau dan sekitar 110 mm pada musim hujan. Jumlah air yang dibutuhkan ini dihitung berdasarkan laju kehilangan air melalui proses evapotranspirasi pada pertanaman padi.
52
Jumlah Bulan Basah Berturut-turut
Berdasarkan jumlah bulan basah berturut-turut, maka Oldeman membuat 5 zona agroklimat utama, sebagai berikut: Zona Jumlah Bulan Basah Berturut-turut A > 9 B 7 – 9 C 5 – 6 D 3 – 4 E < 3
53
Masing-masing zona agroklimat utama, dibagi menjadi beberapa subzona berdasarkan jumlah bulan kering yang berlangsung berturut-turut , sebagai berikut: Zona Jumlah Bulan Basah dan Bulan Kering Berturutan A1 > 9, dengan tanpa bulan kering A2 > 9, dengan < 2 bulan kering B1 7 – 9, dengan < 2 bulan kering B2 7 – 9, dengan 2 – 4 bulan kering C1 5 – 6, dengan < 2 bulan kering C2 5 – 6, dengan 2 – 4 bulan kering C3 5 – 6, dengan bulan kering D1 3 – 4, dengan < 2 bulan kering D2 3 – 4, dengan 2 – 4 bulan kering D3 3 – 4, dengan bulan kering D4 3 – 4, dengan > 6 bulan kering E1 < 3, dengan < 2 bulan kering E2 < 3, dengan 2 – 4 bulan kering E3 < 3, dengan bulan kering E4 < 3, dengan > 6 bulan kering Sumber: Bayong Tjasjono, 1999:
54
IKLIM DAN MANUSIA Pengaruh Iklim terhadap Pertanian dan Peternakan
Tanaman dipandang sebagai sesuatu yang kompleks dan peka terhadap pengaruh iklim, misalnya pencemaran, kelembaban, penyinaran matahari dan lain-lain. Tanpa unsur iklim pada umumnya pertumbuhan tanaman akan tertahan, meskipun ada tanaman yang dapat menyesuaikan diri untuk tetap hidup dalam periode yang cukup lama jika kekurangan salah satu dari faktor iklim. Iklim tidak hanya mempengaruhi tanaman tetapi juga dipengaruhi oleh tanaman. Hutan yang lebat dapat menambah kelembapan udara melalui transpirasi. Bayangan dari pepohonan dapat mengurangi suhu udara, sehingga penguapan menjadi kecil.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.