Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Dr. RATNAWATI SUSANTO, M.M.,M.Pd.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Dr. RATNAWATI SUSANTO, M.M.,M.Pd."— Transcript presentasi:

1 Dr. RATNAWATI SUSANTO, M.M.,M.Pd.
PENGEMBANGAN METODE PENDIDIKAN PERTEMUAN 12 Dr. RATNAWATI SUSANTO, M.M.,M.Pd. PGSD - FKIP

2 KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
Mahasiswa Mampu Melakukan Pengembangan Metode Pendidikan

3 KONSEP METODE PENDIDIKAN
ASAL KATA Secara bahasa, Metode berasal dari Kata Bahasa Yunani (Greek) yang terdiri dari dua kata, yaitu META dan HODOS. META berarti ”Melalui.” HODOS berarti ”Jalan atau Cara”. Bila ditambah dengan kata LOGI (LOGOS, yang berarti “Akal atau Ilmu”), maka menjadi METODOLOGI, yang berarti : “Ilmu Pengetahuan tentang Jalan atau Cara yang harus Dilalui untuk mencapai Tujuan”.

4 METODE DALAM BIDANG PENDIDIKAN
Metode dalam Bidang Pendidikan sebagai : Rentetan kegiatan terarah bagi guru yang menyebabkan timbulnya proses belajar pada murid-murid, atau Proses yang melaksanakannya yang sempurna menghasilkan Proses Belajar, atau Jalan yang dengannya pengajaran itu menjadi berkesan. Di sisi lain, Imam Barnadib mengartikan : Metode sebagai suatu sarana untuk Menemukan, Menguji, dan Menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan pendidikan.

5 KONSEP METODE PENDIDIKAN
Metode Pendidikan secara umum dapat dikemukakan sebagai Mediator Pelaksanaan Operasional Pendidikan. Secara khusus, biasanya Metodologi Pendidikan berhubungan dengan tujuan dan materi pendidikan dan juga dengan kurikulum. Dengan bertolak pada dua pendekatan ini, dapat dikatakan bahwa Metode berfungsi mengantarkan pada suatu tujuan kepada obyek sasaran tersebut.

6 Metode Pendidikan harus mempertimbangkan Kebutuhan, Ketertarikan, Sifat, dan Kesungguhan para peserta didik, dan juga harus memberikan kesempatan untuk mengembangkan kekuatan intelektualnya. Pendidik dalam memberikan pelajaran atau mendidik peserta didik harus bisa memberi keleluasaan sehingga peserta didik dapat berperan aktif dalam proses belajar mengajar.

7 Dalam menyampaikan materi pendidikan, perlu ditetapkan metode yang didasarkan kepada pandangan dan persepsi dalam menghadapi manusia sesuai dengan unsur penciptaannya, yaitu : Jasmani; Akal; dan Jiwa Yang diarahkan menjadi orang yang sempurna dengan memandang potensi individu setiap peserta didik, oleh karena itu pendidik dituntut agar memahami Aspek Psikologis dan Karakter setiap peserta didik.

8 PEMBELAJARAN KOOPERATIF
II. PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUJUAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning merupakan istilah umum untuk sekumpulan strategi pengajaran yang dirancang untuk mendidik kerja sama kelompok dan interaksi antarsiswa. Tujuan Pembelajaran, yaitu : Hasil Belajar Akademik; Penerimaan Terhadap Keragaman; dan Pengembangan Keterampilan Sosial.

9 Tujuan Pembelajaran Kooperatif, yaitu : 1
Tujuan Pembelajaran Kooperatif, yaitu : 1. MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKADEMIK Meskipun Pembelajaran Kooperatif meliputi berbagai macam tujuan social, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas – tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep – konsep yang sulit.

10 2. PENERIMAAN TERHADAP KERAGAMAN
Pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa yang berbada latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas – tugas bersama. 3. PENGEMBANGAN KETERAMPILAN SOSIAL Mengajarkan kepada siswa akan : Keterampilan; Kerjasama; dan Kolaborasi. Untuk saling berinteraksi dengan teman yang lain.

11 STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Strategi Pembelajaran Kooperatif berlandaskan pada : 1. TEORI BELAJAR VYGOTSKY (1978, 1986) Yang menekankan pada Interaksi Sosial sebagai sebuah mekanisme untuk mendukung perkembangan Kognitif. 2. TEORI BELAJAR INFORMATION PROCESSING DAN COGNITIVE THEORY OF LEARNING Dalam pelaksanaannya, metode ini membantu siswa untuk lebih mudah memproses informasi yang diperoleh, karena proses encoding akan didukung dengan interaksi yang terjadi dalam Pembelajaran Kooperatif. Metode Pembelajaran Kooperatif dilandasi oleh Teori Cognitive, karena menurut teori ini, interaksi bisa mendukung pembelajaran.

12 MANFAAT METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Metode Pembelajaran Kooperatif mempunyai manfaat-manfaat yang positif apabila diterapkan di ruang kelas, antara lain : Mengajarkan Siswa Menjadi Percaya Pada Guru. Kemampuan Untuk Berfikir. Mencari Informasi Dari Sumber Lain Dan Belajar Dari Siswa Lain : Mendorong siswa untuk mengungkapkan idenya secara verbal dan membandingkan dengan ide temannya; dan Membantu siswa belajar menghormati siswa yang pintar, dan siswa yang lemah juga menerima perbedaan ini.

13 CIRI – CIRI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
SALING KETERGANTUNGAN POSITIF Dalam Pembelajaran Kooperatif, guru menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan atau yang biasa disebut dengan saling ketergantungan positif yang dapat dicapai melalui : Saling Ketergantungan Mencapai Tujuan; Saling Ketergantungan Menyelesaikan Tugas; Saling Ketergantungan Bahan atau Sumber; Saling Ketergantungan Peran; dan Saling Ketergantungan Hadiah.

14 INTERAKSI TATAP MUKA Dengan hal ini dapat memaksa siswa saling bertatap muka, sehingga mereka akan berdialog. Dialog tidak hanya dilakukan dengan guru tetapi dengan teman sebaya juga, karena biasanya siswa akan lebih luwes, lebih mudah belajarnya dengan teman sebaya.

15 3. AKUNTABILITAS INDIVIDUAL Akuntabilitas Individual adalah Penilaian Kelompok yang didasarkan pada rata-rata penguasaan semua anggota secara individual. Pembelajaran Kooperatif menampilkan wujudnya, yaitu dalam Belajar Kelompok. Penilaian ditunjukkan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran secara individual. Hasil penilaian ini selanjutnya disampaikan oleh guru kepada kelompok agar semua kelompok mengetahui siapa kelompok yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan. Nilai kelompok tersebut harus didasarkan pada rata-rata, karena itu anggota kelompok harus memberikan kontribusi untuk kelompoknya.

16 4. KETERAMPILAN MENJALIN HUBUNGAN ANTAR PRIBADI Keterampilan Sosial dalam menjalin hubungan antar siswa harus diajarkan. Siswa yang tidak dapat menjalin hubungan antar pribadi akan memperoleh teguran dari guru juga siswa lainnya.

17 UNSUR PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Menurut Roger dan David Johnson, ada 5 unsur dalam Model Pembelajaran Kooperatif, yaitu : 1. POSITIVE INTERDEPENDENCE (Saling Ketergangtungan Positif) Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada 2 pertanggungjawaban kelompok, yaitu : Mempelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok; dan Menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut.

18 Beberapa cara membangun Saling Ketergantungan Positif, yaitu :
Menumbuhkan perasaan peserta didik bahwa dirinya terintegrasi dalam kelompok, sehingga pencapaian tujuan terjadi jika semua anggota kelompok mencapai tujuan. Mengusahakan agar semua anggota kelompok mendapatkan penghargaan yang sama jika kelompok mereka berhasil mencapai tujuan. Mengatur sedemikian rupa, sehingga setiap peserta didik dalam kelompok hanya mendapatkan sebagian dari keseluruhan tugas kelompok. Setiap peserta didik ditugasi dengan tugas atau peran yang saling mendukung dan saling berhubungan, saling melengkapi dan saling terikat dengan peserta didik lain dalam kelompok.

19 2. PERSONAL RESPONSIBILITY (Tanggung Jawab Perorangan) Tanggung jawab perorangan merupakan kunci untuk menjamin semua anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama.

20 3. FACE TO FACE PROMOTIVE INTERACTION
(Interaksi Promotif) Unsur ini penting untuk dapat menghasilkan saling ketergantungan positif. Ciri – ciri Interaksi Promotif adalah : Saling membantu secara efektif dan efisien; Saling memberi informasi dan sarana yang diperlukan; Memproses informasi bersama secara lebih effektif dan efisien; Saling mengingatkan; Saling percaya; dan Saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama.

21 4. INTERPERSONAL SKILL (Komunikasi Antar Anggota / Ketrampilan) Dalam unsur ini, mengkoordinasikan kegiatan peserta didik dalam pencapaian tujuan peserta didik, maka hal yang perlu dilakukan yaitu : Saling mengenal dan mempercayai; Mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius; Saling menerima dan saling mendukung; dan Mampu menyelesaikan konflik secara konstruktif. 5. GROUP PROCESSING (Pemrosesan Kelompok)

22 KEUNTUNGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Meningkatkan Kepekaan dan Kesetiakawanan Sosial. Memungkinkan Para Siswa Saling Belajar Mengenai : Sikap; Ketrampilan; Informasi; Perilaku Sosial; dan Pandangan-Pandangan. Memudahkan Siswa Melakukan Penyesuaian Sosial. Memungkinkan Terbentuk dan Berkembangnya Nilai-Nilai Sosial dan Komitmen. Menghilangkan Sifat Mementingkan Diri Sendiri atau Egois.

23 Membangun Persahabatan Yang Dapat Berlanjut Hingga Masa Dewasa.
Berbagi Keterampilan Sosial Yang Diperlukan Untuk Memelihara Hubungan Saling Membutuhkan Dapat Diajarkan Dan Dipraktekkan. Meningkatkan Rasa Saling Percaya Kepada Sesama Manusia. Meningkatkan Kemampuan Memandang Masalah Dan Situasi Dari Berbagai Perspektif. Meningkatkan Kesediaan Menggunakan Ide Orang Lain Yang Dirasakan Lebih Baik. Meningkatkan Kegemaran Berteman Tanpa Memandang Perbedaan Kemampuan, Jenis Kelamin, Normal atau Cacat, Etnis (Ras), Kelas Sosial, Agama, dan Orientasi Tugas.

24 SINTAK PEMBELAJARAN KOOPERATIF
FASE – FASE PERILAKU GURU FASE 1 : Present Goals and Set. Menjelaskan Tujuan Pembelajaran dan Mempersiapkan Peserta Didik Menyampaikan Tujuan dan Siap Belajar. Mempersiapkan Peserta Didik. FASE 2 : Present Information. Mempresentasikan Informasi Kepada Peserta Didik secara Menyajikan Informasi. Verbal.

25 FASE – FASE PERILAKU GURU FASE 3 : Organize Students Memberikan Penjelasan Kepada Into Learning Teams. Peserta Didik Tentang Tata Cara Mengorganisir Peserta Didik Ke Pembentukan Tim Belajar dan Dalam Tim – Tim Belajar. Membantu Kelompok Melakukan Transisi Yang Efisien. FASE 4 : Assist Team Work Membantu Tim – Tim Belajar And Study. Selama Peserta Didik Mengerjakan Membantu Kerja Tim dan Be- Tugasnya. lajar.

26 FASE – FASE PERILAKU GURU FASE 5 : Test On The Materials
FASE – FASE PERILAKU GURU FASE 5 : Test On The Materials. Menguji Pengetahuan Peserta Didik Mengenai Berbagai Materi Mengevaluasi. Pembelajaran. FASE 6 : Provide Recognition. Mempersiapkan Cara Untuk Mengakui Usaha dan Prestasi Memberikan Pengakuan atau Individu maupun Prestasi Penghargaan. Kelompok.

27 TEKNIK PEMBELAJARAN KOOPERATIF
METODE STAD (Student Achievement Divisions)  Metode ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan – kawan dari John Hopkins University. Metode ini digunakan para guru untuk mengajarkan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu, baik melalui penilaian verbal maupun tertulis.

28 Langkah-langkahnya : Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok atau tim, masing -masing terdiri atas 4 atau 5 anggota. Tiap kelompok memiliki anggota yang Heterogen, baik Jenis Kelamin, Ras, Agama, maupun Kemampuan (tinggi, sedang, rendah). Tiap anggota tim / kelompok menggunakan lembar kerja akademik dan kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota tim / kelompok.

29 Secara individual atau tim, tiap minggu atau tiap dua minggu akan mengevaluasi untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap bahan akademik yang telah dipelajari. Tiap siswa dan tiap tim diberi skor atas penguasaannya terhadap bahan ajar, dan kepada siswa secara individual atau tim yang meraih prestasi tinggi atau memperoleh skor sempurna diberi penghargaan. Kadang-kadang beberapa atau semua tim memperoleh penghargaan jika mampu meraih suatu kriteria atau standar tertentu.

30 METODE JIGSAW Langkah-langkahnya : Kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri 4 atau 5 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks dan setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan akademik tersebut. Para anggota dari beberapa tim yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama, dan selanjutnya berkumpul untuk saling membantu mengkaji bagian bahan tersebut (kelompok pakar / expert group).

31 Selanjutnya para siswa yang berada dalam kelompok pakar kembali ke kelompok semula (home teams) untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari dalam kelompok pakar. Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam Home Teams, para siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah dipelajari.

32 METODE G (Group Investigation) Metode ini dirancang oleh Herbet Thelen dan diperbaiki oleh Sharn. Dalam metode ini siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam Menentukan Topik maupun Mempelajari Melalui Investigasi. Dalam metode ini siswa dituntut untuk memiliki kemampuan yang baik dalam komunikasi dan proses memiliki kelompok.

33 Langkah-langkah Metode G :
Seleksi Topik; Merencanakan Kerjasama; Implementasi; Analisis dan Sintesis; Penyajian Hasil Akhir; dan Evaluasi Selanjutnya.

34 METODE STRUKTURAL Metode ini dikembangkan oleh Spencer Kagan, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa. Teknik Pembelajaran Metode Struktural, yaitu : a. Mencari Pasangan (Make a Match) Dikembangkan oleh Larana Curran. Keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.

35 Langkah-langkahnya : Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review (persiapan menjelang tes atau ujian). Setiap siswa mendapat satu buah kartu. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya. Siswa bisa juga bergabung dengan dua atau tiga siswa lain yang memegang kartu yang cocok. Para siswa mendiskusikan penyelesaian tugas secara bersama-sama. Presentasi hasil kelompok atau kuis.

36 Bertukar Pasangan Langkah-langkahnya : Setiap siswa mendapatkan satu pasangan (pasangan dapat ditentukan oleh guru maupun oleh siswa itu sendiri). Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya. Setelah selesai, setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, dan masing-masing pasangan baru kemudian saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka. Temuan baru yang didapatkan dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan pada pasangan semula.

37 c. Berkirim Salam dan Soal
Langkah-langkahnya : Guru membagi siswa dalam kelompok berempat, dan setiap kelompok ditugaskan untuk menuliskan beberapa pertanyaan yang akan dikirim ke kelompok lain. Guru bisa mengawasi dan membantu memilih soal-soal yang cocok. Masing-masing kelompok mengirimkan satu orang utusan yang akan menyampaikan salam dan soal dari kelompoknya. Setiap kelompok mengerjakan soal kiriman dari kelompok lain. Setelah selesai, jawaban masing-masing kelompok dicocokan dengan jawaban kelompok yang membuat soal.

38 d. Bercerita Berpasangan
Teknik ini menggabungkan kegiatan Membaca, Menulis, Mendengarkan, dan Berbicara. Langkah-langkahnya : Pengajar membagi bahan pelajaran menjadi dua bagian. Pengajar memberikan pengenalan topik yang akan dibahas dalam pelajaran. Siswa dipasangkan. Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama sedangkan siswa yang kedua menerima bagian yang kedua.

39 Kemudian siswa disuruh membaca atau mendengarkan bagian mereka masing-masing.
Sambil membaca / mendengarkan, siswa mencatat beberapa kata atau frase kunci yang ada dalam bagian masing-masing. Siswa berusaha untuk mengarang bagian lain yang belum dibaca / didengarkan berdasarkan kata kunci. Setelah selesai menulis, beberapa siswa bisa diberi kesempatan untuk membacakan hasil karangan mereka. Pengajar membagikan bagian cerita yang belum terbaca kepada masing-masing siswa. Diskusi mengenai topik tersebut.

40 e. Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stay)
Langkah-langkahnya : Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok berempat. Siswa bekerjasama dalam kelompok berempat. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya, dan bertamu ke dua kelompok lain. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka. Tamu kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain. Kelompok mencocokan dan membahas hasil kerja mereka.

41 Keliling Kelompok Langkah-langkahnya : Salah satu siswa dalam masing-masing kelompok memulai dengan memberikan pandangan dan pemikirannya mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan. Siswa berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya. Demikian seterusnya. Giliran bicara bisa dilaksanakan menurut arah perputaran jarum jam atau dari kiri ke kanan.

42 Kancing Gemerincing Langkah-langkahnya : Guru menyiapkan satu kotak kecil yang berisi kancing-kancing atau benda kecil lainnya. Sebelum kelompok memulai tugasnya, setiap siswa dalam masing-masing kelompok mendapatkan dua atau tiga buah kancing (jumlah kancing bergantung pada sukar tidaknya tugas yang diberikan). Setiap kali seorang siswa berbicara atau mengeluarkan pendapat dia harus menyerahkan salah satu kancingnya dan meletakkan di tengah-tengah. Jika kancing yang dimiliki seseorang habis, dia tidak boleh berbicara lagi sampai semua rekannya juga menghabiskan kancing mereka.

43 h. Think – Pair – Share Langkah-langkahnya : Thinking Guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik. Pairing Guru meminta peserta didik berpasang-pasangan. Memberi kesempatan kepada pasangan untuk berdiskusi. Sharing Hasil diskusi intersubjectif di tiap-tiap pasangan hasilnya dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas. Dalam kegiatan ini diharapkan terjadi tanya jawab yang mendorong pada pengkonstuksian pengetahuan secara integratif.

44 i. Numbered Heads Together
Langkah-langkahnya : Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil. Guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok. Pada kesempatan ini tiap-tiap kelompok menyatukan kepalanya “Heads Together” berdiskusi memikirkan jawaban. Guru memanggil paserta didik yang memiliki nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok untuk menjawab. Guru mengembangkan diskusi lebih mendalam, sehingga peserta didik dapat menemukan jawaban pertanyaan itu sebagai pengetahuan yang utuh.

45 j. Bamboo Dancing Langkah-langkahnya : Pembelajaran diawali dengan pengenalan topik oleh guru. Guru membagi kelas menjadi 2 kelompok besar dan berpasangan. Membagikan tugas kepada setiap pasangan untuk dikerjakan atau dibahas (diskusi). Usai berdiskusi, pasangan berubah dengan menggeser posisi mengikuti arah jarum jam sehingga tiap-tiap peserta didik mendapat pasangan baru dan berbagi informasi, demikian seterusnya hingga kembali kepasangan awal.

46 Hasil diskusi tiap-tiap kelompok besar kemudian dipresentasikan kepada seluruh kelas.
Guru memfasilitasi terjadinya intersubjective, dialog interaktif, tanya jawab sehingga pengetahuan yang diperoleh dapat diobjektivikasi dan menjadi pengetahuan bersama seluruh kelas.

47 k. Point – Counter – Point
Langkah-langkahnya : Guru memberi pelajaran yang terdapat isu-isu kontroversi. Membagi peserta didik ke dalam kelompok-kelompok dan posisinya berhadap-hadapan. Tiap-tiap kelompok diberi kesempatan untuk merumuskan argumentasi-argumentasi sesuai dengan perspektif yang dikembangkannya.

48 Setelah berdiskusi, maka mereka mulai berdebat menyampaikan argumentasi sesuai pandangan yang dikembangkan kelompoknya, kemudian minta tanggapan, bantahan, atau koreksi dari kelompok lain perihal isu yang sama. Buat evaluasi sehingga peserta didik dapat mencari jawaban sebagai titik temu dari argumentasi-argumentasi yang telah mereka munculkan.

49 l. The Power Of Two Langkah-langkahnya : Ajukan pertanyaan yang membutuhkan pemikiran yang kritis. Minta peserta didik menjawab pertanyaan yang diterimanya secara perorangan. Minta peserta didik mencari pasangan, dan masing-masing saling menjelaskan jawabannya kemudian menyusun jawaban baru yang disepakati bersama.

50 Membandingkan jawaban-jawaban tersebut dengan pasangan lain, sehingga paserta didik dapat mengembangkan pengetahuan yang lebih integrative. Buat rumusan-rumusan rangkuman sebagai jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan.

51 m. Listening Team Langkah-langkahnya : Diawali dengan pemaparan meteri pembelajaran oleh guru. Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dan setiap kelompok memiliki peran masing-masing, misalnya: Kelompok 1 : Kelompok Penanya. Kelompok 2 : Kelompok Penjawab dengan Perspektif tertentu. Kelompok 3 : Kelompok Penjawab dengan Perspektif yang berbeda dari kelompok 2. Kelompok 4 : Kelompok yang bertugas Me-review dan Membuat Kesimpulan dari Hasil Diskusi.

52 Munculkan diskusi yang aktif karena adanya perbedaan pemikiran sehingga dikusi menjadi berkualitas.
Penyampaian berbagai kata kunci atau konsep yang telah dikembangkan oleh peserta didik dalam diskusi.

53 n. PQ4R Pengalaman awal dapat dibangun melalui aktivitas membaca sehingga peserta didik akan memiliki stock knowledge. Langkah-langkahnya : P (Preview) Menemukan ide-ide pokok yang dikembangkan dalam bahan bacaan. Q (Question) Merumuskan pertanyaan-pertanyaan untuk dirinya sendiri yang diarahkan pada pembentukan pengetahuan deklaratif, struktural, dan pengetahuan prosedural.

54 R (Read) Membaca secara detail dari bahan bacaaan yang dipelajarinya sehingga paerta didik diarahkan mencari jawaban terhadap semua pertanyaan yang dirumuskannya. R (Reflect) Memahami apa yang dibacanya. R (Recite) Merenungkan kembali apa yang dibacanya dan mampu merumuskan konsep, menjelaskan hubungan antar konsep, dan mengartikulasikan pokok-penting yang telah dibacanya.

55 R (Review) Merangkum atau merumuskan intisari dari bahan yang telah dibacanya, merumuskan kesimpulan sebagai jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukannya.

56 o. Guided Note Taking Merupakan metode catatan terbimbing yang dikembangkan agar metode ceramah yang dibawakan guru mendapat perhatian siswa. Langkah-langkahnya : Memberikan bahan ajar misalnya yang berupa handout dari materi ajar yang disampaikan dengan metode ceramah kepada peserta didik. Mengosongi sebagian poin-poin yang penting sehingga terdapat bagian-bagian yang kosong dalam handout tersebut.

57 Menjelaskan kepada peserta didik bahwa bagian yang kosong dalam handout memang sengaja dibuat agar peserta didik tetap berkonsentrasi mengikuti pelajaran. Selama ceramah berlangsung, peserta didik diminta untuk mengisi bagian yang kosong tersebut. Setelah penyampaian materi selesai, minta peserta didik membacakan handout-nya.

58 p. Snowball Drilling Metode ini dikembangkan untuk menguatkan pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari membaca bahan-bahan bacaan. Peran guru adalah mempersiapkan paket soal-soal pilihan ganda dan menggelindingkan bola salju berupa soal latihan dengan cara menunjuk atau mengundi. Langkah-langkahnya : Peserta didik di tunjuk atau diundi satu persatu untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru.

59 Jika peserta didik pertama berhasil menjawab, maka paserta didik tersebut berhak menunjuk teman yang lainya untuk menjawab soal berikutnya. Tetapi jika peserta tersebut gagal manjawab pertanyaan pertama maka  dia harus menjawab pertanyaan berikutnya hingga berhasil menjawab. Diakhir pelajaran, guru memberikan ulasan terhadap hal yang telah dipelajari peserta didik.

60 q. Concept Mapping Langkah-langkahnya : Guru mempersiapkan potongan-potongan kartu yang bertuliskan konsep-konsep utama. Guru membagikan potongan-potongan kartu yang bertuliskan konsep-konsep utama kepada peserta didik. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba membuat peta yang menggambarkan hubungan antar konsep, dan membuat garis hubung serta menuliskan kata atau kalimat yang menjelaskan hubungan antar konsep.

61 Kumpulkan hasil pekerjaan peserta didik dan bandingkan dengan konsep yang benar dan dibahas satu persatu. Ajak seluruh kelas untuk melakukan koreksi atau evaluasi dan rumuskan beberapa kesimpulan terhadap materi yang dipelajari.

62 r. Giving Question And Getting Answer
Dilakukan untuk melatih peserta didik memiliki kemampuan dan keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan. Langkah-langkahnya : Bagikan 2 potongan kertas pada peserta didik, kemudian minta kepada peserta didik untuk menuliskan dikartu itu, yaitu : Kartu Menjawab. Kartu Bertanya. Ajukan pertanyaan baik dari peserta didik maupun guru, tulis pada kartu bertanya.

63 Minta kepada peserta didik untuk memberi jawaban dan menuliskannya pada kartu menjawab dan serahkan pada guru. Jika sampai akhir masih ada peserta didik yang memegang 2 kartu maka minta mereka untuk membuat resume atas proses tanya jawab yang sudah berlangsung.

64 s. Question Student Have
Dilakukan untuk melatih peserta didik memiliki kemampuan bertanya. Langkah-langkahnya : Membagi kelas menjadi 4 kelompok. Bagikan kartu kosong kepada setiap peserta didik dalam setiap kelompok. Minta peserta didik menuliskan pertanyaan yang mereka miliki tentang hal-hal yang dipelajari.

65 Putar kartu searah jarum jam, sehingga ketika setiap kartu diedarkan pada anggota kelompok, anggota tersebut harus membacanya dan memberikan tanda (√) jika pertanyaan terebut dianggap penting. Putar hingga sampai kepada pemiliknya kembali. Periksa pertanyaan mana yang memperoleh suara yang banyak dan bandingkan dengan perolehan anggota lain. Pertanyaan yang mendapat suara terbanyak menjadi milik kelompok. Setiap kelompok melaporkan pertanyaan tersebut secara tertulis, dan guru memeriksa. Setelah diseleksi, pertanyaan dikembalikan kepada peserta didik untuk dijawab secara mandiri maupun kelompok.

66 t. Talking Stick Metode ini mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat. Langkah-langkahnya : Guru menjelaskan materi pokok yang akan dipelajari. Peserta didik diberi kesempatan untuk membaca dan mempelajari materi tersebut. Guru meminta kepada peserta didik untuk menutup bukunya, kemudian guru mengambil tongkat dan diberikan kepada salah satu peserta didik, kemudian peserta didik yang mendapat tongkat tersebut harus menjawab pertanyaan yang diberikan guru, dan demikian seterusnya.

67 Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan refleksi terhadap materi yang telah dipelajari, dan guru memberi ulasan terhadap seluruh jawaban yang diberikan peserta didik yang selanjutnya bersama-sama merumuskan kesimpulan.

68 u. Everyone Is Teacher Here
Metode ini merupakan cara yang tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan maupun individual dan memberi kesempatan kepada siswa untuk berperan sebagai guru bagi teman-temannya. Langkah-langkahnya : Bagikan kertas atau kartu indeks kepada seluruh peserta didik. Setiap peserta didik diminta menuliskan satu pertanyaan mengenai meteri pelajaran yang sedang dipelajari di kelas.

69 Kumpulkan kertas dan acak, kemudian bagikan kepada setiap peserta didik dan pastikan tidak ada yang mendapatkan soalnya sendiri. Minta kepada peserta didik untuk membaca pertanyaan tersebut dalam hati dan minta untuk memikirkan jawabannya. Minta kepada peserta didik untuk membaca pertanyaan tersebut dan menjawabnya. Setelah dijawab, minta kepada peserta didik lainnya untuk menambahkan jawabannya.

70 v. Tebak Pelajaran Dikembangkan untuk menarik pehatian siswa selama mengikuti pembelajaran. Langkah-langkahnya : Tulislah atau tayangkan melalui LCD, Subject Matter dari pelajaran yang akan disampaikan. Mintalah kepada siswa untuk menuliskan kata-kata kunci apa saja yang diprediksikan muncul dari materi pelajaran yang akan disampaikan oleh guru.

71 Selama proses pembelajaran siswa diminta menandai hasil prediksi mereka yang sesuai dengan materi yang disampaikan oleh guru. Diakhir pelajaran tanyakan berapa jumlah tebakan mereka yang benar.

72 I. KEUNGGULAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Pembelajaran Kooperatif memiliki keunggulan-keunggulan dalam pembelajarannya, antara lain : Dengan Pembelajaran Kooperatif, maka setiap anggota dapat saling melengkapi dan membantu dalam menyelesaikan setiap materi yang diterima sehingga setiap siswa tidak akan merasa terbebani sendiri apabila tidak dapat mengerjakan suatu tugas tertentu. Karena keberagaman anggota kelompok maka memiliki pemikiran yang berbeda-beda, sehingga pemikirannya menjadi luas dan mampu melihat dari sudut pandang lain untuk melengkapi jawaban yang lain. Pembelajaran Kooperatif cocok untuk menyelesaikan masalah-masalah yang membutuhkan pemikiran bersama.

73 Dalam Pembelajaran Kooperatif, para peserta didik dapat lebih mudah memahami materi yang disampaikan karena bekerja sama dengan teman-temannya. Dalam Pembelajaran Kooperatif memupuk rasa pertemanan dan solidaritas sehingga diantara anggotanya akan terjadi hubungan yang positif.

74 J. KELEMAHAN PEMBELAAJARAN KOOPERATIF
Pembelajaran Kooperatif selain memiliki keunggulan juga memiliki kelemahan-kelemahan antara lain : Dalam Pembelajaran Kooperatif, apabila kelompoknya tidak dapat bekerjasama dengan baik dan kompak, maka akan terjadi perselisihan, karena adanya berbagai perbedaan yang dapat menyebabkan perselisihan. Terkadang ada anggota yang lebih mendominasi kelompok dan ada yang hanya diam, sehingga pembagian tugas tidak merata.

75 Dalam pembelajarannya memerlukan waktu yang cukup lama, sebab harus saling berdiskusi bersama teman-teman lain untuk menyatukan pendapat dan pandangan yang dianggap benar. Karena sebagian pengetahuan didapat dari teman, dan yang menerangkan teman, maka terkadang agak sulit dimengerti, sebab pengetahuan terbatas

76 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
III. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan proses pembelajaran yang holistic dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan / ketrampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya. Contextual Teaching and Learning (CTL) disebut Pendekatan Kontektual, karena konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat.

77 PEMIKIRAN TENTANG BELAJAR
Dalam Contextual Teaching and Learning (CTL) diperlukan sebuah pendekatan yang lebih memberdayakan siswa, dengan harapan, siswa mampu mengkonstruksikan pengetahuan dalam benak mereka, bukan menghafalkan fakta. Disamping itu, siswa belajar melalui mengalami, bukan menghafal, mengingat pengetahuan bukan sebuah perangkat fakta dan konsep yang siap diterima, akan tetapi sesuatu yang harus dikonstruksi oleh siswa. Dengan rasional tersebut, pengetahuan selalu berubah sesuai dengan perkembangan jaman.

78 Pendekatan Kontekstual, mendasarkan diri pada kecenderungan pemikiran tentang belajar sebagai berikut : PROSES BELAJAR Belajar Tidak Hanya Sekedar Menghafal Siswa harus mengkontruksi pengetahuan di benak mereka. b. Anak Belajar Dari Mengalami. Anak mencatat sendiri pola-pola bermakna dari pengetahuan baru, dan bukan diberi begitu saja oleh guru. c. Para ahli sepakat, bahwa pengetahuan yang dimiliki sesorang itu terorganisasi dan mencerminkan pemahaman yang mendalam tentang sesuatu persoalan.

79 Pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta atau proposisi yang terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan. Manusia mempunyai tingkatan yang berbeda dalam menyikapi situasi baru. Siswa perlu dibiasakan memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. Proses Belajar Dapat Mengubah Struktur Otak. Perubahan struktur otak itu berjalan terus seiring dengan perkembangan organisasi pengetahuan dan keterampilan sesorang.

80 2. SISWA SEBAGAI PEMBELAJAR
Manusia mempunyai kecenderungan untuk belajar dalam bidang tertentu, dan seorang anak mempunyai kecenderungan untuk belajar dengan cepat hal-hal baru. Pentingnya Strategi Belajar. Anak dengan mudah mempelajari sesuatu yang baru, akan tetapi, untuk hal-hal yang sulit, strategi belajar amat penting. Peran orang dewasa (guru), membantu menghubungkan antara yang baru dan yang sudah diketahui.

81 Tugas Guru : Memfasilitasi agar informasi baru bermakna. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan ide mereka sendiri. Menyadarkan siswa untuk menerapkan strategi mereka sendiri.

82 3. PENTINGNYA LINGKUNGAN BELAJAR
Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa. Dari guru akting di depan kelas, siswa menonton ke siswa akting bekerja dan berkarya, guru mengarahkan. Pengajaran harus berpusat pada bagaimana cara siswa menggunakan pengetahuan baru mereka. Strategi belajar lebih dipentingkan dibandingkan hasilnya. Umpan balik amat penting bagi siswa, yang berasal dari proses penilaian yang benar. Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok itu penting.

83 B. PENGERTIAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Merupakan suatu proses pendidikan yang holistic dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan / keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan / konteks ke permasalahan / konteks lainnya. Merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong pebelajar membuat hubungan antara materi yang diajarkannya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota dan masyarakat.

84 C. PERBEDAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN PENDEKATAN TRADISIONAL
Menyandarkan Pada Pemahaman Makna. Pemilihan Informasi Berdasarkan Kebutuhan Siswa. Siswa Terlibat Secara Aktif Dalam Proses Pembelajaran. Pembelajaran Dikaitkan Dengan Kehidupan Nyata / Masalah Yang Disimulasikan. Selalu Mengkaitkan Informasi Dengan Pengetahuan Yang Telah Dimiliki Siswa. Cenderung Mengintegrasikan Beberapa Bidang.

85 Siswa Menggunakan Waktu Belajarnya Untuk Menemukan, Menggali, Berdiskusi, Berpikir Kritis, Atau Mengerjakan Proyek Dan Pemecahan Masalah (Melalui Kerja Kelompok). Perilaku Dibangun Atas Kesadaran Diri. Keterampilan Dikembangkan Atas Dasar Pemahaman. Hadiah Dari Perilaku Baik Adalah Kepuasan Diri Yang Bersifat Subjective. Siswa Tidak Melakukan Hal Yang Buruk, Karena Sadar, Hal Tersebut Merugikan. Perilaku Baik Berdasarkan Motivasi Intrinsik. Pembelajaran Terjadi Di Berbagai Tempat, Konteks, dan Setting. Hasil Belajar Diukur Melalui Penerapan Penilaian Autentik.

86 TRADISIONAL Menyandarkan Pada Hafalan. Pemilihan Informasi Lebih Banyak Ditentukan Oleh Guru. Siswa Secara Pasif Menerima Informasi, Khususnya Dari Guru. Pembelajaran Sangat Abstrak Dan Teoritis, Tidak Bersandar Pada Realitas Kehidupan. Memberikan Tumpukan Informasi Kepada Siswa Sampai Saatnya Diperlukan. Cenderung Terfokus Pada Ssatu Bidang (Disiplin) Tertentu. Waktu Belajar Siswa Sebagian Besar Dipergunakan Untuk Mengerjakan Buku Tugas, Mendengar Ceramah, Dan Mengisi Latihan (Kerja Individual).

87 Perilaku Dibangun Atas Kebiasaan.
Keterampilan Dikembangkan Atas Dasar Latihan. Hadiah Dari Perilaku Baik adalah Pujian Atau Nilai Rapor. Siswa Tidak Melakukan Sesuatu Yang Buruk Karena Takut Akan Hukuman. Perilaku Baik Berdasarkan Motivasi Entrinsik. Pembelajaran Terjadi Hanya Terjadi Di Dalam Ruangan Kelas. Hasil Belajar Diukur Melalui Kegiatan Akademik Dalam Bentuk Tes / Ujian / Ulangan.

88 D. TUJUH KOMPONEN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
1. KONSTRUKTIVISME Membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan awal. Pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima pengetahuan. 2. INQUIRY Proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman. Siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis.

89 QUESTIONING (Bertanya) Kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran yang berbasis Inquiry.

90 4. LEARNING COMMUNITY (Masyarakat Belajar) Sekelompok Orang Yang Terikat Dalam Kegiatan Belajar. Bekerjasama Dengan Orang Lain Lebih Baik Daripada Belajar Sendiri. Tukar Pengalaman. Berbagi Ide.

91 5. MODELLING (Pemodelan) Proses Penampilan Suatu Contoh Agar Orang Lain Berpikir, Bekerja, Dan Belajar. Mengerjakan Apa Yang Guru Inginkan Agar Siswa Mengerjakannya. 6. REFLECTION (Refleksi) Cara Berpikir Tentang Apa Yang Telah Kita Pelajari. Mencatat Apa Yang Telah Dipelajari. Membuat Jurnal, Karya Seni, Diskusi Kelompok.

92 7. AUTHENTIC ASSESMENT (Penilaian Yang Sebenarnya) Mengukur Pengetahuan Dan Keterampilan Siswa. Penilaian Produk (Kinerja). Tugas-Tugas Yang Relevan Dan Kontekstual.

93 E. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Kerjasama; Saling Menunjang; Menyenangkan, Tidak Membosankan; Belajar Dengan Bergairah; Pembelajaran Terintegrasi; Menggunakan Berbagai Sumber; Siswa Aktif; Sharing Dengan Teman;

94 Siswa Kritis Guru Kreatif;
Dinding Dan Lorong-Lorong Penuh Dengan Hasil Kerja Siswa, Peta-Peta, Gambar, Artikel, Humor, dan lain-lain; dan Laporan Kepada Orang Tua Bukan Hanya Rapor, Tetapi Hasil Karya Siswa, Laporan Hasil Pratikum, Karangan Siswa, dan lain-lain.

95 SELESAI


Download ppt "Dr. RATNAWATI SUSANTO, M.M.,M.Pd."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google