Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSukarno Tedjo Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Latar Belakang Pada abad ke-21(era Globalisasi), persaingan semakin kompleks, persaingan bukan lagi persaingan antar individu perusahaan tetapi persaingan dalam jaringan. Didikung perubahan teknologi, terutama penurunan dramatis dalam biaya komunikasi informasi, yang merupakan komponen penting dari biaya transaksi, telah menyebabkan perubahan dalam koordinasi antar anggota jaringan rantai pasokan (Coase, 1998).
2
Masalah : Tingginya permintaan belum dapat dipenuhi produsen (tepat kuantitas, tepat kualitas, tepat harga, tepat waktu/tempat) sementara potensi /kapasitas produksi belum optimal. Konsumen bersedia membayar mahal asal barang yg dipesan dapat diperoleh tepat pada waktunya
3
Konsep Agribisnis Orientasi pada kebutuhan Konsumen,
PRODUKSI ON FARM INDUSTRI PENGOLAHAN JASA PENUNJANG KONSUMEN INPUT MATERIALI Orientasi pada kebutuhan Konsumen, pendekatan sistem/jaringan Aliran produk, jasa, informasi, dan uang dalam sistem
4
Value Chain (Porter)
5
Value system, Menggambarkan kumpulan aktivitas yang dilakukan untuk mendesain, memproduksi, memasarkan, menyerahkan, dan mendukung produknya Rantai pasokan : seluruh aktivitas yang terkait untuk memenuhi kebutuhan konsumen, baik langsung maupun tidak langsung
6
Sebuah rantai pasokan adalah serangkaian organisasi secara langsung dihubungkan oleh satu atau lebih dari aliran hulu dan hilir dari produk, jasa, keuangan, dan informasi dari sumber ke pelanggan. Mengelola rantai pasokan adalah 'manajemen rantai pasokan/SCM (Mentzer et al., 2001).
7
SCM menekankan pada pola terpadu menyangkut proses aliran produk dari supplier, manufaktur, retailer hingga pada konsumen akhir. Dalam konsep SCM rangkaian aktivitas antara supplier hingga konsumen akhir adalah dalam satu kesatuan tanpa sekat yang besar. Mekanisme informasi antara berbagai komponen tersebut berlangsung secara transparan.
8
Supply Chain Management (SCM) adalah suatu konsep yang menyangkut pola pendistribusian produk yang mampu menggantikan pola-pola pendistribusian produk secara tradisional. Pola baru ini menyangkut aktivitas pendistribusian, jadwal produksi, dan logistik. SCM adalah sebuah pendekatan lintas-fungsi termasuk mengelola pergerakan bahan mentah menjadi sebuah organisasi, aspek-aspek tertentu dari proses internal bahan menjadi barang jadi, dan pergerakan dari barang jadi keluar organisasi dan menuju konsumen akhir. SCM merupakan sebuah mata rantai pasokan mulai dari hulu yang merupakan awal dari sebuah aliran sampai ke hilir (Konsumen) yang merupakan tujuan akhir dari sebuah rantai pasokan
9
Hines (2004: p76). "Supply strategi rantai pasokan memerlukan pandangan sistem keterkaitan keseluruhan d rantai yang bekerja sama secara efisien untuk menciptakan kepuasan pelanggan pada titik akhir dari pengiriman ke konsumen Sebagai konsekuensinya, biaya harus diturunkan di seluruh rantai dengan menghilangkan biaya yang tidak perlu dan memfokuskan perhatian pada menambahkan nilai. Efisiensi harus ditingkatkan, kemacetan dihapus dan pengukuran kinerja harus fokus pada efisiensi keseluruhan sistem dan distribusi imbalan yang adil bagi mereka dalam rantai pasokan menambahkan nilai. suplai sistem rantai harus responsif terhadap kebutuhan pelanggan
10
SCM : pengelolaan suatu jaringan interkoneksi bisnis yang terlibat dalam penyediaan utama dari produk dan layanan yang dibutuhkan oleh konsumen akhir (Harland, 1996). Oki fokus utama dari SCM adalah sinkronisasi proses untuk kepuasan pelanggan. Semua supply chain pada hakekatnya memperebutkan pelanggan dari produk atau jasa yang ditawarkan. Semua pihak yang berada dalam satu rantai supply chain harus bekerja sama satu dengan lainnya semaksimal mungkin untuk meningkatkan pelayanan dengan harga murah, berkualitas, dan tepat pengirimannya.
11
SCM mengarah pada pengelolaan dengan sistem just in time, karena konsep just in time sangat menekankan ketepatan waktu kedatangan material dari pemasok sampai ke tangan konsumen sesuai dengan yang ditetapkan. Artinya, kedisiplinan dan komitmen seluruh mata rantai harus benar- benar dilaksanakan, sehingga apabila terjadi penyimpangan pada salah satu mata rantai saja, maka akan mengganggu pasokan material secara keseluruhan dan menghambat kelancaran tugas dari mata rantai yang lain, karena tidak adanya persediaan.
12
Manfaat SCM Kepuasan pelanggan, Konsumen atau pengguna produk merupakan target utama dari aktivitas proses produksi setiap produk yang dihasilkan perusahaan. Konsumen atau pengguna yang dimaksud dalam konteks ini tentunya konsumen yang setia dalam jangka waktu yang panjang. Untuk menjadikan konsumen setia, maka terlebih dahulu konsumen harus puas dengan pelayanan yang disampaikan oleh perusahaan. Meningkatkan pendapatan, Semakin banyak konsumen yang setia dan menjadi mitra perusahaan berarti akan turut pula meningkatkan pendapatan perusahaan, sehingga produk- produk yang dihasilkan perusahaan tidak akan ‘terbuang’ percuma, karena diminati konsumen.
13
Menurunnya biaya, Pengintegrasian aliran produk dari perusahan kepada konsumen akhir berarti pula mengurangi biaya-biaya pada jalur distribusi. Pemanfaatan asset semakin tinggi. Aset terutama faktor manusia akan semakin terlatih dan terampil baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan. Tenaga manusia akan mampu memberdayakan penggunaan teknologi tinggi sebagaimana yang dituntut dalam pelaksanaan SCM. Peningkatan laba. Dengan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang setia dan menjadi pengguna produk, pada gilirannya akan meningkatkan laba perusahaan. Perusahaan semakin besar. Perusahaan yang mendapat keuntungan dari segi proses distribusi produknya lambat laun akan menjadi besar, dan tumbuh lebih kuat.
14
Segmentasi pelanggan berdasarkan kebutuhannya
SCM akan meningkatan daya saing melalui penyesuaian produk, mutu tinggi, pengurangan biaya dan kecepatan distribusi/just in time,dll Prinsip-prinsip SCM Anderson, Britt & Frave (1997) memberikan 7 prinsip SCM untuk membantu para manajer dalam merumuskan strategi pelaksanaan SCM, yaitu: Segmentasi pelanggan berdasarkan kebutuhannya
15
Sesuaikan jaringan logistik untuk melayani kebutuhan pelanggan yang berbeda.
Dengarkan signal pasar dan jadikan signal tersebut sebagai dasar dalam perencanaan kebutuhan (demand planning) sehingga bisa menghasilkan ramalan yang konsisten dan alokasi sumber daya yang optimal. Diferensiasi produk pada titik yang lebih dekat dengan konsumen dan percepat konversinya di sepanjang rantai supply.
16
Kelola sumber-sumber supply secara efisien untuk mengurangi ongkos kepemilikan dari material maupun jasa. Kembangkan strategi teknologi untuk keseluruhan rantai supply yang mendukung pengambilan keputusan berhirarki serta berikan gambaran yang jelas dari aliran produk, jasa, maupun informasi. Adopsi pengukuran kinerja untuk sebuah supply chain secara keseluruhan dengan maksud untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen akhir.
17
Persyaratan Penerapan SCM 1. Dukungan manajemen.
Manajemen semua level dari strategis sampai operasional harus memberikan dukungan mulai dari proses perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, pelaksanaan, sampai pengendalian. 2. Pemasok. Sebelum membangun komitmen dan melaksanakan ‘kontrak kerja’ dengan para pemasok, maka perusahaan terlebih dahulu harus melaksanakan evaluasi pemasok. Evaluasi pemasok dilakukan apabila untuk material yang sama dapat diperoleh lebih dari satu alternatif pemasok. Setidaknya ada tiga kriteria dalam melakukan evaluasi pemasok, yaitu: keadaan umum pemasok, keadaan pelayanan, dan keadaan material. Beberapa contoh indikator dari setiap kriteria evaluasi pemasok adalah sebagai berikut (Gaspersz, 2002): Keadaan umum pemasok Ukuran atau kapasitas produksi Kondisi finansial Kondisi operasional Fasilitas riset dan desain Lokasi geografis Hubungan dagang antar industry
18
Keadaan pelayanan Keadaan material
Waktu penyerahan material Kondisi kedatangan material Kuantitas pemesanan yang ditolak Penanganan keluhan dari pembeli Bantuan teknik yang diberikan Informasi harga yang diberikan Keadaan material Kualitas material Keseragaman material Jaminan dari pemasok Keadaan pengepakan (pembungkusan) Dari ketiga kriteria tersebut, bobot (berdasarkan tingkat kepentingan) yang terbesar diberikan pada kriteria keadaan material, karena keadaan material akan mempengaruhi kinerja fungsi produksi dan operasi khususnya kualitas produk. Selanjutnya dilakukan penilaian untuk setiap indikator dan dihitung total skor- nya.
19
3. Distributor sebagai perantara produk perusahaan sampai ke tangan konsumen akhir. Intensitas saluran distribusi yang ideal bagi suatu perusahaan adalah bagaimana menyajikan jenis produk secara luas dalam pemuasan kebutuhan konsumen (Sitaniapessy, 2001). Satu kunci yang penting dalam mengelola saluran distribusi adalah menentukan berapa banyak saluran distribusi yang dikembangkan serta membentuk suatu pola kemitraan yang menunjang pemasaran suatu produk dalam area pemasaran tertentu
20
4.Transparansi arus informasi.
Untuk dapat mendukung arus informasi yang transparan dari seluruh mata rantai yang terlibat dalam SCM diperlukan komitmen (dapat dicapai melalui kemitraan dan kesepakatan) disertai dengan ketersediaan database. Prinsip SCM adalah Jawaban diskusi utk jalannya agribisnis: peran pemda adalah pelaksana SCM, kesepakatan tujuan bersama seluruh pelaku dlm rantai/jaringan, diikuti kepercayaan bersama, dan membangun budaya organisasi yg sejalan
21
Dalam kasus pabrik biskuit produsen bahan dasar seperti petani & peternak sebagai hulu dari SCM Biskuit dan konsumen sebagai hilir , berikut ini gambar dari SMC :
23
TUGAS : Apakah paradigma pembangunan pertanian berbasis pada pengembangan sub sistem usaha tani/budidaya saja akan mampu meningkatkan dayasaing global? Atau harus dirubah ke pendekatan agribisnis plus SCM. (4 kelompok : peternakan sapi potong, perikanan rumput laut, pertanian jagung, pertanian beras). Jelaskan mulai latar belakang, konsep agb dan scm dan gambarkan skema rantai pasokannya
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.