Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

KESANTUNAN PARAGRAF Mahasiswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan tentang kesantunan membuat paragraf yang berprinsip pada kesatuan, kepaduan, dan.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "KESANTUNAN PARAGRAF Mahasiswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan tentang kesantunan membuat paragraf yang berprinsip pada kesatuan, kepaduan, dan."— Transcript presentasi:

1 KESANTUNAN PARAGRAF Mahasiswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan tentang kesantunan membuat paragraf yang berprinsip pada kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan. Khusnul Khotimah, Universitas 45 Surabaya 09/06/2018

2 Menulis Paragraf Paragraf merupakan bagian karangan yang terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan secara utuh dan padu serta membentuk satu kesatuan pikiran. 09/06/2018

3 Unsur Paragraf: Kalimat topik atau kalimat utama;
Kalimat pengembang atau kalimat penjelas; Kalimat penegas; Kalimat, klausa, frasa, dan penghubung. Khusnul Khotimah, Universitas 45 Surabaya 09/06/2018

4 Fungsi Utama Paragraf:
Untuk menandai pembukaan atau awal ide/gagasan baru, Sebagai pengembangan lebih lanjut tentang ide sebelumnya, atau Sebagai penegasan terhadap gagasan yang diungkapkan terlebih dahulu. Khusnul Khotimah, Universitas 45 Surabaya 09/06/2018

5 Tahapan dalam Menulis Tahap Prapenulisan
Tahap ini merupakan fase perencanaan atau persiapan menulis. Langkah-langkah: Menentukan topik Mempertimbangkan maksud atau tujuan penulisan memperhatikan sasaran karangan (pembaca) mengumpulkan informasi pendukung mengorganisasi ide dan informasi menjadi kerangka karangan Tahap Prapenulisan Tahap Penulisan Tahap Pascapenulisan (Editing dan Revisi) 09/06/2018

6 Tahap ini merupakan fase pengembangan
Tahap Penulisan Tahap ini merupakan fase pengembangan kerangka karangan menjadi karangan yang utuh dengan struktur: Awal karangan yang berfungsi untuk memperke – nalkan dan sekaligus menggiring pembaca terhadap pokok tulisan. Isi karangan yang menyajikan topik atau ide utama karangan, berikut hal-hal yang memper – jelas atau mendukung ide tersebut. Akhir karangan yang berfungsi untuk mengemba – likan pembaca pada ide-ide inti karangan melalui perangkuman atau penekanan ide-ide penting (simpulan dan saran) Tahap Prapenulisan Tahap Penulisan Tahap Pascapenulisan (Editing dan Revisi) 09/06/2018

7 Tahap ini merupakan fase penghalusan dan
Tahap Pascapenulisan Tahap ini merupakan fase penghalusan dan penyempurnaan draft atau buram yang kita hasilkan. Kegiatan ini terdiri atas penyuntingan (editing) dan perbaikan (revisi) yang dapat berlangsung berkali-kali. Langkah-langkah editing dan revisi: membaca keseluruhan karangan; menandai hal-hal yang perlu diperbaiki, atau memberikan catatan bila ada hal-hal yang harus diganti, ditambah, disempurnakan; serta melakukan perbaikan sesuai dengan temuan saat penyuntingan. Tahap Prapenulisan Tahap Penulisan Tahap Pascapenulisan (Editing dan Revisi) 09/06/2018

8 Persyaratan Paragraf yang Baik:
Kepaduan Untuk mencapai kepaduan, kemampuan rangkai kalimat sehingga bertalian secara logis dan padu. Oleh karena itu, digunakan kata penghubung. Penghubung intrakalimat (karena, sehingga, tetapi, sedangkan, apabila, jika, maka, dll. Penghubung antarkalimat: oleh karena itu, jadi, kemudian, namun, selanjutnya, bahkan, dll Kesatuan Yang dimaksud kesatuan adalah tiap paragraf hanya mengandungsatu pokok pikiranyang diwujudkan dalam kalimat utama. Ciri-ciri dalam membuat kalimat utama: a. kalimat yg dibuat harus mengandung permasalahan yg berpotensi untuk diperinci atau diuraikan lebih lanjut. B. kalimat utama dapat dibuat lengkap dan berdiri sendiri tanpa memerlukan kata penghubung.. Kelengkapan Paragraf dikatakan lebgkap apabila di dalamnya terdapat kalimat-kalimat penjelas secara lengkap untuk menunjuk pokok pikiran/kalimat utama. Ciri kalimat penjelas: berisi penjelasan berupa rincian, keterangan, contoh, dll Khusnul Khotimah, Universitas 45 Surabaya 09/06/2018

9 Konjungsi Konjungsi intrakalimat:
dan, bersama, serta, tetapi, melainkan, atau, ataukah, sebab, karena, lantaran, hasilnya, akibatnya, akibat, demi, untuk, agar, biar, supaya, jika, jikalau, asalkan, kalau, sejak, ketika, sewaktu, saat, selama, sesudah, seusai, begitu, hingga, sungguhpun, meskipun, walaupun, sekalipun, kendatipun, biarpun, tanpa, dengan, bahwa, sehingga, maka, sampai, apabila, dll. Konjungsi antarkalimat: Kemudian, bahkan, jadi, oleh karena itu, sesudah itu, setelah itu, kecuali, malahan, bahkan, bahwasannya, namun, sebaliknya, akan tetapi, meskipun demikian, sekalipun demikian, dll. Drs. Bahauddin Azmy, PGSD UNIPA 09/06/2018

10 PENALARAN DALAM MENULIS
Khusnul Khotimah, Universitas 45 Surabaya 09/06/2018 PENALARAN DALAM MENULIS Pengertian dan Jenis Penalaran

11 Pengertian Penalaran Penalaran (reasoning) adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, ataupun sesuatu yang dianggap bahan bukti, menuju pada suatu kesimpulan. ATAU Penalaran adalah proses berpikir yang sistematis dan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan (pengetahuan atau pengalaman) dengan bahan berupa fakta, informasi, pengalaman atau pendapat para ahli (atoritas). 09/06/2018

12 Jenis Penalaran 09/06/2018 Penalaran Induktif Generalisasi Analogi
Hubungan Kausal deduktif Silogisme Entimem 09/06/2018

13 Penalaran Induktif Penalaran Induktif
adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari hal-hal khusus menuju sesuatu yang umum. Kesimpulan Temuan 1 Temuan 2 Temuan 3 09/06/2018

14 Generalisasi atau Perampatan
Generalisasi atau perampatan adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah gejala atau peristiwa yang serupa untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala atau peristiwa itu. Generalisasi dapat diturunkan dari gejala-gejala khusus yang diperoleh melalui pengalaman, observasi, wawancara, atau studi dokumentasi. Sumbernya bisa berupa dokumen, statistik, kesaksian, pendapat ahli, peristiwa-peristiwa politik, sosial, ekonomi, atau hukum. Dari berbagai gejala atau peristiwa itu, orang membentuk opini, sikap, penilaian, keyakinan, atau perasaan tertentu. 09/06/2018

15 Rambu-rambu Menguji Hasil Generalisasi
Lanjutan … Rambu-rambu Menguji Hasil Generalisasi Apakah jumlah gejala atau peristiwa yang dijadikan dasar generalisasi tersebut cukup memadai? Apakah gejala atau peristiwa yang digunakan sebagai bahan generalisasi merupakan contoh yang baik, yang dapat mewakili keseluruhan atau bagian yang dikenai genelisasi? Seberapa banyak kekecualian yang tidak sesuai dengan generalisasi yang dilakukan? Aapakah perumusan generalisasi itu sesuai dengan data-data yang diteliti? 09/06/2018

16 Contoh Lanjutan … Para peneliti dari University of Minnesota melakukan kajian untuk mencari formula yang dapat mengurangi resiko kematian akibat penyakit jantung. Mereka meneliti wanita pascamenopause. Sebagian dari mereka diminta untuk mengkonsumsi banyak kacang-kacangan, minyak sayuran, dan margarin, yang banyak mengandung vitamin E. Dari studi itu ditemukan orang yang memakan makanan yang banyak mengandung vitamin E, memiliki resiko kematian akibat penyakit jantung yang lebih rendah 50% dibandingkan dengan orang yang sedikit mengkonsumsi makanan seperti itu. 09/06/2018

17 Analogi Analogi yang dimaksud di sini adalah analogi induktif atau analogi logis. Analogi induktif adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari dua peristiwa atau gejala khusus yang satu sama lain memiliki kesamaan untuk menarik kesimpulan. Karena titik tolak penalaran ini adalah kesamaan karakteristik dia antara dua hal, maka kesimpulannya akan menyiratkan “Apa yang berlaku pada satu hal akan berlaku pula untuk hal lainnya.” Dengan demikian, dasar kesimpulan yang digunakan merupakan ciri pokok atau esensial yang berhubungan erat dari dua hal yang dianalogikan. 09/06/2018

18 Contoh Lanjutan … Dr. Maria C. Diamond tertarik untuk meneliti pengaruh pil kontrasepsi terhadap pertumbuhan cerebral cortex wanita, sebuah bagian otak yang mengatur kecerdasan. Dia menginjeksi sejumlah tikus betina dengan sebuah hormon yang isinya serupa dengan pil. Hasilnya, tikus-tikus itu memperlihatkan pertumbuhan cerebral cortex yang sangat rendah dibandingkan dengan tikus-tikus yang tidak diberi hormon itu. Berdasarkan studi itu, Dr. Diamond, seorang profesor anatomi dari University of California, menyimpulkan bahwa pil kontrasepsi dapat menghambat perkembanan otak penggunanya. 09/06/2018

19 Hubungan Kausal (Sebab – Akibat)
Menurut hukum kausalitas semua gejala atau kejadian terjalin dalam rangkaian sebab akibat. Tak ada satu gejala atau kejadian pun yang muncul didunia ini tanpa penyebab. Penalaran kausalitas terwujud dalam tiga pola: sebab ke akibat, akibat ke sebab, dan akibat ke akibat. Karakteristik penalaran kausalitas: Satu atau beberapa gejala (peristiwa) yang timbul dapat berperan sebagai sebab atau akibat, atau sekaligus sebagai akibat dari gejala sebelumnya dan sebab gejala sesudahnya. Gejala atau peristiwa yang terjadi dapat dapat ditimbulkan oleh satu sebab atau lebih, dan menghasilkan satu akibat atau lebih. Hubungan sebab dan akibat dapat bersifat langsung dan taklangsung. 09/06/2018

20 Lanjutan … Contoh Ketika seorang ibu melihat awan tebal menggantung, dia segera memunguti pakaian yang dijemurnya. Tindakannya itu didorong oleh pengalamannya bahwa mendung tebal (sebab) pertanda akan turun hujan (akibat). Hujan (sebab) akan menjadikan pakaian yang dijemurnya basah (akibat). Pak Saeran menanam berbagai jenis bunga dan pohon di pekarangan rumahnya. Tanaman itu dirawat, disirami, dan dipupuk. Anehnya, tanaman itu bukannya semakin segar, melainkan layu bahkan mati. Tanaman yang mati di cabuti. Ia melihat ternyata akar-akarnya rusak dan dipenuh rayap. Berdasarkan temuan itu, dia menyimpulkan bahwa biang keladi rusaknya tanaman (akibat) adalah rayap (sebab). 09/06/2018

21 Kesimpulan/ Pengetahuan
Penalaran Deduktif Penalaran deduktif adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang umum menuju hal-hal yang khusus. Kesimpulan/ Pengetahuan Temuan 1 Temuan 2 Temuan 3 09/06/2018

22 Silogisme Silogisme adalah suatu pross penalaran yang menghubungkan dua proposisi (pernyataan)yang berlainan untuk menurunkan sebuah kesimpulan yang merupakan proposisi yang ketiga. Proposisi merupakan pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung di dalamnya. Proposisi terdiri atas premis mayor, premis minor, dan kesimpulan. 09/06/2018

23 Lanjutan … Premis mayor mengandung term mayor dari silogisme, merupakan generalisasi atau proposisi yang dianggap benar bagi semua unsur atau anggota kelas tertentu. Premis minor mengandung term minor atau tengah dari silogisme, berisi proposisi yang mengidentifikasi atau menunjuk sebuah kasus atau peristiwa khusus sebagai anggota dari kelas itu. Kesimpulan adalah proposisi yang menyatakan bahwa apa yang berlaku bagi seluruh kelas, akan berlaku pula bagi anggota-anggotanya. 09/06/2018

24 Premis mayor : Kebanyakan buruh adalah pekerja keras.
Lanjutan … Term adalah suatu kata atau frasa yang menempati fungsi subjek atau prekikat. Term predikat dari kesimpulan adalah term mayor dari seluruh silogisme Term subjek dari kesimpulan adalah term minor. Term yang muncul pada kedua premis dan tidak muncul dalam kesimpulan adalah term tengah, yang menghubungkan kedua premis. Contoh silogisme: Premis mayor : Kebanyakan buruh adalah pekerja keras. Premis minor : Suhadi adalah buruh. Kesimpulan : Suhadi adalah pekerja keras. 09/06/2018

25 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan silogisme:
Lanjutan … Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan silogisme: Sebuah silogisme hanya terdiri atas tiga proposisi, yaitu proposisi mayor, proposisi minor, dan kesimpulan. Jika sebuah silogisme mengandung premis yang positif dan sebuah premis yang negatif (menggunakan kata tidak atau bukan), maka kesimpulannya harus negatif. Dari dua premis yang negatif tidak dapat ditarik kesimpulan. Premis mayor yang benar belum tentu menghasilkan kesimpulan yang benar jika proses penyimpulannya salah. Silogisme dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu silogisme kategorial, silogisme kondisional, dan silogisme alternatif. 09/06/2018

26 Silogisme Kategorial. Contoh :
Lanjutan … Silogisme Kategorial. Contoh : Premis mayor : Semua cendekiawan adalah pemikir. Premis minor : Ahmad adalah cendekiawan. Kesimpulan : Jadi, Ahmad adalah pemikir. Silogisme Kondisional atau hipotetis (pengandaian). Contoh: Premis mayor : Kalau rupiah mengalami devaluasi harga-harga barang akan naik. Premis minor : Rupiah mengalami devaluasi. Kesimpulan : Harga-harga baang akan naik. Silogisme Alternatif. Contoh: Premis mayor : Penyebab kegagalan panen sekarang adalah kekurangan air atau hama. Premis minor : Penyebab kegagalan panen sekarang bukan hama. Kesimpulan : Sebab itu, kegagalan panen sekarang adalah kekurangan air. 09/06/2018

27 Entimem Entimem adalah silogisme yang diungkap secara taklengkap demi alasan kepraktisan, di mana bagian silogisme yang dianggap telah dipahami dihilangkan. Contoh: “Pak Jadam adalah rentenir, yang mengisap darah orang yang dilanda kesusahan.” Jika silogisme tersebut dinyatakan secara lengkap adalah sbb.: Premis mayor : Semua rentenir adalah pengisap darah orang yang dilanda kesusahan. Premis minor : Pak Jadam adalah rentenir. Kesimpulan : Jadi, Pak Jadam adalah pengisap darah orang yang 09/06/2018

28 Salah Nalar Generalisasi yang terlalu luas Kerancuan analogi
Kekeliruan kausalitas Kesalahan relevansi (karena kekurangpahaman, pengabaian, atau penyembunyian masalah yang sesungguhnya) Penyandaran terhadap prestise seeorang Salah nalar (reasoning atau fallacy) adalah kekeliruan dalam proses berpikir karena keliru menafsirkan atau menarik kesimpulan. Kekeliruan itu dapat terjadi karena faktor emosional, kecerobohan, atau ketidaktahuan. Salah Nalar 09/06/2018

29 RAGAM WACANA DESKRIPSI (Pemerian) NARASI (Penceritaan atau Pengisahan)
EKSPOSISI (Paparan) ARGUMENTASI (Pembahasan atau Pembuktian) PERSUASI 09/06/2018

30 DESKRIPSI (PEMERIAN) Deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya. Sasarannya adalah menciptakan atau memungkinkan terciptanya imajinasi pembaca sehingga dia seolah-olah melihat, mengalami, dan merasakan sendiri apa yang dialami orang penulisnya. 09/06/2018

31 NARASI Narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa. Sasarannya adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan, atau rangkaian terjadinya sesuatu hal. Bentuk karangan ini dapat kita temukan misalnya pada karya prosa atau drama, biogarafi atau autobiografi, laporan peristiwa, serta resep atau cara membuat dan melakukan sesuatu hal. 09/06/2018

32 EKSPOSISI Eksposisi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang dapat memperluas atau menambah pengetahuan dan pandangan pembacanya. Sasarannya adalah menginformasikan sesuatu tanpa ada maksud mempengaruhi pikiran, perasaan, dan sikap pembacanya. Fakta dan ilustrasi yang disampaikan penulis sekedar memperjelas apa yang akan disampaikannya. 09/06/2018

33 ARGUMENTASI Argumentasi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan oleh penulisnya. Karena tujunnya meyakinkan pendapat atau pemikiran pembaca, maka penulis akan menyajikan secara logis, kritis, dan sistematis bukti-bukti yang dapat memperkuat keobjektian dan kebenaran yang disampaikannya sehingga dapat menghapuskan konflik dan keraguan pembaca terhadap pendapat penulisnya. Corak karangan seperti ini adalah hasil penilaian, pembelaan, dan timbangan buku. 09/06/2018

34 PERSUASI Persuasi adalah ragam wacana yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan penulis. Berbeda dengan argumentasi yang pendekatannya bersifat rasional dan diarahkan untuk mencapai suatu kebenaran, peersuasi lebih menggunakan pendekatan emosional. Seperti dalam argumentasi, persuasi juga menggunakan bukti dan fakta. Hanya saja dalam persuasi, hal itu digunakan seperlunya atau kadangkala dimanipulasi untuk menimbulkan kepercayaan pada diri pembaca bahwa apa yang disampaikan si penulis tiu benar. 09/06/2018

35 JENIS WACANA FIKSI NONFIKSI Nonfiksi merupakan hasil kegiatan penulisan yang mengandalkan logika dan pengamatan penulisnya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tulisan nonfiksi cenderung bersifat logis dan empiris. Contoh makalah, artikel, dan laporan penelitian. Fiksi merupakan hasil kegiatan kreatif-imajinatif penulisnya yang berupa karya tulis yang biasanya digolongkan ke dalam tulisan kesastraan. Contoh cerpen, novel, dan naskah drama. 09/06/2018

36 ALINEA/PARAGRAF Pengertian Struktur Persyaratan Jenis Pengembangan
Alinea atau paragraf adalah satuan bentuk bahasa sebagai bagian dari suatu karangan yang biasanya terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan secara utuh dan padu serta membentuk satu kesatuan pikiran.

37 Bagan Alinea/ Paragraf
Ide Kalimat 1 Ide Kalimat 1 Ide alinea/ paragraf Ide Kalimat 2 Ide Kalimat 3 Ide kalimat 2 Ide Kalimat 3 Ide Kalimat 4

38 Ciri-ciri Kalimat Topik
Mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci dan diuraikan lebih lanjut. Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri. Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain. Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung dan frasa transisi.

39 Ciri-ciri Kalimat Penjelas
Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri (dari segi arti). Arti kalimat ini kadangkala baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea/paragraf. Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung dan frasa transisi. Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data tambahan lain yang bersifat mendukung kalimat topik.

40 Bagan Struktur Alinea/Paragraf
Alinea/Paragraf Wacana 1) Pembuka (1) Kalimat topik 2) kalimat topik (2) Kalimat penjelas A. kalimat penjelas (3) Kalimat penjelas B. kalimat penjelas (4) Kalimat penjelas C. kalimat penjelas 3) kalimat topik (5) Kalimat simpulan/ A. kalimat penjelas penutup B. Kalimat penjelas C. kalimat penjelas 4) kalimat topik A. kalimat penjelas B. kalimat penjelas 5) Simpulan/Penutup Rangkuman atau Simpulan Tujuan Penulisan B A D N K R G

41 Persyaratan Alinea/Paragraf
Kesatuan, menunjukkan pengertian bahwa kalimat- kalimat yang ada dalam satu paragraf mendukung satu tema/pikiran pokok/pikiran utama/gagasan utama (mean idea). Kepaduan (koherensi), mengacu kepada hubungan yang harmonis (logis dan padu) antarkalimat dalam paragraf. Kepaduan dapat diwujudkan dengan cara repetisi, jasa kata ganti dan kata sambung, serta frasa penghubung.

42 SENARAI KATA DAN FRASA PENGHUBUNG SEBAGAI PENGAIT ALINEA
Fungsi Menyatakan Hubungan Contoh Kata dan Frasa Akibat/hasil Pertambahan Perbandingan Pertentangan Tempat Tujuan Waktu Singkatan akibatnya, karena itu, maka, oleh sebab itu, dengan demikian, jadi berikutnya, demikian juga, kemudian, selain itu, lagi pula, lalu, selanjutnya, tambahan lagi dalam hal yang sama, lain halnya dengan, sebaliknya, lebih dari pada itu, berbeda dengan itu akan tetapi, bagaimanapun, meskipun begitu, namun, sebaliknya, walaupun demikian berdekatan dengan itu, di sini, di seberang sana, tak jauh dari sana, di bawah, persis di depan …, di sepanjang … agar, untuk/guna, untuk maksud itu baru-baru ini, beberapa saat kemudian, mulai, sebelum, segera, sesudah, sejak, ketika singkatnya, ringkasnya, akhirnya, sebagai simpulan, pendek kata

43 Bagan Kesatuan dan Kepaduan Alinea/Paragraf
ku kp b a kp kp kp a : kesatuan, b : kepaduan, ku : kalimat utama, kp : kalimat penjelas

44 Pengembangan Alinea/Paragraf
Cara Definisi Cara Proses Cara Urutan Waktu/Kronologis Cara urutan Tempat Cara Contoh Cara Umum-Khusus Cara Pertentangan Cara Perbandingan Cara Analogi Cara Sebab Akibat Cara Klasifikasi

45 Jenis Alinea/ Paragraf
Menurut posisi kalimat topiknya: alinea/paragraf deduktif, jika ku pada awal alinea alinea/paragraf induktif, jika ku pada akhir alinea alinea/paragraf deduktif-induktif, jika ku pada awal dan akhir alinea alinea/paragraf penuh kalimat topik, jika ku pada seluruh alinea

46 Lanjutan … Menurut sifat isinya: alinea/paragraf persuasif, jika isi alinea mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca; alinea/paragraf argumentatif, jika isi alinea membahas satu masalah dengan bukti-bukti atau alasan yang mendukung; alinea/paragraf naratif, jikaisi alinea menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk cerita; alinea/paragraf deskriptif, jika isi alinea melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa; alinea/paragraf ekspositoris, jika isi alinea memaparkan sesuatu fakta atau kejadian tertentu.

47 Menurut fungsinya dalam karangan:
Lanjutan … Menurut fungsinya dalam karangan: alinea/paragraf pembuka, berfungsi untuk menghantarkan pokok pembicaraan, menarik minat dan perhatian pembaca, menyiapkan atau menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh karangan; alinea/paragraf pengembang, berfungsi untuk mengemukakan inti persoalan, memberi ilustrasi atau contoh, menjelaskan hal yang akan diuraikan pada alinea berikutnya, meringkas alinea sebelumnya, dan mempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan; alinea/paragraf penutup, berisi simpulan bagian atau seluruh karangan, atau pernyataan kembali isi karangan agar lebih jelas.

48 Kemampuan Lanjut dalam Kegiatan Menulis: Merencanakan Tulisan Fiksi dan Nonfiksi
Nonfiksi merupakan hasil kegiatan penulisan yang mengandalkan logika dan pengamatan penulisnya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tulisan nonfiksi cenderung bersifat logis dan empiris. Contoh makalah, artikel, dan laporan penelitian. Fiksi merupakan hasil kegiatan kreatif-imajinatif penulisnya yang berupa karya tulis yang biasanya digolongkan ke dalam tulisan kesastraan. Contoh cerpen, novel, dan naskah drama. 09/06/2018

49 Merencanakan Tulisan Fiksi
Perencanaan penulisan fiksi tidak sama bagi setiap pengarang: ada yang inspirasi muncul tiba-tiba, ada yang harus mencari inspirasinya dengan cara berkelana, ada yang harus menekuni berbagai bahan di perpustakaan, dll. Yang paling umum sebuah fiksi direncanakan dengan cara menulis sinopsis cerita terlebih dahulu, kemudian baru dikembangkan dalam bentuk cerita pendek, novel, atau naskah drama. 09/06/2018

50 Merencanakan Tulisan Nonfiksi
Pemilihan topik: menarik dan dikuasai, aktual, didukung bahan yang memadai, dan sesuai dengan ruang lingkup. Perumusan tujuan penulisan: memberi penjelasan, mempengaruhi sikap pembaca, atau menginginkan pembaca melakukan sesuatu. 09/06/2018

51 Penulisan kerangka karangan:
Lanjutan … Penulisan kerangka karangan: mendaftarkan seluruh subtopik dari topik yang telah dipilih, kemudian memilah-milah, mengelompokkan dan menyusunnya menjadi struktur kerangkan tertentu; atau penulis langsung menentukan subtopik apa yang perlu ditulis dan langsung mengurutkannya, lalu setiap subtopik diperinci sesuai dengan keperluan penulisan. Pengumpulan bahan tulisan: berupa teori, data, atau informasi. Pengembangan kerangka menjadi karangan utuh 09/06/2018


Download ppt "KESANTUNAN PARAGRAF Mahasiswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan tentang kesantunan membuat paragraf yang berprinsip pada kesatuan, kepaduan, dan."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google