Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

HYPOTHYROIDISM.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "HYPOTHYROIDISM."— Transcript presentasi:

1 HYPOTHYROIDISM

2 HYPOTHYROIDISM Etiology Primary: Secondary :
Hashimoto thyroiditis, radio active iodine therapy for graves’ disease, subtotal thyroidectomy, subacute thyroiditis, iodide deficiency Secondary : Hypopituitarism due to pituitary adenoma Tertiary : Hypothalamic disfunction (rare)

3 HYPOTHYROIDISM Clinical finding
Incidence : Various causes depending geographic & enviromental factors Hashimoto thyroiditis the most common cause of hypothyroidism Newborn infants (Cretinism) Fatigue, coldness, weight gain, constipation, menstrual irregularities, muscle cramps

4 HYPOTHYROIDISM Physical findings:
Cool, rough n dry skin, puffy face and hands, hoarse voice, slow reflexes Cardiovascular sign: bradycardia, diminished CO, low voltage QRS, cardiac enlargement Pulmonary function: Respiratory failure Intestinal paralysis slowed , chronic constipation, ileus Renal function: decresed GFR, renal impairement Haematology : anemia, CNS symptoms: fatigue, inability to concentrate

5 Pituitary- thyroid relationships in primary hypothyroidism
TRH Hypothalamus Dopamine Somatostatin TSH Pituitary Tissues T3, T4 THYROID

6

7 Complication Myxedema coma  end stage of untreated hypothyroidism, cause radiotherapy in Graves’ Disease Myxedema & Heart disease  CAD Hypothyroidism Neuropsychiatric disease  depression, confuse, paranoid, manic

8 Treatment Hypothyroidism
Levothyroxine (T4), not liothyronine (T3) because rapid absorption, short half life, transient effect. Dosage : 1 x in the morning to avoid insomnia 0.05 mg-0.2 mg/d Mixedema coma ICU, intubation & mechanical ventilation, Treat infection, heart failure, IV drips with caution, levothyroxin IV

9 EXAMPLES OF THYROID DISEASES
1° Hypothyroidism Hyperthyroidism

10 Thyroiditis

11 Definition Thyroiditis  heterogenous group of inflamatory disorders the thyroid gland Etiologies range from autoimmune to infectious origins Clinical course  Acute, subacute, or chronic. Can be euthyroid, transient phase thyrotoxicosis and / or hypothyroidism. Painless or painfull Pendahuluan Istilah tiroiditis meliputi suatu penyakit inflamasi yang merupakan kelompok heterogen yang mengenai kelenjar tiroid yang penyebabnya berkisar dari proses otoimun sampai akibat infeksi. Gambaran klinik tiroiditis dapat bermanifestasi sebagai tiroiditis akut, subakut atau khronis. Tiroiditisdapat bermanifestasi sebagai eutiroid, tirotoksikosis yang bersifat semntara atau transient dan atau hipotiroid. Tiroiditis dapat juga menyebabkan perlangsungan progresif kearah suatu hipotiroidisme. Tiroiditis otoimun pada dasarnya dibagi dalam 2 katagori yaitu bentuk goiter atau struma ( Tiroiditis Hashimoto) dan bentuk atrofi ( tiroiditis atrofi atau miksedema primer)

12 Classification of thyroiditis
I. Autoimmune thyroiditis Chronic autoimune thyroiditis Hashimoto’s thyroiditis Atrophic thyroiditis Focal thyroiditis Juvenile thyroiditis Silent thyroiditis / Postpartum thyroiditis II. Subacute thyroiditis III. Acute suppurative thyroiditis IV. Riedel’s thyroiditis

13 Classification of thyroiditis
Hystologic classification Chronic lymphocytic Subacute lymphocytic Granulomatous Microbial inflamatory Invasive fibrosis Synonims Chronic lymphocytic thyroiditis, Hashimoto’s thyroiditis Subacut lymphocytic thyroiditis, Postpartum thyroiditis, Sporadic painless thyroiditis Subacut granulomatous thyroiditis De Quervains thyroiditis Suppurative thyroiditis Acute thyroiditis Riedel’s struma Riedel’s thyroiditis

14 Terminology for Thyroiditis.
Type Synonim Hashimoto’s thyroiditis Chronic lymphocytic thyroiditis Chronic autoimmune thyroiditis Lymphadenoid goiter Painless postpartum thyroiditis Postpartum thyroiditis Subacute lymphocytic thyroiditis Painless sporadic thyroiditis Silent sporadic thyroiditis Subacute lymphocytic thyroiditis Painful subacute thyroiditis Subacute thyroiditis de Quervain’s thyroiditis Giant-cell thyroiditis Subacute granulomatous thyroiditis Pseudogranulomatous thyroiditis

15 Terminology for Thyroiditis.
Type Synonim Suppurative thyroiditis Infectious thyroiditis Acute suppurative thyroiditis Pyogenic thyroiditis Bacterial thyroiditis Drug-induced thyroiditis (amiodarone, lithium, interferon alfa, interleukin-2) Riedel’s thyroiditis Fibrous thyroiditis

16 Hashimoto’s thyroiditis (Chronic thyroiditis)
Hakaru Hashimoto (1912)  4 patients chronic disorder of the thyroid diffuse lymphocytic infiltration, fibrosis, parenchymal atrophy, and eosinophilic change in some acinar cells Dr Hakaru Hashimoto

17 Hashimoto’s thyroiditis
Hashimoto thyroiditis is the most common cause of hypothyroidism & goiter in the United States Statosky J et al. Am Acad of Family physicians 2000;61:1054

18 Hashimoto’s thyroiditis
Etiology & pathogenesis HT is immunologic disorder which lymphocytes become sensitized to thyroidal antigens and autoantibodies are performed. Thyroid antibodies in HT are: 1. Thyroglobulin antibody (Tg Ab) 2. Thyroid peroxidase antibody (TPO Ab)-AMA 3. TSH Receptor blocking antibody (TSH- R Ab block)

19 Clinical Manifestation Hashimoto’s Thyroiditis
Symptom & Signs HT usually presents with goiter , euthyroid or mild hypothyroidism. Sex distribution : F/M 4:1 Painless & patients may be anware of the goiter Hipertiroid transient ditemukan pada A. Penyakit Graves B. Nodul tiroid C. Karsinoma folikulare D. Tiroiditis Riedel E. Penyakit Hashimoto

20

21

22

23 Laboratory findings T4 N/ low, TSH will be elevated. RAIU may be high, normal or low Tg Ab & TPO Ab positif Fine needle aspiration biopsy  large infiltration lymphocytes  Hurtle cells

24 Diagnostic procedures
Test of thyroid autoimmunity: TPOAb  95% + in Hashimoto thyroiditis & 90% Atrophic thyroiditis TgAb  less frequently + Diagnostic specificity of thyroid antibody tests is not absolute. Test for thyroid function TSH, fT4 RAIU: normal, low or high. USG:diffusely reduced echogenecity. FNAB not necessary,excep. rapidly enlarging goiter Tata cara diagnostik Untuk menegakkan diagnosis TOK kadang-kadang sulit oleh karena gambaran klinis yang mencurigakan adanya TOK biasanya tidak ada sehingga diagnosis hanya ditegakaan berdasar pemeriksaan laboraratorium atau pemeriksaan khusus lainnya. Tes tiroid otoimun seperti TPOAb ditemukan lebih 95% pada tiroiditis Hashimoto dan 90 % pada tiroiditis atrofi. Sebaliknya tes TgAb positif tidak sering dijumpai. Dengan demikian tes tiroid antibodi pada TOK bukan alat diagnostik yang spesifik dan tidak bersifat absolut untuk menegakkan diagnosis TOK. Pemeriksaan tes faal kelenjar tiroid FT4 dan TSh hasilnya dapat bervariasi muali dari hipertiroid, normal atau hipotiroid tergantung waktu pemeriksaan. Kenaikan serum TSH merupakan tes diagnostik yang paling baik untuk hipotiroidisme primer. Pemeriksaan sidik tiroid dengan radionuklide tidak terlalu penting untuk diagnosis TOK. Nilai RAIU dapat normal, rendah atau meningkat. Pemeriksaan USG tiroid menunjukkan adanya ekogenisitas yang rendah secara difus pada tiroiditis Hashimoto. Pemeriksaan FNAB umumnya tidak diperlukan kecuali ada dugaan keganasan dimana pembesaran kelenjar tiroid cepat dicurigai suatu keganasan.. Pemeriksaan sitologis dari hapusan tiroiditis Hashimoto ditemukan banyak sel limfositdan sel oksifil.

25 Diagnosis of Hashimoto’s thyroiditis
Diffuse goiter Anti microsomal (or TPO) antibody Anti-thyroglobulin antibody Positive Sign symptom of hypothyroidism Hashimoto’s thyroiditis Negative US Biopsy Positive *Simple goiter, adenomatous goiter etc Negative Other diseases*

26 Treatment Hashimotos thyroiditis

27 Treatment Goiter small & asymptomatic not require therapy
Levo-thyroxine is given over hypothyroidism to supress TSH & decreased serum thyroid antibody. Levo-thyroxine in euthyroid, still controversial Pengobatan Pengobatan TOK meliputi pemberian kortikosteroid yang terbukti dapat me regresi ukuran struma pada tiroiditis Hashimoto dan menurunkan titer antibodi tiroid, namun dapat meningkat kembali bila kortikosteroid dihentikan. Pemberian kortikosteroid tidak dianjurkan pada pasien yang benigne dan mungkin leih ekonomis dan aman dengan pemberian L-thyroxine. Pemberian L-T4 sebagai terapi substitusi pada TOK dengan hipotiroid berat sampai TSH serum normal. Dosis L-T4 yang direkomendasikan sebagai dosis pengganti 1,6 ug/kg berat badan. Dosis penuh pada wanita berkisar ug/hari dan pada laki-laki ug/hari. Pada pasien hipotiroidisme usia lanjut pemberian L-T4, dosis 20-30% lebih rendah. Pada pasien denganpenyakit jantung dosis awal 12,5-25 ug/hari dan dosis dapat ditingkatkan secara berthapa setiap 4-8 minggu. Indikasi pengobatan L-T4 sebagai terapi substitusi pada hipotiroidisme subklinis bertujuan tidak hanya memperbaiki kadarTSH akan tetapi juga bertujuan memperbaiki keluhan akibat hipotiroidisme seperti serum kolesterolvyang menurun, Indikasi pemberian L-thyroxine sebagai terapi pengganti bila kadar TSH lebih dari 10 mU/l atau pasien dengan TSH antara5-10 mU/l akan tetapi antibodi positif yang memounyai risiko untuk hipotiroidisme ringan sampai berat. Pemberian L-T4 harus jangka lama doleh karena cenderung relaps bila obat dihentikan. Pada pasien yang tidak mendapat terapi L-T4 perlu melakukan pemeriksaan TSH secara berkala misalnya 6 bilan sampai 1 tahun. Pada pasien tiroiditis Hashimoto dengan struma, pemberian L-thyroxin masih kontroversiel. Sebagian sarjana memilih pemberian l-thyroxin dengan 2 alasan yaitu terbukti ada pengecilan ukuran struma sekitar 30% pada beberapa trial walaupun pengecilan ini hanya ditemukan bagi mereka yang mempunyai kadar TSH meningkat sebelum terapi. Alasan kedua dengan pemberian L-thyroxin evulusi hipotiroidisme dapat dihambat sehingga pembesaran struma dapat ditekan. Tindakan bedah dapat dilakukan pada kasus-kasus struma yang sangat besar atau ada keluhan penekanan atau kecurigaan adanya keganasan. Yang penting adalah pasca bedah indikasi pemberian L-thyroxin adalah mutlak karena alasan hipotiroidisme.

28 Treatment Corticosteroids : regression pain, reduction in size of the goiter, thyroid antibody , not recommended in benign disease. Surgery indicated pain, cosmetic, or pressure symptoms after levothyroxine and corticosteroid therapy. Pengobatan Pengobatan TOK meliputi pemberian kortikosteroid yang terbukti dapat me regresi ukuran struma pada tiroiditis Hashimoto dan menurunkan titer antibodi tiroid, namun dapat meningkat kembali bila kortikosteroid dihentikan. Pemberian kortikosteroid tidak dianjurkan pada pasien yang benigne dan mungkin leih ekonomis dan aman dengan pemberian L-thyroxine. Pemberian L-T4 sebagai terapi substitusi pada TOK dengan hipotiroid berat sampai TSH serum normal. Dosis L-T4 yang direkomendasikan sebagai dosis pengganti 1,6 ug/kg berat badan. Dosis penuh pada wanita berkisar ug/hari dan pada laki-laki ug/hari. Pada pasien hipotiroidisme usia lanjut pemberian L-T4, dosis 20-30% lebih rendah. Pada pasien denganpenyakit jantung dosis awal 12,5-25 ug/hari dan dosis dapat ditingkatkan secara berthapa setiap 4-8 minggu. Indikasi pengobatan L-T4 sebagai terapi substitusi pada hipotiroidisme subklinis bertujuan tidak hanya memperbaiki kadarTSH akan tetapi juga bertujuan memperbaiki keluhan akibat hipotiroidisme seperti serum kolesterolvyang menurun, Indikasi pemberian L-thyroxine sebagai terapi pengganti bila kadar TSH lebih dari 10 mU/l atau pasien dengan TSH antara5-10 mU/l akan tetapi antibodi positif yang memounyai risiko untuk hipotiroidisme ringan sampai berat. Pemberian L-T4 harus jangka lama doleh karena cenderung relaps bila obat dihentikan. Pada pasien yang tidak mendapat terapi L-T4 perlu melakukan pemeriksaan TSH secara berkala misalnya 6 bilan sampai 1 tahun. Pada pasien tiroiditis Hashimoto dengan struma, pemberian L-thyroxin masih kontroversiel. Sebagian sarjana memilih pemberian l-thyroxin dengan 2 alasan yaitu terbukti ada pengecilan ukuran struma sekitar 30% pada beberapa trial walaupun pengecilan ini hanya ditemukan bagi mereka yang mempunyai kadar TSH meningkat sebelum terapi. Alasan kedua dengan pemberian L-thyroxin evulusi hipotiroidisme dapat dihambat sehingga pembesaran struma dapat ditekan. Tindakan bedah dapat dilakukan pada kasus-kasus struma yang sangat besar atau ada keluhan penekanan atau kecurigaan adanya keganasan. Yang penting adalah pasca bedah indikasi pemberian L-thyroxin adalah mutlak karena alasan hipotiroidisme.

29 Riedel’s thyroiditis Rare 1,06/100.000, middle age or elderly women
Etiology unknown (autoimmune process or primary fibrotic disorder) Characterized  fibrosis replaces normal thyroid parenchyma,1/3 cases multifocal fibrosclerosis Tiroiditis Riedel Tiroiditis Riedel disebut juga sebagai tiroiditis sklerosing atau tiroiditis fibrosa invasif , jarang ditemukan, dan penyebabnya tidak diketahui, karakteristik ditandai dengan adanya jaringan fibrosa pada kelenjar tiroid dan sekitarnya. Tiroiditis Riedel terutama ditemukan pada usia pertengahan dan usia lanjut pada wanita. Kadang-kadang disertai dengan penyakit fibrosis yang menyeluruh pada 1/3 pasien, seperti midiastinitis fibrosa, kolangitis sklerosing, fibrosis retroperitoneal dan pankreatitis. Gejala-gejala dapat berupa penekanan oleh proses fibrosis yang pada pemeriksaan fisis keras seperti batu, tidak nyeri. Gejala penekanan seperti disfagia,batuk, suara parau, stridor dapat terjadi akibat pertumbuhan massa dileher bagian depan. Dapat mengenai kedua lobus tiroid mulai ukuran kecil sampai besar. Pada pemeriksaan laboratorium kalsium serum dapat menurun dan dapat ditemukan antibodi tiroid pada 45% pasien. Pemeriksaan lekosit dan laju endap darah dapat meningkat sedikit. Pemeriksaan USG dan CT scan dapat mengevaluasi perluasan lesi. Pemeriksaan FNAB pada tiroiditis Riedel tidak bermanfaat karena sukar diinterpertasi. Pemeriksaan biopsi secara terbuka dapat membedakan antara tiroiditis Riedel dengan limfoma atau karsinoma tiroid. Pengobatan tiroiditis Riedel adalah dengan operasi bertujuan meperbaiki tekanan pada trakea sekaligus untuk diagnosis. Tiroidektomi subtotal adalah berbahaya dan reseksi isthmus merupakan prosedur operasi terpilih. Pemberian kortikosteroid tidak ada manfaatnya sedang tamoxipen dapat berefek pada tiroiditis Riedel. Mortalitas umumnya disebabkan oleh karena penekanan pada trakes (asfiksia) pada sekitar 6-10% pasien. Lesi fibrotik ekstratiroidal dapat merupakan salah satu komplikasi.

30 Riedel’s thyroiditis Thyroid fibrosis (stony hard,woody), painless, progressive anterior neck mass, Generalized fibrosing (1/3 patients), pressure symptoms  laryngeal nerve paralysis or hypoparathyroidism (rare) Usually euthyroidism, hypothyroidism (30%) Laboratorium : non spesific USG/CT-Scan inconclusive Difinitive diagnosis  open Biopsy Tiroiditis Riedel Tiroiditis Riedel disebut juga sebagai tiroiditis sklerosing atau tiroiditis fibrosa invasif , jarang ditemukan, dan penyebabnya tidak diketahui, karakteristik ditandai dengan adanya jaringan fibrosa pada kelenjar tiroid dan sekitarnya. Tiroiditis Riedel terutama ditemukan pada usia pertengahan dan usia lanjut pada wanita. Kadang-kadang disertai dengan penyakit fibrosis yang menyeluruh pada 1/3 pasien, seperti midiastinitis fibrosa, kolangitis sklerosing, fibrosis retroperitoneal dan pankreatitis. Gejala-gejala dapat berupa penekanan oleh proses fibrosis yang pada pemeriksaan fisis keras seperti batu, tidak nyeri. Gejala penekanan seperti disfagia,batuk, suara parau, stridor dapat terjadi akibat pertumbuhan massa dileher bagian depan. Dapat mengenai kedua lobus tiroid mulai ukuran kecil sampai besar. Pada pemeriksaan laboratorium kalsium serum dapat menurun dan dapat ditemukan antibodi tiroid pada 45% pasien. Pemeriksaan lekosit dan laju endap darah dapat meningkat sedikit. Pemeriksaan USG dan CT scan dapat mengevaluasi perluasan lesi. Pemeriksaan FNAB pada tiroiditis Riedel tidak bermanfaat karena sukar diinterpertasi. Pemeriksaan biopsi secara terbuka dapat membedakan antara tiroiditis Riedel dengan limfoma atau karsinoma tiroid. Pengobatan tiroiditis Riedel adalah dengan operasi bertujuan meperbaiki tekanan pada trakea sekaligus untuk diagnosis. Tiroidektomi subtotal adalah berbahaya dan reseksi isthmus merupakan prosedur operasi terpilih. Pemberian kortikosteroid tidak ada manfaatnya sedang tamoxipen dapat berefek pada tiroiditis Riedel. Mortalitas umumnya disebabkan oleh karena penekanan pada trakes (asfiksia) pada sekitar 6-10% pasien. Lesi fibrotik ekstratiroidal dapat merupakan salah satu komplikasi.

31 Riedel’s thyroiditis Treatment:
Corticosteroids  medical treatment of choice Tamoxipen, methotrexate  inhibitor fibroblast proliferation ( early stages) Levothyroxine  hypothyroidism Surgical care  diagnosis, relieving tracheal compression Mortality  asphyxia (6-10%), extrathyroidal fibrotic lesions may complicate the prognosis

32 Subacute thyroiditis Cause unknown ( viral infection (?) preceded URT infection, coincidence viral disease (mumps, measles, Echo virus, adeno virus, epst. Barr virus, influenza) Women : Men (3-5:1) Onset: yr Summer

33 Subacute thyroiditis Palpation thyroid: enlarged, asymetrical, nodul, firm, tender & painful. Thyrotoxicosis during inflamatory phase  euthyroidism hypothyroidism euthyroidism (4th phases) Laboratorium: ESR increase, leukocyt N/ increase, fT4,,TSH, RAIU Recovery 4-6 months, spontaneous remitting Tiroiditis subakut menyebabkan tirotoksiskosis SEBAB Tiroiditis subakut disebabkan oleh proses autoimun

34 Changes in serum T4 & Radiactive iodine uptake in patients with subacute Thyroiditis
24-hour 131 I uptake % T4 ug/dL T4 40 20 15 30 10 20 5 10 131 I Phase : Hyper Eu Hypo Eu Weeks: 1 4 11 - Woolf PD, Daly R :Am J Med 197;60:73

35 Laboratory findings during different phases of subacute thyroiditis
Thyrotoxicosis Hypothyroid Recovery T4 &/T3 Level High Low Normal TSH level Low Normal,or high High to normal RAIU value <5% Normal to high High to normal

36 Treatment Subacute thyroiditis
Symptomatic: Acetaminophen 4X 0,5g, NSAID or glucocorticoid (prednison 3 X 20 mg (7-10 days) Betablockers  symptoms of thyrotoxicosis L-thyroxine mg /daily  hypothyroid phase. Long-term L-thyroxine  permanent hypothyroidism (10%) Antibioticsno value Thyroidectomy  rarely

37 Clinical Differentiating of the Subtype Thyroiditis
NECK PAIN N0 YES PRESENTING SYMPTOMS RAIU INCREASED DECREASED HYPERTHYROIDISM HYPOTHYROIDISM CHRONIC LYMPHOCYTIC THYROIDITIS MICROBIAL INFLAMMATORY THYROIDITIS RAIU SUBACUTE GRANULOMATOUS THYROIDITIS SUBACUT LYMPHOCYTIC THYROIDITIS GRAVES DISEASE Statosky J et al. Am Acad of Family physicians 2000;61:1054

38 Acute suppurative thyroiditis
Rare, serious, bacterial inflamatory disease, children, yr, sex ratio 1:1 Etiologi: Infectious: Staph. aureus, strep.pyogenes, strep. pneumonia, esch.coli, pseudomonas aeruginosa Infection by hematogenous, direct trauma

39 Symptoms & signs Neck pain, warm, tenderness, the neck unable to extend Dysphagia, dysphonia, referred to ear, mandibula, lymphadenopathy Systemic manifestation: fever, chills, tachycardia, malaise Palpation: unilateral, erythematous

40 Acute suppurative thyroiditis
Thyroid function : Euthyroidism Laboratorium :TPO antibodies absent, ESR high, PMN leukocytosis 24-hour 123I uptake normal FNA Biopsy: purulent material Treatment: antibiotics or surgical drainage

41 Chronic-pyogenic thyroiditis
Etiology : Salmonella typhosa, syphilis, tuberculosis,echinococcus, actinomyces Symptoms: Suppurative, non suppurative Treatment: antibiotic, drainage

42 Thyroid nodules & Thyroid cancer

43 Thyroid nodules - prevalence
Thyroid nodules common, increase with age 30-60% of thyroids have nodules at autopsy Palpation: 5-20% ( > 1 cm ) USG : % ( >2 mm )

44 Diagnostic approach Fine Needle Aspiration (FNA)
10-20% risk of suspicious cytology, therefore  thyroid surgery 95% of histology will be benign, and surgery “unnecessary” Isotop Scann(CT) rarely used for evaluation  80% of nodules are “cold” small cold nodules may be missed COLD nodules may be malignant Ultrasonography (USG)

45 Diagnostic approach - ultrasound
Identifies solid vs cystic nodules Identifies MNG May aid FNA Does not exclude malignancy

46 Diagnostic approach - other tests
Calcitonin very high results diagnostic for MTC risk of borderline false positives not for routine use Thyroglobulin not helpful for exclusion of carcinoma: overlap with benign disease best for follow-up after thyroidectomy

47 Thyroid nodules & Thyroid cancer
In 95% of cases , thyroid cancer presents as a nodule or lump in the thyroid nodul thyroid. Thyroid nodule extremely common, particularly women.Prevelance in USA 4% in adult population. F:M ratio 4:1. Thyroid cancer rare. Incidence 0.004% per year

48 Diffrentiation benign & Malignant lesions
History : Family history of goiter suggests benign disease, endemic goiter Physical characteristics: Benign: older age, woman, soft nodule, multi nodular goiter. Malignant: Children, young, male, solitary, firm nodule, vocal cord paralysis, firm lymph nodes, distant metastasis Kecurigaan akan adanya keganasan pada tiroid adalah sebagai berikut KECUALI : A. Calsitonin tinggi, B.cold nodule C. Vocal cord paralysis D. Nodul soliter E. Tidak ada kecuali

49 Malignant thyroid Carcinoma
Papillary Carcinoma % Folliculare Carcinoma % Medullary Carcinoma % Anaplastic Carcinoma % Lymphoma % Karsinoma tiroid yang paling banyak ditemukan dalam klinik adalah; A.karsinoma paipiler B. karsinoma folikulare C karsinoma medulare D karsinoma anaplastik E. limfoma maligna

50 Management of the solitary nodule

51 Treatment Thyroidectomi Jodium 131Radioactive Thyroxine supression
Pengobatan karsinoma tiroid folikulare dapat sebagai berikut : 1. tiroidektomi 2. J 131 radioaktif 3. terapi tiroksin 4. Neomerkazole

52 FNA POSITIF MALIGNANCY
Differenteated Undifferenteated Over 2cm, or multicentric, or invasive Under 2cm, no invasion Local removal to prevent obstruction (palliative therapy) Lobectomy and isthmusectomy Near total thyroidectomy and modified neck dissection X-ray therapy or chemotherapy (or both) plus levothyroxine replacement therapy Levothyroxine for life Liothyronine, mcg/d for 3 mos, discontinue 2 week. Low iodine diet Pemeriksaan biopsi aspirasi dengan jarum halus harus dilakukan pada nodul tiroid SEBAB BAJH disamping meamstikan ganas tidaknya nodul tiroid dapat pula dipakai untuk mengaspirasi cairan pada kista tiroid. Pemberian thyroxin pasca bedah pada karsinoma tiroid berdiferensiasi adalah: 1. supresi 2. replacement 3. persiapan scanning tiroid 4. mencegah obstruksi Pilihan terapi pada karsinoma tiroid yang tidak berdiferensiasi adalah A. strumektomi total B. lobektomi C. terapi paliatif D. Scanning tiroid E. Bukan salah satu diatas Scan with 2-5 mCi 131 I Repeat after 12 months Negatitive scan Positive scan Levothyroxine for life mCi131 I (therapeutic dose) No recurence Recurrence + - Scan X Ray therapy or chemo therapy (or both) cure

53 Treatment of thyroid cancer
Papillary cancer < 1.5 cms Lobectomy & isthmusectomy > 1.5 cms Total thyroidectomy Follicular cancer Total thyroidectomy Hurthle Total thyroidectomy Medullary Total thyroidectomy & central neck dissection

54

55

56

57

58

59

60 Thankyou for attention


Download ppt "HYPOTHYROIDISM."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google