Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

ALIRAN, LANDASAN PENDIDIKAN, DAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "ALIRAN, LANDASAN PENDIDIKAN, DAN PEMBANGUNAN NASIONAL"— Transcript presentasi:

1 ALIRAN, LANDASAN PENDIDIKAN, DAN PEMBANGUNAN NASIONAL
PERTEMUAN 3 Dr. RATNAWATI SUSANTO, M.M.,M.Pd. PGSD - FKIP

2 KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
Mahasiswa memiliki kemampuan mengorganisasikan pemahaman teori secara kontekstual mengenai Aliran Pendidikan, Landasan Pendidikan, dan Pembangunan Nasional. .

3 I. ALIRAN PENDIDIKAN ALIRAN PENDIDIKAN
ALIRAN EMPIRISME (OPTIMISME) : (JOHN LOCKE) Mengutamakan perkembangan manusia dari segi empiris yang secara eksternal dapat diamati dan mengabaikan pembawaan sebagai sisi internal manusia. Pengalaman adalah sumber pengetahuan dan pembawaan yang berupa bakat tidak diakui. Keberhasilan seseorang hanya dari pengalaman / pendidikan yang diperolehnya.

4 ALIRAN NATIVISME (PESIMISTIS) :
(ARTHUR SCHOUPENHAUER) Perkembangan seseorang merupakan produk dari pembawaan berupa bakat. Bakat merupakan pembawaan seseorang dalam menentukan nasibnya. Orang yang berbakat tidak baik akan tetap tidak baik sehingga tidak perlu dididik menjadi baik.

5 3. ALIRAN NATURALISME : (J.J. ROUSSEAU)
Semua anak yang dilahirkan pada dasarnya dalam keadaan baik. Anak menjadi rusak atau tidak baik karena campur tangan manusia (masyarakat). Pendidikan hanya memiliki kewajiban untuk memberikan kesempatan kepada anak untuk tumbuh dengan sendirinya. Pendidikan diserahkan kepada alam dalam mendidik anak sehingga pembawaan yang baik tidak dirusak oleh pendidik.

6 4. ALIRAN KONVERGENSI : (WILLIAM STERN)
Bakat, pembawaan, dan lingkungan atau pengalaman yang menentukan pembentukan pribadi seseorang. Pendidikan merupakan penolong anak dalam mengembangkan potensinya. Yang membatasi pendidikan anak adalah pembawaan dan lingkungannya.

7 GERAKAN BARU DALAM PENDIDIKAN
Merupakan upaya peningkatan mutu pendidikan hanya dalam satu atau beberapa komponen saja, dapat mencakup : PENGAJARAN ALAM SEKITAR Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan alam sekitarnya (Fr. A. Finger; 1808 – 1888) : Memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya agar anak aktif dan tidak sekedar duduk diam dan mencatat. Pengajaran alam memberi bahan Appersepsi Intelektual secara kokoh dan tidak Verbalistis. Memberikan Apersepsi Emosional karena alam sekitar mempunyai ikatan emosional dengan anak.

8 d. Pengajaran pusat perhatian melalui pusat-pusat minat (sekolah untuk hidup dan oleh hidup) :
Dimana anak dididik untuk dapat hidup dalam masyarakat, anak harus di arahkan kepada pembentukan individu dan anggota masyarakat. Anak mempunyai pengetahuan tentang dunianya (Lingkungannya, tempat hidup di hari depannya). Dunia terdiri dari alam dan kebudayaan. Dunia harus hidup dan mengembangkan kemampuannya untuk mencapai cita-cita.

9 SEKOLAH KERJA (G. KERCHENSTEINER; 1854 – 1932)
Sebagai Titik Kulminasi Pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan. Sekolah Kerja bertolak dari pandangan bahwa pendidikan tidak hanya untuk Kepentingan Individu, tetapi demi Kepentingan Masyarakat. Pendidikan berkewajiban menyiapkan warga negara yang baik, yang memenuhi : Kriteria tiap orang adalah pekerja dalam salah satu lapangan kerjanya. Tiap orang menyumbangkan tenaganya untuk keperluan negara. Dalam menunaikan kedua tugas tersebut diusahakan kesempurnaannya agar dapat mempertinggi kesusilaan dan keselamatan negara.

10 PENGAJARAN PROYEK (JOHN DEWEY; 1859 – 1952)
Sekolah haruslah sebagai Mikrokosmos dari Masyarakat. Pendidikan adalah suatu proses kehidupan itu sendiri dan bukanlah penyiapan untuk kehidupan masa depan. Dalam pendidikan proyek : Anak bebas menentukan pilihan sendiri (pekerjaannya), merancang serta memimpinnya. Proyek ditentukan oleh anak, mendorong mencari jalan pemecahan bila menemui kesukaran sehingga mata pelajaran tidak terpisah satu sama lain. Pengajaran berkisar di seputar pusat-pusat minat.

11 Dalam pengajaran proyek :
Mata Pelajaran Carlistung dan Bahasa Terintegrasi pada saat anak melaksanakan proyeknya. Anak tidak dipisahkan dari bahasa ibunya. Bahasa ibu merupakan alat pernyataan pengalaman dan perasaan anak-anak. Pekerjaan dilaksanakan secara berkelompok, bekerjasama, sikap sportif, bebas menyatakan pendapat dan disiplin. Pengajaran Proyek menumbuhkan kemampuan pemecahan masalah secara multi disiplin.

12 II. LANDASAN PENDIDIKAN
Landasan Pendidikan memberi pijakan dan arah terhadap pembentukan Manusia Indonesia dan mendorong perkembangan masyarakat, bangsa, dan negara. Landasan Pendidikan : Landasan Filosofis; Landasan Sosiologis; Landasan Kultural; Landasan Psikologis; dan Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

13 LANDASAN PENDIDIKAN LANDASAN FILOSOFIS LANDASAN IPTEK LANDASAN
SOSIOLOGIS LANDASAN PENDIDIKAN LANDASAN PSIKOLOGIS LANDASAN KULTURAL

14 LANDASAN FILOSOFIS Landasan yang mengaitkan Makna atau Hakekat Pendidikan. Menelaah masalah pokok : Apakah pendidikan itu ? Mengapa pendidikan itu diperlukan ? Apa yang seharusnya menjadi tujuannya ? 3. Tinjauan filosofisnya adalah berpikir bebas serta menerobos sampai sejauh-jauhnya (ke akar-akarnya).

15 B. LANDASAN SOSIOLOGIS Mempelajari berbagai tindakan sosial dalam realitas sosial. Kegiatan pendidikan merupakan suatu proses interaksi antara dua individu yang saling memperkembangkan diri. Kegiatan pendidikan yang sistematis terjadi dalam lembaga pendidikan sengaja dibentuk oleh masyarakat.

16 LANDASAN KULTURAL Kebudayaan dan pendidikan memiliki hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat dilestarikan dan dikembangkan dengan cara mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik secara formal dan informal. Melalui kebudayaan, dengan cipta dan karya manusia berupa norma-norma, nilai-nilai, kepercayaan, tingkah laku, dan teknologi yang dipelajari dan dimiliki oleh semua anggota masyarakat tertentu.

17 LANDASAN PSIKOLOGIS Melibatkan Aspek Kejiwaan Manusia. Pemahaman terhadap proses perkembangan dan proses belajar. Mencakup : Strategi Disposisional (Kretschmer dan Sheldon) Memberi penekanan pada peranan Faktor Hereditas dan Perkembangan Manusia. Strategi Behavioral. Menekankan peranan faktor belajar dalam perkembangannya. Strategi Phenomenologis / Humanistik. Menekankan peranan faktor belajar dalam perkembangannya tentang bagaimana proses belajar terjadi.

18 Pemahaman peserta didik yang berkaitan dengan aspek kejiwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Bidang kajian mencakup : Aspek-aspek Pribadi. Urutan dan ciri-ciri pertumbuhan setiap aspek. Konsep tentang cara-cara paling tepat untuk mengembangkannya. 6. Diperlukannya informasi tentang kehidupan pribadi, bakat, kemampuan, minat, kekuatan, tempo, dan irama perkembangan yang berbeda satu dengan lainnya.

19 LANDASAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI (IPTEK / ILMIAH)
Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mempunyai kaitan yang sangat erat. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi merupakan bagian utama dalam pengajaran.

20 III. PEMBANGUNAN NASIONAL A. LEMBAGA PENDIDIKAN NASIONALIS TAMAN SISWA
Didirikan di Yogyakarta, pada tanggal 03 Juli 1922 oleh Ki Hajar Dewantara (Suwardi Suryaningrat). Latar Belakang Melihat bahwa sekolah-sekolah yang didirikan Hindia Belanda sesungguhnya tidaklah diperuntukan bagi kepentingan dan kemajuan Rakyat Indonesia, melainkan untuk kepentingan politik Kolonial Hindia Belanda.

21 Asas Taman Siswa Setiap orang berhak mengatur dirinya sendiri dengan mengingat tertibnya persatuan dalam perikehidupan umum. Pendidikan yang diberikan kepada anak hendaknya menjadikan manusia yang merdeka bathinnya, pikirannya, tenaganya, dan bermanfaat untuk kepentingan bersama. Pendidikan hendaklah didasarkan atas keadaan dan Budaya Indonesia. Pendidikan harus diberikan kepada seluruh Rakyat Indonesia tanpa kecuali.

22 Untuk dapat mencapai asas kemerdekaan, maka harus bertumpu atas kemampuan sendiri.
Pendidik hendaklah mendidik dengan sepenuh hati dan ikhlas. Dalam perkembangannya, Asas Taman Siswa diubah menjadi “PANCA DHARMA”.

23 PANCA DHARMA TAMAN SISWA
Kebudayaan Kemerdekaan Kodrat Alam Kemanusiaan Kebangsaan

24 IMPLIKASI PENDIDIKAN Tidak memperlakukan peserta didik yang satu dengan lainnya secara sama sekalipun memiliki kesamaan. ASAS PENDIDIKAN Asas Tut Wuri Handayani. Asas Belajar Sepanjang Hayat. Asas Kemandirian dalam Belajar.

25 D. PENGERTIAN ASAS PENDIDIKAN
Suatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Pandangan tentang Hakekat Manusia merupakan kemampuan berpikir utama yang sangat penting dalam pendidikan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah bahwa manusia dapat dididik dan mendidik diri sendiri. Manusia dilahirkan tanpa daya dan sangat tergantung pada orang lain, namun memiliki potensi yang hampir tanpa batas untuk dikembangkan.

26 E. ASAS TUT WURI HANAYANI
ING NGARSO SUNG TULODO : Di Depan Memberi Contoh. ING MADYO MANGUN KARSO : Di Tengah Membangkitkan Kehendak (Hasrat Untuk Memotivasi). TUT WURI HANDAYANI : Di Belakang Mengikuti Dengan Awas.

27 F. ASAS BELAJAR SEPANJANG HAYAT
ASAS PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP (UNESCO) Meliputi seluruh hidup setiap individu. Mengarah kepada Pembentukan, Pembaharuan, Peningkatan, Penyempurnaan Secara Sistematis, Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap Yang Dapat Meningkatkan Kondisi Hidupnya. Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri (Self Fullfillment) setiap individu. Meningkatkan kemampuan dan motivasi untuk belajar mandiri. Mengakui kontribusi dan semua pengaruh pendidikan yang mungkin terjadi termasuk yang formal, non formal, dan informal.

28 ASAS KEMANDIRIAN DALAM BELAJAR
Pengembangan kemandirian dalam belajar adalah dengan menghindari campur tangan guru, namun selalu siap dalam membantu. Perwujudan Asas Kemandirian Dalam Belajar akan menempatkan guru dalam peran utama sebagai Fasilitator, Motivator, Informator, dan Organisator.

29 SELESAI


Download ppt "ALIRAN, LANDASAN PENDIDIKAN, DAN PEMBANGUNAN NASIONAL"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google