Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Sistem pakar.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Sistem pakar."— Transcript presentasi:

1 Sistem pakar

2 Sistem pakar mengharapkan komputer dapat melakukan kegiatan sebagaimana yang telah dilakukan oleh seorang pakar / ahli. Diperlukan suatu program yang melakukan simulasi penalaran-penalaran seorang ahli yang berbekal pada pengetahuan-pengetahuan yang telah tersimpan di dalam basis data.

3 Contoh aplikasi sistem pakar :
Sebelum kita merencanakan suatu sistem pakar, kita harus membuat suatu aturan-aturan dasar (rule base) yang berlaku / akan digunakan pada program. Untuk sistem pakar yang sederhana, kita dapat menggunakan aturan-aturan logika yang ada pada bahasa pemrograman. Contoh aplikasi sistem pakar : medical diagnostic electronics circuit diagnostic mineral exploration CAI (Computer Aided Instruction)

4 Production System Sistem yang menggunakan aturan-aturan untuk merepresentasikan pengetahuan dinamakan productions system. Production system, ada 3 bagian : Rule base / knowledge base, berisi pola sisi kiri yang menentukan pemakaian aturan tertentu, dan sisi kanan yang menggambarkan tindakan yang harus dilakukan jika aturan tertentu tersebut digunakan. Data base / global database / working memory, berisi informasi tentang pengetahuan khusus atau perluasannya. Rule interpreter / inference system / inference engine, berisi metodologi yg digunakan utk melakukan penalaran thd informasi-informasi dlm rule base.

5 Principles Of Rule Based Expert System
Production rule: if_then_ rule. if A then B A: condition part, Left Hand Side (LHS) B: action part, Right Hand Side (RHS) Istilah fire digunakan jika condition part dipenuhi yang berarti action part dilaksanakan / terjadi. Di dalam logika, istilah fire adalah kalimat bernilai benar (true).

6 Identifying Drinks Ada 5 jenis minuman : beer, wine, grape juice, mineral water, dan lemonade. Rule base : R1 : if for children then non alcoholic R2 : if for drivers then non alcoholic R3 : if non alcoholic then thirst quenching R4 : if ideal when hot then thirst quenching R5 : if thirst quenching and for adults only then beer R6 : if made from grapes and for adults only then wine R7 : if made from grapes and taste of fruit and non alcoholic then grape juice R8 : if thirst quenching and not taste of fruit and bubbling then mineral water R9 : if thirst quenching and taste of fruit and bubbling then lemonade

7 Untuk menyingkat penyajian dapat digunakan notasi, misalnya:
For children : A Non alcoholic : B For drivers : C Thirst quenching : D Ideal when hot : E For adults only : G Beer : H Made from grapes : I Wine : J Taste of fruit : K Grape juice : L Bubbling : M Mineral water : N Lemonade : O

8 Sehingga rule base nya menjadi:
R1 : A  B R2 : C  B R3 : B  D R4 : E  D R5 : D & G  H R6 : I & G  J R7 : I & K & B  L R8 : D & not K & M  N R9 : D & K & M  O

9

10 Untuk mengetahui cara kerja sistem produksi, kita gunakan tahap-tahap sebagai berikut:
Cari semua aturan yang bagian kondisinya (LHS) nya benar. Aktifkan aturan-aturan tadi yang akan mengakibatkan bagian aksi (RHS) menghasilkan simbol yang sudah disimpan di database. Pilih aturan yang membuat fire, jika lebih dari satu, maka pilih yang mempunyai rule rendah. Jika tidak ada keluar dari situ. Buat semua aturan non aktif dan kembali ke syarat satu untuk melakukan sikel ke-2.

11 Misalnya : database (A,M,K)
Mulai, sikel I. Pada tahap I Aturan 1 (R1) digunakan, R1 fire, B terjadi. Database menjadi (B,A,M,K) R1 non aktif. Sikel II: Aturan 3 (R3) digunakan, R3 fire, D terjadi. R3 non aktif. Sikel III: Aturan 9 (R9) digunakan, R9 fire, O terjadi. Database menjadi (O,D,B,A,M,K) R9 non aktif. Jadi menghasilkan O = lemonade.

12 Controlling Strategy / Conflict Resolution Strategy
Jika terdapat lebih dari satu aturan (rule) yang cocok dengan fakta, maka diperlukan pemilihan aturan mana yang didahulukan / diterapkan. Untuk maksud ini digunakan beberapa patokan: Pada waktu membuat aturan (rule base), supaya disusun menurut aturan prioritas. Untuk menentukan prioritas tidak ada patokan yang baku, tergantung dari pakar pembuat aturan. Ini disebut dengan rule order. Simbol/lambang/elemen yang disimpan di basis datanya terurut. Urutan simbol/lambang/elemen disesuaikan dengan urutan/prioritas dari rule basenya. Sehingga pada saat dilakukan pemindaian (scanning), simbol/lambang/elemen yang menyebabkan aturan dengan prioritas tertinggi yang dipilih (fire). Ini disebut data order. Jika lebih dari satu yang memenuhi, maka aturan yang lebih spesifik yang diambil. Ini dinamakan generating order (specify). Dipilih aturan yang mengakibatkan penambahan pada basis datanya

13 Misalkan pakar membuat rule order sebagai berikut:
R1 : A  B R2 : B  C R3 : E  D R4 : E & C  K Maka urutan prioritasnya dari yang tertinggi sampai terendah adalah R1, R2, R3, dan R4. Dengan demikian, untuk database (B,E,C) langkah yang dilakukan R1 tidak dipilih, karena LHS salah (tidak ada dalam database) R2 tidak dipilih, karena tidak mengakibatkan penambahan database. R3 dipilih (fire), karena terjadi penambahan database. R4 tidak dipilih, karena prioritasnya lebih rendah dari R3. Sehingga menghasilkan (D,B,E,C).

14 The end and 10_Q


Download ppt "Sistem pakar."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google