Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

H. ASLI, S.Kep, M.Kes DINAS KESEHATAN KABUPATEN REJANG LEBONG.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "H. ASLI, S.Kep, M.Kes DINAS KESEHATAN KABUPATEN REJANG LEBONG."— Transcript presentasi:

1 H. ASLI, S.Kep, M.Kes DINAS KESEHATAN KABUPATEN REJANG LEBONG

2 Demam Berdarah Demam berdarah adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue : DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4  DD, DBD, SSD Masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Terdapat empat jenis virus dengue berbeda, namun berelasi dekat, yang dapat menyebabkan demam berdarah.

3 A. AEGYPTI VS A. ALBOPICTUS CHIKU- NGUNYA DENGUE AEDES AEGYPTI LUAR RUMAH DALAM RUMAH AEDES AEGYPTI NYERI SENDI PERDARAHAN KEBOCORAN PLASMA DEMAM BERDARAH DENGUE AEDES ALBOPICTUS CHIKU- NGUNYA DENGUE CHIKU- NGUNYA NYERI SENDI PERDA- RAHAN AEDES ALBOPICTUS LUAR RUMAH DALAM RUMAH

4 FAKTA EPIDEMI DBD Kasus DBD di dunia rata-rata setiap tahunnya dilaporkan ada 925.896 kasus, sedangkan di Indonesia telah mencapai lebih dari 160.ooo kasus (15-20% kasus dunia) Diantara negara WHO-SEARO 3 tahun berturut-turut (2006, 2007, 2008) Indonesia melaporkan kasus tertinggi. Apakah Indonesia tertinggi di dunia? Sejak tahun 2004 kasus DBD terus meningkat dan meluas sampai lebih dari 350 kab/kota Kematian DBD tahun 2010 mencapai 1187 orang berarti sekitar 100 orang/bulan sama dengan pesawat jatuh setiap bulan yang seluruh penumpangnya tewas. Hasil RISKESDAS 2007: Penyebab kematian no:5 pada BALITA setelah Diare, Pnemonia, NEC, Meningitis dan DBD=6,8% Kesakitan BALITA; <1 tahun : D=0,12%, DG=0,25% 1-4 tahun: D=0,25%, DG=0,53%

5 Global increase in cases and in number of countries affected 100000070 900000 925,896 60 800000 50 700000 600000 40 479,848 500000 30 400000 295,554 300000 20 200000 122,174 10 Source: WHO 100000 DengueNet 15,497 908 2005 provisional 00 data 1955-19591960-19691970-19791980-19891990-19992000-2005

6 DHF Cases and Case Fatality Rate in SEA Region, 2006-2008 Case 2006 Case 2007 Case 2008 1400009 CfR% 2006 8 120000CfR% 2007 CfR% 2008 7 100000 6 80000 5 4 60000 3 40000 2 20000 1 00 Country

7 KEBIJAKAN  Pengendalian DBD didasari pada Partisipasi dan Pemberdayaan Masyarakat dalam Pencegahan dan Penanggulangan DBD yang sesuai dengan Kondisi Masing-masing Daerah  Pengendalian DBD dilaksanakan melalui Pengembangan Kemitraan dan Jejaring Kerja secara Multidisiplin dan Lintas Sektor  Pengendalian DBD dikelola secara Profesional, Berkualitas, dan Terjangkau oleh Masyarakat serta didukung oleh Sumber Daya yg memadai.

8 STRATEGI  Menggerakan dan Memberdayakan Masyarakat dalam Pencegahan dan Penanggulangan DBD  Meningkatkan Akses Masyarakat Terhadap Pelayanan (Penemuan Kasus/Diagnosis dan Tatalaksana Kasus DBD) yang Berkualitas  Meningkatkan Sistem Surveilans Epidemiologi (Kasus, Vektor, dan Virologi) DBD  Meningkatkan Sumber Daya dalam Pengendalian DBD

9 TUJUAN UMUM  Me  kan Partisipasi Masyarakat dalam Pencegahan dan Penanggulangan DBD  Me  kan Jumlah Kelompok Masyarakat yang Terpajan Faktor Risiko DBD  Terlaksananya Penanganan Penderita DBD Sesuai Standar  Me  nya Angka Kesakitan DBD  Me  nya Angka Kematian DBD

10 KEGIATAN POKOK PROGRAM PENGENDALIAN DBD YANG BERDASARKAN 4 KEGIATAN POKOK RPJMN 1. Penyuluhan 2. Kemitraan/Jejaring Kerja 3. Pemberdayaan/Peningkatan Peran Serta Masyarakat 4. Penemuan dan Tatalaksana Kasus 5. Pengendalian Vektor 6. Surveilans Epidemiologi) 7. SKD (Sistim Kewaspadaan Dini) dan Penaggulangan KLB (Kejadian Luar Biasa) 8. Penelitian dan Survei/Penelitian 9. Pemantauan dan Penilaian

11 INDIKATOR NASIONAL 2010  % Desa Endemis DBD Melaksanakan PSN DBD (Target 100%)  % Rumah/bangunan yang Bebas Jentik di Daerah Endemis (Target ≥95%)  % Kejadian DBD Ditangani Sesuai Standar (Target 100%)  Angka Kesakitan DBD (Target ≤ 35 per 100.000 penduduk)  Angka Kematian DBD (Target <1%)

12 KECENDERUNGAN INFEKSI PRIMER DAN INFEKSI SEKUNDER INFEKSI PRIMER INFEKSI SEKUNDER SYOK DBD DD SYOK DBD DD

13 KASUS VS NON-KASUS DALAM SURVEILANS DAN TATALAKSANA KLINIS SUSPEK DEMAM DENGUE DEMAM DENGUE DEMAM DENGUE BERDARAH SINDROM SYOK DENGUE KASUS SURVEILANS NON KASUS SURVEILANS BELUM INDIKASI RAWAT TIMBANG INDIKASI RAWAT WASPADA SSD RAWAT INTENSIF LAPORKAN DDNON KASUS LAPORKAN DBD

14 DOMINASI PENYEBAB SAKIT CHIKU- NGUNYA DENGUE AEDES AEGYPTY AEDES ALBOPICTUS CHIKU- NGUNYA DENGUE

15 TEMPAT HIDUP NYAMUK LUAR RUMAH DALAM RUMAH AEDES AEGYPTY AEDES ALBOPICTUS LUAR RUMAH DALAM RUMAH

16 DOMINASI GEJALA SAKIT NYERI SENDI PERDARAHAN KEBOCORAN PLASMA DEMAM BERDARAH DENGUE CHIKU- NGUNYA NYERI SENDI PERDA- RAHAN

17 APAKAH TERJADI KLB? Bandingkan kasus 1 bulan dengan 1 bulan tahun lalu Bandingkan kasus 1 bulan dengan 1 bulan lalu Bandingkan untuk setiap wilayah administratif (kecamatan, kelurahan, RW, RT) Bandingkan juga untuk periode mingguan Gambarkan sebagai spot-map (identifikasi apakah sporadis, endemis, cluster, KLB) Lakukan idem untuk kasus meninggal Ingat KLB penularan terjadi bukan hanya ditempat tinggal pasien tetapi bisa di tempat kerja dan TTU/K

18 DATA UNTUK ANALISIS Data terkumpul cepat dan jelas lokasinya Data terstandarisasi (kriteria, diagnosa, waktu) Proses diagnosa, pencatatan, pelaporan data terstandar (instrumen, pelaku), baik, dan cepat. Data input secara “data base” (off-line) Tersedia akses komunikasi internet Tersedia dan terpelihara sistem jaringan internet Sistem sebagai data base, pelaporan, analisa dasar, umpan balik, penyajian info up-date, transparan dan terjaga keamanannya

19 VARIABEL DATA BASE Wilayah domisili kasus (propinsi, kab/kota, kec) Jenis kelamin Umur Institusi pelapor Diagnosa Tanggal masuk perawatan Tanggal keluar perawatan (sembuh, meninggal) Gejala Laboratorium (Trombosit, lekosit, serologi)

20 KLB DBD Kriteria: Terjadinya peningkatan kasus DBD di suatu wilayah sebanyak dua kali/ lebih dalam kurun waktu satu minggu/bulan dibandingkan pada minggu/bulan sebelumnya. atau Terjadinya peningkatan kasus DBD di suatu wilayah sebanyak dua kali/ lebih dalam kurun waktu satu bulan dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya.

21 PROSEDUR RUJUKAN KE RS Undang-Undang No. 4 th 1984 tentang Wabah Penyakit Menular serta Peraturan Menteri Kesehatan No. 560 tahun 1989, maka bila dijumpai kasus DBD wajib dilaporkan dalam kurun waktu kurang dari 24 jam. Formulir rujukan pasien Demam Berdarah Dengue dari Puskesmas dan sarana pelayanan kesehatan lainnya menggunakan formulir Sø, atau surat tersendiri yang memuat data, nama, jenis kelamin, umur, nama kepala keluarga, alamat, tanggal mulai masuk dan keluar sarana pelayanan kesehatan ( Puskesmas Perawatan, Rumah Sakit) dan pengobatan yang telah diberikan, disampaikan kepada RS rujukan

22


Download ppt "H. ASLI, S.Kep, M.Kes DINAS KESEHATAN KABUPATEN REJANG LEBONG."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google